Anda di halaman 1dari 27

TEKANAN HIDROSTATIK

Rezki Amaliah*), Muh. Aditya Junaid, Nurqamri Putri Basofi, Rachmat Permata,
Qur’aniah Ali.

Fisika Dasar, Geografi 2015


Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

Abstark, Telah dilakukan sebuah praktikum mengenai tekanan hidrostatik yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh kedalaman terhadap tekanan hidrostatik, mengetahui pengaruh massa jenis zat
cair terhadap tekanan hidrostatik dan memahami prinsip percobaan tekanan hidrostatik. Dalam
praktikum ini ada dua kegiatan yaitu, pengaruh kedalaman terdahap tekanan hidrostatik dan pengaruh
massa jenis zat cair terhadap tekanan hidrostatik. Tekanan adalah gaya yang bekerja per satuan luas.
Adapun tekanan hidrostatik adalah tekanan yang diberikan oleh cairan pada kesetimbangan karena
pengaruh gaya gravitasi. Hubungan tersebut dapat dirumuskan sebagai P = Po + 𝜌 . g . h. Dari
praktikum ini diperoleh kesimpulan bahwa kedalaman dan massa jenis zat cair mempengaruhi tekanan
hidrostatik. Semakin dalam kedalaman suatu benda maka tekanan hidrostatiknya juga semakin besar.
Begitupula dengan massa jenis zat cair, semakin besar massa jenis zat cair maka semakin besar pula
tekanan hidrostatiknya.

Kata kunci: Tekanan, tekanan hidrostatik, kedalaman, jenis zat cair, massa jenis zat
cair.

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengaruh kedalaman terhadap tekanan hidrostatik?
2. Bagaimana pengaruh massa jenis zat cair terhadap tekanan hidrostatik?
3. Bagaimana prinsip percobaan tekanan hidrostatik ?

TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh kedalaman terhadap tekanan
hidrostatik.
2. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh massa jenis zat cair terhadap tekanan
hidrostatik.
3. Mahasiswa dapat memahami prinsip percobaan tekanan hidrostatik.
METODOLOGI EKSPERIMEN
Teori singkat
Tekanan didefenisikan sebagai gaya yang bekerja per satuan luas, di mana
gaya F dipahami bekerja tegak lurus terhadap permukaan A. Dapat dituliskan dalam
pernyataan rumus, yaitu:
P=𝐹
𝐴
2
dimana : P = tekanan (N/ m ) atau Pascal (Pa)
F = gaya (N)
A = luas (m2)
Catatan : 1 Atmosfer (1 atm) = 76 Hg = 1,013 . 105 N/ m2
1 cm Hg = 1.333,2 N/ m2
1 torr = 1 mmHg = 133,32 N/ m2 = 1 torricelli
Satuan SI untuk tekanan adalah N/ m2. Satuan ini mempunyai nama resmi
pascal (Pa), untuk menghormati Blise Pascal, yaitu, 1 Pa = 1 N/ m2. Satuan tekanan
sering digunakan untuk mengukur kekuatan dari suatu cairan atau gas. Satuan
tekanan dapat dihubungkan dengan satuan volume (isi) dan suhu. Semakin tinggi
tekanan di dalam suatu tempat dengan isi yang sama, maka suhu akan semakin tinggi.
Hal ini dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa suhu di pegunungan lebih
rendah dari pada di dataran rendah, karena di dataran rendah tekanan lebih tinggi.
Akan tetapi pernyataan ini tidak selamanya benar atau terkecuali untuk uap air, uap
air jika tekanan ditingkatkan maka akan terjadi perubahan dari gas kembali menjadi
cair. Rumus dari tekanan dapat juga digunakan untuk menerangkan mengapa pisau
yang diasah dan permukaannya menipis menjadi tajam. Semakin kecil luas
permukaan, dengan gaya yang sama akan dapatkan tekanan yang lebih tinggi.
Tekanan Hidrostatik adalah tekanan pada zat cair yang diam sesuai dengan
namanya (hidro: air dan statik: diam). Atau lebih lengkapnya Tekanan Hidrostatik
didefinisikan sebagai tekanan yang diberikan oleh cairan pada kesetimbangan karena
pengaruh gaya gravitasi. Hal ini berarti setiap benda yang berada pada zat cair yang
diam, tekanannya tergantung dari besarnya gravitasi. Hal lain yang mempengaruhi
besarnya tekanan hidrostatik adalah kedalaman/ ketinggian dan massa jenis zat cair.
Dari penjelasan tersebut dapat dirumuskan tekanan hidrostatik fluida statis sebagai
berikut:
P=𝜌.g.h

dimana : P = tekanan (N/ m2) atau Pascal (Pa)


𝜌 = massa jenis cairan (kg/ m3) g
= percepatan gravitasi (m/ s2) h
= kedalaman/ ketinggian (m)
Kapal selam adalah contoh penerapan tekanan hidrostatik. Karena manusia
tidak mempu menyelam terlalu dalam dibuatlah kapal selam yang terbuat dari bahan
yang sangat kokohdan kuat serta memiliki bentuk hampir bulat. Hal ini dimaksudkan
untuk mengatasi besarnya tekanan hidrostatik di dalam kapal selam.
Alat dan Bahan

1. Pipa berbentuk U
2. Gelas kimia
3. Selang plastik
4. Corong
5. Mistar biasa
6. Neraca ohauss 311 g
7. Air, gliserin, minyak
Identifikasi Variabel
Kegiatan 1 :
1. Variabel kontrol : Jenis zat cair
2. Variabel manipulasi : Kedalaman
3. Variabel respon : Ketinggian
Kegiatan 2 :
1. Variabel kontrol : Kedalaman
2. Variabel manipulasi : Massa jenis zat cair
3. Variabel respon : Ketinggian

Defenisi Operasional Variabel


Kegiatan 1 :
1. Variabel kontrol : Jenis zat cair merupakan jenis zat dimana volumenya
mengikuti bentuk wadahnya. Jenis zat cair yang
digunakan dalam kegiatan ini adalah aquades (air)
2. Variabel manipulasi : Kedalaman adalah jarak dari permukaan sampai ke
dasar. Kedalaman disini diukur dari permukaan air ke
permukaan air dalam corong. Satuan yang digunakan
adalah cm.
3. Variabel respon : Ketinggian adalah ukuran jarak vertikal suatu objek
dari suatu titik tertentu. Ketinggian disini adalah
perbedaan ketinggian zat cair pada pipa U dengan
menggunakan satuan cm.

Kegiatan 2 :
1. Variabel kontrol : Kedalaman adalah jarak dari permukaan sampai ke
dasar. Kedalaman disini diukur dari permukaan air ke
permukaan air dalam corong. Satuan yang digunakan
adalah cm.
2. Variabel manipulasi : Massa jenis zat cair dapat diartikan sebagai kerapatan
suatu zat, yaitu massa per volume yang di miliki oleh
zat cair yang di gunakan untuk menentukan besarnya
tekanan hidrostatik yang dinyatakan dalam kg/m3.
Massa jenis zat cair yang digunakan dalam kegiatan
ini adalah Air, Minyak, dan Gliserin
3. Variabel respon : Ketinggian adalah ukuran jarak vertikal suatu objek
dari suatu titik tertentu. Ketinggian disini adalah
perbedaan ketinggian zat cair pada pipa U dengan
menggunakan satuan cm.
Prosedur Kerja
Kegiatan 1: pengaruh kedalaman terhadap tekanan hidrostatik
Pertama hal yang dilakukan yaitu menentukan massa jenis dengan mengukur
massa dan volume dari zat cair, setelah itu hubungkan pipa U dengan dengan zat
cair dengan sebuah corong gelas oleh selang plastik. Kemudian masukkan
corongnya ke dalam air, dan tekan pada kedalaman tertentu kemudian ukur
kedalamannya dengan mistar biasa(diukur dari permukaan air ke permukaan air
dalam corong.selanjtnya amatilah perubahan tinggi permukaan zat cair pada
kedua pipa U,dan ukur selisih ketinggian zat air pada pipa U,catat hasil
pengukuran dalam tabel pengamatan.selanjutnya ulangi percobaan dengan
kedalaman yang berbeda-beda.

Kegiatan 2 : pengaruh massa jenis zat cair terhadap tekanan hidrostatik

Pertama tentukan massa jenis dari ketiga zat,masukkan corong kedalam ketiga zat
tersebut dengn kedalaman yang sama yaitu 3 cm, hitung perubahan tinggi
permukaan zat pada kedua pipa U kemudian catat hasil selisihnya di tabel
pengamatan, selanjutnya tentukan besar tekanan hidostatik yang terjdi jika tan 
yang dipeoleh sam dengan 𝜌 𝑔, dengan menggunakan rumus P = 𝜌 𝑔 ℎ.

HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA


Hasil pengamatan
Tabel 1. Massa jenis zat cair

No. Jenis Zat Cair Massa (gram) Volume (ml)


1 Air | 143,30 ± 0,05 | |150,0 ± 12,5|
2 Minyak |129,41 ± 0,05| |150,0 ± 12,5|
3 Gliserin | 176,30 ± 0,05 | |150,0 ± 12,5|

1. Kegiatan 1
Jenis zat cair = Air

Tabel 2. Hubungan antara kedalaman zat cair dengan tekanan hidrostatik

No. Kedalaman (cm) Perbedaan ketinggian zat cair pada


pipa U (cm)

|1,50 ± 0,05|
1 |2,00 ± 0,05| |1,50 ± 0,05|
|1,50 ± 0,05|

|2,30 ± 0,05|
2 |3,00 ± 0,05| |2,40 ± 0,05|
|2,40 ± 0,05|

|3,50 ± 0,05|
3 |4,00 ± 0,05| |3,40 ± 0,05|
|3,40 ± 0,05|

4 |4,30 ± 0,05|
|5,00 ± 0,05| |4,40 ± 0,05|
|4,40 ± 0,05|
|5,40 ± 0,05|
5 |6,00 ± 0,05| |5,30 ± 0,05|
|5,30 ± 0,05|

|5,90 ± 0,05|
6 |7,00 ± 0,05| |5,90 ± 0,05|
|5,90 ± 0,05|
|6,50 ± 0,05|
7 |8,00 ± 0,05| |6,50 ± 0,05|
|6,50 ± 0,05|

2. Kegiatan 2
Kedalaman = |3,00 ± 0,05| cm
Tabel 3. Hubungan antara massa jenis zat cair dengan tekanan hidrostatik
Perbedaan ketinggian zat cair pada
No. Massa Jenis Zat Cair
pipa U (cm)
|2,50 ± 0,05|
1 0,96 |2,40 ± 0,05|
|2,50 ± 0,05|
|2,20 ± 0,05|
2 0,86 |2,30 ± 0,05|
|2,30 ± 0,05|
|3,20 ± 0,05|
3 1,175 |3,10 ± 0,05|
|3,10 ± 0,05|

ANALISIS GRAFIK
Grafik 1. Hubungan antara Tekanan Hidrostatik dengan Kedalaman

1.800
1.600
y = 0.0818x + 1.0054
1.400
Tekaan Hidrostatik

R² = 0.9895
1.200
Hubungan antara Tekanan Hidrostatik dengan Kedalaman
1.000
Linear (Hubungan antara Tekanan Hidrostatik dengan Kedalaman)
0.800
0.600
0.400
0.200
0.000

0246810
Kedalaman

Grafik 2. Hubungan antara Tekanan Hidrostatik dengan Massa


Jenis
1.40
y = 0.5363x + 0.7486
Tekanan Hidrostatik

R² = 0.9891
1.35

1.30 Hubungan antara Tekanan Hidrostatik dengan Massa Jenis


Linear (Hubungan antara Tekanan Hidrostatik dengan Massa Jenis)
1.25

1.20

1.15
0 0.5 1 1.5
Massa Jenis

ANALISIS DATA

Tan 𝜃 = 𝑝

𝜌g=𝑝

P =𝜌gh

1. Besar massa jenis zat cair dan ketidakpastiannya


a. Air
𝑚
𝜌 =
𝑣

143,3
= 150

= 0,95 gram/ cm3


𝑑𝑥 𝑑𝜌 𝑑𝜌
𝑑𝜌 = | | 𝑑𝑚 + | | 𝑑𝑉
𝑑𝑚 𝑑𝑉
𝑑𝜌 = |𝑉 − 1 |𝑑𝑚 + |𝑚| 𝑑𝑉
𝑑𝜌
𝑉 −1 𝑚
=| | 𝑑𝑚 + | | 𝑑𝑉
𝜌 𝑚𝑉 −1 𝑚𝑉 −1
𝑑𝜌 𝑑𝑚 𝑑𝑉
𝜌 =| |+| |
𝑚 𝑉
𝛥𝑚 𝛥𝑣
∆ρ = | + |ρ
𝑚 𝑣

0,05 1 2 ,5
= |143,30 + 150 | 0,95
= |0,0003 + 0,08| 0,95
= 0,08 gram/ cm3
KR = ∆𝜌 x 100%
𝜌

0,08
= 0,95 x 100%
= 8,37% (2 AP)
DK = 100% - KR
= 100% - 8,37%
= 91,63%
PF = |𝜌 ± ∆ρ|
= |0,95 ± 0,08| gram/ cm3
b. Minyak
𝑚
𝜌 =
𝑣

129,41
= 150

= 0,86 gram/ cm3


𝑑𝑥 𝑑𝜌 𝑑𝜌
𝑑𝜌 = | | 𝑑𝑚 + | | 𝑑𝑉
𝑑𝑚 𝑑𝑉
𝑑𝜌 = |𝑉 − 1 |𝑑𝑚 + |𝑚|𝑑𝑉
𝑑𝜌
𝑉 −1 𝑚
=| −1
| 𝑑𝑚 + | 𝑚𝑉 −1| 𝑑𝑉
𝜌 𝑚𝑉
𝑑𝜌 𝑑𝑚 𝑑𝑉
𝜌 = | | + | |
𝑚 𝑉
𝛥𝑚 𝛥𝑣
∆ρ = | + |ρ
𝑚 𝑣

0,05 1 2,5
= |129,41 + 150 | 0,86
= |0,0004 + 0,08| 0,86
= 0,07 gram/ cm3
KR = ∆𝜌 x 100%
𝜌

0,07
= 0,86 x 100%
= 8,37% (2 AP)
DK = 100% - KR
= 100% - 8,37%
= 91,63%
PF = |𝜌 ± ∆ρ|
= |0,86± 0,07| gram/ cm3
c. Gliserin
𝑚
𝜌 =
𝑣

176,3
= 150

= 1,17 gram/ cm3


𝑑𝑥 𝑑𝜌 𝑑𝜌
= | | 𝑑𝑚 + | | 𝑑𝑉
𝑑𝜌 𝑑𝑚 𝑑𝑉
𝑑𝜌 = |𝑉 − 1 |𝑑𝑚 + |𝑚| 𝑑𝑉
𝑑𝜌
𝑉 −1 𝑚
=| | 𝑑𝑚 + | | 𝑑𝑉
−1 𝑚𝑉 −1
𝜌 𝑚𝑉
𝑑𝜌 𝑑𝑚 𝑑𝑉
𝜌 =| |+| |
𝑚 𝑉
𝛥𝑚 𝛥𝑣
∆ρ = | + |ρ
𝑚 𝑣
1 2,5
0,05 + | 1,17
=| 176,3 150

= |0,0003 + 0,08| 1,17


= 0,1 gram/ cm3
KR = ∆𝜌 x 100%
𝜌

0,1
= 1,17 x 100%
= 8,36% (3 AP)
DK = 100% - KR
= 100% - 8,36%
= 91,64%
PF = |𝜌 ± ∆ρ|
= |1,2 ± 0,1| gram/ cm3
2. Kegiatan 1
a. Besar Tekanan Hidrostatik pada pipa U
1) Kedalaman |2,00 ± 0,05| cm
𝜌air = |0,95 ± 0,08| gram/ cm3
𝑃0 = 1,013.105 N/ m2

h1+h2+h3
ℎ̅ = 3

1,5+1,5+1,5
= 3

= 1,5 cm
P1 = 𝑃0 + ρ g h
= 1,013 . 105 N/ m2 + 0,95.103 kg/ m3 . 10 m/ s2 . 1,5.10-2 m
= 1,013 . 105 N/ m2 + 0,95.103 kg/ m3 . 10 m/ s2 . 0,15 m
= 1,013 . 105 N/ m2 + 0,143. 105 N/ m2
P1 = 1,156 . 105 N/ m2
𝛿1 = |ℎ̅ - ℎ1 | = |1,50 – 1,50| cm = 0 cm
𝛿2 = |ℎ̅ - ℎ2 | = |1,50 – 1,50| cm = 0 cm
𝛿3 = |ℎ̅ - ℎ3 | = |1,50 – 1,50| cm = 0 cm
𝛥ℎ = 𝛿 = 1 NST = 0,03 cm
𝑚𝑎𝑘𝑠 2
𝑑𝑥
𝑑𝑃ℎ 𝑑𝑃ℎ
=| | 𝑑𝜌 + | 𝑑ℎ
𝑑𝑃ℎ 𝑑𝜌 | 𝑑ℎ
𝑑𝜌 = |ℎ| 𝑑𝜌 + |𝜌| 𝑑ℎ
𝑑𝑃ℎ ℎ 𝑚
= | | 𝑑𝜌 + | | 𝑑ℎ
𝑃ℎ 𝜌ℎ 𝜌ℎ
𝑑𝑃ℎ 𝑑𝜌 𝑑ℎ
=| |+| |
𝑃ℎ 𝜌 ℎ
𝛥ρ
𝛥𝑃 = | + 𝛥 ℎ
ρ
ℎ | P

0,08
= | 0,95 + 0,03.10−2| 1,156 .105 N/ m2
1,5.10−2

= | 0,08 + 0,017| 1,156 .105 N/ m2


= 0,122.105 N/ m2
KR = Δ𝑃 x 100%
𝑃

0,122 .105
= 1,156 .105 x 100%
= 10,57%
DK = 100% - KR
= 100% - 10,57%
= 98,43%
PF = |P ± ∆𝑃|
P1 = |1,156 ± 0,122| 105 N/ m2
2) Kedalaman |3,00 ± 0,05| cm
𝜌air = |0,95 ± 0,08| gram/ cm3
𝑃0 = 1,013.105 N/ m2

h1+h2+h3
ℎ̅ = 3

2,3+2,4+2,4
= 3

= 2,37 cm
P2 = 𝑃0 + ρ g h
= 1,013 . 105 N/ m2 + 0,95.103 kg/ m3 . 10 m/ s2 . 2,37.10-2 m
= 1,013 . 105 N/ m2 + 0,95.103 kg/ m3 . 10 m/ s2 . 0,237 m
= 1,013 . 105 N/ m2 + 0,226. 105 N/ m2
P2 = 1,24 . 105 N/ m2

𝛿 1 = |ℎ̅ - ℎ1 | = |2,37 – 2,30| cm = 0,07 cm


𝛿 2 = |ℎ̅ - ℎ2 | = |2,37 – 2,40| cm = 0,03 cm
𝛿 3 = |ℎ̅ - ℎ3 | = |2,37 – 2,40| cm = 0,03 cm
𝛥ℎ = 𝛿𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,07 𝑐𝑚
𝑑𝑥 𝑑𝑃ℎ 𝑑𝑃ℎ
𝑑𝑃ℎ = | | 𝑑𝜌 + | 𝑑ℎ
𝑑𝜌 | 𝑑ℎ

𝑑𝜌 = |ℎ| 𝑑𝜌 + |𝜌| 𝑑ℎ
𝑑𝑃ℎ ℎ 𝑚
= | | 𝑑𝜌 + | | 𝑑ℎ
𝑃ℎ 𝜌ℎ 𝜌ℎ
𝑑𝑃ℎ 𝑑𝜌 𝑑ℎ
=| |+| |
𝑃ℎ 𝜌 ℎ
𝛥ρ 𝛥ℎ
𝛥𝑃 = | + |P
ρ ℎ
0,07.10
0,08 + −2| 1,24 . 105 N/ m2
= | 0,95 2,37.10−2

= | 0,08 + 0,028| 1,24 . 105 N/ m2


= 0,11.105 N/ m2
KR = Δ𝑃 x 100%
𝑃

0,11.105
= 1,24 .105 x 100%
= 10,57% (2 AP)
DK = 100% - KR
= 100% - 8,87%
= 91,13%
PF = |P ± ∆𝑃|
P2 = |1,24 ± 0,11| 105 N/ m2
3) Kedalaman |4,00 ± 0,05| cm
𝜌air = |0,95 ± 0,08| gram/ cm3
𝑃0 = 1,013.105 N/ m2

h1+h2+h3
ℎ̅ = 3

3,5+3,4+3,4
= 3

= 3,43 cm
P3 = 𝑃0 + ρ g h
= 1,013 . 105 N/ m2 + 0,95.103 kg/ m3 . 10 m/ s2 . 3,43.10-2 m
= 1,013 . 105 N/ m2 + 0,95.103 kg/ m3 . 10 m/ s2 . 0,343 m
= 1,013 . 105 N/ m2 + 0,328. 105 N/ m2
P3 = 1,341 . 105 N/ m2
𝛿1 = |ℎ̅ - ℎ1 | = |3,43 – 3,50| cm = 0,07 cm
𝛿2 = |ℎ̅ - ℎ2 | = |3,43 – 3,40| cm = 0,03 cm
𝛿3 = |ℎ̅ - ℎ3 | = |3,43 – 3,40| cm = 0,03 cm
𝛥ℎ = 𝛿𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,07 𝑐𝑚
𝑑𝑥 𝑑𝑃 𝑑𝑃
= | ℎ | 𝑑𝜌 + | ℎ | 𝑑ℎ
𝑑𝑃ℎ 𝑑𝜌 𝑑ℎ
𝑑𝜌 = |ℎ|𝑑𝜌 + |𝜌| 𝑑ℎ
𝑑𝑃ℎ ℎ 𝑚
=| | 𝑑𝜌 + | | 𝑑ℎ
𝑃ℎ 𝜌ℎ 𝜌ℎ
𝑑𝑃ℎ 𝑑𝜌 𝑑ℎ
=| |+| |
𝑃ℎ 𝜌 ℎ
𝛥ρ 𝛥ℎ
𝛥𝑃 = | + |P
ρ ℎ
0,07.10
0,08 + −2| 1,341 . 105 N/ m2
= | 0,95 3,43.10−2

= | 0,08 + 0,019| 1,341 . 105 N/ m2


= 0,103.105 N/ m2
KR = Δ𝑃 x 100%
𝑃

0,11.105
= 1,341 .105 x 100%
= 7,70% (2 AP)
DK = 100% - KR
= 100% - 7,70%
= 92,30% (2 AP)
PF = |P ± ∆𝑃|
P3 = |1,341 ± 0,103| 105 N/ m2
4) Kedalaman |5,00 ± 0,05| cm
𝜌air = |0,95 ± 0,08| gram/ cm3
𝑃0 = 1,013.105 N/ m2
h1+h2+h3
ℎ̅ = 3

4,3+4,4+4,4
= 3

= 4,37cm
P4 = 𝑃0 + ρ g h
= 1,013 . 105 N/ m2 + 0,95.103 kg/ m3 . 10 m/ s2 . 4,37.10-2 m
= 1,013 . 105 N/ m2 + 0,95.103 kg/ m3 . 10 m/ s2 . 0,437 m
= 1,013 . 105 N/ m2 + 0,417. 105 N/ m2
P4 = 1,4 . 105 N/ m2
𝛿1 = |ℎ̅ - ℎ1 | = |4,37 – 4,30| cm = 0,07 cm
𝛿2 = |ℎ̅ - ℎ2 | = |4,37 – 4,40| cm = 0,03 cm
𝛿3 = |ℎ̅ - ℎ3 | = |4,37 – 4,40| cm = 0,03 cm
𝛥ℎ = 𝛿𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,07 𝑐𝑚
𝑑𝑥 𝑑𝑃 𝑑𝑃
= | ℎ | 𝑑𝜌 + | ℎ | 𝑑ℎ
𝑑𝑃ℎ 𝑑𝜌 𝑑ℎ
𝑑𝜌 = |ℎ|𝑑𝜌 + |𝜌| 𝑑ℎ
𝑑𝑃ℎ ℎ 𝑚
= | | 𝑑𝜌 + | | 𝑑ℎ
𝑃ℎ 𝜌ℎ 𝜌ℎ
𝑑𝑃ℎ 𝑑𝜌 𝑑ℎ
=| |+| |
𝑃ℎ 𝜌 ℎ
𝛥ρ 𝛥ℎ
𝛥𝑃 = | + |P
ρ ℎ
0,07.10
0,08 + −2| 1,4 . 105 N/ m2
= | 0,95 4,37.10−2

= | 0,08 + 0,015| 1,4 . 105 N/ m2


= 0,1.105 N/ m2
KR = Δ𝑃 x 100%
𝑃

0,1.105
= 1,4 .105 x 100%
= 7,00% (2 AP)
DK = 100% - KR
= 100% - 7,00%
= 93,00% (2 AP)
PF = |P ± ∆𝑃|
P4 = |1,4 ± 0,1| 105 N/ m2
5) Kedalaman |6,00 ± 0,05| cm
𝜌air = |0,95 ± 0,08| gram/ cm3
𝑃0 = 1,013.105 N/ m2
h1+h2+h3
ℎ̅ = 3

5,4+5,3+5,3
= 3

= 5,33 cm
P5 = 𝑃0 + ρ g h
= 1,013 . 105 N/ m2 + 0,95.103 kg/ m3 . 10 m/ s2 . 5,33.10-2 m
= 1,013 . 105 N/ m2 + 0,95.103 kg/ m3 . 10 m/ s2 . 0,533 m
= 1,013 . 105 N/ m2 + 0,510. 105 N/ m2
P5 = 1,52 . 105 N/ m2

𝛿 1 = |ℎ̅ - ℎ1 | = |5,33 – 5,4| cm = 0,07 cm


𝛿 2 = |ℎ̅ - ℎ2 | = |5,33 – 5,3| cm = 0,03 cm
𝛿 3 = |ℎ̅ - ℎ3 | = |5,33 – 5,3| cm = 0,03 cm
𝛥ℎ = 𝛿𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,07 𝑐𝑚
𝑑𝑥 𝑑𝑃 𝑑𝑃
= | ℎ | 𝑑𝜌 + ℎ | 𝑑ℎ
𝑑𝑃ℎ 𝑑𝜌 | 𝑑ℎ

𝑑𝜌 = |ℎ| 𝑑𝜌 + |𝜌| 𝑑ℎ
𝑑𝑃ℎ ℎ 𝑚
= | | 𝑑𝜌 + | | 𝑑ℎ
𝑃ℎ 𝜌ℎ 𝜌ℎ
𝑑𝑃ℎ 𝑑𝜌 𝑑ℎ
=| |+| |
𝑃ℎ 𝜌 ℎ
𝛥ρ 𝛥ℎ
𝛥𝑃 = | + |P
ρ ℎ
0,07.10
0,08 + −2|1,52 . 105 N/ m2
= | 0,95 5.33.10−2

= | 0,08 + 0,013| 1,52 . 105 N/ m2


= 0,09 . 105 N/ m2
KR = Δ𝑃 x 100%
𝑃

0,09.105
= 1,52 .105 x 100%
= 6,43% (2 AP)
DK = 100% - KR
= 100% - 6,43%
= 93,57% (2 AP)
PF = |P ± ∆𝑃|
P5 = |1,523 ± 0,09| 105 N/ m2
6) Kedalaman |7,00 ± 0,05| cm
𝜌air = |0,95 ± 0,08| gram/ cm3
𝑃0 = 1,013.105 N/ m2

h1+h2+h3
ℎ̅ = 3

5,9+5,9+5,9
= 3

= 5,9 cm
P6 = 𝑃0 + ρ g h
= 1,013 . 105 N/ m2 + 0,95.103 kg/ m3 . 10 m/ s2 . 5,9.10-2 m
= 1,013 . 105 N/ m2 + 0,95.103 kg/ m3 . 10 m/ s2 . 0,59 m
= 1,013 . 105 N/ m2 + 0,564. 105 N/ m2
P6 = 1,57 . 105 N/ m2
𝛿1 = |ℎ̅ - ℎ1 | = |5,9 – 5,9 | cm = 0 cm
𝛿2 = |ℎ̅ - ℎ2 | = |5,9 – 5,9 | cm = 0 cm
𝛿3 = |ℎ̅ - ℎ3 | = |5,9 – 5,9 | cm = 0 cm
𝛥ℎ = 𝛿 = 1 NST = 0,03 cm
𝑚𝑎𝑘𝑠 2
𝑑𝑥
𝑑𝑃ℎ 𝑑𝑃ℎ
=| | 𝑑𝜌 + | 𝑑ℎ
𝑑𝑃ℎ 𝑑𝜌 | 𝑑ℎ
𝑑𝜌 = |ℎ|𝑑𝜌 + |𝜌| 𝑑ℎ
𝑑𝑃ℎ ℎ 𝑚
= | | 𝑑𝜌 + | | 𝑑ℎ
𝑃ℎ 𝜌ℎ 𝜌ℎ
𝑑𝑃ℎ 𝑑𝜌 𝑑ℎ
=| |+| |
𝑃ℎ 𝜌 ℎ
𝛥ρ 𝛥ℎ
𝛥𝑃 = | + |P
ρ ℎ
0,08 0,03.10
= | 0,95 + −2|1,57 . 105 N/ m2
5,9.10−2

= | 0,08 + 0,004| 1,57 . 105 N/ m2


= 0,09 . 105 N/ m2
KR = Δ𝑃 x 100%
𝑃

0,09.105
= 1,57 .105 x 100%
= 6,16% (2 AP)
DK = 100% - KR
= 100% - 6,16%
= 93,84% (2 AP)
PF = |P ± ∆𝑃|
P6 = |1,57 ± 0,09| 105 N/ m2
7) Kedalaman |8,00 ± 0,05| cm
𝜌air = |0,95 ± 0,08| gram/ cm3
𝑃0 = 1,013.105 N/ m2
h1+h2+h3
ℎ̅ = 3

6,5+6,5+6,5
= 3

= 6,5 cm
P7 = 𝑃0 + ρ g h
= 1,013 . 105 N/ m2 + 0,95.103 kg/ m3 . 10 m/ s2 . 6,5.10-2 m
= 1,013 . 105 N/ m2 + 0,95.103 kg/ m3 . 10 m/ s2 . 0,65 m
= 1,013 . 105 N/ m2 + 0,621. 105 N/ m2
P7 = 1,63 . 105 N/ m2

𝛿1 = |ℎ̅ - ℎ1 | = |6,5 – 6,5 | cm = 0 cm


𝛿2 = |ℎ̅ - ℎ2 | = |6,5 – 6,5 | cm = 0 cm
𝛿3 = |ℎ̅ - ℎ3 | = |6,5 – 6,5 | cm = 0 cm
𝛥ℎ = 𝛿 = 1 NST = 0,03 cm
𝑚𝑎𝑘𝑠 2
𝑑𝑥 𝑑𝑃 𝑑𝑃
= | ℎ | 𝑑𝜌 + | ℎ | 𝑑ℎ
𝑑𝑃ℎ 𝑑𝜌 𝑑ℎ
𝑑𝜌 = |ℎ|𝑑𝜌 + |𝜌|𝑑ℎ
𝑑𝑃ℎ ℎ 𝑚
= | | 𝑑𝜌 + | | 𝑑ℎ
𝑃ℎ 𝜌ℎ 𝜌ℎ
𝑑𝑃ℎ 𝑑𝜌 𝑑ℎ
=| |+| |
𝑃ℎ 𝜌 ℎ
𝛥ρ 𝛥ℎ
𝛥𝑃 = | + |P
ρ ℎ
0,03.10
0,08 + −2|1,63 . 105 N/ m2
= | 0,95 6,5.10−2

= | 0,08 + 0,004| 1,63 . 105 N/ m2


= 0,09 . 105 N/ m2
KR = Δ𝑃 x 100%
𝑃

0,09.105
= 1,63 .105 x 100%
= 5,89% (2 AP)
DK = 100% - KR
= 100% - 5,89%
= 94,11% (2 AP)
PF = |P ± ∆𝑃|
P7 = |1,63 ± 0,09| 105 N/ m2

Tabel 4. Perbandingan Kedalaman dengan Tekanan Hidrostatik


No Kedalaman (cm) 𝑃ℎ (𝑁/ 𝑚2 )
1 |2,00 ± 0,05| |1,156 ± 0,122|105
2 |3,00 ± 0,05| |1,24 ± 0,11|105
3 |4,00 ± 0,05| |1,341 ± 0,103|105
4 |5,00 ± 0,05| |1,4 ± 0,1| 105
5 |6,00 ± 0,05| |1,52 ± 0,09|105
6 |7,00 ± 0,05| |1,57 ± 0,09|105
7 |8,00 ± 0,05| |1,63 ± 0,09|105

3. Kegiatan 2
a. Air
𝜌air = |0,95 ± 0,08| gram/ cm3

h1+h2+h3
ℎ̅ = 3

2,5+2,4+2,5
= 3

= 2,47 cm
Ph = 𝑃0 + ρ g h
= 1,013 . 105 N/ m2 + 0,95.103 kg/ m3 . 10 m/ s2 . 2,47.10-2 m
= 1,013 . 105 N/ m2 + 0,95.103 kg/ m3 . 10 m/ s2 . 0,247 m
= 1,013 . 105 N/ m2 + 0,234. 105 N/ m2
P = 1,25. 105 N/ m2
𝛿1 = |ℎ̅ - ℎ1 | = |2,47 – 2,5| cm = 0,03 cm
𝛿2 = |ℎ̅ - ℎ2 | = |2,47 – 2,4| cm = 0,07 cm
𝛿3 = |ℎ̅ - ℎ3 | = |2,47 – 2,5| cm = 0,03 cm
𝛥ℎ = 𝛿𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,07 cm
𝛥
𝛥𝑃 =| + 𝛥
ρ ℎ
|

0,08
∆P =| +
0,95
0 , 07
| 1,25. 105 N/ m2
2,47

= |0,08 + 0,02| 1,25. 105 N/ m2


= 0,11. 105 N/ m2
KR = Δ𝑃 x 100%
𝑃

0,11 .105
= 1,25.105 x 100%
= 8,92% (2 AP)
DK = 100% - KR
= 100% - 8,92%
= 91,08%
PF = |P ± ∆𝑃|
P = |1,25 ± 0,11| 105 N/ m2
b. Minyak
𝜌minyak = |0,86± 0,07| gram/ cm3
h1+h2+h3
ℎ̅ = 3

2,3+2,3+2,3
= 3

= 2,3 cm
Ph = 𝑃0 + ρ g h
= 1,013 . 105 N/ m2 + 0,86.103 kg/ m3 . 10 m/ s2 . 2,3.10-2 m
= 1,013 . 105 N/ m2 + 0,86.103 kg/ m3 . 10 m/ s2 . 0,23 m
= 1,013 . 105 N/ m2 + 0,193. 105 N/ m2
P = 1,21. 105 N/ m2
𝛿1 = |ℎ̅ - ℎ1 | = |2,3 – 2,3| cm = 0 cm
𝛿2 = |ℎ̅ - ℎ2 | = |2,3 – 2,3| cm = 0 cm
𝛿3 = |ℎ̅ - ℎ3 | = |2,3 – 2,3| cm = 0 cm
𝛥ℎ =𝛿 = 1 NST = 0,03 cm
𝑚𝑎𝑘𝑠 2
𝛥ρ 𝛥ℎ
𝛥𝑃 =| + |P
ρ ℎ
0,07 0,03
=| + | 1,21. 105 N/ m2
o,86 2,3

= |0,0837 + 0,022| 1,21. 105 N/ m2


= 0,11.105 N/ m2
KR = Δ𝑃 x 100%
𝑃

0,11 .105
= 1,21.105 x 100%
= 9,30% (2 AP)
DK = 100% - KR
= 100% - 9,30%
= 90,70%
PF = |P ± ∆𝑃|
P = |1,21 ± 0,11|105 N/ m2
c. Gliserin
𝜌Giserin = |1,2± 0,1| gram/ cm3
h1+h2+h3
ℎ̅ = 3

3,2+3,1+3,1
= 3

= 3,13 cm
P1 = 𝑃0 + ρ g h
= 1,013 . 105 N/ m2 + 1,2.103 kg/ m3 . 10 m/ s2 . 3,13.10-2 m
= 1,013 . 105 N/ m2 + 1,2.103 kg/ m3 . 10 m/ s2 . 0,313 m
= 1,013 . 105 N/ m2 + 0,367. 105 N/ m2
P =
𝛿1 = |ℎ̅ - ℎ1 | = |3,13 – 3,2| cm = 0,07 cm
𝛿2 = |ℎ̅ - ℎ2 | = |31,38. 105 N/ m2 ,13 – 3,1| cm = 0,03 cm
𝛿3 = |ℎ̅ - ℎ3 | = |3,13 – 3,1| cm = 0,03 cm
𝛥ℎ = 𝛿𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,07 cm
𝛥ρ 𝛥ℎ
𝛥𝑃 =| + |P
ρ ℎ
0,1 0,07
=| + | 1,38. 105 N/ m2
1,2 33,13

= |0,0249 + 0| 1,38. 105 N/ m2


= 0,11. 105 N/ m2
KR = Δ𝑃 x 100%
𝑃

0,11 .105
= 1,38 .105 x 100%
= 7,68% (2 AP)
DK = 100% - KR
= 100% - 7,68%
= 92,32%
PF = |P ± ∆𝑃|
P = |11,38 ± 0,11| 105 N/ m2

Tabel 5. Perbandingan Massa Jenis dengan Tekanan Hidrostatik


No Massa jenis zat cair (g/cm3) Tekanan Hidrostatik (N/ m2)
1 |1,95 ± 0,08| |1,25 ± 0,11|105
2 |0,86 ± 0,07| |1,21 ± 0,11|105
3 |1,2 ± 0,1| |1,38 ± 0,11|105

Faktor faktor yang mempengaruhi tekanan hidrostatik dialami benda dalam fluida
yaitu :
1. Massa jenis fluida, diartikan sebagai kerapatan suatu zat, yaitu massa per
volume yang di miliki oleh zat cair yang di gunakan untuk menentukan
besarnya tekanan hidrostatik yang dinyatakan dalam kg/m3.
2. Kedalaman, adalah jarak dari permukaan sampai ke dasar. Kedalaman disini
diukur dari permukaan air ke permukaan air dalam corong yang dinyatakan
dalam m.
3. Kecepatan gravitasi dan tekanan udara luar, faktor ini memiliki ketetapan
yakni gravitasi (g) = 10 m/s, dan Tekanan udara luar (Po) = 1,013.105 N/ m2.
Analisis dimensi dari faktor-faktor yang dialami benda di dalam fluida yaitu :
1. Massa Jenis Fluida (kg/m3)
kg/m3 = M/L3
= M.L-3
2. Kedalaman (m)
m =M
3. Kecepatan grafitasi (m/s2) dan Tekanan Udara Luar (N/m2)
m/s2 = M/T2
= M.T-2
N/m2 = kg. m.s-2/m2
= kg.m. s-2.m-2
= kg.m-1.s-2
= M.L-1.T-2
Adapun analisis dimensi Tekanan Hidrostatik yaitu:
𝑃 = 𝜌𝑔ℎ
𝑚
= 𝑘𝑔 . . 𝑚
𝑚3 𝑠2

= kg.m-3.m.s-2.m
= kg.m-1.s-2
P = ML-1T-2

PEMBAHASAN
Tekanan didefenisikan sebagai gaya yang bekerja per satuan luas, di mana gaya
F dipahami bekerja tegak lurus terhadap permukaan A. Tekanan Hidrostatik
didefinisikan sebagai tekanan yang diberikan oleh cairan pada kesetimbangan karena
pengaruh gaya gravitasi. Hal ini berarti setiap benda yang berada pada zat cair yang
diam, tekanannya tergantung dari besarnya gravitasi. Hal lain yang mempengaruhi
besarnya tekanan hidrostatik adalah kedalaman/ ketinggian dan massa jenis zat cair.
Pada percobaan tekanan hidrostatik ini ada dua kegiatan yang dilakukan, yaitu
pengaruh kedalaman terhadap tekanan hidrostatik dan pengaruh massa jenis zat
terhadap tekanan hidrostatik. Sebelum melakukan kegiatan pertama dan kedua, jenis-
jenis zat cair yang digunakan yakni minyak, aquades dan gliserin terlebih dahulu
diukur massanya menggunakan neraca dan menentukan volumenya sebesar 150 mL
untuk masing-masing jenis zat cair dengan menggunakan gelas ukur. Setelah
mendapatkan massa dari jenis zat cair, maka massa jenis zat cair dapat ditentukan
dengan membandingkan massa zat dengan volume zat. Dari ketiga jenis zat cair
tersebut, diperoleh gliserin memiliki massa jenis yang lebih besar, lalu air dan
terakhir adalah minyak. Ini berdasarkan dari besarnya massa zat yang diperoleh.
Di kegiatan pertama, yakni hubungan antara kedalaman zat cair terhadap
tekanan hidrostatik, dengan menggunakan jenis zat cair yang sama yaitu air,
diperoleh hasil bahwa semakin dalam kedalaman yang diberikan kepada corong maka
ketinggian zat cair pada pipa U semakin besar, sehingga hubungan antara kedalaman
zat cair dengan tekanan hidrostatik adalah semakin dalam kedalaman suatu benda
maka tekanan hidrostatiknya juga semakin besar.
Untuk kegiatan kegiatan kedua, yakni hubungan antara massa jenis zat cair
terhadap tekanan hidrostatik, dengan diberikan kedalaman yang sama yaitu 3 cm dari
permukaan air ke permukaan air dalam corong, diperoleh hasil bahwa semakin besar
massa jenis zat cair maka perbedaan ketinggian zat cair pada pipa U juga semakin
besar, sehingga hubungan antara massa jenis zat cair dengan tekanan hidrostatik
adalah semakin besar massa jenis zat cair maka tekanan hidrostatiknya juga semakin
besar.

KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan tekanan hidrostatik yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa,
1. Hubungan antara kedalaman zat cair dengan tekanan hidrostatik yakni
berbanding lurus, maksudnya semakin dalam kedalaman suatu benda maka
tekanan hidrostatiknya juga semakin besar.
2. Hubungan antara massa jenis zat cair dengan tekanan hidrostatik yakni
berbanding lurus, maksudnya semakin besar massa jenis zat cair maka
tekanan hidrostatiknya juga semakin besar.
3. Prinsip percobaan tekanan hidrostatik adalah "Tekanan hidrostatik pada
sembarang titik yang terletak pada satu bidang datar di dalam satu jenis zat
cair yang diam, besarnya sama”. Sama halnya dengan hukum pascal yang
berbunyi “jika suatu fluida diberikan tekanan pada suatu tempat maka
tekanan itu akan diteruskan ke segala arah sama besar”.
DAFTAR RUJUKAN
Herman dan Asisten LFD. 2014. Penuntun praktikum fisika dasar 1. Makassar :
UNM

Anda mungkin juga menyukai