Dosen Pembimbing:
Nama Mahasiswa:
201560311061
BEKASI
2021
A. DEFINISI KEBUTUHAN AKTIVITAS
Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan untuk bergerak dalam
memenuhi kebutuhan hidup. Kemampuan aktivitas seseorang dipengaruhi oleh
adekuatnya sistem persarafan, otot dan tulang, sendi serta factor pendukung
lainnya seperti adekuatnya fungsi kardiovakular, pernapasan dan metabolisme
[CITATION tar15 \l 1033 ].
Aktivitas artinya “kegiatan atau keaktifan” ( KBBI ). Jadi segala sesuatu yang
dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik
merupakan suatu aktivitas [CITATION has17 \l 1033 ]. Aktivitas-latihan adalah
rutinitas latihan, aktivitas, waktu luang, dan rekreasi yang dilakukan sesorang
(Kozier, 2010).
Kemampuan beraktivitas merupakan kebutuhan dasar yang mutlak diharapkan
oleh setiap manusia. Personal Hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang
dilakukan untuk mempertahankan kesehatan baik secara fisik maupun psikologis
[CITATION hid14 \l 1033 ].
1. Etiologi
Faktor yang Mempengaruhi Mekanika Tubuh dan Ambulasi menurut
[CITATION has17 \l 1033 ] :
a. Status kesehatan. Perubahan status kesehatan dapat mempengaruhi sistem
muskuloskeletal dan sistem saraf berupa penurunan koordinasi. Perubahan
tersebut dapat disebabkan oleh penyakit, berkurangnya kemampuan untuk
melakukan aktivitas sehari-hari dan lainnya.
b. Nutrisi. Salah satu fungsi nutrisi bagi tubuh adalah membantu proses
pertumbuhan tulang dan perbaikan sel. Kekurangan nutrisi bagi tubuh
dapat menyebabkan kelemahan otot dan memudahkan terjadinya penyakit.
Sebagai contoh tubuh kekurangan kalsium akan lebih mudah mengalami
fraktur.
c. Emosi. Kondisi psikologis sesorang dapat menurunkan kemampuan
mekanika tubuh dan ambulasi yang baik, sesorang yang mengalami
perasaan tidak aman, tidak bersemangat dan harga diri rendah, akan
mudah mengalami perubahan mekanika tubuh dan ambulasi.
d. Situasi dan kebiasaan. Situasi dan kebiasaan yang dilakukan seseorang
misalnya, sering mengangkat benda-benda berat, akan menyebabkan
perubahan mekanika tubuh dan ambulasi.
e. Gaya hidup. Perubahan pola hidup seseorang akan menyebabkan stress
dan kemungkinan besar akan menimbulkan kecerobohan dalam
beraktivitas, sehingga dapat mengganggu koordinasi antara sistem
muskuloskeletal dan neurologi, yang akhirnya akan mengakibatkan
perubahan mekanika tubuh.
f. Pengetahuan. Pengetahuan baik terhadap pengguna mekanika tubuh akan
mendorong sesorang untuk mempergunakannya dengan benar, sehingga
mengurangi tenaga yang dikeluarkan. Sebaliknya, pengetahuan yang
kurang memadai dalam pengguna mekanika tubuh akan menjadikan
seseorang berisiko mengalami gangguan koordinasi sistem neurologi dan
muskuloskeletal.
2. Fisiologi Pergerakan
Fisiologi menurut [CITATION has17 \l 1033 ] adalah :
a. Sistem Muskuloskeletal
Sistem musculoskeletal terdiri atas rangka ( tulang ), otot dan sendi
sistem ini sangat berperan dalam pergerakan dan aktivitas manusia.
Rangka memiliki beberapa fungsi yaitu :
Tindakan
1) Observasi:
a) Identifikasi pola aktivitas dan tidur
b) Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik dan/atau paikologis)
c) Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur ( mis.
Kopi, the, alcohol, makan mendekati waktu tidur dan
minumbanyak air sebelum tidur)
d) Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
2) Terapeutik:
a) Kebisingan Modifikasi lingkungan (mis. Pencahayaan, kebisingan,
suhu, matras dan tempat tidur)
b) Batasi waktu tidur siang, jika perlu
c) Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
d) Tetapkan jadwal tidur rutin
e) Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan (mis. Pijat,
pengaturan posisi, terapi akupresur)
f) Sesuaikan jadwal pemberian obat/tindakan untuk menunjang
siklus tidur-terjaga.
3) Edukasi:
a) Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
b) Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
c) Anjurkan menghindari makanan/ minuman yang mengganggu
tidur.
d) Anjurkan penggunaan obat tiduryang tidak mengandung supresor
terhadap tidur REM
e) Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pola
tidur (mis. Psikologis, gaya hidup, sering berubah shift bekerja)
f) Ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara non farmakologi.
c. Intoleransi Aktivitas
Tujuan :
Intoleransi Aktivitas teratasi dengan kriteria hasil :
1) Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari meningkat (5)
2) Kecepatan jalan meningkat (5)
3) Jarak berjalan meningkat (5)
4) Keluhan lelah menurun (5)
5) Perasaan lemah menurun (5)
Tindakan :
1) Observasi:
a) Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
kelelahan
b) Monitor kelelah fisik dan emosional
c) Monitor pola dan jam tidur
d) Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan
aktivitas
2) Terapeutik:
a) Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus ( mis. Cahaya,
suara, kunjungan )
b) Lakukan latihan rentang gerak pasif atau aktif
c) Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
d) Fasilitasi duduk disisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah
atau berjalan
3) Edukasi:
a) Anjurkan tirah baring
b) Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
c) Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
d) Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
4) Kolaboratif
a) Kolaboratif dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan
makanan.
DAFTAR PUSTAKA