ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses manajemen yang
dilakukan oleh organisasi santri pesantren Al-Ihsan (OSPAI) dalam
mewujudkan pesantren yang lebih baik. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode deskriptif dengan menjelaskan dan mendeskripsikan
rangkaian manajemen yang dilakukan oleh OSPAI. Penggalian data
dilakukan melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi yang di
antaranya merujuk pada sumber data dari pengurus OSPAI. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa proses manajemen di organisasi santri
melalui beberapa tahapan yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi. Perencanaan meliputi penerapan
aturan, rekruitmen kepengurusan, penyusunan program kerja, dan
penetapan anggaran. Pengorganisasian meliputi rincian tugas tiap bidang
dan pembagian kerja. Pelaksanaan terdiri dari implementasi program kerja.
Pengawasan dilakukan dengan mengadakan rapat-rapat. Sementara itu
tahapan evaluasi dilakukan dengan mempertanggung-jawabkan program
kerja yang telah dibuat dalam sidang umum santri.
Kata Kunci : Manajemen; Organisasi Santri; Pesantren Yang Lebih Baik
ABSTRACT
The research aims to identify the management process implemented by the Al-Ihsan
Boarding School’s Student Organization (OSPAI) in impoving the quaity of the school.
The study used descriptive method that explain dan describ the whole management proces
carried out by OSPAI. The data collected through observation, interview, and
document’s study on the availabe data from the organization committee. The research
finds that the organization implements a number of management processes that incllude
planning, organizing, actuating, controlling, and evaluating. The planning process
includes the implementation of regulation, recruitment of committees candidates,
organization’s program formulation, budgeting. Actuating process includes program
implementation. Controlling process carried out through a number of regular meeting.
Evaluation process, meanwhile, mainly consists of whole program report delivered by the
committee in the student general meeting.
Keywords: Management, Student (Santri) organization, Better boarding school
(pesantren).
PENDAHULUAN
Pesantren merupakan lembaga pendidikan keislaman yang masih bisa
mempertahankan eksistensinya sampai sekarang. Pada zaman dahulu
penyelenggaraan pendidikan agama masih dilakukan dengan sederhana
dengan cara mengadakan pengajiaan-pengajian di surau-surau, di rumah-
rumah, langgar-langgar dan tempat-tempat lainnya. Beberapa periode
kemudian pengelolaan pendidikan ini semakin tertata dengan lahirnya
lokasi-lokasi pengajian yang kemudian tumbuh dengan pendirian asrama-
asrama bagi para santri yang kelak dikenal sebagai pesantren (Masyhud,
2005:1).
Pesantren pertama diketahui didirikan oleh salah seorang wali songo
yaitu Syeih Maulana Malik Ibrahim. Sejak masa awal kemunculannya,
pesantren terus tumbuh dan berembang secara bertahap tapi pasti, menjadi
pusat kajian ilmu-ilmu agama Islam (Fadli, 2012). Pada era 1970–an
pesantren mengalami perubahan dan perkembangan yang signifikan baik
secara kualitas maupun kuantitas. Dari segi kuantitas, perkembangan ini
dapat dilihat dari segi jumlah santri di setiap pesantren maupun dari jumlah
pesantren yang berdiri. Secara kualitas, peningkatan dapat dilihat dari segi
perubahan bentuk baik dari sisi institusi, kurikulum, maupun struktur
organisasinya. Pesantren dengan beragam corak terus bermunculan, mulai
dari pesantren tradisional, modern, semi modern, dan mahasiswa yang
menyelenggarakan paket A, B, C yang menyebar dan meluas di perdesaan
dan perkotaan (Masyhud, 2005: 4-5).
Masa depan pesantren sangat ditentukan oleh faktor manajerial atau
pengelolaan pesantren itu sendiri. Dengan pengelolaan yang profesional
sebuah pesantren yang kecil akan berkembang secara signifikan. Begitupun
LANDASAN TEORITIS
Secara etimologis manajemen berasal dari to manage yang berarti control yang
diartikan mengendalikan, menangani, atau mengelola. Sedangkan secara
terminologis para ahli memberikan pernyataan yang berbeda-beda di
antaranya yaitu menurut G. R Terry, seperti dikutip Hasibuan (2011: 2)
Setelah terpilihnya gubernur atau ketua asrama yang baru di setiap asrama,
maka diadakan pemilihan presiden OSPAI dan wakil presiden OSPAI
untuk menentukan masa kepengurusan baru melalui Pemilu Raya Santri
(PRS) yang berpedoman kepada Undang-Undang Pemilu Raya Santri yang
telah disepakati pada saat sidang umum santri (SUSAN). Adapun dalam
penentuan kandidat presiden dilakukan dengan mengadakan rapat internal
angkatan yang akan memegang kepengurusan yang baru. Kandidat yang
memenui syarat seperti tertera dalam UU PRS dapat mendaftarkan diri
sebagai pasangan calon dan mendapat nomor urut. Kandidat yang
memenuhi syarat kemudian melakukan kampanye ke setiap asrama dengan
menyampaikan visi dan misinya masing-masing pada jadwal yang
ditetapkan.
Setelah kampanye di setiap asrama dilakukan, maka diadakanlah
debat terbuka antara pasangan calon yang disaksikan semua santri asrama.
Setelah semua tahapan-tahapan itu terlaksana maka dilakukanlah Pemilu
Raya Santri di mana presiden dan wakil presiden OSPAI dipilih
berdasarkan suara terbanyak. Setelah terpilihnya presiden dan wakil
presiden OSPAI yang baru, lalu diadakan pemilihan pengurus OSPAI
pusat. Adapun setiap menteri dipilih langsung oleh presiden,
Kabag Kesantrian
Kabag Akademik
Presiden
Kemenpora Kemendik
Membuat LPJ
Sekretaris Bertanggungjawab kepada presiden dan wakil
presiden
Bertanggungjawab di setiap rapat dan
pertemuan
Bertanggungjawab sebagai pelaksana
administrasi kesekretariatan organisasi
Membuat schedule time kegiatan
Mengadakan evaluasi pleno tengah
Membuat berita acara kegiatan
Mengadakan pelatihan keadministrasian bagi
seluruh santri Al-Ihsan
Berkoordinasi dengan Kemkominfo
Membuat LPJ rekomendasi program nyata
Kementrian Keuangan Bertugas dalam pengelolaan uang kas meliputi
pemasukan dan pengeluaran OSPAI.
Membantu kementrian lain dalam pengelolaan
keuangan, bila diperlukan.
Kementrian Dalam Bertugas mengelola OSPAI wilayah yang
Negeri mengurus koordinasi dengan gubernur
mengenai berbagai permasalahan gubernur.
Kementrian Kementrian ini berperan dalam
Komunikasi dan mengkomunikasikan informasi-informasi
Informasi kepada orang-orang atau organisasi-organisasi
lain yang membutuhkan informasi yang
berhubungan dengan pondok pesantren Al-
Ihsan melalui media online. Kementrian ini
memfasilitasi publikasi informasi seperti
publikasi hasil kegiatan OSPAI pusat, kegiatan
kementrian, kegiatan UKS, serta dokumentasi
kegiatan baik berupa foto maupun video.
Selain itu Kemkominfo juga memfasilitasi
hubungan OSPAI pusat dengan pihak luar
melalui web/media sosial yang dikelolanya.
Kementrian Membantu mensejahterakan santri Al-Ihsan
Kesejahteraan dalam memenuhi kebutuhan santri dan
fasilitas-fasilitas santri.
segi waktu pelaksanaan, ada program harian, bulanan dan ada juga program
tahunan. Adapun program kerja yang harus dilaksanakan oleh setiap
kementrian berdasarkan hasil rapat kerja di setiap kementrian sebagai
berikut :
Lebih lanjut lagi ditegaskan pula oleh sekretaris Kementrian Dalam Negeri
bahwasannya,
PENUTUP
Penelitian ini menunjukkan bahwa dalam mendukung peningkatan kualitas
pesantren, OSPAI bekerja dengan mengutamakan kebutuhan santri di
mana segala bentuk kegiatan ditentukan berdasarkan kesepakatan santri
bersama. Pengelolaan Pondok Pesantren Al-Ihsan ini sesuai dengan prinsip
demokrasi yaitu dari santri, oleh santri, dan untuk santri. Peneliti dapat
menyimpulkan bahwa manajemen organisasi santri dalam mewujudkan
pesantren yang lebih baik dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, U. U. (1986). Human Relation dan Public Relation. Mandar Sijazu.
Fadli, A. (2012). Pesantren: Sejarah dan Perkembangannya. Dalam El
Hikam: Jurnal Pendidikan dan Kajian Keislaman, 5 (1), 29-42.
Hasibuan, M. S.P. (2011). Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta:
PT Aksara.
Herujito, Y. M. (2001). Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta : PT Grasindo
Kurniawan, A. (2013). Loyalitas Santri (Teamwork) Terhadap
Kepemimpinan Kiai. Dalam Manajemen Pesantren dalam Quality: Jurnal
of Empirical Research in Islamic Education 1 (1).
Kusnawan, A. (2016). Dakwah pada Masyarakat Modern. Dalam Ilmu
Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies. 10 (1).
Qomar, M. (2007). Pesantren: Dari Transformasi Metodologi Menuju
Demokratisasi Institusi. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Robbins, S. P., & Coutler, M. (2010). Manajemen. Jakarta: Erlangga.
Silalahi, U. (2011). Asas-Asas Manajemen. Bandung : PT Refika Aditama.
Siswanto, H.B. (2011). Pengantar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
Suharsaputra, U. (2010). Dinamika Organisasi: Konsep dan Aplkasinya dalam
Interaksi Sosial. Yogyakarta: Penerbit Ombak.