Inartry Mangiwa
Mario E. Katuk
Lando Sumarauw
Abstract : Diabetes Mellitus (DM) is a degenerative disease that prevalence rate continues to
increase, characterized by hyperglycemia due to impaired insulin secretion, work of insulin,
or both. Management of Diabetes Mellitus ineffectifve leads to complications such as
Peripheral Arterial Disease (PAD).The examination that can be performed to determine the
condition of the blood vessels of the lower extremity is Ankle Brachial Index (ABI).
Interpretation of the value of ABI can be used as an effective indicator to successful
treatment. Attempts to tertiary prevention such as diabetic foot exercise can improve blood
circulation in the legs. Purpose is determine the effect of diabetic foot exercise to Ankle
Brachial Index value in patients with Diabetes Mellitus Type II at Pancaran Kasih GMIM
hospital Manado. Design Research use quasi-experimental. Sampel using the formula quasi-
experimental research design with pre and posttest without control with a sample 30 people.
Result of Statistic Wilcoxon Sign Rank test with a confidence level of 95% (α = 0.05) and
obtained 0,000 p value
<0.05. Conclusion result of this research there is effect of diabetic foot exercise to Ankle
Brachial Index value in patients with Diabetes Mellitus Type II at Pancaran Kasih GMIM
hospital Manado.
Keyword : Diabetic foot exercise, ABI value, DM type II
Abstrak : Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit degeneratif dengan jumlah
pasien yang meningkat ditandai dengan hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin,
kinerja insulin, atau keduanya. Penatalaksanaan yang tidak efektif dalam menangani penyakit
DM akan mengakibatkan komplikasi seperti Penyakit Arteri Perifer (PAP). Salah satu
pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mengetahui kondisi pembuluh darah ekstremitas
bawah yaitu Ankle Brachial Index (ABI). Intepretasi dari nilai ABI dapat digunakan sebagai
indikator penanganan yang efektif bagi pasien DM. Salah satu pencegahan tersier yaitu
senam diabetes. Tujuan Penelitian ini adalah diketahui pengaruh senam kaki diabetes
terhadap nilai Ankle Bracial Index pada Ppasien Diabetes Melitus tipe II di Rumah Sakit
Pacaran Kasih GMIM Manado. Desain Penelitian ini menggunakan eksperimen semu (quasi
experiment). Teknik pengambilan Sampel menggunakan rumus untuk penelitian kuasi
eksperimen dengan desain pre and post test without control dengan jumlah sampel 30 orang.
Hasil Uji Statistik Wilcoxon Sign Rank test dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05) dan
diperoleh p value 0,000 < 0,05.
ejournal keperawatan (e-Kp) volume 5 nomor 1, Februari 2017
Kesimpulan yaitu terdapat pengaruh senam kaki diabetes terhadap nilai Ankle Brachial
Index pada pasien diabetes melitus tipe II di Rumah Sakit Pancaran Kasih GMIM Manado.
Kata Kunci : Senam Kaki Diabetes, Nilai ABI, dan DM tipe II
PENDAHULUAN perubahan pada sistem saraf perifer,
Diabetes Melitus (DM) perubahan mood, dan peningkatan
merupakan suatu penyakit degeneratif kerentanan terhadap infeksi. Selain
dan salah satu penyakit tidak menular itu, perubahan vaskular di ekstremitas
dengan jumlah pasien yang bawah pada penyandang DM dapat
meningkat. Berdasarkan data mengakibatkan terjadinya
Internasional Diabetes Federation arteriosklerosis sehingga terjadi
(IDF) (2015) terdapat 415 juta komplikasi yang mengenai kaki yang
penduduk di dunia yang menyandang menyebabkan tingginya insidensi
DM dan diprediksi tahun 2040 amputasi pada pasien
mendatang akan meningkat menjadi DM (LeMone, Karen &
642 juta jiwa atau 55% dari jumlah Gerene, 2016;Rendy & Margareth,
penduduk di dunia tahun 2015. 2012). Tingkat keparahan DM Tipe II
Sedangkan prevelensi DM tahun berperan penting dalam terjadinya
2015 di Indonesia yaitu sekitar 10 Penyakit Arteri Perifer (PAP). Sekitar
juta jiwa sehingga dari hasil survey 75% penyandang DM Tipe II
tersebut menempatkan Indonesia akhirnya meninggal karena penyakit
berada di peringkat ke-7 dari 10 vaskular. Berdasarkan data tersebut,
negara dengan penyandang DM usaha pencegahan yang dapat
terbesar diseluruh dunia. dilakukan untuk mencegah agar tidak
DM adalah kumpulan terjadi kecacatan lebih lanjut
penyakit metabolik yang ditandai walaupun sudah terjadi penyakit
dengan hiperglikemia akibat adalah pecegahan tersier misalnya
gangguan sekresi insulin, kinerja berupa senam diabetes
insulin, atau keduanya. Hiperglikemia (Simatupang 2013; Misnadiarly, 2006 ).
terjadi akibat defisiensi insulin (DM Senam kaki diabetes juga
tipe I) atau penurunan responsivitas digunakan sebagai latihan kaki. Latihan
sel (DM tipe II) terhadap insulin. atau gerakan-gerakan yang dilakukan oleh
Efek multisistem yang disebabkan kedua kaki secara bergantian atau
oleh peningkatan glukosa yaitu bersamaan bermanfaat untuk memperkuat
manifestasi awal seperti poliuria, atau melenturkan otot-otot di daerah
polidipsia, dan polifagia; kemudian tungkai bawah terutama pada kedua
komplikasi progresif seperti pergelangan kaki dan jari-jari kaki. Pada
gangguan kardiovaskular, prinsipnya, senam kaki dilakukan dengan
muskuloskeletal, dan integumen menggerakkan seluruh sendi kaki dan
(LeMone, Karen & Gerene, 2016; disesuaikan dengan kemampuan pasien.
Corwin, 2009; Wungouw & Dalam melakukan senam kaki ini salah
Marunduh, 2014; Billotta, 2014). satu tujuan yang diharapkan adalah
Penatalaksanaan yang tidak melancarkan peredaran darah pada daerah
efektif dalam menangani penyakit kaki (Damayanti, 2015).
DM akan mengakibatkan komplikasi Sirkulasi darah pada daerah kaki
akut bahkan kronis. Komplikasi dari dapat diukur melalui pemeriksaan non
DM terdiri dari komplikasi akut yaitu invasive, salah satunya adalah dengan
perubahan kadar glukosa dan pemeriksaan Ankle Brachial Index. Ankle
komplikasi kronik yaitu perubahan Brachial Index (ABI) merupakan
pada sistem kardiovaskular, pemeriksaan non invasive pada pembuluh
ejournal keperawatan (e-Kp) volume 5 nomor 1, Februari 2017
3) Lama DM
b. Gambaran Nilai Ankle Brachial Index
Tabel 5.3 Distribusi responden
Sebelum Dilakukan Intervensi
berdasarkan lama DM pasien DM
Distribusi frekuensi nilai Ankle
tipe II di RS Pancaran Kasih GMIM
Brachial Index dari 30 responden
Manado Tahun 2016 Lama
sebelum diberikan intervensi yaitu
Responden
senam kaki diabetes dapat dilihat dari
tabel dibawah ini:
DM n % Tabel 5.5 Distribusi nilai Ankle
5 Tahun 19 63,3 % Brachial Index sebelum dilakukan
5 Tahun 11 36,7 % senam kaki diabetes di RS
Total 30 100,0 % Pancaran Kasih GMIM Manado
Sumber : Data Primer (diolah tahun 2016) Tahun 2016
Hasil analisis pada tabel 5.3 menunjukkan
bahwa sebagian besar responden telah Nilai Responden
menyandang DM selama < 5 Tahun Ankle n %
dengan jumlah 19 responden (63,3 %) dan Brachial
sebagian kecil responden telah Index
menyandang DM 5 ≥ Tahun dengan >1,4 - 0%
jumlah 11 responden (36,7 %). 0,9 - 1,4 14 46,7 %
0,8 - 0,89 15 50%
0,5 - 0,79 1 3,3
< 0,5 - 0%
Total 30 100,0 %
4) Riwayat Merokok Sumber : Data Primer (diolah tahun
Tabel 5.4 Distribusi responden 2016)
berdasarkan riwayat merokok
pasien Hasil analisis tabel 5.5 diatas
menunjukkan bahwa sebelum
ejournal keperawatan (e-Kp) volume 5 nomor 1, Februari 2017
Selain itu, senam kaki diabetes senam kaki diabetes dalam rangka
ini dapat dilakukan dengan mudah menangani gangguan sirkulasi
karena hanya menggunakan koran darah kaki pada pasien DM tipe II.
dan kursi, dapat dilakukan kapan 3. Bagi peneliti
saja dan dimana saja tanpa Hasil penelitian ini dapat dijadikan
mengganggu aktivitas yang sebagai pengembangan wawasan
lainnya, tidak memerlukan biaya bagi peneliti dan bagi peneliti
yang banyak, tidak menyebabkan selanjutnya dapat menjadikan hasil
kelelahan atau membuang energi penelitian ini sebagai sumber
yang banyak, dan memiliki referensi penelitian dan
manfaat yang banyak bagi pengembangan konsep penelitian
penyandang DM.
DAFTAR PUSTAKA
SIMPULAN Agustianingsih, N. (2013).
Pengaruh Senam Kaki
1. Sebagian besar responden berumur Diabetik terhadap
5160 tahun, berjenis kelamin Sirkulasi Darah Ekstremitas Bawah
perempuan, lama DM ≤ 5 tahun, Pasien Diabetes Melitus di
dan tidak ada riwayat merokok. Puskesmas Kuta I Kabupaten
2. Sebelum dilakukan atau diberikan Badung. Program Studi Ilmu
senam kaki diabetes, sebagian Keperawatan Fakultas Kedokteran
besar pasien DM tipe II Universitas Udayana.
mempunyai nilai Ankle Brachial Billota, K. A. J. (2014). Kapita Selekta
Index gangguan arterial ringan. dengan Implikasi
3. Setelah dilakukan atau diberikan Keperawatan. Edisi 2. Jakarta :
senam kaki diabetes, nilai Ankle Kedokteran EGC.
Brachial Index mengalami Corwin, E. (2009).
perubahan yang cukup signifikan Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3
dengan meningkatnya nilai Ankle Revisi. Jakarta : Kedokteran EGC.
Brachial Index menjadi normal. Damayanti, S. (2015). Diabetes Melitus &
4. Terdapat pengaruh yang signifikan Penatalaksanaan
terhadap nilai Ankle Brachial Keperawatan. Yogyakarta : Nuha
Index sebelum dan sesudah Medika.
diberikan senam Dewi, P., Sumarni, T., & Sundari, R. I.
kaki diabetes (20012). Pengaruh Senam Kaki
Diabetes Melitus dengan Nilai ABI
(Ankle Brachial Index) pada Pasien
SARAN
Diabetes Melitus di Puskesmas
1. Aplikatif Padamara Purbalingga. Program
Hasil penelitian ini diharapkan Studi Ilmu Keperawatan STIKES
dapat memberikan informasi dan Harapan Bangsa Purwokerto.
masukan secara objektif mengenai Dharma, K.K. (2011). Metodologi
penanganan gangguan sirkulasi Penelitian Keperawatan Panduan
darah di kaki pada pasien DM tipe Melaksanakan dan Menerapkan
II Hasil Penelitian. Jakarta : Trans
2. Pendidikan Keperawatan Hasil Info Media.
penelitian ini dapat dijadikan Gitarja, W.S. (2015). Perawatan Luka
sebagai upaya mengembangkan Certified Wound Care Clinican
program penatalaksanan berupa
ejournal keperawatan (e-Kp) volume 5 nomor 1, Februari 2017