Anda di halaman 1dari 12

TUGAS 3

ALIRAN AIR TANAH

PENURUNAN MUKA
AIR TANAH PADA
PERUMAHAN

6 APRIL

Ditulis oleh: Cahyo Agung Saputra (S942008004)


Dosen: Dr.Ir. RR Rintis Hadiani, M.T.

1
Pendahuluan

Dalam pengembangan suatu kawasan perumahan, kebutuhan air bersih akan


meningkat sesuai dengan jenis dan jumlah penghuni yang ada. Maka besar
kemungkinan akan terjadi eksploitasi sumber air tanah sebagai alternatif untuk
memenuhi kebutuhan air bersih dalam kawasan tersebut, karena telah tersedia teknologi
yang memadai dengan biaya murah dan operasi yang sederhana. Pemanfaatan air tanah
yang tak terkendali dapat menyebabkan menurunnya permukaan air tanah, serta
terganggunya berbagai kondisi kehidupan, selain itu juga dapat menyebabkan
terjadinya penurunan muka tanah. Untuk itu dalam pembangunan suatu kawasan
perumahan perlu diperhatikan ketersediaan sumber air bersih, dan keseimbangan
(balance) antara debit aliran (kapasitas) tersedia dengan kebutuhannya. Maka
disarankan agar bahan baku untuk air bersih tetap diprioritaskan dari air permukaan
(sungai, danau dan waduk), dan dari awal pemerintah sudah harus membatasi
eksploitasi air tanah secara terkendali guna menghindari ekses yang akan terjadi pada
masa yang akan datang.
Tulisan ini membahas mengenai kemungkinan dan pengaruh pemanfaatan
sumber air tanah sebagai sumber air bersih, sehubungan dengan pengembangan suatu
kawasan perumahan Pra-konstruksi, Konstruksi dan Pasca-konstruksi. Dalam
pengembangan suatu kawasan perumahan, kemungkinan akan terjadi beberapa ekses,
baik positif atau negatif. Salah satu ekses tersebut adalah eksploitasi sumber air tanah
untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat yang berada dalam kawasan
perumahan tersebut.
Pemanfaatan sumber air tanah yang tak terkendali akan menyebabkan
menurunnya permukaan air tanah, serta terganggunya berbagai kondisi kehidupan.
Suplai air bersih yang dikelola pemerintah, dalam hal ini adalah Perusahaan Air Minum
(PAM) sampai saat ini belum mampu untuk memenuhi kebutuhan air bersih penduduk.
Oleh sebab itu masyarakat masih akan menggunakan sumber air tanah untuk
mendapatkan air bersih guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pembukaan kawasan
perumahan baru tentu akan memanfaatkan sumber air tanah sebagai sumber air bersih
untuk kebutuhan sehari-hari. Umumnya perumahan akan mengambil sumber air tanah
dangkal sampai dalam terlebih lagi dikawasan perumahan tersebut terdapat industri
yang membutuhkan banyak penggunaan air, yaitu pada kedalaman diatas 100 m
dibawah permukaan tanah.. Akibatnya akan menyebabkan penurunan muka air tanah
di lapisan aquifer dangkal. Efek selanjutnya adalah sumur-sumur penduduk menjadi
kering, karena umumnya sumur-sumur tersebut berada pada lapisan aquifer dangkal
atau sumur permukaan. Pengaruh tersebut umumnya baru terasa setelah jangka waktu
yang panjang. Secara umum air tanah diartikan sebagai air yang berada dan berasal dari
lapisan tanah, baik air yang berada pada lapisan tanah tak jenuh maupun air yang berada
pada lapisan tanah jenuh. Air yang berada pada lapisan tanah tak jenuh (soil water),
akan menunjang kehidupan vegetasi di permukaan. Sedangkan air yang berada pada
lapisan tanah jenuh (groundwater), menjadi deposit air di dalam lapisan tanah
(Panguriseng, 2018). Pemanfaatan air tanah tersebut dilakukan terutama dengan
menggunakan teknologi pompa. Pemanfatan air tanah ini dari tahun ke tahun selalu
menunjukkan peningkatan, terutama di kota-kota besar di pemukiman yang padat.
Peningkatan ekploitasi sumberdaya air tanah bagaimanapun akan menimbulkan
masalah tersendiri, seperti penurunan muka air tanah, perubahan lingkungan,
bergesernya keseimbangan ekosistem dan lain-lain. Selain itu juga dapat menyebabkan
terjadinya polusi terhadap air tanah, atau adanya intrusi air laut terhadap daratan. Untuk
itu perlu diupayakan tindakan kearah konservasi sumber daya air tanah tersebut.
Dalam pembangunan suatu kawasan perumahan sebaiknya perlu diperhatikan
lebih awal mengenai ketersediaan sumber air bersih, sarana dan prasarana pendukung
dalam pendistribusiannya, serta debit aliran(kapasitas) tersedia harus seimbang dengan
kebutuhannya (balance). Dengan dibangunnya suatu kawasan perumahan, maka
kebutuhan akan air bersih juga akan meningkat, dengan berkembangnya suatu kawasan
perumahan, maka perkembangan pemukiman disekitar kawasan juga akan meningkat,
yang dengan sendirinya juga menyebabkan peningkatan kebutuhan air bersih. Jika
ketersediaan dan suplai air bersih terbatas, maka para masyarakat akan cendrung untuk
mengeksploitasi air tanah guna pemenuhan kebutuhannya. Hal ini disebabkan karena
ketidakmampuan PAM mensuplai air bersih dari sumber-sumber tertentu sesuai dengan
kebutuhan. Selain itu sumber air permukaan di sekitar kawasan perumahan umumnya
sudah tidak dapat dimanfaatkan, yang karena proses pencemaran, kwalitasnya sudah
tidak memadai. Penurunan muka air telah menyebabkan mengeringnya sumur-sumur
penduduk dan sumur produksi PDAM menjadi tidak berfungsi lagi. Akan lebih
memprihatinkan lagi apabila terjadi pencemaran terhadap sumber air tanah ini,
terutama sumber air tanah dangkal. Hal ini telah menjadi topik pembahasan yang hangat
beberapa waktu yang lalu (Kompas, Republika, 1994).
A. Contoh Kasus Proyek Perumahan
1. Lokasi
Lokasi rencana kegiatan terletak di Jl. Jl. Mengwi-Bedugul, Banjar Binong, Desa
Werdibhuana, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung Topografi lokasi kegiatan
merupakan lahan bergelombang Lokasi ini berada pada ketinggian  700 m diatas
permukaan laut (dpl) dengan batas-batas lokasi kegiatan sebagai berikut :
• Pemukimam Penduduk : 100 m
• Pura : 250 m
• Pasar : 850 m
• SD : 300 m

2. Besaran/skala Perumahan
Perumahan ini dibangun di atas tanah seluas ± 63.050 m2 dengan alokasi pemanfaatan
lahan sebagai berikut :
• Luas Tanah Keseluruhan : ±63.050 m2
• Luas Tanah Tertutup Bangunan : ±35.000 m2
• Luas Tanah Terbuka (jalan, saluran dll) : ±18.050 m2
• Luas Ruang Terbuka Hijau (taman) : ±10.000 m2

Gambaran Denah Lokasi Perumahan


3. Sumber Air
Pada proyek perumahan ini, rencana sumber air yang digunakan adalah
air tanah dari pengeboran sumur dalam. Hal ini dikarenakan belum masuknya
jaringan PDAM dan tidak terdapatnya sumber air permukaan seperti danau dan
sungai di sekitar lokasi.
Pemasangan konstruksi sumur yang dipasang adalah pipa jenis Galvanis
Iron Pipe (GIP) dan screen low carbon dengan susunan pipa jambang diameter
10” dipasang pada kedalaman 0 sampai 78 meter selanjutnya pipa buta dan
saringan diameter 8” dipasang pada kedalaman 78 – 150 meter. Untuk lebih
jelasnya disajikan pada Tabel berikut :

Gambar : Contoh Konstruksi Sumur Dalam


4. Perhitungan Debit Maksimum dan Debit Optimum.
Secara kuantitatif maksimum debit sumur dapat dihitung dengan rumus:

Keterangan :
Q maks = Debit maksimum (m3/dtk)
rw = jari-jari saringan + radius effektif lubang sumur bor dibagi 2 (m)
D = Tebal akuifer diasumsikan sama dengan jumlah kedalaman pipa saringan (m)
K = Permeabilitas (m/hari)

Dari rumus diatas, nilai debit optimum adalah 12,9 lt/detik dan penurunan muka air
tanah optimum sebesar 3,9 meter diperoleh dengan perhitungan menggunakan cara
Sichart dengan plot grafik S dan Q pada skala cartasius. dan hasilnya disajikan pada
Tabel berikut :
Tebal Akuifer (m) K (m/hari) Q maks (lt/dtk) Q opt (lt/dtk) S opt (m)
-5
42,00 2,996 x 10 15,16 12,90 3,90
-5
4,056 x 10

Sumber : Perhitungan

5. Kebutuhan Air
a. Konstruksi
Kebutuhan air bersih pada tahap konstruksi diasumsikan sesuai dengan SNI
19-6728.1-2002 yaitu 100 liter/orang/hari. Kebutuhan air bersih selama
tahap konstruksi diperkirakan sebesar 10 m3 per hari, dengan rincian
perhitungan sebagai berikut :
Kebutuhan air/orang/hari = 100 liter/orang/hari
Total jumlah pekerja = 100 orang
Total kebutuhan air bersih= Jumlah orang x kebutuhan air bersih
= 100 orang x 100 liter/orang/hari
= 10.000 liter/hari
= 10 m3
b. Pasca Konstruksi
Penggunaan air untuk perumahan jumlahnya cukup banyak yang digunakan untuk
keperluan domestik, antara lain mencuci, memasak, dan sebagainya. Sumber air
bersih berasal dari air tanah atau sumur bor dengan estimasi penggunaan air sekitar
130 liter/orang/hari.
ASUMSI TOTAL
JENIS JUMLAH JUMLAH KEBUTUHAN
NO JUMLAH KEBUTUHAN
KEGIATAN UNIT JIWA (Ltr/Orang/Hari)
JIWA/UNIT (Ltr/Hari)
1 Rumah 200 5 1000 100 100000
2 Fasum - - - - 7
& Fasos
3 Taman - - - - 5
& Jalan

Jumlah Kebutuhan air per hari (m3 /hari) 100012


Jumlah Kebutuhan air per bulan (m3 /bulan) 3000360
3
Jumlah Kebutuhan air per tahun (m /tahun) 36004320
Sumber : Standar Litbang Pemukiman

6. Uraian Mengenai Komponen Rencana Kegiatan yang dapat Menimbulkan


Dampak Lingkungan
a. Pra-Konstruksi
• Pengurusan Izin
o Sumber dampak
Pengurusan perijinan merupakan salah satu syarat legalitas yang harus
dipenuhi dalam rencana pembangunan perumahan yang menggunakan
sumur dalam ini.
o Jenis Dampak
Terjadinya keresahan pihak penyanding dan masyarakat sekitarnya
sehingga menimbulkan protes dan keberatan dalam bentuk gugatan
yang dimunculkan mulai dari tahap prakonstruksi yang dapat berlanjut
sampai pada masa pasca operasi
o Sifat dan Tolak ukur Dampak
Sifat dampak adalah negatif dan penting oleh karena itu harus ada
kesepakatan antara pihak PDAM dengan desa dinas maupun adat
setempat dalam mengurus perijinan yang diperlukan. Perijinan harus
sudah disetujui sebelum pembangunan fisik dimulai. Tolok ukur
dampak berupa protes dan gugatan maupun keresahan pihak
pemerintah.
b. Konstruksi
• Peningkatan Limpasan Air Permukaan
o Sumber Dampak
Sumber dampak berasal dari kegiatan penyiapan dan pematangan
lahan yang berakibat hilangnya vegetasi yang berpotensi terhadap
terjadinya peningkatan limpasan (run off) air permukaan.
o Jenis Dampak
Jenis dampak adalah peningkatan limpasan air permukaan yang
berakibat terhadap penurunan kualitas tanah dan lahan, serta badan air
penerima.
o Sifat dan Tolak Ukur
Sifat dampak adalah negatif, proses penyiapan lahan melalui kegiatan
pembukaan dan pematangan lahan akan menghilangkan vegetasi
tumbuhan di lokasi tapak perumahan sehingga menyebabkan
peningkatan limpasan air permukaan (run off)
o Upaya Pengelolaan
1) Penataan saluran drainase di sekeliling lokasi perumahan.
2) Pembangunan jebakan sedimen (sediment trap) untuk
mencegah erosi dan pengikisan tanah lapisan atas.
3) Pembangunan taman dan RTH private serta kegiatan
penanaman pohon/ penghijauan di sekeliling perumahan.
o Contoh :
Jika diketahui :
1) Luas lahan rencana yang tertutup bangunan adalah 35.000 m2 atau
3.5 ha
2) Intensitas hujan berdasarkan hasil analisa hidrologi, dengan durasi
hujan 120 menit dan periode ulang hujan 10 tahun, intensitas
hujannya adalah 30,48 mm/jam, maka perkiraan limpasan lahan
yang belum terbangun, dengan penggunaan lahan sebagai lahan
terbuka adalah :
Q tp = 0,00278 C . A . I
= 0,00278 X 0,25 X 3.5 X 30.48
= 0.0741 m3/s
Sedangkan perkiraan limpasan air dengan adanya bangunan
adalah :
Qdp = 0,00278 C . A . I
= 0,00278 X 0,70 X 3,5 X 30,48
= 0.2075 m3/s
Dengan demikian peningkatan run off pada lokasi sebesar :
AQ = Qdp - Qtp = 0.1334 m3 /s

c. Pasca Konstruksi
• Kegiatan pengeboran dan menurunnya permukaan air sumur penduduk
o Sumber Dampak
Adanya pengeboran dan pengambilan air sumur secara terus menerus
dan tidak sesuai dengan pagu yang ditetapkan
o Jenis Dampak
Hal tersebut akan dapat menyebabkan penurunan permukaan pada
sumur penduduk yang ada disekitar sumur dalam tersebut. Dampak
yang terjadi adalah cukup besar dari pengambilan air sebesar 10
lt/detik akan terjadi penurunan muka air tanah sebesar 2 – 3 meter pada
radius 50 m sekitar pemboran
o Sifat dan Tolak Ukur
Dampak Sifat dampak adalah negatif dan cukup penting, dengan tolok
ukurnya adalah adanya penurunan muka air sumur penduduk
disekitarnya
o Upaya Pengelolaan
1) Daerah rawan sumber air dilakukan pengamatan atau pemetaan
titik air (geolistrik)
2) Pompa yang digunakan adalah dengan kapasitas debit 10 liter per
detik dan memasang water meter
3) Pemompaan pada musim kemarau dilakukan penurunan kapasitas
hingga 50 %
4) Pembuatan sumur pantau dan sumur resapan air hujan
5) Sosialisasi sumur resapan untuk masyarakat sekitar
• Penurunan Kualitas Air Permukaan
o Sumber Dampak
adalah adanya sisa-sisa pencucian dan aktivitas MCK pada masing-
masing rumah akan menurunkan kualitas air permukaan
o Jenis Dampak
adalah penurunan kualitas air permukaan di lingkungan sekitar,
terutama dari limbah cair domestik ang di alirkan keselokan sebagai
badan air penerima
o Besaran dampak penurunan kualitas air permukaan
Total kandungan logam-logam terlarut, BOD, COD,TTS dan zat
organik lainnya yang bersumber dari deterjent, tinta, dan aktivitas
lainnya.
1) Jumlah penghuni : 1000 orang
2) Perkiraan kebutuhan air bersih : 100 L/org/hari
3) Lamanya waktu operasi : c Tahun
4) Jumlah limbah dalam 1 hari : 80% / ORANG /HARI x
1000 orang = 80 m3/ hari

Limbah cair yang dihasilkan berasal dari aktifitas mandi, cuci, kakus
(MCK) pada masing-masing rumah. Dapat diperkirakan bahwa
timbulan limbah cair domestik adalah 80% dari total kebutuhan air
bersih, dan jika dihitung adalah : Limbah cair domestik: (1000 org x
100 L) = 80 m3
Limbah cair domestic akan dialirkan ke drainase yang ada di sekitar
perumahan yang selanjutnya akan dialirkan ke sungai yang sungai
yang berada dekat dengan perumahan.
Pustaka
Penurunan airtanah terjadi karena pengambilan airtanah yang berlebihan. Pengambilan
airtanah yang berlebihan adalah pengambilan airtanah melebihi pengimbuhan secara alamiah.
Karena itu, jika pengambilan airtanah lebih besar dari pengimbuhan di daerah resapan maka dari
tahun ke tahun kedalaman airtanah semakin besar. Pengambilan airtanah berlebihan dapat saja
dilakukan oleh masyarakat, industri, perhotelan, dan perkantoran jika tidak memperhatikan
bagaimana konservasinya. Konsep penurunan airtanah dapat dilihat pada Gambar berikut :

Gambar. Penurunan Airtanah dari eksploitasi berlebihan

Permasalahan amblesan tanah (land subsidence) dapat akibat pengambilan air tanah yang
berlebihan dari lapisan akuifer yang tertekan (confined aquifers). Akibat pengambilan yang
berlebihan (over pumpage), maka airtanah yang tersimpan dalam pori- pori lapisan penutup
akuifer (confined layer) akan terperas keluar dan mengakibatkan penyusutan lapisan penutup
tersebut.

Refleksinya adalah penurunan permukaan tanah. Amblesan tanah tidak dapat dilihat
seketika, tetapi teramati dalam kurun waktu yang lama dan berakibat pada daerah yang luas.
Meskipun penyebab penurunan tersebut masih memerlukan penelitian dan pemantaun rinci,
namun bila mengacu fenomena serupa beberapa kota dunia seperti Bangkok, Venesia, Tokyo
maupun Meksiko dapat diyakini, bahwa penurunan tersebut adalah bukti amblesan tanah yang
disebabkan oleh pengambilan airtanah yang berlebihan.
Kesimpulan

Pengambilan air tanah melalui pemompaan sebaiknya dibatasi sebab akan menyebabkan
terjadinya pengurangan cadangan air tanah dalam akuifer serta penurunan muka tanah. Untuk
mencegah penurunan tanah akibat pemompaan sumur sebaiknya diketahui kondisi struktur tanah
dilokasi sumur tersebut, sehingga dapat diketahui jumlah maksimal debit air yang dapat dipompa
dan sebaran sumur pompa pada suatu daerah.

Daftar Pustaka

https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:TdU4ymqOpeEJ:https://publikasiilmiah
.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/6255/12.%2520SNTT_2015_submission_51.pdf%3Fsequence
%3D1%26isAllowed%3Dy+&cdl=7&hl=id&ct=clnk&gl=id

Gatot Hari P. 1995. Fluktuasi Muka Air Tanah Cekungan Bandung. Proseding Seminar Air Tanah
Cekungan Bandung, Satgas Penelitian Sumberdaya Air, Lembaga Penelitian ITB-Bandung tanggal
12 Juli 1995

https://ejournal.itp.ac.id/index.php/tsipil/article/download/1156/8006.

(https://www.researchgate.net/publication/323616772_PENGELOLAAN_AIR_TANAH

https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:YuO_IvpCrwQJ:https://id.scribd.com/d
ocument/369783445/Penyusunan-Ukl-Dan-Upl-Air-Tanah+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id

https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:Dj4dH_O3_CoJ:https://repositori.unud.
ac.id/protected/storage/upload/repositori/50e14f777ff2f895556e46648c517f0d.pdf+&cd=1&hl=id
&ct=clnk&gl=id

https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:-
ezbaPwwT04J:https://docplayer.info/46519516-Dokumen-upl-ukl-pembangunan-hotel-siuri-desa-
toinasa-kec-pamona-barat.html+&cd=6&hl=id&ct=clnk&gl=id

https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:553cp2nJknsJ:https://id.scribd.com/doc
ument/389294056/UKL-UPL-perumahan-Cikembar-Permai+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:RQnzcYM9zhkJ:ejournal.uika-
bogor.ac.id/index.php/komposit/article/view/1555+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id

Anda mungkin juga menyukai