PENURUNAN MUKA
AIR TANAH PADA
PERUMAHAN
6 APRIL
1
Pendahuluan
2. Besaran/skala Perumahan
Perumahan ini dibangun di atas tanah seluas ± 63.050 m2 dengan alokasi pemanfaatan
lahan sebagai berikut :
• Luas Tanah Keseluruhan : ±63.050 m2
• Luas Tanah Tertutup Bangunan : ±35.000 m2
• Luas Tanah Terbuka (jalan, saluran dll) : ±18.050 m2
• Luas Ruang Terbuka Hijau (taman) : ±10.000 m2
Keterangan :
Q maks = Debit maksimum (m3/dtk)
rw = jari-jari saringan + radius effektif lubang sumur bor dibagi 2 (m)
D = Tebal akuifer diasumsikan sama dengan jumlah kedalaman pipa saringan (m)
K = Permeabilitas (m/hari)
Dari rumus diatas, nilai debit optimum adalah 12,9 lt/detik dan penurunan muka air
tanah optimum sebesar 3,9 meter diperoleh dengan perhitungan menggunakan cara
Sichart dengan plot grafik S dan Q pada skala cartasius. dan hasilnya disajikan pada
Tabel berikut :
Tebal Akuifer (m) K (m/hari) Q maks (lt/dtk) Q opt (lt/dtk) S opt (m)
-5
42,00 2,996 x 10 15,16 12,90 3,90
-5
4,056 x 10
Sumber : Perhitungan
5. Kebutuhan Air
a. Konstruksi
Kebutuhan air bersih pada tahap konstruksi diasumsikan sesuai dengan SNI
19-6728.1-2002 yaitu 100 liter/orang/hari. Kebutuhan air bersih selama
tahap konstruksi diperkirakan sebesar 10 m3 per hari, dengan rincian
perhitungan sebagai berikut :
Kebutuhan air/orang/hari = 100 liter/orang/hari
Total jumlah pekerja = 100 orang
Total kebutuhan air bersih= Jumlah orang x kebutuhan air bersih
= 100 orang x 100 liter/orang/hari
= 10.000 liter/hari
= 10 m3
b. Pasca Konstruksi
Penggunaan air untuk perumahan jumlahnya cukup banyak yang digunakan untuk
keperluan domestik, antara lain mencuci, memasak, dan sebagainya. Sumber air
bersih berasal dari air tanah atau sumur bor dengan estimasi penggunaan air sekitar
130 liter/orang/hari.
ASUMSI TOTAL
JENIS JUMLAH JUMLAH KEBUTUHAN
NO JUMLAH KEBUTUHAN
KEGIATAN UNIT JIWA (Ltr/Orang/Hari)
JIWA/UNIT (Ltr/Hari)
1 Rumah 200 5 1000 100 100000
2 Fasum - - - - 7
& Fasos
3 Taman - - - - 5
& Jalan
c. Pasca Konstruksi
• Kegiatan pengeboran dan menurunnya permukaan air sumur penduduk
o Sumber Dampak
Adanya pengeboran dan pengambilan air sumur secara terus menerus
dan tidak sesuai dengan pagu yang ditetapkan
o Jenis Dampak
Hal tersebut akan dapat menyebabkan penurunan permukaan pada
sumur penduduk yang ada disekitar sumur dalam tersebut. Dampak
yang terjadi adalah cukup besar dari pengambilan air sebesar 10
lt/detik akan terjadi penurunan muka air tanah sebesar 2 – 3 meter pada
radius 50 m sekitar pemboran
o Sifat dan Tolak Ukur
Dampak Sifat dampak adalah negatif dan cukup penting, dengan tolok
ukurnya adalah adanya penurunan muka air sumur penduduk
disekitarnya
o Upaya Pengelolaan
1) Daerah rawan sumber air dilakukan pengamatan atau pemetaan
titik air (geolistrik)
2) Pompa yang digunakan adalah dengan kapasitas debit 10 liter per
detik dan memasang water meter
3) Pemompaan pada musim kemarau dilakukan penurunan kapasitas
hingga 50 %
4) Pembuatan sumur pantau dan sumur resapan air hujan
5) Sosialisasi sumur resapan untuk masyarakat sekitar
• Penurunan Kualitas Air Permukaan
o Sumber Dampak
adalah adanya sisa-sisa pencucian dan aktivitas MCK pada masing-
masing rumah akan menurunkan kualitas air permukaan
o Jenis Dampak
adalah penurunan kualitas air permukaan di lingkungan sekitar,
terutama dari limbah cair domestik ang di alirkan keselokan sebagai
badan air penerima
o Besaran dampak penurunan kualitas air permukaan
Total kandungan logam-logam terlarut, BOD, COD,TTS dan zat
organik lainnya yang bersumber dari deterjent, tinta, dan aktivitas
lainnya.
1) Jumlah penghuni : 1000 orang
2) Perkiraan kebutuhan air bersih : 100 L/org/hari
3) Lamanya waktu operasi : c Tahun
4) Jumlah limbah dalam 1 hari : 80% / ORANG /HARI x
1000 orang = 80 m3/ hari
Limbah cair yang dihasilkan berasal dari aktifitas mandi, cuci, kakus
(MCK) pada masing-masing rumah. Dapat diperkirakan bahwa
timbulan limbah cair domestik adalah 80% dari total kebutuhan air
bersih, dan jika dihitung adalah : Limbah cair domestik: (1000 org x
100 L) = 80 m3
Limbah cair domestic akan dialirkan ke drainase yang ada di sekitar
perumahan yang selanjutnya akan dialirkan ke sungai yang sungai
yang berada dekat dengan perumahan.
Pustaka
Penurunan airtanah terjadi karena pengambilan airtanah yang berlebihan. Pengambilan
airtanah yang berlebihan adalah pengambilan airtanah melebihi pengimbuhan secara alamiah.
Karena itu, jika pengambilan airtanah lebih besar dari pengimbuhan di daerah resapan maka dari
tahun ke tahun kedalaman airtanah semakin besar. Pengambilan airtanah berlebihan dapat saja
dilakukan oleh masyarakat, industri, perhotelan, dan perkantoran jika tidak memperhatikan
bagaimana konservasinya. Konsep penurunan airtanah dapat dilihat pada Gambar berikut :
Permasalahan amblesan tanah (land subsidence) dapat akibat pengambilan air tanah yang
berlebihan dari lapisan akuifer yang tertekan (confined aquifers). Akibat pengambilan yang
berlebihan (over pumpage), maka airtanah yang tersimpan dalam pori- pori lapisan penutup
akuifer (confined layer) akan terperas keluar dan mengakibatkan penyusutan lapisan penutup
tersebut.
Refleksinya adalah penurunan permukaan tanah. Amblesan tanah tidak dapat dilihat
seketika, tetapi teramati dalam kurun waktu yang lama dan berakibat pada daerah yang luas.
Meskipun penyebab penurunan tersebut masih memerlukan penelitian dan pemantaun rinci,
namun bila mengacu fenomena serupa beberapa kota dunia seperti Bangkok, Venesia, Tokyo
maupun Meksiko dapat diyakini, bahwa penurunan tersebut adalah bukti amblesan tanah yang
disebabkan oleh pengambilan airtanah yang berlebihan.
Kesimpulan
Pengambilan air tanah melalui pemompaan sebaiknya dibatasi sebab akan menyebabkan
terjadinya pengurangan cadangan air tanah dalam akuifer serta penurunan muka tanah. Untuk
mencegah penurunan tanah akibat pemompaan sumur sebaiknya diketahui kondisi struktur tanah
dilokasi sumur tersebut, sehingga dapat diketahui jumlah maksimal debit air yang dapat dipompa
dan sebaran sumur pompa pada suatu daerah.
Daftar Pustaka
https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:TdU4ymqOpeEJ:https://publikasiilmiah
.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/6255/12.%2520SNTT_2015_submission_51.pdf%3Fsequence
%3D1%26isAllowed%3Dy+&cdl=7&hl=id&ct=clnk&gl=id
Gatot Hari P. 1995. Fluktuasi Muka Air Tanah Cekungan Bandung. Proseding Seminar Air Tanah
Cekungan Bandung, Satgas Penelitian Sumberdaya Air, Lembaga Penelitian ITB-Bandung tanggal
12 Juli 1995
https://ejournal.itp.ac.id/index.php/tsipil/article/download/1156/8006.
(https://www.researchgate.net/publication/323616772_PENGELOLAAN_AIR_TANAH
https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:YuO_IvpCrwQJ:https://id.scribd.com/d
ocument/369783445/Penyusunan-Ukl-Dan-Upl-Air-Tanah+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id
https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:Dj4dH_O3_CoJ:https://repositori.unud.
ac.id/protected/storage/upload/repositori/50e14f777ff2f895556e46648c517f0d.pdf+&cd=1&hl=id
&ct=clnk&gl=id
https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:-
ezbaPwwT04J:https://docplayer.info/46519516-Dokumen-upl-ukl-pembangunan-hotel-siuri-desa-
toinasa-kec-pamona-barat.html+&cd=6&hl=id&ct=clnk&gl=id
https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:553cp2nJknsJ:https://id.scribd.com/doc
ument/389294056/UKL-UPL-perumahan-Cikembar-Permai+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:RQnzcYM9zhkJ:ejournal.uika-
bogor.ac.id/index.php/komposit/article/view/1555+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id