Insomnia atau gangguan tidur biasa terjadi pada saat kehamilan, Bunda. Namun dengan cara
mengatasi insomnia yang tepat, kondisi tersebut bisa dihindari sehingga tidur pun menjadi
nyenyak.
Insomnia pada ibu hamil dapat terjadi karena berbagai faktor. Misalnya pada awal
masa kehamilan atau trimester pertama, terjadi peningkatan kadar progesteron yang
dapat menyebabkan kantuk di siang hari secara berlebihan.
Lalu, sering pergi ke kamar mandi, mual dan muntah, serta ketidaknyamanan yang
berhubungan dengan kehamilan, seperti sakit punggung, gerakan janin, dan
refluks gastroesofagus juga dapat mengganggu kualitas tidur.
Sementara pada saat trimester kedua dan ketiga (menjelang kehamilan), kecemasan
selama kehamilan yang diperkuat kekhawatiran akan persalinan juga berpengaruh pada
kualitas tidur
Gangguan mood dalam kehamilan adalah faktor risiko insomnia pada ibu hamil. Setelah
melahirkan, bahkan ibu hamil akan semakin sulit untuk tidur nyenyak.
Terapi membantu menenangkan pikiran yang gelisah. Relaksasi otot progresif (PMR)
dapat dilakukan menjelang tidur. Pada relaksasi ini dilakukan pengencangan dan relaksasi
otot yang berbeda secara bergantian, serta pernapasan pada perut dengan santai.
Selain itu Bunda juga bisa melakukan terapi perilaku kognitif untuk insomnia (CBT-I)
untuk mengatasi insomnia. Terapi ini meliputi sesi edukasi jelang tidur, kebersihan tempat
tidur, mencegah perilaku tidak baik seperti nonton TV di tempat tidur, hingga menetapkan
jadwal tidur dan bangun secara teratur