Anda di halaman 1dari 6

Alhamdulillah. Wassala tuassala mu’ala rosulillah sayyidina wamaulana Muhammad.

Ibni abdillah
wa’alaalihi wasobihi wamantabiahuda wamauwala. Ashaduallah ilaha illallah wahdahula sarikalah
wa’ashaduanna sayyidana muhammadan abduhu warasuluh la nabiyya ba’da. Allahumma solli ala
sayyidina muhammadinin nabiyyin ummiyyin wa’ala alihi wa ashobihi wassallim.

Hadirin jama’ah yang dimuliakan allah subhana wata’ala

Tak ada kata yang dapat mewakili nikmat, tetesan darah, detak jantung, hembusan nafas, langkah
kaki, ayunan tangan, semua itu hanya dapat dibalas dengan ucapan Alhamdulillah. Yakni memuji
kehadirat allah swt. Karena hanya dialah zat yang paling pantas untuk mendapatkan pujian. Tidak
ada yang dapat menjalinkan kita dengan dia “nun” jauh disana dikota madinah al munawwarah kita
tak pernah melihat raut wajahnya tapi dia selalu memikirkan kita, kita ucapkan untuknya allahumma
solli ‘ala sayyidina Muhammad wa’ala alihi sayyidina Muhammad.

Innasolata kumma’ru watunna alayya. Sholawat yang engkau baca itu akan dibwakan malaikat
kepadaku. Lalu sahabat bertanya kayfa solaatuna ma’rudatun ‘alaika wakad arimta bagaimana
mungkin sholawat kami dibawa kepadamu padahal engkau sudah hancur dimakan cacing tanah.
Nabi menjawab “innallaha harramal arda ajsadal ambiyaa” allah mengharam kan tanah memakan
jasad para nabi.

Jamaah yang dimuliakan allah swt.

Dalam kehidupan kita sehari hari jamaah, ada beberapa hal yang sering kita lakukan yang
mungkin kita anggap sepele secara sadar maupun tidak sadar hal itu menyebabkan kita
mendapatkan dosa besar bahkan berujung pada laknat Allah subhana wata’ala.

Mungkin kita tidak tau akan hal-hal tersebut atau mungkin ada diantara kita yang sudah tau
tetapi seakan akan kita acuh dengan hal tersebut.

‫سبُونَهُ َهيِّنا ً َو ُه َو ِعن َد هَّللا ِ َع ِظي ٌم‬


َ ‫َوت َْح‬

“Dan kamu menganggapnya remeh, padahal dalam pandangan Allah itu soal besar.”
(QS.An-Nur:15)

Dalam ayat ini jelas jelas allah subnaha wata’ala mengingatkan kita agar tidak sekali kali
menganggap remeh hal hal kecil karena mungkin bagi allah itu hal yang besar. Baik itu dari
segi dosa maupun amalan kita.

Dan kali ini saya telah mengutip beberapa dosa yang mungkin kita anggap sepele atau lumrah
tapi dalam dosa besar dalam pandangan allah.

1.
Apa itu dosa? Dosa adalah tindakan atau perbuatan yang melanggar segala sesuatu yang telah
ditetapkan oleh Allah baik yang ditetapkan di dalam Al-Qur’an maupun Hadits. Seringkali
Allah tidak memberikan sanksi kontan terhadap pelaku dosa untuk memberikan kesempatan
bagi hambaNya agar bertaubat. Namun rupanya hal ini disalahfahami oleh manusia sebagai
maaf dari Allah dan membuat mereka terus melakukan dosa secara berulang dan terus
berulang, bahkan terbiasa dengan dosa besar sekalipun. Celakanya tidak ada upaya untuk
bertaubat dengan dosa yang telah diperbuat oleh mereka. Tidak Sholat, dianggap sebagai
sesuatu yang biasa padahal hal tersebut merupakan dosa besar, tidak menutup aurat dianggap
sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja bahkan tiap hari muncul model-model pakaian yang
mengumbar aurat yang sebenarnya hal tersebut juga merupakan dosa besar.

Kebiasaan Melakukan Dosa Besar


Begitu terbiasanya sebagian manusia dengan dosa, membuat mereka meremehkan dosa dan
secara berulang melakukannya bahkan terhadap dosa besar sekalipun. Mereka melakukannya
dengan senang hati bahkan bangga dan mempertontonkannya tanpa rasa malu dan merasa
bersalah. Parahnya mereka jadi kecanduan melakukan dosa yang sama tanpa upaya untuk
bertaubat dan memperbaiki diri. Ada banyak dosa besar yang sering dilakukan manusia dan
mereka tidak menyadari bahwa yang dilakukannya sebenarnya adalah dosa besar.

1. Riya (pamer amal)

Riya’ adalah melakukan perbuatan baik dengan tujuan untuk mendapatkan pujian dari selain
Allah, meskipun riya’ termasuk dalam kelompok syirik kecil namun dosa ini tergolong dalam
Syirik dan syirik (menyekutukan Allah) adalah bagian dari dosa besar.

َ ‫اس َوال يَ ْذ ُك ُر‬


(١٤( ‫ون هَّللا َ إِال قَلِيال‬ َ َّ‫ون الن‬
?َ ‫يُ َرا ُء‬
Artinya : “….. mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut
Allah kecuali sedikit sekali.” (QS. An Nisa : 142)

Secara tegas Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda:


”Sesungguhnya yang paling aku takuti terhadap kalian adalah syirik yang paling kecil: riya.”

Tekhnologi informasi yang semakin berkembang membuat manusia dapat melakukan dosa
ini secara langsung meskipun tidak ada orang disekitarnya, seperti misalnya mengunggah
perbuatan baik ke situs-situs media social dengan tujuan agar mendapat pujian.
Memperlihatkan perbuatan baik dengan cara apapun bukanlah sesuatu yang salah, namun
akan menjadi bermasalah ketika hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan pujian dari orang
lain dan tidak untuk mendapatkan ridlo Allah
Fenomena pamer amal (riya’) sangat lazim dilakukan oleh manusia dan banyak dilakukan
secara “online”. Yang harus diingat adalah bahwa riya’ termasuk dalam dosa syirik meskipun
syirik kecil, mengenai dosa syirik Allah berfirman:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa
yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya”. (An Nisaa: 48)

Dan Allah SWT berfirman,


“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah
mengharamkan kepadanya surga.” (Al Maidah: 72)

2. Merasa Aman dari Ancaman Allah swt.

Seperti telah disampaikan diatas, begitu terbiasanya seseorang dengan perbuatan dosa
membuatnya terus melakukan dosa yang sama dan lupa menyadari bahwa ada sekian banyak
ancaman dari Allah terhadap pelaku dosa. Dengan kasih sayang dari Allah, manusia tidak
mendapat balasan kontan dari Allah atas dosa-dosa yang dilakukan dan mestinya hal ini
disadari sebagai pesan tersirat dari Allah bahwa sebenarnya hal tersebut merupakan
kesempatan yang diberikan oleh-Nya agar manusia bertaubat, meskipun tidak sedikit juga
manusia yang mendapat balasan kontan dari Allah atas dosa-dosa yang diperbuatnya.
Tentang hal ini Allah SWT berfirman,

“Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (Al A’raaf:
99)

Sebetulnya saat kita tidak merasa resah dengan dosa yang telah kita perbuat ada sesuatu yang
harus segera diperbaiki yaitu keimanan kita, apalagi jika dosa tersebut termasuk dosa besar.

3. Meninggalkan Sholat Wajib

Kita tentu menyadari akan hal ini, berapa banyak orang-orang disekitar kita yang tidak
mengerjakan sholat namun kita tidak melihat raut wajah penyesalan di wajah mereka. Kita
juga melihat disekitar kita bahwa orang yang mengerjakan sholat dengan orang yang tidak
mengerjakan sholat prosentasenya lebih besar orang yang tidak mengerjakan sholat, hal ini
menggambarkan bahwa lebih banyak manusia menganggap urusan meninggalkan sholat
adalah urusan sepele, bukan dosa besar dan tidak perlu disesali.

‫?ًّا إِاَّل‬O‫ف يَ ْلقَ ْو َن َغًي‬ َ َ‫ت ف‬


َ ‫س ْو‬ َّ ‫صاَل ةَ َواتَّبَ ُعوا ال‬
ِ ‫ش َه َوا‬ َ َ‫ف ِمنْ بَ ْع ِد ِه ْم َخ ْلفٌ أ‬
َّ ‫ضاعُوا ال‬ َ َ‫فَ َخل‬
‫صالِ ًحا‬ َ ‫َاب َوآَ َم َن َو َع ِم َل‬ َ ‫َمنْ ت‬
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan
memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui Al-Ghoyya, kecuali
orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh.” (QS. Maryam: 59-60)

Ibnu Mas’ud menafsirkan kata ‘ghoyya’ dalam ayat tersebut adalah sungai di Jahannam yang
makanannya sangat menjijikkan, yang tempatnya sangat dalam.

Sholat adalah hal pertama yang akan dihisab di Yaumul akhir kelak dan merupakan penentu
diterima dan tidaknya amal seseorang, Meninggalkan sholat adalah masalah besar bagi setiap
manusia karena sholat adalah PENENTU selamat dan tidaknya seseorang diakherat kelak dan
meninggalkannya adalah dosa besar.

4. Memakan Riba

Inilah salah satu dosa besar yang dianggap sepele oleh masyarakat kita bahkan oleh kita
sendiri, kita dikelilingi oleh system ini dan seolah-olah tidak dapat berpaling darinya. Hampir
setiap segala sesuatu yang berhubungan dengan hutang piutang tidak terlepas dengan riba,
perbankan, kredit pembelian rumah, kendaraan dan lain sebagainya.

Celakanya masyarakat kita sudah tergantung dengan system ini dan tidak familier dengan
system keuangan non riba dan bahkan cenderung menolak system keuangan islami. Parahnya
lagi masyarakat lebih siap dengan system keuangan ribawi daripada system keuangan Islami.
Menggunakan system keuangan ribawi banyak dilakukan oleh saudara kita, orang tua kita
bahkan oleh kita sendiri, celakanya hal tersebut dianggap sebagai sesuatu yang biasa dan
sepele dan saat melakukannya tidak ada perasaan berdosa sedikitpun.

Begitu terbiasanya dengan masalah riba ini hingga membuat seseorang tidak segan-segan
menawar jumlah nilai riba menjadi lebih besar dan tidak menyadari bahwa yang dimakan
adalah api neraka.
Tentang hal ini Allah SWT berfirman,
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya
orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila”. (Al Baqarah: 275)

5. Berbuat Zina

Tidak bisa dipungkiri, kita sering dipertontonkan dengan perilaku asusila ini, dimana
pelakunya melakukan perbuatan zina dan mempertontonkan di media social tanpa ada
perasaan berdosa dan malu sedikitpun.

“Barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya),
(yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab
itu”. (Al Furqaan: 68-69)

Sistem pergaulan di masyarakat juga mengarah kepada hubungan bebas yang menjurus
kepada perbuatan zina. Pacaran adalah bagian dari fenomena ini dan mewabah bahkan bukan
hanya dikalangan muda-mudi yang sudah berumah tanggapun ikut larut di dalamnya. Siapa
yang dapat menjamin seseorang yang berpacaran tidak terjerumus dalam perbuatan zina. Alat
kontrasepsi dijual bebas tanpa batasan umur bagi penggunanya membuat perzinaan
dikalangan muda-mudi semakin marak dan tak terkendali.

Pacaran yang menjurus kepada perzinaan dilakukan secara terang-terangan bahkan pelakunya
bangga dan merasa ketinggalan jaman jika tidak melakukannya. Mereka menganggap
perbuatan ini adalah perbuatan sepele, biasa-biasa saja dan tidak menganggapnya sebagai
sebuah cara setan untuk membawanya ke dalam dosa besar.

6. Menuduh Wanita Baik-baik Berbuat Zina

Sudah menjadi kebiasaan di masyarakat, saat seseorang diberitakan melakukan sebuah


kesalahan maka hal tersebut akan segera beredar luas, bahkan orang yang tidak tahu menahu
ikut-ikutan menyebarkan berita tanpa melakukan klarifikasi dan mencari informasi yang
sebenarnya. Berita tersebut akan lebih cepat tersebar jika dilakukan oleh public figure maka
akan lebih banyak lagi yang “berpartisipasi” ikut menyebarkannya. Tak terlepas juga berita
tentang perzinaan yang dilakukan oleh orang-orang yang selama ini memiliki reputasi yang
baik ditengah-tengah masyarakat. Jika Anda ikut menyebarkan berita tersebut tanpa
mengetahui yang sebenarnya atau menyaksikannya sendiri maka sebenarnya Anda telah
terjerumus ke dalam dosa besar.

Tentang hal ini Allah SWT berfirman,

“Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik, yang lengah lagi
beriman (berbuat zina), mereka kena la’nat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang
besar”. (An Nuur: 23)

Celakanya, lebih sering sang penyebar berita merasa bangga dan merasa tahu segalanya saat
menyebarkan berita tersebut padahal dia tidak mengetahui berita yang sebenarnya dan hanya
mendengar dari orang lain atau membaca berita di media online.

7. Memilih pemimpin non-Muslim

Pembantaian Muslim di Bosnia, Myanmar, Pattani dan tempat-tempat lainnya adalah


gambaran jika Muslim dipimpin oleh Non Muslim. Muslim di Negara-negara tersebut tidak
pernah menyangka sebelumya jika tetangga, sahabat karib bahkan saudaranya akan menjadi
monster yang menakutkan dan membantai mereka. Jika mereka tidak membantai Muslim,
maka mereka akan membatasi kebebasan Muslim dalam beribadah bahkan meskipun mereka
mengakui bahwa beragama adalah merupakan Hak asasi yang mereka gembar-gemborkan.
Atas alasan tersebut, maka memilih pemimpin non-Muslim adalah termasuk dosa besar.
Tidak ada jaminan jika Muslim dipimpin oleh non-Muslim maka kebebasan beribadah Umat
Islam akan terjamin. Terdapat banyak ayat suci Al-Qur’an yang menegaskan tentang hal ini

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi
WALI (PEMIMPIN / PELINDUNG) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah
kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu) ?” (TQS. 4. An-
Nisaa’ : 144.)

Kenyataan yang terjadi saat ini, banyak Muslim yang justru memilih orang Kafir sebagai
pemimpin mereka dan meninggalkan orang Mukmin, bahkan mereka mati-matian
memperjuangkan orang Kafir untuk menjadi pemimpin bagi mereka.

8. Sumpah Palsu

Untuk berbohong dan menutupi kesalahan banyak orang berlindung dengan sumpah
meskipun sebenarnya dia benar-benar melakukannya. Sumpah demi Allah menjadi hal yang
lumrah diucapkan untuk menutupi kesalahan dan melakukan kebohongan. Mereka tidak
menyadari bahwa hal tersebut sebenarnya merupakan dosa besar yang harus ditinggalkan.

“Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah
mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat,
dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada
hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih.” (Ali
Imraan: 77 )

Begitu besarnya dosa orang yang suka berbohong, hingga Rasulullah menyebutkan salah satu
tanda-tanda orang Munafik adalah ketika orang suka melakukan kebohongan.

9. Meminum Khamar dan Berjudi

Hampir disetiap tempat kita temukan orang dengan bangga meminum minuman keras, tidak
jarang kita mendengar sumpah serapah kebanggaan mereka setelah menghabiskan sekian
botol minuman beralkohol.

“Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib


dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-
perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (Al-Ma’idah: 90)

Para pecandu minuman keras selalu mencari kesempatan untuk mengkonsumsi minuman
haram ini, meskipun mereka mengetahui bahwa agama melarang untuk meminum khamr.
Mereka menganggap sepele tentang dosa meminum minuman keras.

10. Ghibah

Ghibah adalah mencari-cari kesalahan orang lain dan kemudian membicarakannya, saat ini
ghibah bukan hanya terjadi di sudut-sudut rumah yang dilakukan oleh ibu-ibu sebagai
“kudapan” segar dalam acara ngerumpi. Ghibah saat ini sudah lebih canggih dan melibatkan
ribuan bahkan jutaan orang melalui media social dan media online lainnya.

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian
prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan
janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara
kamu, memakan daging saudaranya yang sudah mati. Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat, lagi
Maha Penyayang.” – (QS. Al-Hujurat: 12)

Trend saat ini dimana banyak orang tidak dapat dipisahkan dengan gadget (ponsel) membuat
mereka ikut larut dalam perbincangan ghibah bahkan ikut menyebarkannya.
Memperbincangkan keburukan orang dan bahkan keburukan tersebut sebenarnya fitnah dan
hoax marak dilakukan melalui media social saat ini, tanpa kita sadari kadang kita ikut
didalamnya.

Tidak ada dosa kecil ketika dosa tersebut dilakukan secara berulang, kita berlindung kepada
Allah dari berbagai perbuatan dosa baik dosa kecil maupun dosa besar
Wallahu a’lam

Anda mungkin juga menyukai