Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN ANALISIS JURNAL

PENGARUH RONDE KEPERAWATAN TERHADAP KINERJA PERAWAT

Diajukan guna memenuhi laporan praktik klinik: Manajemen Keperawatan


Dosen Pembimbing: Kusniawati, S.Kep, Ners, M.Kep

Disusun oleh:

Indah Sundari Siregar


P27906120017

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN


JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan karunia
dan rahmat-nya kepada penyusun, hingga penyusun dapat menyelesaikan laporan
analisis Pengaruh Ronde Keperawatan terhadap Kinerja Perawat. Penyusun
menyadari bahwa makalah ini tidak dapat diselesaikan tanpa dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penyusun berterima kasih kepada
semua pihak yang memberikan kontribusi dan dukungan dalam penyusunan
makalah ini. Pada kesempatan ini, penyusun menyampaikan terima kasih sebesar-
besarnya dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Ibu Kusniawati, S.Kep, Ners, M.Kep, selaku Koordinator Mata Kuliah
Manajemen Keperawatan dan selaku pembimbing
2. Rekan-rekan kelompok yang telah memberikan semangat dalam menyusun
laporan ini
Semoga Allah SWT yang maha pengasih dan maha penyayang, dapat
memberikan balasan yang setimpal atas amal baik yang diberikan. Penulis
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna.

Tangerang, 30 Mei 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan ..................................................................................................2
D. Manfaat ................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Hasil Analisis........................................................................................4
B. Pembahasan .........................................................................................10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan..........................................................................................11
B. Saran....................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kinerja dapat dipandang sebagai proses maupun hasil pekerjaan. Kinerja
merupakan suatu proses pekerjaan yang berlangsung untuk mencapai hasil kerja dan hasil
pekerjaan itu sendiri juga menunjukkan kinerja (Triwibowo, 2013). Perilaku kerja
perawat terlihat dari cara kerja yang penuh semangat, disiplin, bertanggung jawab,
melaksanakan tugas sesuai standar yang ditetapkan, memiliki motivasi dan kemampuan
kerja yang tinggi serta terarah pada pencapaian tujuan rumah sakit. Hasil kerja perawat
merupakan proses akhir dari suatu kegiatan yang dilakukan dalam mencapai sasaran.
Desain kerja dalam kinerja keperawatan sangat mempengaruhi kinerja perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan (Barker et al., 2011). Perawat sebagai salah satu
faktor yang mempengaruhi kualitas asuhan keperawatan dan merupakan faktor yang
paling menentukan untuk tercapainya pelayanan kesehatan yang optimal dengan asuhan
keperawatan yang bermutu. Untuk dapat melaksanakan asuhan keperawatan dengan baik
seorang perawat perlu memiliki kemampuan berhubungan dengan klien dan keluarga,
serta berkomunikasi dengan anggota tim kesehatan lain, mengkaji kondisi kesehatan klien
baik melalui wawancara, pemeriksaan fisik maupun menginterprestasikan hasil
pemeriksaan penunjang, menetapkan diagnosis keperawatan dan memberikan tindakan
yang dibutuhkan klien, mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan serta
menyesuaikan kembali perencanaan yang telah dibuat dan sebagainya (Copel, 2007).
Salah satu strategi yang untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
adalah dengan pelaksanaan program ronde keperawatan yang merupakan salah satu
implementasi dari Relationship Based Care. Ronde keperawatan memungkinkan perawat
untuk melakukan hubungan timbal balik dengan pasien secara teratur dan sistematis
untuk menunjukkan keberadaan perawat dalam membantu mengantisipasi kebutuhan dan
memberikan kenyamanan serta perlindungan bagi pasien (Woolley et. al., 2012). Ronde
Keperawatan adalah suatu tindakan yang dilaksanankan oleh perawat, di samping klien
dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada
kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dan atau konselor, kepala ruangan,

1
perawat assosciate, dan perlu juga melibatkan seluruh anggota tim [ CITATION Nur021 \l
1033 ].
Menurut penelitian Aristyawati, Gunahariati dan Lestari (2015) bahwa ronde
keperawatan dapat meningkatkan kinerja perawat dalam hal kognitif, afektif dan
psikomotor. Penelitian ini juga melaporkan bahwa dampak tidak dilaksanakan ronde
keperawatan dapat menurunkan produktivitas kerja serta menurunkan komunikasi
teraupetik perawat dengan tenaga kesehatan dan komunikasi perawat dengan pasien
sehingga motivasi perawat dalam bekerja akan menurun secara perlahan. Selanjutnya ada
perbedaan motivasi kerja perawat yang melaksanakan ronde keperawatan dan tidak
melaksanakan ronde keperawatan.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh pelatihan ronde keperawatan terhadap kinerja perawat di rumah
sakit?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk menganalisa pengaruh pelatihan ronde keperawatan terhadap kinerja perawat
di rumah sakit
2. Tujuan Khusus
a. Agar mengetahui pengaruh pelatihan ronde keperawatan
b. Agar mengetahui keefektifan kinerja perawat dengan melakukan pelatihan
ronde keperawatan
c. Agar mengetahui hasil analisa terhadap kedua jurnal

D. Manfaat
1. Profesi Keperawatan
Hasil Evidence Based Practice ini dapat menjadi masukan bagi profesi perawat dalam
memahami ronde keperawatan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih
baik terhadap pasien
2. Institusi RS

2
Hasil Evidence Based Practice ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk institusi
dalam memberikan dan mengembangkan ilmu manejemen tentang pelatihan ronde
keperawatan.
3. Bagi Masyarakat
Sebagai informasi kepada masyarakat khususnya pasien dan keluarga pasien tentang
ronde keperawatan yang nantinya akan dilakukan oleh pasien dan para perawat di
ruangan

3
BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Analisis
Pada jurnal pertama dengan penulis Juwita, dkk yang dilaksanakan pada tahun
2018 dengan judul penelitian “Pengaruh Pelatihan Ronde Keperawatan Terhadap Kinerja
Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Di Rs Royal Prima Medan. Desain penelitian ini
yaitu dengan menggunakan quasi eksperiment dengan pretest-posttest with control group
design. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 64 perawat yaitu 32 perawat pada
kelompok kontrol dan 32 perawat. Pengambilan sampel pada penelitian adalah purposive
sampling. Uji statistic menggunakan chi square.
Dalam penelitian jurnal pertama ini didapatkan hasil tingkat kinerja perawat
sebelum pelatihan pada kelompok kontrol mayoritas kinerja rendah sebanyak 15 orang
(46,87%), kinerja cukup sebanyak 12 orang (37,50%) dan minoritas kinerja tinggi
sebanyak 5 orang (15,63%) sedangkan pada kelompok intervensi mayoritas kinerja
rendah dan kinerja cukup sebanyak 13 orang (40,63%),dan minoritas kinerja tinggi
sebanyak 6 orang (18,74%). Tingkat kinerja perawat sesudah pelatihan pada kelompok
kontrol mayoritas kinerja cukup sebanyak 15 orang (46,87%), kinerja rendah sebanyak 13
orang (40,63%) dan minoritas kinerja tinggi sebanyak 4 orang (12,50%) sedangkan pada
kelompok intervensi mayoritas kinerja tinggi sebanyak 22 orang (68,75%), kinerja cukup
9 orang (28,12%)dan minoritas kinerja rendah sebanyak 1 orang (3,13%).
Hasil uji Paired T-Test bahwa kinerja perawat sebelum dan sesudah
pelatihan ronde keperawatan pada kelompok kontrol didapat perbedaan nilai mean -1,97
dan nilai signifikansi pvalue=0,09 (p > 0,05). maka H0 diterima yaitu tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara kinerja perawat sebelum dan sesudah pelatihan. ronde
keperawatan pada kelompok kontrol yang artinya tidak ada pengaruh pelatihan ronde
keperawatan terhadap kinerja perawat dalam pemberian asuhan keperawatan di Rumah
Sakit Royal Prima Medan sedangkan pada kelompok intervensi didapat perbedaan nilai
mean - 31,63 dan nilai signifikansi p value = 0,00 (p < 0,05) maka Ha diterima yaitu ada
perbedaan yang signifikan antara kinerja perawat sebelum dan sesudah pelatihan ronde
4
keperawatan pada kelompok intervensi yang artinya terdapat pengaruh ronde
keperawatan terhadap kinerja perawat dalam pemberian asuhan keperawatan di Rumah
Sakit Royal Prima Medan.
Pada jurnal kedua dengan penulis Zainuddin yang dilaksanakan pada tahun 2015
dengan judul penelitian “Pengaruh Ronde Keperawatan terhadap Kepuasan Kerja
Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Pada
penelitian ini bertujuan untuk mengetehui pengaruh ronde keperawatan terhadap
kepuasan kerja perawat. Desain penelitian ini menggunakan quasi eksperimental dengan
pretest posttest with control group design. Populasi penelitian ini yang menjadi target
adalah perawat diruang rawat inap RSUD Abdul Wahab Sjahranie dengan jumlah
perawat 60 orang menggunakan cara purposive sampling .
Pengumpulan data yaitu menggunakan alat yaitu lebar kuesioner. Sebelum
dilakukan pelatihan ronde keperawatan diberikan kuisioner kepuasan kerja perawat
pelaksana Pelaksanaan pelatihan ronde keperawatan dilakukan setelah pengisian
kuisioner tingkat kepuasan perawat pelaksana terkumpul semua Lalu dilakukan perlakuan
(intervensi) pelatihan ronde keperawatan selama tiga hari.
Hasil yang didapatkan pada penelitina jurnal kedua yaitu menunjukkan bahwa
tingkat kepuasan kerja kelompok intervensi lebih banyak yang puas dibandingkan dengan
kelompok kontrol. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna
antara tingkat kepuasan kerja perawat pelaksana antara kelompok kontrol dan kelompok
intervensi sesudah dilakukan pelatihan ronde keperawatan (p = 0,004; α = 0,05).

5
No Penulis Tujuan Penelitian Desain Subyek Ringkasan Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian Kajian
Penelitian
1. Juwita, dkk Untuk mengetahui Desain Jumlah Sebanyak 64 orang perawat Hasil analisa data
(2018) pengaruh pelatihan penelitian sampel dalam yang dijadikan subjek menggunakan uji

ronde keperawatan dengan penelitian ini penelitian. Pada kelompok Independent T-Test

terhadap kinerja menggunakan sebanyak 64 kontrol tidak diberi perlakuan bahwa kinerja perawat

perawat dalam quasi perawat yaitu (pelatihan), sedangkan setelah mendapatkan

asuhan keperawatan eksperiment 32 perawat kelompok intervensi akan pelatihan ronde

di rs royal prima dengan pada diberi perlakuan (pelatihan). keperawatan pada

medan pretest- kelompok Dilakukan survey dengan kelompok kontrol


posttest with kontrol dan mengisi kuesioner,kemudian didapat rata-rata nilai
control group 32 perawat peneliti memberikan perlakuan mean 94,91 sedangkan
design berupa pelatihan pada pada kelompok
kelompok intervensi selama intervensi rata- rata
satu hari. Dan hasilnya diuji nilai mean 122,47
dengan uji paierd T-Test dan sehingga didapat
Independent T-Test. perbedaan nilai mean
Tingkat kinerja perawat -27,56 dan nilai
sesudah pelatihan pada signifikansi p value =
kelompok kontrol mayoritas 0,00 (p< 0,05) maka

6
kinerja cukup sebanyak 15 Ha diterima yaitu ada
orang (46,87%), kinerja perbedaan yang
rendah sebanyak 13 orang signifikan antara
(40,63%) dan minoritas kinerja perawat
kinerja tinggi sebanyak 4 sesudah pelatihan
orang (12,50%) sedangkan ronde keperawatan
pada kelompok intervensi pada kelompok kontrol
mayoritas kinerja tinggi dengan kelompok
sebanyak 22 orang (68,75%), intervensi
kinerja cukup 9 orang
(28,12%)dan minoritas kinerja
rendah sebanyak 1 orang
(3,13%)

2. Zainuddin Untuk menguji Desain Sampel Peneliti menggunakan dua Hasil penelitian
(2014) pengaruh ronde penelitian penelitian kelompok yaitu kelompok menunjukkan ada
keperawatan terhadap dengan adalah 60 kontrol dan kelompok pengaruh yang bermakna
kepuasan kerja menggunakan orang intervensi. Pada kelompok ronde keperawatan
perawat pelaksana di quasi menggunakan kontrol tidak dilakukan terhadap tingkat
ruang Rawat Inap eksperimental cara intervensi, sedang pada kepuasan kerja perawat
RSUD Abdul Wahab dengan pretest purposive kelompok intervensi dilakukan pelaksana di ruang rawat
Sjahranie Samarinda posttest with sampling program pelatihan dan inap (p= 0,004, α= 0,05),
control group bimbingan ronde keperawatan. dengan subvariabel status

7
design Sebelumnya masing-masing profesional meningkat
kelompok diberikan pretest, secara bermakna setelah
setelah itu pada kelompok dilakukan ronde
intervensi diberikan pelatihan keperawatan (p= 0,03,
dan bimbingan ronde α= 0,05).
keperawatan. Kelompok
kontrol tidak diberikan
pelatihan dan bimbingan,
pelatihan dan bimbingan ronde
keperawatan akan diberikan
setelah selesai dilakukan
posttest. Setelah itu pada dua
kelompok diberikan posttest
untuk melihat tingkat
kepuasan kerja perawat
pelaksana
Tingkat kepuasan kerja
perawat pelaksana pada
kelompok kontrol dan
intervensi lebih banyak
mengalami ketidak puasan.
prosentase tingkat kepuasan

8
kerja pada kelompok
intervensi usia 36-56
menyatakan tidak puas
sebanyak 8 orang (26,7%),
perempuan yang menyatakan
tidak puas sebanyak 14 orang
(46,75), D3 Keperawatan yang
menyatakan tidak puas
sebanyak 15 orang (50,0%),
menikah yang menyatakan
tidak puas sebanyak 11 orang
(36,7%), Honorer yang
menyatakan tidak puas
sebanyak 9 orang (30,0%),
serta lebih 10 tahun
menyatakan tidak puas
sebanyak 7 orang (33,2%).

9
B. Pembahasan
Penelitian yang dilakukan oleh Juwita, dkk tahun 2018 dengan judul Pengaruh
Pelatihan Ronde Keperawatan Terhadap Kinerja Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Di
Rs Royal Prima Medan menunjukan bahwa ada pengaruh pelatihan ronde keperawatan
terhadap kinerja perawat dengan hasil uji Independet T-Test didapat nilai p value = 0,00
(p< 0,05).
Dari 64 responden, Tingkat kinerja perawat sesudah pelatihan pada kelompok
kontrol mayoritas kinerja cukup sebanyak 15 orang (46,87%), kinerja rendah sebanyak 13
orang (40,63%) dan minoritas kinerja tinggi sebanyak 4 orang (12,50%) sedangkan pada
kelompok intervensi mayoritas kinerja tinggi sebanyak 22 orang (68,75%), kinerja cukup
9 orang (28,12%)dan minoritas kinerja rendah sebanyak 1 orang (3,13%)
Pelatihan ronde keperawatan yang dilakukan oleh peneliti dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan perawat terhadap asuhan keperawatan terlebih lagi akan
memberikan dampak pada produktivitas dan kepuasan kerja perawat sehingga kinerja
perawat semakin baik. Selain itu juga menurut peneliti, kinerja perawat meningkat karena
proses ronde keperawatan mampu membuat perawat merasa di anggap penting, berharga
dan dibutuhkan dalam pekerjaannya. Perawat merasa memperoleh penghargaan yang adil,
mendapat pengaruh yang positif dari rekan kerja, peningkatan prestasi dan
pengembangan kemampuan diri, otonomi dan tanggungjawab serta tercipta hubungan
yang baik antara kepala ruangan dan sesama teman kerja.
Pendidikan dan pelatihan berpengaruh terhadap kinerja perawat. Pendidikan dan
pelatihan merupakan salah satu bagian terpenting dalam pengembangan staf (Marquis &
Huston, 2013). Pendidikan dan pelatihan yang diikuti perawat diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan seorang perawat baik dalam pengetahuan, keterampilan
maupun sikap (Notoatmodjo, 2018). Perawat yang mengikuti pelatihan dapat
meningkatkan kinerjanya dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien.
Perawat dengan kemampuan yang baik akan dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan
maksimal, karena kemampuan tersebut merupakan kapasitas yang dimiliki yang
memungkinkan orang tersebut untuk melakukan pekerjaan yang menjadi tanggung
jawabnya. Kemampuan tersebut mencakup pemahaman tentang tugas yang menjadi
tanggung jawabnya, menguasai bidang tugasnya dengan baik, mampu mengambil

10
keputusan dalam keadaan darurat, kemampuan dalam menjalin hubungan yang harmonis
dengan pasien, sesama perawat maupun atasannya dan juga kemampuan dalam
menganalisis masalah serta pemecahan masalah sesuai dengan program pelatihan yang
telah di dapatkan.

Pada jurnal kedua yang dilakukan oleh Zainuddin (2014) didapatkan bahwa
Tingkat kepuasan kerja perawat pelaksana pada kelompok kontrol dan intervensi lebih
banyak mengalami ketidak puasan. prosentase tingkat kepuasan kerja pada kelompok
intervensi usia 36-56 menyatakan tidak puas sebanyak 8 orang (26,7%), perempuan yang
menyatakan tidak puas sebanyak 14 orang (46,75), D3 Keperawatan yang menyatakan
tidak puas sebanyak 15 orang (50,0%), menikah yang menyatakan tidak puas sebanyak
11 orang (36,7%), Honorer yang menyatakan tidak puas sebanyak 9 orang (30,0%), serta
lebih 10 tahun menyatakan tidak puas sebanyak 7 orang (33,2%).
Terjadi perbedaan tingkat kepuasan kerja perawat pelaksana pada kelompok
kontrol dan kelompok intervensi, dikarenakan adanya pengaruh pelatihan ronde
keperawatan yang dilakukan pada kelompok intervensi. Sedangkan pada kelompok
kontrol terjadi peningkatan ketidakpuasan kerja perawat pelaksana, karena pada
kelompok kontrol tidak dilakukan pelatihan ronde keperawatan. Terjadinya kenaikan
prosentase kepuasan kerja perawat, menurut peneliti salah satunya dikarenakan adanya
implikasi dari penerapan ronde keperawatan yang berjalan sesuai dengan pedoman ronde
keperawatan yang benar. Kenaikan kepuasan kerja perawat pelaksana seiring
pemahaman kepala ruangan, ketua tim, dan perawat pelaksana pentingnya ronde
keperawatan dilakukan sesuai dengan pedoman yang benar.
Hal ini sesuai dengan penelitian Aitken, et al. (2011) yang menyebutkan
pelaksanaan ronde keperawatan merupakan strategi yang efektif untuk memulai
perubahan dalam pemberian perawatan pada pasien. Dari hasil pre dan posttest pelatihan
ronde keperawatan didapatkan peningkatan hasil pre dan post yaitu sebesar 10%, dari
pretest 75% naik ketika posttest tmenjadi 85%. Dengan adanya peningkatan nilai tes
pelatihan ini menunjukkan bahwa kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana
memahami pentingnya rondekeperawatan bagi perawat dan pasien.

11
Sehingga dapat disimpulkan adanya pengaruh ronde keperawatan terhadap
kepuasan kerja perawat disebabkan karena proses ronde keperawatan mampu membuat
perawat pelaksana merasa di anggap penting, berharga dan dibutuhkan dalam
pekerjaannya. Perawat merasa memperoleh penghargaan yang adil, mendapat pengaruh
yang positif dari rekan kerja, peningkatkan prestasi dan pengembangan kemampuan
diri, otonomi dan tanggung jawab, serta tercipta hubungan yang baik antara kepala
ruangan, ketua tim, dan perawat pelaksana.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
 Ronde kepearwatan merupakan kegiatan yng bertujuan untuk mengatasi
masalahh keperawatan yang berfokus pada pasien dan dilakukan oleh perawat. Perawat
yang mengikuti pelatihan dapat meningkatkan kinerjanya dalam memberikan pelayanan
keperawatan kepada pasien. Perawat dengan kemampuan yang baik akan dapat
melaksanakan tugas-tugasnya dengan maksimal, karena kemampuan tersebut merupakan
kapasitas yang dimiliki yang memungkinkan orang tersebut untuk melakukan pekerjaan
yang menjadi tanggung jawabnya. Dengan adanya proses ronde keperawatan mampu
membuat perawat pelaksana merasa di anggap penting, berharga dan dibutuhkan dalam
pekerjaannya. Perawat merasa memperoleh penghargaan yang adil, mendapat pengaruh
yang positif dari rekan kerja, peningkatkan prestasi dan pengembangan kemampuan
diri, otonomi dan tanggung jawab, serta tercipta hubungan yang baik antara kepala
ruangan, ketua tim, dan perawat pelaksana.

B. Saran
1. Bagi peneliti
Mengembangkan kemampuan untuk menambah wawasan tentang ronde
keperawatan dengan bersumber jurnal penelitian terbaru dan lebih banyak
2. Bagi lahan praktik
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pihak manajemen rumah sakit
untuk menjadikan ronde keperawatan sebagai salah satu aspek monitoring evaluasi
dalam upaya peningkatan kinerja perawat.

13
DAFTAR PUSTAKA

Aitken, L. M., Burmeister, E., Clayton, S., Dalais, C., & Gardner, G. (2010). The impact
of nursing rounds on the practice environment and nurse satifaction in intensive
care : pre-test post-test comparative study. International Journal of Nursing
Studies , 48 (2011) 918-925

Marquis, B.L & Huston, C.J. (2011). Leadership role and function in nursing: Theory
and application. (3 ed). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins

Notoatmodjo (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Penerbit PT .Rineka Cipta.

Juwita, dkk. (2018). PENGARUH PELATIHAN RONDE KEPERAWATAN TERHADAP


KINERJA PERAWAT DALAM ASUHAN KEPERAWATAN DI RS ROYAL PRIMA
MEDAN. JUMANTIK Vol. 3 No. 1 Desember 2017 - Mei 2018

Zainuddin. (2014). Optimalisasi Keselamatan Pasien Melalui Komunikasi SBAR dalam


Handover. Universitas Syiah Kuala Banda Aceh: Keperawatan Dasar, Fakultas
Keperawatan

14

Anda mungkin juga menyukai