Anda di halaman 1dari 6

Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF2015 p-ISSN: 2339-0654

VOLUME IV, OKTOBER 2015 e-ISSN: 2476-9398


http://snf-unj.ac.id/kumpulan-prosiding/snf2015/

MAGNETIC POWER ELECTRIC BOARD SEBAGAI MEDIA AJAR


UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PADA
PEMBELAJARAN MAGNET

Arghob Khofya Haqiqi*, Sutikno, Masturi


Pendidikan Fisika S2, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang,
Bendan Ngisor, Kota Semarang, Indonesia, 50233

*)
Email: arghobhaqiqi@ymail.com

Abstrak

Pembelajaran fisika pada sekolah menengah atas (SMA) pada masa sekarang ini hendaknya lebih menekankan tidak
hanya pada aspek pengetahuan melainkan harus untuk ketrampilan dan kreativitas siswa. Materi pokok magnet
merupakan salah satu materi yang diajarkan pada siswa SMA. Dengan model pembelajaran yang hanya
menggunakan media ajar magnet batang siswa cenderung hanya mengenal konsep magnet tanpa mengetahui aplikasi
yang terbarukan oleh magnet. Kutub magnet apabila didekatkan dengan kutub yang sama maka akan saling menjauh.
Dengan memanfaatkan sifat magnet ini kita dapat membuat sebuah media ajar untuk menggerakkan sebuah dinamo
yang dapat menghasilkan listrik. Magnetic power electric board adalah sebuah media ajar yang bisa dikembangkan
sebagai pembelajaran dalam magnet. Dengan menggunakan media ajar ini siswa akan belajar konsep magnet
sekaligus belajar mengenai aplikasi magnet untuk memutarkan dinamo yang bisa menghasilkan sumber listrik.
Pembelajaran menggunakan magnetic power electric board diharapkan siswa akan lebih jelas mempelajari materi
magnet dan diharapkan kreativitas siswa akan bertambah karena siswa secara langsung mengetahui manfaat magnet
yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber energi listrik alternatif terbarukan.

Kata Kunci: electric board; kreativitas; magnetic power; media ajar

Abstract

physics learning in senior high school currently should be more emphasis not only on the aspect of knowledge; but
also for the skill and creativity of students. The subject matter is one of the magnet material taught in senior high
school students. Learning model that uses only teaching media magnet students tend to only recognize the concept of
a magnet without knowing the application currently of magnets. If the magnetic poles juxtaposed same poles will
repel each other. By utilizing the magnetic properties of this we can create an instructional media to drive a dynamo
that can generate electricity. Magnetic electric power board is an instructional media that can be developed as a
lesson in the magnet. By using this instructional media students will learn concepts of magnetic as well as learn about
the magnet applications for rotating dynamo which could generate electricity source. Learning to use a magnetic
board electric power is expected that students will be more clearly in studying the magnetic material and the
creativity of students is expected to increase because students directly know the benefits of magnets that can be
applied in everyday life as a currently alternative electrical energy source.
Keywords: electric board; creativity; magnetic power; instructional media

1. Pendahuluan efektivitas pembelajaran di sekolah guna mencapai


Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang paling tujuan belajar secara optimal [2].
mendasar karena berhubungan dengan perilaku dan Pelaksanaan pembelajaran fisika yang terjadi di
struktur benda. Salah satu hal penting yang perlu lapangan masih sangat jauh dari yang diharapkan
diperhatikan dalam mendukung pembelajaran fisika oleh tuntutan kurikulum di universitas. Hasil
sehingga penyampaian konsep dapat lebih baik penelitian di salah satu sekolah menunjukkan
yaitu tersedianya sarana yang salah satunya berupa bahwa; pertama, pembelajaran fisika yang
media ajar yang sesuai dengan materi pelajaran dilakukan di sekolah pada umumnya masih bersifat
fisika yang akan dibelajarkan kepada siswa. tradisional, dimana pembelajaran cenderung
Dalam proses pembelajaran fisika di sekolah berpusat pada guru dengan proses cenderung
media ajar dapat membantu memperjelas penyajian bersifat transfer pengetahuan; kedua, pembelajaran
pesan dan informasi mengenai pelajaran fisika yang fisika kurang bermakana, dan tidak berlandas
disampaikan guru [1]. Media ajar dapat berupa alat konstruktivisme (pemahaman dibangun oleh siswa
maupun program yang dibuat khusus untuk sendiri) [3].
mempermudah siswa memahami suatu konsep Selama ini dalam pembelajaran fisika disekolah
dalam pelajaran yang masih abstrak. Tujuan utama diketahui bahwa sebagian besar siswa tidak begitu
media belajar adalah meningkatkan efisiensi dan tertarik belajar fisika [4]. Tingkat kreativitas siswa
yang teramati masih rendah dan masih perlu

Seminar Nasional Fisika 2015


Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Jakarta

SNF2015-II-97
Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF2015 p-ISSN: 2339-0654
VOLUME IV, OKTOBER 2015 e-ISSN: 2476-9398
http://snf-unj.ac.id/kumpulan-prosiding/snf2015/

ditingkatkan. Tingkat kreativitas siswa yang dengan karakteristik pembelajaran konstruktivistik


teramati melalui kemampuan bersikap ilmiah siswa adalah media belajar.
antara lain terlihat kurang aktif dalam Ketika seorang guru memberikan bahan
mengungkapkan pendapat, belum banyak pengetahuan semata-mata tak banyak menolong
mengungkapkan saran atau pertanyaan, kurang anak didik, karena belum tentu dimasa mendatang
mampu menjelaskan permasalahan, belum mampu ia dapat menggunakan informasi tersebut [10].
menjawab pertanyaan ketika ditanya oleh guru [5]. Namun yang kita amati dalam masyarakat kita
Kreativitas adalah kemampuan untuk melihat dewasa ini adalah, kita menerima begitu banyak
atau memikirkan hal-hal yang luar biasa, tidak materi dalam arti instruksi bagaimana melakukan
lazim, memadukan informasi yang tampaknya tidak sesuatu di sekolah, keluarga dan masyarakat (dalam
berhubungan dan mencetuskan solusi-solusi baru pekerjaan), sehingga dari kita kehilangan hampir
atau gagasan-gagasan baru yang menunjukan setiap kesempatan untuk kreatif [11].
kefasihan, keluwesan, dan orisionalitas dalam Penggunaan media ajar belum dimaksimalkan
berpikir [6]. dalam pembelajaran magnet selama ini pada
Materi magnet merupakan salah satu materi sekolah, sehingga perlu dikembangkan lagi media
yang diajarkan pada siswa Sekolah Menengah Atas ajar yang tidak hanya membantu memudahkan
(SMA), pembelajaran magnet banyak mempelajari konsep belajar siswa tetapi juga mampu
mengenai konsep yang berada dalam kehidupan meningkatkan kemampuan kreativitas siswa.
sehari-hari, tetapi kenyataannya didalam
pembelajaran tersebut masih belum banyak 3.2 Materi Magnet
dilakukan yang terkait dengan kehidupan sehari- Magnet adalah suatu benda atau bahan yang
hari [7]. Siswa hanya sekedar mempelajari sifat dapat menghasilkan atau menimbulkan garis-garis
sifat magnet tanpa kurang mengetahui adanya gaya magnet, sehingga dapat menarik besi, baja,
manfaat yang terbarukan dari magnet. atau benda-benda lainnya. Ditinjau dari proses
Dari permasalahan tersebut dibutuhkan sebuah pembuatan atau, maka magnet dapat dibedakan
pembelajaran yang mampu membantu menjadi 2 macam yaitu magnet alam dan magnet
mempermudah konsep belajar magnet sekaligu buatan.
mampu meningkatkan kreativitas siswa, salah satu Magnet alam terdapat di dalam tanah yang
yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan berupa bijih besi magnet dalam bentuk besi oksida.
sebuah media ajar yang inovatif. Dengan Pertama kali ditemukan di Magnesia dan
memanfaatkan sifat magnet yang mempunyai kutub dipergunakan pertama kali oleh bangsa China.
utara selatan dimana apabila kutub yang sama Anggapan atau perkiraan bahwa bumi adalah
saling didekatkan maka akan saling menjauh dan sebuah magnet besar, dengan kutub-kutub magnet
apabila kutub yang berbeda akan mendekat. Hal ini dan sebuah khatulistiwa magnet (magnet equator ),
tampak dapat dimanfaatkan untuk membuat sebuah mula-mula dibuat oleh Sir William Gilbert (1544-
media ajar berupa alat penggerak dinamo listrik DC 1603), seorang tabib Ratu Elizabeth I. Gilbert
atau kita sebut namanya adalah Magnetic Power membuat terella (bumi kecil) berbentuk bola yang
electri Board. Dengan menggunakan media ajar ini kecil dari batu magnet yang terdapat di alam (secara
maka siswa akan lebih tertarik untuk belajar harfiah “batu utama” atau kompas) dan menelusuri
magnet. Karena siswa mengetahui manfaat magnet garis-garis kemagnetannya. Pada jaman navigasi
yang terbarukan yaitu sebagai sumber energi listrik. (pelayaran) dan eksplorasi tersebut ada keinginan
untuk menyelidiki kompas dan kemagnetan bumi.
Magnet buatan (artificial magnet) dapat dibuat
2. Metode Penulisan dari bahan-bahan feromagnetik seperti Kobalt,
Penelitian ini merupakan penelitian study paduan baja dengan nikel, dll. Sedangkan cara
literasi yang disusun secara naratif berdasarkan pembuatannya adalah:
hasil kajian dengan membaca berbagai sumber 1. Dengan cara menggosok; Caranya adalah
jurnal yang terkait dengan topik yang ada. menggosok-gosokan magnet pada bahan yang
akan dijadikan magnet dengan arah yang sama
3. Hasil dan Pembahasan (tidak boleh bolak-balik) sampai menjadi
3.1 Pembelajaran magnet magnet.
Pembelajaran magnet adalah satu konsep materi 2. Menggunakan arus listrik; Caranya adalah
fisika yang bersifat abstrak dan tidak mudah dilihat melilitkan kawat yang dialiri arus listrik searah
secara langsung [8]. Guru perlu memberikan pada bahan yang akan dijadikan magnet.
kebebasan siswa menemukan cara yang paling Dalam hal ini kuat medan magnet yang terjadi
menyenangkan dalam pembelajaran fisika. Selain akan ditentukan oleh banyaknya lilitan dan
menggunakan perangkat pembelajaran yang tepat, kuat arus yang mengalir.
media pembelajaran diharapkan dapat
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar [9].
Salah satu perangkat pembelajaran yang sesuai

Seminar Nasional Fisika 2015


Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Jakarta

SNF2015-II-98
Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF2015 p-ISSN: 2339-0654
VOLUME IV, OKTOBER 2015 e-ISSN: 2476-9398
http://snf-unj.ac.id/kumpulan-prosiding/snf2015/

Bahan-bahan Magnet Usaha atau kerja yang dilakukan oleh sebuah


Kemagnetan suatu bahan ditentukan oleh spin gaya F didefinisikan oleh :
elektron dan gerak elektron mengelilingi inti. Spin W = ∫ F . dS.
elektron membentuk momen magnetik yang Jadi usaha yang dilakukan oleh gaya magnet adalah
merupakan magnet-magnet kecil. Spin elektron W = ∫ Fb . dS
tersebut berpasangan dan tidak menimbulkan sifat = q ∫ (v x B ) . dS
kemagnetan, karena arah spinnya berlawanan Dimana v = dS/dt, karena Fb tegak lurus pada v,
sehingga saling meniadakan. Spin elektron yang dan v sejajar dengan dS maka usaha yang dilakukan
tidak berpasangan bersifat sebagai magnet kecil. oleh gaya magnet selalu nol. Ini berarti bahwa gaya
Sebuah magnet merupakan gabungan dari spin magnetik tidak mengubah energi kinetik partikel
elektron (magnet-magnet kecil) yang arah spin
(utara-selatan)-nya sama [12]. 3.3. Kreativitas
Bahan-bahan yang didekatkan dengan magnet Kreativitas berkaitan dengan upaya untuk
memiliki respon yang berbeda. Ada bahan yang mempunyai gagasan sejak awal. Kreativitas sudah
ditarik oleh magnet dengan sangat kuat dan ada melekat sejak kita dilahirkan dan sesungguhnya
yang lemah, dan ada yang ditolak. Berdasarkan adalah suatu perilaku yang dapat dipelajari,
respon bahan terhadap suatu gaya magnet, maka dipraktikkan dan dikembangkan oleh masing
kita kelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu bahan masing individu [13]. Kemampuan kreativitas siswa
feromagnetik, bahan paramagnetik, dan bahan dicerminkan dalam lima aspek yaitu kelancaran,
diamagnetik. keluwesan, keaslian, elaborasi dan evaluasi [14].
A. Bahan Feromagnetik Kreativitas dapat dijelaskan dari sisi product,
Bahan yang mudah sekali ditarik oleh magnet person, process dan press. Product menekankan
seperti besi, nikel, kobalt, dan baja disebut bahan pada hasil karya kreatif, baik yang sama sekali atau
feromagnetik. Bila berada dalam medan magnetik, kombinasi karya-karya sebelumnya yang
bahan ini akan menarik banyak sekali garis-garis menghasilkan sesuatu yang baru. Person
gaya medan magnetik luar. memandang kreativitas dari segi ciri ciri individu
B. Bahan paramagnetik yang menandai kepribadian orang kreatif berkaitan
Bahan yang sedikit menarik garis-garis meda dengan kreativitas. Process menekankan pada
magnetik luar seperi aluminium, platina, dan kayu bagaimana proses kreatif itu berlangsung sejak
dinamakan bahan paramagnetik. Perbedaan bahan mulai tumbuh sampai dengan berwujud perilaku
paramagnetik dengan bahan ferromagnetik adalah kreatif. Press menekankan pada pentingnya faktor-
tidak adanya domain magnet dalam bahan faktor yang mendukung timbulnya kreativitas
paramagnetik. individu [15].
C. Bahan Diamagnetik Sebagai fenomena yang kompleks, kreativitas
Bahan yang sedikit menolak garis-garis gaya telah menghasilkan pendekatan-pendekatan
magnetik luar seperti tembaga, bismuth, emas, penelitian yang sangat bervariasi, dengan
seng, dan sebagainya dinamakan bahan metodologinya masing-masing. Ahli psikometri,
diamagnetik seperti Guildford dan Torrance, berasumsi bahwa
kreativitas adalah suatu sifat terukur, dan
Teori tentang magnet. menekankan pada pengembangan test yang
A. Induksi magnetik. mengukur pemikiran divergen [16]. Ahli-ahli
Sebuah medan listrik E dikaitkan dengan gaya tersebut mempunyai uji coba yang panjang untuk
listrik FE pada sebuah muatan q. Gaya listrik ini melihat dengan cermat hubungan antara kreativitas
diberikan oleh Fe = q E, ia tidak tergantung pada dan kecerdasan, dan mempelajari sifat sifat
gerak dari partikel dan arahnya sejajar dengan E. kepribadian dari individu yang kreatif. Untuk
Keberadaan medan magnet B juga dapat dikaitkan kepentingan pembelajaran yang kreatif, mereka
dengan gaya pada sebuah muatan q, yang dikenal telah menemukan pola yang menarik, seperti sifat-
dengan gaya magnetik Fb. Gaya ini bergantung sifat positif termasuk keingintahuan, motivasi yang
pada kecepatan partikel v, dan arahnya tegak lurus tinggi, ketertarikan pada kompleksitas dan hal-hal
terhadap v dan B. Gaya magnetik diberikan oleh: baru, toleransi terhadap ambiguitas, keterbukaan
Fb = q v x B jiwa dan ketekunan di dalam lingkup ketangguhan
B disebut induksi magnetik. Dalam SI satuan dari B [17]
adalah tesla ( T ) atau weber/m2. Berkaitan dengan kreativitas belajar fisika,
Jadi secara umum sebuah partikel bermuatan kreativitas sebagaian besar berasal dari pengaruh
yang berada di dalam ruangan yang lingkungann dan keterampilan [18]. Oleh karena itu
memiliki medan listrik dan medan magnet adalah kreativitas tidak bisa dipisahkan dengan aktivitas.
FL = q ( E + v x B ) Aktivitas bersifat mutlak untuk kemajuan setiap
Persamaan ini dikenal dengan Persamaan Lorentz. pribadi.
F disebut gaya Lorentz. Ciri-ciri seorang anak memiliki kreativitas
tinggi yaitu (1) selalu ingin tahu, (2) memiliki

Seminar Nasional Fisika 2015


Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Jakarta

SNF2015-II-99
Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF2015 p-ISSN: 2339-0654
VOLUME IV, OKTOBER 2015 e-ISSN: 2476-9398
http://snf-unj.ac.id/kumpulan-prosiding/snf2015/

minat yang luas, (3) suka melalukan aktivitas yang Media ajar merupakan perantara atau pengantar
kreatif [19]. Berdasarkan uraian pendapat di atas pesan pembelajaran. Pembelajaran menggunakan
tentang kreativitas belajar fisika, maka dapat media ajar berarti mengoptimalkan fungsi seluruh
disimpulkan bahwa kreativitas belajar fisika yang panca indra siswa untuk meningkatkan efektivitas
dimaksud adalah kegiatan atau perilaku siswa pada siswa belajar dengan cara mendengar, melihat,
saat belajar fisika antara lain: (1) berani dan mau meraba, dan menggunakan pikirannya secara logis
bertanya (2) tertarik mencoba hal baru (3) dan realistis [20]. Dengan demikian dapat dikatakan
mengerjakan tugas dengan inovasi yang baru. bahwa media ajar merupakan wahana penyalur
pesan atau informasi belajar. Melalui konsep yang
3.4. Magnetic Power Electric Board Sebagai semakin mantap itu, fungsi media ajar dalam proses
Media Ajar pembelajaran tidak hanya sekedar alat bantu guru
Pembelajaran magnet dengan menggunakan melainkan pembawa pesan dari apa yang
magnetic power electric board adalah salah satu disampaikan oleh guru kepada siswanya sesuai
cara pembelajaran yang menerapkan media ajar kebutuhan [21].
didalamnya. Berasal dari permasalahan umum pada Magnet mempunyai 2 kutub yaitu kutub utara
pembelajaran fisika materi magnet, ditemukan dan kutub selatan, apabila dua kutub yang saling
adanya permasalahan pembelajaran yaitu dimana berlawan didekatkan maka kedua magnet akan
pembelajaran materi magnet merupakan materi saling tarik menarik, dan apabila dua kutub yang
yang abstrak dan selama ini belum banyak sama didekatkan maka kedua magnet akan saling
menerapkan media ajar yang terbarukan dalam tolak menolak atau menjauh. Dengan
membantu pembelajaran sehingga kreativitas siswa memanfaatkan ini magnet yang dimodifikasi dalam
dalam keadaan ini tidak mampu berkembang. sebuah bentuk piringan seperti pada Gambar. 2
Dalam pembelajaran perlu adanya sebuah media akan dapat membuat sebuah putaran.
ajar yang tidak hanya membantu memudahkan
siswa belajar konsep materi tentang magnet
sekaligus mampu untuk meningkatkan kreativitas
siswa. Untuk mengetahui peningkatan kreativitas
siswa dalam pembelajaran maka diperlukan adanya
evaluasi selama dan setelah pembelajaran
menggunakan media ajar magnetic power electric
board tersebut dilakukan didalam kelas.

Alur pemikiran dari penelitian dapat digambarkan Gambar 2 . Piringan magnet


dalam skema berikut: Piringan tersebut diletakkan untuk
menggerakkan sebuah dinamo dc yang dapat
menghasilkan arus listrik, untuk menunjukkan
Permasalahan Umum adanya arus listrik yang dihasilkan maka
disambungkan dengan kabel yang terhubung
dengan sebuah Light Emighting Dioda (LED)
tampak seperti pada Gambar 3.
- Pembelajaran materi magnet masih
abstrak
- Kreativitas siswa kurang

Pembelajaran menggunakan Magnetic


Power Electric Board
Gambar 3. Generator DC terhubung dengan LED

Dalam rancangan pembelajaran ini siswa


Evaluasi melakukan praktikum dengan berkelompok, media
alat serta bahan telah disiapkan disekolah ataupun
guru bersangkutan, siswa menyusun alat magnetic
power electric board sesuai dengan lembar kerja
Pembelajaran dapat meningkatkan yang dibuat oleh guru.
kreativitas siswa Dengan bantuan magnetic power electric board
siswa akan tertantang melakukan hal yang baru,
Gambar 1. Alur pemikiran karena selama pembelajaran yang sebelumnya
belum pernah ada yang menggunakan media aja

Seminar Nasional Fisika 2015


Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Jakarta

SNF2015-II-100
Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF2015 p-ISSN: 2339-0654
VOLUME IV, OKTOBER 2015 e-ISSN: 2476-9398
http://snf-unj.ac.id/kumpulan-prosiding/snf2015/

seperti ini. Tingkat kreativitas siswa akan 2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK),
meningkat setelah melakukan pembelajaran Vol. 3 No. 1 (2013)
dikarenakan selain mengetahui konsep belajar [7] R Sri, C. Prasad, M. Marisa, V. Stefano,
magnet dan sisfat – sifat magnet siswa juga belajar Building Formal Thinking With Pupils On
mengetahui manfaat terbarukan magnet yaitu Magnetic Phenomena Inconceptual
sebagai pemutar sebuah dinamo listrik yang dapat Laboratories, Procedia - Social and
menghasilkan arus listrik. Behavioral Sciences 93 ( 2013 ) p. 946 – 950
[8] O. Pasqual, M. Massimiliano, D. A. Anna,
4. Kesimpulan Learning About Magnetic Force: Experiments
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh Versus Theoretical Explanations, Esera (2013)
maka disarankan bahwa untuk meningkatkan [9] M. B. Shawn, the Pedagogical Implications of
kemampuan kreatifitas siswa, guru dapat Maxwellian Electromagnetic models: A case
menggunakan magnetic power electric board dalam study from Victorian-Era Physic, Endeavour,
pembelajaran fisika materi magnet di kelas. Agar Vol 38 No.3-4, (2014)
siswa terbiasa dengan belajar secara langsung serta [10] R.E. Lopez, Spase Physics and The
mengetahui aplikasi dari materi yang dipelajarinya Teachingof Undergraduate electromagnetsim,
tersebut. Advances In Space Reasearch 42, (2007) p
1859-1863
[11] H. Shafqat, Sarfraz, M. Serwat, T. Sadaf,
5. Ucapan Terimakasih The Effectiveness of Teaching Physics
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada through Project Method on Academic
Allah SWT atas segala limpahan karunia yang Achievement of Students at Secondary
diberikan kepada peneliti, serta kepada semua pihak Level -A Case Study, Journal of Education
yang telah membantu penelitian sehingga dapat and Practice Vol 2, No 8 (2011)
berjalan dengan lancar. [12] B. Denkena, D. Dahlmann, F. Floeter, T.
Bruehne, Conceptual Design For
6. Daftar Acuan Electromagnetic Guided Rotary Table In
[1] R. A. Alimen, Attitude towards Physics and Machine Tools, Procedia CIRP 24 ( 2014 )
Physics Performance, Theories of Learning, 80 – 85
and Prospects in Teaching Physics, Liceo [13] A. Javier. N. Pulgar, R. Iván, S. Sánchez,
Journal of Higher Education Research Science Creativity and Physics Learning as Product
and Technology Section, Vol. 6 (2009) of the Intervention with Conceptual Maps
[2] Y. K. Wiwit, Pengembangan Media ajar dan and Gowin’s V Diagram, (2011)
lembar Kerja Siswa Berorientasi [14] A. Jorge, J. M. Maria, S. Irina, M. Pedros, ,
Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Kimia, Creativity and Innovation through
Prosiding Semirata FM FISIKA Universitas Multidisciplinary and Multisectoral
Lampung, (2013) Cooperation, Journal Blackwell Publishing,
[3] S Ayse , Y Necati, The Effect Of Teaching Volume 16, (2007)
The Direct Current Concept With Analogy [15] F. E. Elnetthry, S. Fauziah, The Role of PBL
Technique To The Attitudes Of Science in Improving Physics Students’ Creative
Education Students Toward Physics, Procedia Thinking and Its Imprint on Gender,
Social and Behavioral Sciences 15 (2011) p. International Journal of Education and
2647–2651 Research Vol. 1 No. 6 (2013)
[4] M. L. Margaret, M. T. Christine, Researching [16] S. Sunaryo, Pengembangan Mutimedia
Creative Learning: A Review Essay, Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika
International Journal of Education & the Arts, Listrik, Jurnal Edukasi@Elektro, Vol 1,
12 (2011) No.1 (2004)
[5] P. Andik, Pendekatan Konstruktivisme Dalam [17] F. C. Wibowo, A. Suhandi, B. Harjoto,
Menumbuhkan Kemampuan Berfikir Kreatif Penerapan Model Project Creative Learning
Mahasiswa pada Pembelajaran Mata Kuliah (PCL) Untuk Mengembangkan
Listrik Magnet, Prosiding Semirata BKS- Keterampilan Berpikir Kreatif Konsep
PTNM Fisika Universitas Negeri Medan, Listrik Magnet, Jurnal Pendidikan Fisika
(2012) Indonesia 9 (2013) 144-150
Atit, B. U. Suryadi, S. Sulistyo, [18] A. Widiyatmoko, S. D. Pamelasari,
Pengaruh Metode Pembelajaran Numbered Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk
Heads Together (NHT) Disertai Media Mengembangkan Media ajar Fisika
Magnetic Board Dan Metode Ceramah- Dengan Memanfaatkan Bahan Bekas
Diskusi Dengan Memperhatikan Kreativitas Pakai, Jurnal Pendidikan Fisika
Siswa Pada Materi Pokok Hidrokarbon Kelas Indonesia
X Sma Negeri 1 Kartasura Tahun Pelajaran

Seminar Nasional Fisika 2015


Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Jakarta

SNF2015-II-101
Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF2015 p-ISSN: 2339-0654
VOLUME IV, OKTOBER 2015 e-ISSN: 2476-9398
http://snf-unj.ac.id/kumpulan-prosiding/snf2015/

[19] I. Setyawan, Pembelajaran Pendidikan


Tinggi Dan Pengembangan Kreativitas,
Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro
Vol.3 No. 2 (2006)
[20] G. Saroja, Pemanfaatan Perangkat Lunak
Interaktif Dalam Proses Pembelajaran Fisika
Listrik dan Magnet di SLTA (Studi Persepsi
bagi Guru-guru Fisika SLTA di Kabupaten
Lombok Timur) , (2014)
[21] Fatima, I. Yusuf, H. Bancong, Implementasi
Pembelajaran Kurikulum 2013Berbasis
Multimedia Interaktif pada Pokok bahasan
Listrik Magnet terhadap Aktivitas, Persepsi,
dan Hasil belajar Peserta Didik di SMA Tut
Wuri Handayani Makasar, Jurnal Fisika
Indonesia, Vol XVIII, No.53 (2014)

Seminar Nasional Fisika 2015


Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Jakarta

SNF2015-II-102

Anda mungkin juga menyukai