Anda di halaman 1dari 12

ejournal keperawatan (e-Kp) volume 5 nomor 1, Februari 2017

PENGARUH SENAM KAKI DIABETES TERHADAP NILAI ANKLE


BRACHIAL INDEX PADA PASIEN DIABETES MELITUS
TIPE II DI RUMAH SAKIT PACARAN KASIH
GMIM MANADO

Inartry Mangiwa
Mario E. Katuk
Lando Sumarauw

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi Manado Email:
iinmangiwa@gmail.com

Abstract : Diabetes Mellitus (DM) is a degenerative disease that prevalence rate continues to
increase, characterized by hyperglycemia due to impaired insulin secretion, work of insulin,
or both. Management of Diabetes Mellitus ineffectifve leads to complications such as
Peripheral Arterial Disease (PAD).The examination that can be performed to determine the
condition of the blood vessels of the lower extremity is Ankle Brachial Index (ABI).
Interpretation of the value of ABI can be used as an effective indicator to successful
treatment. Attempts to tertiary prevention such as diabetic foot exercise can improve blood
circulation in the legs. Purpose is determine the effect of diabetic foot exercise to Ankle
Brachial Index value in patients with Diabetes Mellitus Type II at Pancaran Kasih GMIM
hospital Manado. Design Research use quasi-experimental. Sampel using the formula quasi-
experimental research design with pre and posttest without control with a sample 30 people.
Result of Statistic Wilcoxon Sign Rank test with a confidence level of 95% (α = 0.05) and
obtained 0,000 p value
<0.05. Conclusion result of this research there is effect of diabetic foot exercise to Ankle
Brachial Index value in patients with Diabetes Mellitus Type II at Pancaran Kasih GMIM
hospital Manado.
Keyword : Diabetic foot exercise, ABI value, DM type II
Abstrak : Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit degeneratif dengan jumlah
pasien yang meningkat ditandai dengan hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin,
kinerja insulin, atau keduanya. Penatalaksanaan yang tidak efektif dalam menangani penyakit
DM akan mengakibatkan komplikasi seperti Penyakit Arteri Perifer (PAP). Salah satu
pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mengetahui kondisi pembuluh darah ekstremitas
bawah yaitu Ankle Brachial Index (ABI). Intepretasi dari nilai ABI dapat digunakan sebagai
indikator penanganan yang efektif bagi pasien DM. Salah satu pencegahan tersier yaitu
senam diabetes. Tujuan Penelitian ini adalah diketahui pengaruh senam kaki diabetes
terhadap nilai Ankle Bracial Index pada Ppasien Diabetes Melitus tipe II di Rumah Sakit
Pacaran Kasih GMIM Manado. Desain Penelitian ini menggunakan eksperimen semu (quasi
experiment). Teknik pengambilan Sampel menggunakan rumus untuk penelitian kuasi
eksperimen dengan desain pre and post test without control dengan jumlah sampel 30 orang.
Hasil Uji Statistik Wilcoxon Sign Rank test dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05) dan
diperoleh p value 0,000 < 0,05.
ejournal keperawatan (e-Kp) volume 5 nomor 1, Februari 2017

Kesimpulan yaitu terdapat pengaruh senam kaki diabetes terhadap nilai Ankle Brachial
Index pada pasien diabetes melitus tipe II di Rumah Sakit Pancaran Kasih GMIM Manado.
Kata Kunci : Senam Kaki Diabetes, Nilai ABI, dan DM tipe II
PENDAHULUAN perubahan pada sistem saraf perifer,
Diabetes Melitus (DM) perubahan mood, dan peningkatan
merupakan suatu penyakit degeneratif kerentanan terhadap infeksi. Selain
dan salah satu penyakit tidak menular itu, perubahan vaskular di ekstremitas
dengan jumlah pasien yang bawah pada penyandang DM dapat
meningkat. Berdasarkan data mengakibatkan terjadinya
Internasional Diabetes Federation arteriosklerosis sehingga terjadi
(IDF) (2015) terdapat 415 juta komplikasi yang mengenai kaki yang
penduduk di dunia yang menyandang menyebabkan tingginya insidensi
DM dan diprediksi tahun 2040 amputasi pada pasien
mendatang akan meningkat menjadi DM (LeMone, Karen &
642 juta jiwa atau 55% dari jumlah Gerene, 2016;Rendy & Margareth,
penduduk di dunia tahun 2015. 2012). Tingkat keparahan DM Tipe II
Sedangkan prevelensi DM tahun berperan penting dalam terjadinya
2015 di Indonesia yaitu sekitar 10 Penyakit Arteri Perifer (PAP). Sekitar
juta jiwa sehingga dari hasil survey 75% penyandang DM Tipe II
tersebut menempatkan Indonesia akhirnya meninggal karena penyakit
berada di peringkat ke-7 dari 10 vaskular. Berdasarkan data tersebut,
negara dengan penyandang DM usaha pencegahan yang dapat
terbesar diseluruh dunia. dilakukan untuk mencegah agar tidak
DM adalah kumpulan terjadi kecacatan lebih lanjut
penyakit metabolik yang ditandai walaupun sudah terjadi penyakit
dengan hiperglikemia akibat adalah pecegahan tersier misalnya
gangguan sekresi insulin, kinerja berupa senam diabetes
insulin, atau keduanya. Hiperglikemia (Simatupang 2013; Misnadiarly, 2006 ).
terjadi akibat defisiensi insulin (DM Senam kaki diabetes juga
tipe I) atau penurunan responsivitas digunakan sebagai latihan kaki. Latihan
sel (DM tipe II) terhadap insulin. atau gerakan-gerakan yang dilakukan oleh
Efek multisistem yang disebabkan kedua kaki secara bergantian atau
oleh peningkatan glukosa yaitu bersamaan bermanfaat untuk memperkuat
manifestasi awal seperti poliuria, atau melenturkan otot-otot di daerah
polidipsia, dan polifagia; kemudian tungkai bawah terutama pada kedua
komplikasi progresif seperti pergelangan kaki dan jari-jari kaki. Pada
gangguan kardiovaskular, prinsipnya, senam kaki dilakukan dengan
muskuloskeletal, dan integumen menggerakkan seluruh sendi kaki dan
(LeMone, Karen & Gerene, 2016; disesuaikan dengan kemampuan pasien.
Corwin, 2009; Wungouw & Dalam melakukan senam kaki ini salah
Marunduh, 2014; Billotta, 2014). satu tujuan yang diharapkan adalah
Penatalaksanaan yang tidak melancarkan peredaran darah pada daerah
efektif dalam menangani penyakit kaki (Damayanti, 2015).
DM akan mengakibatkan komplikasi Sirkulasi darah pada daerah kaki
akut bahkan kronis. Komplikasi dari dapat diukur melalui pemeriksaan non
DM terdiri dari komplikasi akut yaitu invasive, salah satunya adalah dengan
perubahan kadar glukosa dan pemeriksaan Ankle Brachial Index. Ankle
komplikasi kronik yaitu perubahan Brachial Index (ABI) merupakan
pada sistem kardiovaskular, pemeriksaan non invasive pada pembuluh
ejournal keperawatan (e-Kp) volume 5 nomor 1, Februari 2017

darah yang berfungsi untuk mendeteksi aneroid sphygmomanometer untuk


tanda dan gejala klinis dari iskhemia, mengukur nilai ABI serta lembar
penurunan perfusi perifer yang dapat observasi
mengakibatkan angiopati dan neuropati
diabetik. ABI adalah metode sederhana HASIL PENELITIAN
dengan mengukur tekanan darah pada 1. Analisis Univariat Berdasarkan
daerah ankle (kaki) dan brachial (tangan) hasil penelitian didapatkan data
dengan menggunakan probe doppler. sebagai berikut:
Hasil pengukuran ABI menunjukan
a. Karakteristik Responden
keadaan sirkulasi darah pada tungkai
bawah dengan rentang nilai 0,90-1,2 1) Usia
menunjukkan bahwa sirkulasi ke daerah Tabel 5.1 Distribusi
tungkai normal. Nilai ini didapatkan dari responden berdasarkan
hasil perbandingan tekanan sistolik pada usia pasien DM tipe II di
daerah kaki dan tangan (Gitarja, 2015). RS Pancaran Kasih
GMIM Manado Tahun 2016

METODE PENELITIAN Responden


Desain penelitian yang n %
digunakan dalam penelitian ini
adalah desain penelitian 20-30 Tahun 1 3,3 %
eksperimen semu (quasi 31-40 Tahun 2 6,7 %
experiment). Desain kuasi eksperimen 41-50 Tahun 11 36,7 %
yang digunakan adalah pre and post 51-60 Tahun 14 46,6 %
test without control (kontrol diri 61-70 Tahun 2 6,7 %
sendiri). Penelitian dilaksanakan pada Total 30 100%
tanggal 01 Usia
November 2016 - 24 November
2016. Proses intervensi dilakukan
di rumah responden (home visit)
pasien DM tipe II di Rumah Sakit
Pancaran Kasih GMIM Manado.
Populasi dalam penelitian adalah
pasien DM Tipe II pada poli
penyakit dalam di Rumah Sakit Sumber : Data Primer (diolah tahun 2016)
Pancaran Kasih GMIM Manado Hasil analisis pada tabel 5.1 menunjukkan
yang berjumlah 382 pasien. bahwa sebagian besar responden berada
Teknik sampling dalam pada rentang umur 51-60 tahun dengan
penelitian ini adalah non probability jumlah 14 responden (46,6 %), dan
sampling yaitu purposive sampling sebagian kecil responden berada pada
berdasarkan rumus untuk penelitian rentang umur 20-30 tahun dengan jumlah
kuasi eksperimen dengan desain pre 1 responden (3,3 %)
and post test without control
(control diri sendiri) Dharma (2011). 2) Jenis Kelamin
Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu 30 responden.
Instrumen yang digunakan oleh
peneliti yaitu doppler vaskular dan
ejournal keperawatan (e-Kp) volume 5 nomor 1, Februari 2017

Tabel 5.2 Distribusi responden DM tipe II di RS Pancaran Kasih


berdasarkan jenis kelamin pasien DM GMIM Manado Tahun 2016
tipe II di RS Pancaran Kasih GMIM
Manado Tahun 2016 Jenis Responden Riwayat Responden
Merokok n %
Kelamin n % Ada 12 40 %
Laki-laki 13 43,4 % Tidak Ada 18 60 %
Perempuan 17 56,6 % Total 30 100,0 %
Total 30 100,0 % Sumber : Data Primer (diolah tahun
Sumber : Data Primer (diolah tahun 2016) 2016)
Hasil analisis pada tabel 5.4
Hasil analisis pada tabel 5.2 menunjukkan
menunjukkan bahwa sebagian besar
bahwa sebagian besar responden berjenis
responden tidak memiliki riwayat
kelamin perempuan dengan jumlah 17
merokok dengan jumlah 18
responden (56,6%) dan sebagian kecil
responden (60 %) dan sebagian kecil
responden berjenis kelamin laki-laki
responden memiliki riwayat merokok
dengan jumlah 13 responden (43,4%)
dengan jumlah 12 responden (40 %)

3) Lama DM
b. Gambaran Nilai Ankle Brachial Index
Tabel 5.3 Distribusi responden
Sebelum Dilakukan Intervensi
berdasarkan lama DM pasien DM
Distribusi frekuensi nilai Ankle
tipe II di RS Pancaran Kasih GMIM
Brachial Index dari 30 responden
Manado Tahun 2016 Lama
sebelum diberikan intervensi yaitu
Responden
senam kaki diabetes dapat dilihat dari
tabel dibawah ini:
DM n % Tabel 5.5 Distribusi nilai Ankle
5 Tahun 19 63,3 % Brachial Index sebelum dilakukan
5 Tahun 11 36,7 % senam kaki diabetes di RS
Total 30 100,0 % Pancaran Kasih GMIM Manado
Sumber : Data Primer (diolah tahun 2016) Tahun 2016
Hasil analisis pada tabel 5.3 menunjukkan
bahwa sebagian besar responden telah Nilai Responden
menyandang DM selama < 5 Tahun Ankle n %
dengan jumlah 19 responden (63,3 %) dan Brachial
sebagian kecil responden telah Index
menyandang DM 5 ≥ Tahun dengan >1,4 - 0%
jumlah 11 responden (36,7 %). 0,9 - 1,4 14 46,7 %
0,8 - 0,89 15 50%
0,5 - 0,79 1 3,3
< 0,5 - 0%
Total 30 100,0 %
4) Riwayat Merokok Sumber : Data Primer (diolah tahun
Tabel 5.4 Distribusi responden 2016)
berdasarkan riwayat merokok
pasien Hasil analisis tabel 5.5 diatas
menunjukkan bahwa sebelum
ejournal keperawatan (e-Kp) volume 5 nomor 1, Februari 2017

diberikan senam kaki diabetes nilai Ankle Brachial Index 0,8 –


sebanyak 5 kali selama 1 minggu, 0,89 dengan jumlah 1 responden
sebagian besar responden mempunyai (3,3 %).
nilai Ankle Brachial Index 0,8 – 0,89
dengan jumlah 15 responden (50%) 2. Analisis Bivariat
dan sebagian kecil responden Analisis bivariat dalam penelitian
mempunyai nilai Ankle Brachial ini dilakukan untuk menguji
Index 0,5 – 0,79 dengan jumlah 1 hipotesis pengaruh senam kaki
responden (3,3%). diabetes terhadap nilai Ankle
Brachial Index pada pasien Diabetes
c. Gambaran Nilai Ankle Brachial Index Melitus tipe II di Rumah Sakit
Sesudah Dilakukan Intervensi Pancaran Kasih GMIM Manado
Distribusi frekuensi nilai Ankle dengan menggunakan uji Wilcoxon
Brachial Index dari 30 responden Sign Rank test dengan tingkat
sesudah diberikan intervensi yaitu kepercayaan 95% atau interval
senam kaki diabetes dapat dilihat kepercayaan p < 0,05 dengan hasil
dari tabel dibawah ini: sebagai berikut:
Tabel 5.6 Distribusi nilai
Ankle
Brachial Index sesudah dilakukan Tabel 5.7 Hasil analisis nilai
senam kaki diabetes di RS Ankle Brachial Index sebelum
Pancaran dan sesudah dilakukan senam
Kasih GMIM Manado Tahun kaki diabetes di RS
2016 Nilai Responden Pancaran Kasih GMIM Manado
Ankle n % Tahun 2016
Brachial Mea Me
Min-
95
Index n n dia %
Max
±SD n CI
>1,4 - 0%
Nilai
0,9 – 1,4 29 96,7 % Ankle
0,8 – 0,89 1 3,3 % Brachial 0,95± 0,8 0,75- -
30
0,15 6 1,30 1,02
0,5 – 0,79 - 0% Index Pre
< 0,5 - 0% Test

Total 30 100,0 % Nilai


Sumber : Data Primer (diolah tahun Ankle
Brachial 1,03± 1,0 0,83- -
2016) 30
Index 0,11 0 1,25 1,07
Post Test
Hasil analisis tabel 5.6 diatas
Sumber : Data Primer (diolah tahun
menunjukkan bahwa setelah
diberikan senam kaki diabetes 2016)
sebanyak 5 kali selama 1 minggu, PEMBAHASAN
nilai Ankle Brachial Index A. Karakteristik Responden
mengalami kenaikan. Sebagian
besar responden mempunyai nilai 1. Karakteristik Responden
Ankle Brachial Index 0,9 - 1,4 Berdasarkan Usia
dengan jumlah 29 responden Dalam penelitian ini diperoleh
(96,7%) dan sebagian kecil bahwa sebagian besar usia
responden mempunyai interpretasi responden yang menyandang DM
tipe II yaitu responden yang
ejournal keperawatan (e-Kp) volume 5 nomor 1, Februari 2017

berumur 51-60 tahun dengan Corwin (2009) memaparkan bahwa


jumlah 14 responden (46,6%). DM tipe II lebih banyak ditemukan
Damayanti (2015) memaparkan pada perempuan dibanding laki-laki.
bahwa faktor risiko menyandang Pernyataan tersebut didukung oleh
DM tipe II adalah usia diatas 30 diabetes gestasional yang terjadi pada
tahun, hal ini karena adanya wanita hamil yang sebelumnya tidak
penurunan anatomis, fisiologis, menyandang diabetes. Meskipun
dan biokimia. diabetes tipe ini sering membaik
Ganong (2008) juga menjelaskan setelah persalinan, sekitar 50% wanita
bahwa bahwa peningkatan resiko yang mengalami diabetes tipe ini akan
diabetes sesuai dengan usia kembali ke status nondiabetes setelah
khususnya pada usia lebih dari 40 persalinan berakhir, namun risiko
tahun karena pada usia tersebut untuk mengalami diabetes tipe II lebih
mulai terjadi peningkatan besar daripada wanita hamil yang tidak
intoleransi glukosa. Adanya proses mengalami diabetes.
penuaan menyebabkan Selain itu, Guyton dan Hall (2007)
kemampuan sel β pankreas dalam memaparkan bahwa perempuan pada
memproduksi insulin berkurang. usia lebih dari 40 tahun lebih beresiko
Hal ini sama halnya dengan menderita penyakit DM tipe II
penelitian yang dilakukan oleh dikarenakan pada wanita yang telah
Wahyuni dan Arisfa (2016) mengalami menopause, kadar gula
mengenai senam kaki diabetik dalam darah lebih tidak terkontrol
efektif meningkatkan Ankle dikarenakan terjadi penurunan
Brachial Index pasien Diabetes produksi hormon esterogen dan
Melitus Tipe 2 menunjukkan progesteron Sehingga peneliti
bahwa umur yang didapatkan pada berasumsi bahwa penyandang diabetes
penelitian ini rata-rata 50.30 tahun. melitus lebih banyak ditemukan pada
Sehingga peneliti berasumsi bahwa perempuan disebabkan oleh
penyandang diabetes melitus lebih peningkatan glukosa sewaktu hamil
banyak ditemukan pada usia dewasa atau disebut diabetes gestasional yang
yang berumur 51-60 tahun disebabkan dapat meningkatkan risiko perempuan
karena seiring dengan proses penuaan untuk mendapatkan diabetes melitus
terjadi pula penurunan fungsi sel atau tipe II dan juga hormon estrogen dan
organ tubuh seperti sel β pankreas progesteron yang berperan dalam
yang berfungsi memproduksi insulin pengaturan kadar gula dalam tubuh.
sehingga dapat menyebabkan
gangguan pada kinerja atau produksi 3. Karakteristik Responden
insulin yang berdampak pada intolerasi Berdasarkan Lama DM
glukosa. Dalam penelitian ini diperoleh
bahwa sebagian besar yang telah
2. Karakteristik Responden Berdasarkan menyandang DM tipe II yaitu
Jenis Kelamin responden yang mengalami DM
Dalam penelitian ini diperoleh bahwa < 5 tahun dengan jumlah
sebagian besar jenis kelamin responden sebanyak 19 responden (63,3 %).
yang menyandang DM tipe II yaitu Soegondo (2008) memaparkan
responden yang berjenis kelamin bahwa secara epidemiologis
perempuan dengan jumlah 17 diabetes melitus seringkali tidak
responden (56,6 %). terdeteksi dan dikatakan onset
ejournal keperawatan (e-Kp) volume 5 nomor 1, Februari 2017

atau mulai terjadinya diabetes jumlah 18 responden (60%). Corwin


adalah 5 tahun sebelum (2009) memaparkan bahwa
diagnosis ditegakkan, sehingga arterosklerosis (pengerasan arteri)
morbiditas dan mortalitas dini yang dialami penyandang DM
terjadi pada kasus yang tidak disebabkan kadar kolesterol dan
terdeteksi. Hasil penelitian trigliserida plasma yang tinggi, dan
yang dilakukan oleh Purwanti buruknya sirkulasi ke sebagian besar
(2013) memaparkan bahwa organ yang menyebabkan hipoksia
terdapat 10 responden (29,4 %) dan cedera ringan sehingga aliran
yang < 5 tahun dan 24 responden darah terutama aliran darah pada kaki
(70,6 %) yang ≥ 5 tahun telah kurang lancar dan dapat
mengalami komplikasi berupa mengakibatkan penurunan nilai ABI.
ulkus di kaki. Responden yang Nurarif dan Kusuma (2015)
baru di diagnosis DM atau lama memaparkan bahwa resiko terjadinya
menderita DM < 5 tahun arteroskerosis meningkat salah
kemungkinan dapat terjadi ulkus. satunya disebabkan oleh merokok.
Hal ini dapat terjadi karena Sudoyo, Setiyohadi, Alwi,
responden tidak ada gejala tetapi Simadibrata, dan Setiati (2009) juga
baru dirasakan setelah terjadi memaparkan bahwa latihan seperti
komplikasi, maka responden senam kaki diabetes di perlukan untuk
baru memeriksakan diri ke mengurangi terjadinya PAP. Latihan
rumah sakit dan kemungkinan memiliki potensi untuk meningkatkan
menderita DM jauh sebelum metabolisme otot rangka dan fungsi
dilakukan penegakan diagnosa mitokondria yang berperan penting
medis. untuk recovery pembuluh darah.
Sehingga peneliti berasumsi Sehingga peneliti berasumsi bahwa
seseorang yang baru mengalami penyandang DM yang tidak
DM kemungkinan dapat mempunyai riwayat merokok juga
mengalami komplikasi karena dapat berisiko mengalami
gejala untuk mengalami arterosklerosis karena faktor fisiko
komplikasi berkembang dengan lainnya yang dapat menyebabkan
cepat sehingga baru dirasakan / arterosklerosis adalah tekanan darah
disadari setelah terjadi tinggi, kadar kolesterol tinggi,
komplikasi kegemukan (obesitas), malas
maka perlu adanya skrining pada berolaraga, dan usia lanjut yang juga
pasien dapat menjadi penyebab PAP
DM untuk tindakan (Penyakit Arteri Perifer).
pencegahan terjadinya
kompllikasi (pencegahan
tersier).
B. Pengaruh Senam Kaki Diabetes
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Terhadap Nilai Ankle Brachial
Riwayat Merokok Index Pada penelitian ini sebelum
Dalam penelitian ini diperoleh bahwa diberikan intervensi berupa senam
sebagian besar riwayat merokok kaki diabetes, terlebih dahulu
responden yang menyandang DM tipe dilakukan pengukuran nilai Ankle
II yaitu responden yang tidak Brachial Index menggunakan
mempunyai riwayat merokok dengan doppler vascular kemudian dicatat
dilembar observasi. Hasil yang
ejournal keperawatan (e-Kp) volume 5 nomor 1, Februari 2017

diperoleh pada pengukuran nilai jumlah 29 responden (96,7 %).


Ankle Brachial Index sebelum Nilai tengah (median) sebelum
dilakukan senam kaki diabetes dilakukan senam kaki diabetes
yaitu sebagian besar rentang nilai menunjukkan 1,00 . Hal ini
Ankle Brachial Index berada pada menunjukkan bahwa nilai Ankle
0-8-0,89 dengan jumlah 15 Brachial Index pada sebagian
responden (50 %). Nilai tengah besar responden dapat
(median) sebelum dilakukan diinterpretasikan normal.
senam kaki diabetes menunjukkan Gerakan-gerakan kaki yang dilakukan
0,86 . Hal ini menunjukkan bahwa selama senam kaki diabetik sama halnya
nilai Ankle Brachial Index pada dengan pijat kaki yaitu memberikan
sebagian besar responden dapat tekanan dan gerakan pada kaki
diinterpretasikan gangguan arterial mempengaruhi hormon yaitu
ringan. meningkatkan sekresi endorphin yang
Hasil penelitian yang dilakukan berfungsi untuk menurunkan sakit,
Wahyuni dan Arisfa (2016) vasodilatasi pembuluh darah sehingga
menjelaskan bahwa didapatkan terjadi penurunan tekanan darah terutama
ratarata nilai ABI pasien DM tipe sistolik brachialis yang berhubungan
2 mengalami penurunan dengan langsung dengan nilai ABI (Laksmi,
nilai 0.62 yang dalam interpretasi Agung, Mertha, &
kategori obstruksi sedang. Nilai Widianah, 2006).
ABI yang diperoleh pada saat Senam kaki menjadikan tubuh menjadi
skrining kaki yaitu nilai yang rileks dan melancarkan peredaran darah.
kurang dimana keadaan ini pasien Peredaran darah yang lancar akibat
DM rata-rata mengalami gangguan digerakkan dapat menstimulasi darah
pembuluh darah arteri perifer. mengantar oksigen dan gizi lebih banyak
Senam kaki dianjurkan untuk ke sel-sel tubuh, serta membantu
pasien DM yaitu senam yang membawa racun lebih banyak untuk
bersifat aerobik. Artinya, senam dikeluarkan (Natalia, Hasneli, &
tersebut membutuhkan oksigen Novayelinda, 2012). Dalam penelitian ini
dan dapat membantu memperbaiki ditemukan adanya pengaruh senam kaki
sirkulasi darah, memperkuat otot- diabetes terhadap nilai Ankle Brachial
otot kecil kaki, mencegah Index, hal tersebut dapat dilihat melalui
terjadinya kelainan bentuk kaki uji Wilcoxon Sign Rank test pada hasil
yang dapat meningkatkan potensi observasi nilai Ankle Brachial Index
luka diabetik di kaki, dan sebelum diberikan intervensi senam kaki
meningkatkan produksi insulin diabetes dan hasil observasi nilai Ankle
yang dipakai dalam transport Brachial Index setelah diberikan
glukosa ke sel sehingga membantu intervensi berupa senam kaki diabetes
menurunkan glukosa dalam darah pada 30 responden dengan tingkat
(Dewi, Sumarni, & Sundari, kepercayaan 95% dan tingkat kemaknaan
2012). α = 0,05.
Pada akhir dari penelitian ini Dalam penelitian ini didapatkan pvalue =
hasil yang diperoleh setelah 0,000 (p-value < 0,05) pada kelompok
dilakukan senam kaki diabetes, Intervensi yang berarti bahwa penelitian
nilai Ankle Brachial Index pada ini menunjukan adanya pengaruh yang
setiap responden yaitu sebagian signifikan senam kaki diabetes terhadap
besar rentang nilai Ankle Brachial nilai Ankle Brachial Index pada pasien
Index berada pada 0,9-1,4 dengan DM tipe II di Rumah Sakit Pancaran
ejournal keperawatan (e-Kp) volume 5 nomor 1, Februari 2017

Kasih GMIM Manado. Dengan memperkuat otot-otot kecil kaki


melakukan senam kaki diabetes secara dan mencegah terjadinya kelainan
rutin dan teratur selama waktu yang telah bentuk kaki. Selain itu dapat
ditentukan oleh peneliti yaitu sebanyak 5 meningkatkan kekuatan otot betis,
kali sebanyak 1 minggu. Hasil penelitian otot paha dan juga mengatasi
Agustianingsih (2013) memaparkan keterbatasan pergerakan sendi
bahwa sirkulasi darah kaki adalah aliran (Nurrahmani &
darah yang dipompakan jantung keseluruh Kurniadi 2014) .
tubuh salah satunya kaki yang dipengaruhi Guyton dan Hall (2007) menjelaskan
oleh tiga faktor yaitu viskositas bahwa pasien diabetes melitus yang
(kekentalan darah), panjang pembuluh melakukan senam kaki akan terjadi
darah, dan diameter pembuluh darah. DM pergerakan tungkai yang akan
merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan menegangnya otot-otot
mempengaruhi tekanan aliran darah tungkai dan menekan vena di sekitar otot
karena faktor viskositas akibat tersebut. Hal ini akan mendorong darah
penumpukan gula darah. Kekentalan kearah jantung dan tekanan vena akan
darah mengakibatkan aliran darah menurun, mekanisme ini dikenal dengan
terganggu ke seluruh tubuh dan pompa vena. Mekanisme ini akan
menyebabkan penurunan perfusi ke membantu memperlancarkan peredaran
jaringan tubuh. darah bagian kaki dan memperbaiki
Purwanti (2013) menjelaskan sirkulasi darah.
pada Penyakit Arteri Perifer (PAP) Gerakan senam kaki juga terdapat
terjadi penurunan sirkulasi ke peregangan kaki (stretching). Stretching
perifer yang rendah, yang dapat kaki dianggap efektif melancarkan
mencetuskan terjadinya ulkus atau sirkulasi darah ke daerah kaki,
ulkus berulang. Hal tersebut terjadi meningkatkan kerja insulin dan
karena penyebab dari ulkus sulit melebarkan pembuluh darah dimana
untuk sembuh disebabkan oleh insulin bekerja menghambat proses
lemahnya nadi di dorsalis pedis lipolysis, yaitu penguraian trigliserida
atau tibia posterior pada salah satu menjadi asam lemak dan gliserol,
kaki. Faktor yang dapat mencegah sehingga terjadi penurunan pengeluaran
terjadinya ulkus yaitu latihan asam lemak yang berlebihan dari jaringan
seperti senam kaki diabetes. adipose ke dalam darah, mengurangi
Dengan latihan dapat mengurangi resiko arterosklerosis, serta dapat
gejala nyeri pada ekstremitas meningkatakan aliran darah ke estremitas
karena PAP, meningkatkan bawah dan berperan serta meningkatkan
kapasitas latihan dan mencegah tekanan sistolik pada kaki (Yasa, Endang,
atau mengurangi cacat fisik, dan & Bagiarta, 2013). Sehingga peneliti
mengurangi terjadinya kejadian menyimpulkan bahwa senam kaki
penyakit kardiovaskular dan diabetes yang telah dilakukan dengan
pembuluh darah. rutin dan teratur oleh para responden
Senam kaki diabetes merupakan sangat berdampak bagi nilai Ankle
kegiatan atau latihan yang Brachial Index yang terjadi pada setiap
dilakukan oleh penderita diabetes individu karena dengan melakukan
melitus untuk mencegah terjadinya gerakan-gerakan dalam senam kaki
luka dan membantu melancarkan diabetes berguna untuk melancarkan
peredaran darah bagian kaki. sirkulasi darah dikaki dan mencegah
Senam kaki dapat membantu komplikasi seperti PAP
memperbaiki sirkulasi darah dan (Penyakit Arteri Perifer).
ejournal keperawatan (e-Kp) volume 5 nomor 1, Februari 2017

Selain itu, senam kaki diabetes senam kaki diabetes dalam rangka
ini dapat dilakukan dengan mudah menangani gangguan sirkulasi
karena hanya menggunakan koran darah kaki pada pasien DM tipe II.
dan kursi, dapat dilakukan kapan 3. Bagi peneliti
saja dan dimana saja tanpa Hasil penelitian ini dapat dijadikan
mengganggu aktivitas yang sebagai pengembangan wawasan
lainnya, tidak memerlukan biaya bagi peneliti dan bagi peneliti
yang banyak, tidak menyebabkan selanjutnya dapat menjadikan hasil
kelelahan atau membuang energi penelitian ini sebagai sumber
yang banyak, dan memiliki referensi penelitian dan
manfaat yang banyak bagi pengembangan konsep penelitian
penyandang DM.
DAFTAR PUSTAKA
SIMPULAN Agustianingsih, N. (2013).
Pengaruh Senam Kaki
1. Sebagian besar responden berumur Diabetik terhadap
5160 tahun, berjenis kelamin Sirkulasi Darah Ekstremitas Bawah
perempuan, lama DM ≤ 5 tahun, Pasien Diabetes Melitus di
dan tidak ada riwayat merokok. Puskesmas Kuta I Kabupaten
2. Sebelum dilakukan atau diberikan Badung. Program Studi Ilmu
senam kaki diabetes, sebagian Keperawatan Fakultas Kedokteran
besar pasien DM tipe II Universitas Udayana.
mempunyai nilai Ankle Brachial Billota, K. A. J. (2014). Kapita Selekta
Index gangguan arterial ringan. dengan Implikasi
3. Setelah dilakukan atau diberikan Keperawatan. Edisi 2. Jakarta :
senam kaki diabetes, nilai Ankle Kedokteran EGC.
Brachial Index mengalami Corwin, E. (2009).
perubahan yang cukup signifikan Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3
dengan meningkatnya nilai Ankle Revisi. Jakarta : Kedokteran EGC.
Brachial Index menjadi normal. Damayanti, S. (2015). Diabetes Melitus &
4. Terdapat pengaruh yang signifikan Penatalaksanaan
terhadap nilai Ankle Brachial Keperawatan. Yogyakarta : Nuha
Index sebelum dan sesudah Medika.
diberikan senam Dewi, P., Sumarni, T., & Sundari, R. I.
kaki diabetes (20012). Pengaruh Senam Kaki
Diabetes Melitus dengan Nilai ABI
(Ankle Brachial Index) pada Pasien
SARAN
Diabetes Melitus di Puskesmas
1. Aplikatif Padamara Purbalingga. Program
Hasil penelitian ini diharapkan Studi Ilmu Keperawatan STIKES
dapat memberikan informasi dan Harapan Bangsa Purwokerto.
masukan secara objektif mengenai Dharma, K.K. (2011). Metodologi
penanganan gangguan sirkulasi Penelitian Keperawatan Panduan
darah di kaki pada pasien DM tipe Melaksanakan dan Menerapkan
II Hasil Penelitian. Jakarta : Trans
2. Pendidikan Keperawatan Hasil Info Media.
penelitian ini dapat dijadikan Gitarja, W.S. (2015). Perawatan Luka
sebagai upaya mengembangkan Certified Wound Care Clinican
program penatalaksanan berupa
ejournal keperawatan (e-Kp) volume 5 nomor 1, Februari 2017

Associate Student Handbook Misnadiarly. (2006). Diabetes


CWCCA 2015. Bogor : Wocare Melitus : Gangren, Ulcer,
Center. Infeksi, Mengenal Gejala,
Ganong, W.F. (2008). Buku Ajar Fisiologi Menanggulangi, dan Mencegah
Kedokteran. akarta. Edisi 22. Jakarta Komplikasi. Jakarta : Pustaka
: Kedokteran EGC. Populer Obor.
Guyton & Hall. (2007). Program Studi Ilmu Keperawatan
Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Universitas Sam Ratulangi.
Jakarta : Kedokteran EGC. (2013). Panduan Penulisan
International Diabetes Federation (IDF). Tugas Akhir & Skripsi. Program
(2015). IDF Diabetes Atlas 7th Studi Ilmu Keperawatan
Edition 2015. Diakses dari Universitas Sam Ratulangi.
www.idf.org diperoleh tanggal 10 Manado.
Desember 2016. Purwanti, O. (2013). Analisis
Laksmi, Agung, Mertha, & Widianah. FaktorFaktor Risiko Terjadi
(2006). Pengaruh Foot Ulkus Kaki pada Pasien
Massage terhadap Ankle Diabetes Melitus di RSUD Dr.
Brachial Index (ABI) pada Moewardi. Fakultas Ilmu
Pasien DM Tipe 2 di Keperawatan Kekhususan
Puskesmas II Denpasar Barat. Keperawatan Medikal Bedah
Program Studi Ilmu Depok. Rendy, M.C. & Margareth,
Keperawatan Fakultas TH. (2012). Asuhan
Kedokteran Universitas Keperawatan Medikal Bedah
Udayana. dan Penyakit Dalam.
LeMone, P., Burke, K.,Bauldoff, G. Yogyakarta : Nuha Medika.
(2016). Buku Ajar Simatupang, M. (2013). Hubungan Antara
Keperawatan Medikal Bedah. Penyakit Arteri Perifer dan Faktor
Volume 1. Edisi 5. Jakarta : Risiko Kardiovaskular pada Pasien
EGC. DM Tipe 2. Fakultas Kedokteran
Natalia, N. Hasneli, Y., & Universitas Sam Ratulangi Manado.
Novayelinda, R. (2012). Soegondo, S. (2008). Hidup Secara
Efektifitas Senam Kaki Mandiri dengan Diabetes Melitus
Diabetek dengan Tempurung Kencing Manis Sakit Gula. Jakarta :
Kelapa terhadap Tingkat Fakultas Kedokteran Universitas
Sensitivitas Kaki pada Pasien Indonesia.
Diabetes Melitus Tipe 2. Sudoyo, A., Setiyohadi, B., Alwi, I.,
Program Studi Ilmu Simadibrata, M., & Setiati, S.
Keperawatan Riau. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit
Nurarif, & Kusuma. (2015). Aplikasi Dalam. Edisi V. Jakarta :
Asuhan Keperawatan Kedokteran EGC.
Berdasarkan Diagnosa Medis Wahyuni, A., & Arisfa, N. (2016). Senam
Nanda NIC NOC. Yogyakarta : Kaki Diabetik Efektif Meningkatkan
Mediaction. Ankle Brachial Index Pasien
Nurrahmani, U., & Kurniadi, H. Diabetes Melitus Tipe 2. STIKES
(2014). Stop ! Gejala Penyakit Fort De Kock Bukittinggi. Jurnal
Jantung Koroner, Kolesterol IPTEK Terapan 9.
Tinggi, Diabetes Melitus, Wungouw, H. & Marunduh, S. (2014).
Hipertensi. Yogyakarta : Istana Mudah Mempelajari Patofisiologi.
Media.
ejournal keperawatan (e-Kp) volume 5 nomor 1, Februari 2017

Edisi Keempat. Tangerang Selatan : Kaki pada Pasien Diabetes Melitus


Binarupa Aksara. Tipe II. Jurusan Keperawatan
Yasa, I. D., Endang, V. M., & Bagiarta, I. Politeknik Kesehatan Denpasar
M. (2013). Latihan Aerobik Jalan
3. efektivitas pengaruh Senam Diabetes dan Jalan Kaki te
(KGD)

Anda mungkin juga menyukai