Anda di halaman 1dari 9

AKUNTANSI MANAJEMEN

Quality Cost and Productivity Measurement and Control

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. I Ketut Yadnyana, S.E., Ak., M.Si.

Oleh :
Ida Ayu Ary Mahadewi
1907531028

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2021
PEMBAHASAN

A. PRODUCTIVE EFFICIENCY
Produktivitas berkaitan dengan memproduksi output secara efisien, dan secara spesifik
mengacu pada hubungan antara outpun dan input yang digunakan untuk memproduksi output.
Biasanya, kombinasi atau bauran dari input yang berbeda-beda dapat digunakan untuk
memproduksi suatu tingkat output tertentu.
Barr, et al. (1999) membedakan konsep efisiensi ke dalam 2 kategori, yaitu productive
efficiency dan economic efficiency. Productive efficiency mengukur perbadingan tingkat input
terhadap tingkat output. Untuk menjadi efisien sebuah perusahaan harus memaksimalkan
output pada tingkat input tertentu atau meminimalkan input untuk tingkat output tertentu.
Sementara itu, economic efficiency mengandung pengertian yang lebih luas dari
pada productive efficiency. Konsep ini mencakup pengertian pemilihan yang optimal dari
tingkat dan kombinasi (levels and mixes) input dan output berdasarkan reaksi terhadap harga-
harga pasar. Untuk menjadi efisien, sebuah perusahaan harus berusaha mengoptimalkan
pencapaian sasaran ekonomis (economic goal), seperti minimalisasi biaya atau maksimalisasi
keuntungan. Dalam hal ini, economic efficiency menghendaki tercapainya productive
efficiency dan allocative efficiency. Dari uraian ini dapat dilihat bahwa Barr et al.
mengemukakan tiga konsep efisiensi, yaitu productive efficiency, allocative efficiency,
dan economic efficiency.

B. PERBEDAAN ANTARA TECHNICAL DAN ALLOCATIVE EFFICIENCY


Technical efficiency berkaitan dengan maksimalisasi output atau minimalisasi input
sementara allocative efficiency berkaitan dengan pemilihan kombinasi input yang yang tepat.
Berkaitan dengan ini, Farrel (1957) telah mengemukakan bahwa efisiensi sebuah perusahaan
terdiri dari dua komponen, yaitu: (1) technical efficiency, dan (2) allocative
efficiency. Technical efficiency menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mencapai
tingkat output yang maksimal pada tingkat input tertentu. Sedangkan allocative
efficiency menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memilih kombinasi input yang optimal
pada tingkat harga dan teknologi tertentu. Selanjutnya kedua pengukuran ini dapat
dikombinasikan untuk menghasilkan suatu pengukuran yang lebih luas yang dikenal dengan
“total economic efficiency,” atau cost efficiency.
Tahap awal dari konsep efisiensi adalah technical efficiency yang memusatkan
perhatian pada kemampuan perusahaan menggunakan input dalam menghasilkan output
dibandingkan dengan best practice. Selanjutnya perhatian juga diarahkan pada kemampuan
perusahaan untuk memilih kombinasi yang optimal dari input pada tingkat output dan harga
input tertentu sehingga muncul konsep allocative efficiency. Kombinasi dari kedua
pengukuran ini menghasilkan cost efficiency atau X-efficiency. Bahkan beberapa peneliti,
seperti Barr et al. dan Berger & Mester sudah memasukkan kombinasi ini kedalam
kategori economic efficiency meskipun ruang lingkup pengertian economic efficiency ternyata
berkembang lebih luas lagi. Tahap terakhir adalah pengembangan konsep economic
efficiency dengan mempertimbangkan aspek-aspek lainnya seperti profit, ruang lingkup usaha
(scope), dan skala usaha (scale).

C. PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS PARSIAL


Pengukuran produktivitas (productivity measurement) adalah penilain kuantitatif atas
perubahan produktivitas. Tujuan pengukuran ini adalah untuk menilai apakah efesiensi
produktif telah meningkat atau menurun. Pengukuran produktivitas dapat berupa actual atau
perspektif. Pengukuran produktivitas aktual memungkinkan manajer untuk menilai,
memantau, dan mengendalikan perubahan.
Pengukuran prospektif melihat ke masa depan, dan berguna sebagai input bagi
pengambilan keputusan strategis. Secara khusus, pengukuran prospektif memungkinkan para
manajer untuk membandingkan manfaat relatif diri berbagai kombinasi input, pemilihan input
dan bauran input yang memberikan manfaat terbesar. Pengukuran produktivitas dapat
dikembangkan untuk masing-masing input secara terpisah atau seluruh input secara bersama-
sama. Pengukuran produktivitas parsial (partial productivity measurement). Definisi
pengukuran produktivitas parsial adalah produktivitas dari satu input tunggal biasanya diukur
dengan menghitung rasio output terhadap input.
1. Pengukuran produksitivitas parsial
Rasio produktivitas = output/input
Karena hanya produksitivitas dari satu input yang sedang diukur, maka ukuran itu
disebut pengukuran produktivitas parsial. Jika output dan input diukur dalam kuantitas
fisik, maka kita memperoleh ukuran produksitivitas operasional (operational productivity
measure). Jika output dan input dinyatakan dalam dolar, maka kita memperoleh ukuran
produktivitas keuangan (financial productivity measure).
2. Ukuran-ukuran Parsial dan Pengukuran Perubahan Efesiensi Produktif
Rasio Produktivitas tenaga kerja sebesar tiga mesin per jam adalah ukuran
produktivitas Kankul pada tahun 2005, rasio tersebut menunjukkan sedikit informasi
mengenai efesiensi produktif atau apakah produktivitas perusahaan telah meningkat atau
menurun. Namun, dapat juga dibuat laporan mengenai peningkatan atau penurunan.
Efesiensi produktivitas melalui pengukuran perubahan dalam produktivitas. Untuk
mengukur perubahan dalam produktivitas, ukuran prroduktivitas yang aktual berjalan
dibandingkan dengan ukuran produktivitas periode sebelumnya. Periode sebelumnya ini
disebut periode dasar (base period) dan menjadi acuan atau standar bagi pengukuran
perubahan efesiensi produktif. Periode sebelumnya dapat ditentukan secara bebas.
3. Keunggulan Ukuran Parsial
Unggulan parsial memungkinkan manajer untuk memfokuskan perhatiannya pada
penggunaan input tertentu. Penggunaan ukuran parsial memiliki keunggulan, yaitu mudah
diinterprestasikan oleh semua pihak di dalam perusahaan, sehingga ukuran tersebut mudah
digunakan untuk menilai kinerja produktivitas dari karyawan operasional. Tenaga kerja,
misalnya, dapat dihubungkan dengan unit yang diproduksi per jam atau unit yang di
produksi per pon (0,5 kilogram) bahan. Jadi, ukuran operasional parsial menyediakan
umpan balik yang dapat berhubungan dengan dan dipahami oleh karyawan operasional,
ukuran-ukuran yang berkaitan dengan input-input tertentu yang berada dalam kendali
mereka. Ini meningkatkan kemungkinan bahwa ukuran operasional parsial ini bias diterima
oleh personil operasional. Bahkan, untuk pengendalian operasional, standar kinerja
seringkali berjangka sangat pendek. Misalnya, standar kinerja dapat berupa rasio
produktivitas dari batch barang sebelumnya. Dengan menggunakan standar ini, tren
produktivitas untuk tahun berjalan dapat ditelusuri.
4. Kelemahan Ukuran Parsial
Ukuran parsial, yang digunakan secara terpisah, dapat menyesatkan. Penurunan
produktivitas suatu input mungkin diperlukan untuk meningkatkan produktivitas yang
lainnya. Trade-off seperti itu di perlukan jika biaya secara keseluruhannya turun, tetapi
pengaruh tersebut akan hilang jika digunakan ukuran parsial masing-masing. Misalnya,
mengubah proses agar tenaga kerja langsung menggunakan lebih sedikit waktu untuk
merakit sebuah produk mungkin akan meningkatkan sisa bahan baku dan limbah produksi
sementara output totalnya tidak berubah. Dalam hal ini, produktivitas tenaga kerja
meningkat, tetapi produktivitas penggunaan bahan baku menurun. Jika kenaikan biaya sisa
bahan baku dan limbah produksi melebihi penghematan dari pengurangan tenaga kerja,
maka produktivitas secara keseluruhan menurun.

D. PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS TOTAL


Pengukuran produktivitas dari seluruh input disebut pengukuran produktivitas total
(total productivity measurement). Perusahaan hanya mengukur produktivitas dari faktor-
faktor yang dianggap sebagai indikator relevan bagi keberhasilan dan kinerja perusahaan.
Jadi, pengukuran produktivitas total dapat didefinisikan sebagai pemfokusan perhatian pada
beberapa  input yang menunjukkan keberhasilan perusahaan secara total. Pengukuran
produktivitas total mensyaratkan pengembangan dari pendekatan pengukuran multifaktor
yang umum disarankan dalam literatur produktivitas adalah menggunakan indeks
produktivitas agregat. Indeks agregat bersifat kompleks, sulit diinterpretasikan dan belum
diterima secara umum. Dua pendekatan yang telah memperoleh beberapa pengakuan
adalah pengukuran profil (profile measurement) dan pengukuran produktivitas yang
berkaitan dengan laba (profit-linked productivity measurement).
1. Pengukuran Profil Produktivitas
Pengukuran profil menyediakan serangkaian atau sebuah vektor ukuran operasional
parsial yang berbeda dan terpisah. Untuk mengilustrasikan pendekatan ini hanya
menggunakan dua input : tenaga kerja dan bahan. 
2. Pengukuran Produktivitas yang Berkaitan dengan Laba
Pengukuran jumlah perubahan laba yang diakibatkan oleh perubahan produktivitas
disebut pengukuran produktivitas yang berkaitan dengan laba. Keterkaitan perubahan
produktivitas dengan laba dijelaskan oleh aturan berikut :
Aturan Keterkaitan dengan Laba (Profit-Linkage Rule): untuk periode berjalan,
hitunglah biaya input yang seharusnya digunakan dalam keadaan tanpa adanya perubahan
produktivitas dan bandingkan biaya tersebut dengan biaya input aktual yang digunakan.
Selisih biayanya adalah sejumlah perubahan laba yang disebabkan oleh perubahan
produktivitas.
Untuk mengaplikasikan aturan ini, input yang seharusnya digunakan selama periode
berjalan dalam keadaan tanpa perubahan produktivitas harus dihitung terlebih dahulu.
Pengaruh produktivitas yang terkait dengan laba dapat dihitung untuk satu jenis input. Ukuran
terkait dengan laba memperlihatkan pengaruh pengukuran parsial maupun pengaruh pengukuran
total. Ukuran produktivitas total terkait dengan laba merupakan penjumlahan dari setiap ukuran
parsial. Sifat ini membuat ukuran terkait dengan laba ideal untuk menilai trade-off.
PQ = Output periode berjalan/Rasio produktivitas periode dasar
Untuk mengilustrasikan aplikasi aturan keterkaitan dengan laba, contoh trade-off
input digunakan, dengan menambahkan informasi biaya.

E. PERANAN PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DALAM MENILAI ACTIVITY


IMPROVEMENT

1. Peruasahaan dapat menilai efisiensi konversi sumber dayanya, agar dapat meningkatkan
produktivitas melalui efisiensi penggunaan sumber daya itu.
2. Perencanaan sumber daya akan menjadi lebih efektif dan efisien melalui pengukuran
produktivitas, baik dalam perencanaan jangaka pendek maupun jangka panjang.
3. Tujuan ekonomis dan non ekonomis dari perusahaan dapat diorganisasikan kembali
dengan cara memberikan prioritas tertentu yang dipandang dari sudut produktivitas.
4. Perencanaan target produktivitas di masa mendatang dapat dimodifikasi kembali
berdasarkan informasi pengukuran tingkat produktifitas sekarang.
5. Strategi untuk meningkatkan produktivitas perusahaan dapat ditetapkan berdasarkan
tingkat kesenjangan produktivitas (productivity gap) yang ada di antara tingkat
produktivitas yang direncanakan dan tingkat produktivitas yang diukur, dalam hal ini
pengukuran produktivitas akan memberikan informasi dalam mengidentifikasi masalah-
masalah atau perubahan-perubahan yang terjadi, sehingga korektif dapat diambil.
6. Pengukuran produktivitas perusahaan akan menjadi informasi yang bermanfaat dalam
membandingkat tingkat produktivitas di antara organisasi perusahaan industry sejenis serta
bermanfaat pula untuk informasi produktivitas industri pada skala nasionalmaupun global.
7. Nilai-nilai produktivitas yang dihasilkan dari suatu pengukuran dapat menjadi informasi
yang berguna untuk merencanakan tingkat keuntungan dari perusahaan tersebut.
8. Pengukuran produktivitas akan menciptakan tindakan-tindakan kompetitif berupa upaya-
upaya peningkatan produktivitas terus-menerus.
9. Pengukuran produktivitas terus-menerus akan memberikan informasi yang bermanfaat
untuk menentukan dan mengevaluasi kecenderungan perkembangan produktivitas
perusahaan dari waktu ke waktu.
10. Pengukuran produktivitas akan memberikan informasi yang bermanfaat
dalam mengevaluasi perkembangan dan efektivitas dari perbaikan terus-menerus yang
dilakukan perusahaan.
11. Pengukuran produktivitas akan memberikan motivasi kepada orang-orang untuk secara
terus-menerus melakukan perbaikan dan juga akan meningkatkan kepuasan kerja. Orang-
orang akan lebih memberikan perhatian kepada pengukuran produktivitas apabila dampak
dari perbaikan produktivitas itu terlihat jelas dan dirasakn oleh mereka.
12. Aktivitas perundingan bisnis secara kolektif dapat diselesaikan secara
raisonal, apabila telah tersedia ukuran-ukuran produktivitas.
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Produktivitas berkaitan dengan memproduksi output secara efisien, dan secara spesifik
mengacu pada hubungan antara outpun dan input yang digunakan untuk memproduksi output.
Biasanya, kombinasi atau bauran dari input yang berbeda-beda dapat digunakan untuk
memproduksi suatu tingkat output tertentu.
Technical efficiency berkaitan dengan maksimalisasi output atau minimalisasi input
sementara allocative efficiency berkaitan dengan pemilihan kombinasi input yang yang tepat.
Allocative efficiency menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memilih kombinasi input
yang optimal pada tingkat harga dan teknologi tertentu.
Pengukuran produktivitas (productivity measurement) adalah penilain kuantitatif atas
perubahan produktivitas. Tujuan pengukuran ini adalah untuk menilai apakah efesiensi
produktif telah meningkat atau menurun. Produktivitas parsial adalah produktivitas dari satu
input tunggal biasanya diukur dengan menghitung rasio output terhadap input. Produktivitas
total adalah pengukuran produktivitas dari seluruh input disebut pengukuran.

2. SARAN
Ringkasan materi ini memang diakui memiliki banyak kekurangan terkait dengan
pembahasan yang kurang mendalam dalam beberapa unit analisis. Kekurangan ini dapat
menjadi gagasan untuk penelitian selanjutnya. Kririk dan saran sangat dibutuhkan untuk
melengkapi kekurangan dari ringkasan materi ini. Jika ada kesalahan dalam penulisan
mohon dimaafkan.
DAFTAR PUSTAKA

Hansen, Don R Dan Mowen. 2009. Akuntansi Manajerial. Penerbit: Salemba Empat, Jakarta.
http://dramli.wordpress.com/2009/02/28/bab-2-disertasi/
http://bany-banysastra.blogspot.com/2012_08_01_archive.html
http://www.scribd.com/doc/16733299/Konsep-Produktivitas

Anda mungkin juga menyukai