Anda di halaman 1dari 19

8.

Bahan Galian Industri


8.1 Pendahuluan
Bahan galian merupakan mineral asli dalam bentuk aslinya, yang dapat ditambang untuk
keperluan manusia. Mineral-mineral dapat terbentuk menurut berbagai macam proses, seperti
kristalisasi magma, pengendapan dari gas dan uap, pengendapan kimiawi dan organik dari
larutan pelapukan, metamorfisme, presipitasi dan evaporasi, dan sebagainya (Katili, R.J. 1966).

8.2 penggolongan bahan galian dan bahan galian industry

8.2.1 bahan galian

8.2.1.1 bahan galian berdasarkan sumbernya

Klasifikasi bahan galian industry dapat ditentukan berdasarkan asal bahan galian yang
diperoleh. Berdasarkan sumber diperolehnya bahan galian industry tersebut, maka bahan galian
industry dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1. Bahan galian industry yang berkaitan dengan batuan sedimen
2. Bahan galian industry yang berkaitan dengan batuan gunung berapi
3. Bahan galian yang berkaitan dengan intrusi plutonik batuan asam da basa
4. Bahan galian yang berkaitan dengan endapan residu dan endapan letakan
5. Bahan galian industry yang berkaitan dengan proses perubahan hydrothermal
6. Bahan galian industry yang berkaitan dengan batuan malihan

8.2.1.2 Penggolongan bahan galian berdasarkan pemanfaatannya dikelompokkan menjadi 3


golongan yaitu:
1. Bahan galian Logam / Bijih (Ore); merupakan bahan galian yang bila dioleh dengan teknologi tertentu akan dapat diambil dan
dimanfaatkan logamnya, seperti timah, besi, tembaga, nikel, emas, perak, seng, dll
2. Bahan galian Energi; merupakan bahan galian yang dimanfaatkan untuk energi, misalnya batubara dan minyak bumi.
3.Bahan galian Industri; merupakan bahan galian yang dimanfaatkan untuk industri, seperti asbes, aspal, bentonit, batugamping,
dolomit, diatomae, gipsum, halit, talk, kaolin, zeolit, tras.
8.2.2.3 Penggolongan bahan galian di Republik Indonesia
Di Indonesia, penggolongan bahan galian dapat dilihat dalam Undang-Undang No 11 tahun
1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan. Dalam UU ini, bahan galian dibagi
atas tiga golongan :

§ golongan bahan galian strategis (Golongan A)


§ golongan bahan galian vital (Golongan B)
§ golongan bahan galian yang tidak termasuk dalam Golongan A atau B.
Penggolongan bahan-bahan galian didasari pada :
a. Nilai strategis/ekonomis bahan galian terhadap Negara;
b. Terdapatnya sesuatu bahan galian dalam alam (genese);
c. Penggunaan bahan galian bagi industri;
d. Pengaruhnya terhadap kehidupan rakyat banyak;
e. Pemberian kesempatan pengembangan pengusaha;
f. Penyebaran pembangunan di Daerah
Selanjutnya UU 11/1967 ini ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah Tentang Penggolongan
Bahan Galian (PP No 27/1980), yang menyatakan sebagai berikut:
a. Golongan bahan galian yang strategis adalah:
- minyak bumi, bitumen cair, lilin bumi, gas alam;
- bitumen padat, aspal;
- antrasit, batubara, batubara muda;
- uranium, radium, thorium dan bahan-bahan galian radioaktip lainnya;
- nikel, kobalt;
- timah
b. Golongan bahan galian yang vital adalah:
- besi, mangan, molibden, khrom, wolfram, vanadium, titan;
- bauksit, tembaga, timbal, seng;
- emas, platina, perak, air raksa, intan;
- arsin, antimon, bismut;
- yttrium, rhutenium, cerium dan logam-logam langka lainnya;
- berillium, korundum, zirkon, kristal kwarsa;
- kriolit, fluorpar, barit;
- yodium, brom, khlor, belerang;
c. Golongan bahan galian yang tidak termasuk golongan A atau B adalah:
- nitrat-nitrat, pospat-pospat, garam batu (halite);
- asbes, talk, mika, grafit, magnesit;
- yarosit, leusit, tawas (alum), oker;
- batu permata, batu setengah permata;
- pasir kwarsa, kaolin, feldspar, gips, bentonit;
- batu apung, tras, obsidian, perlit, tanah diatome, tanah serap (fullers earth);
- marmer, batu tulis;
- batu kapur, dolomit, kalsit;
- granit, andesit, basal, trakhit, tanah liat, dan pasir sepanjang tidak mengandung unsur-
unsur mineral golongan a amupun golongan b dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi
ekonomi pertambangan.
Sementara itu, dalam bagian Penjelasan, dicantumkan bawa arti penggolongan bahan-bahan
galian adalah :
1. Bahan galian Strategis berarti strategis untuk Pertahanan dan Keamanan serta Perekonomian
Negara;
2. Bahan galian Vital berarti dapat menjamin hajat hidup orang banyak;
3. Bahan galian yang tidak termasuk bahan galian Strategis dan Vital berarti karena sifatnya tidak
langsung memerlukan pasaran yang bersifat internasional.
Dari penggolongan bahan galian di atas, terlihat bahwa bahan galian industri sebagian besar
termasuk ke dalam bahan galian golongan C, walaupun beberapa jenis termasuk dalam bahan
galian golongan yang lain.

8.2.2 Bahan Galian Industri


8.2.2.1 Penggolongan bahan galian industri berdasarkan cara terbentuknya
Penggolongan bahan galian industri berdasarkan atas asosiasi dengan batuan tempat
terdapatnya, dengan mengacu pada Tushadi dkk [1990, dalam Sukandarumidi, 1999] adalah
sebagai berikut :
a. Kelompok I : BGI yang berkaitan dengan Batuan Sedimen,
kelompok ini dapat dibagi menjadi :
 Sub Kelompok A : BGI yang berkaitan dengan batugamping : Batugamping, dolomit, kalsit,
marmer, oniks, Posfat, rijang, dan gipsum.
 Sub Kelompok B : BGI yang berkaitan dengan batuan sedimen lainnya : bentonit, ballclay dan
bondclay, fireclay, zeolit, diatomea, yodium, mangan, felspar.
b. Kelompok II, BGI yang berkaitan dengan batuan gunung api : obsidian, perlit, pumice, tras,
belerang, trakhit, kayu terkersikkan, opal, kalsedon, andesit dan basalt, paris gunung api, dan
breksi pumice.
c. Kelompok III, BGI yang berkaitan dengan intrusi plutonik batuan asam & ultra basa : granit
dan granodiorit, gabro dan peridotit, alkali felspar, bauksit, mika, dan asbes
d. Kelompok IV, BGI yang berkaitan dengan batuan endapan residu & endapan letakan :
lempung, pasir kuarsa, intan, kaolin, zirkon, korundum, kelompok kalsedon, kuarsa kristal, dan
sirtu
e. Kelompok V, BGI yang berkaitan dengan proses perubahan hidrotermal : barit, gipsum,
kaolin, talk, magnesit, pirofilit, toseki, oker, dan tawas.
f. Kelompok VI, BGI yang berkaitan dengan batuan metamorf : kalsit, marmer, batusabak,
kuarsit, grafit, mika dan wolastonit.
8.2.2.2 Penggolongan bahan galian industri berdasarkan pemanfaatannya
Sebagaimana telah dituliskan pada bagian sebelumnya, bahan galian industri adalah bahan galian
tambang bukan bijih yang digunakan sebagai bahan baku industri; penggunaan dalam industri
banyak ditentukan oleh sifat fisika seperti warna, ukuran partikel, kekerasan, plastisitas, daya
serap, dan lain-lain. Adapun bahan bangunan / bahan galian kontruksi tidak lain adalah bahan
galian industri yang belum disebtuh rekayasa teknik. Oleh sebab itu, dengan semakin majunya
rekayasa teknik tidak tertutup kemungkinan jenis bahan galian industri akan bertambah jenisnya.
Berbagai klasifikasi bahan galian industri telah dipublikasikan oleh para ahli, namun sampai saat
ini masih terus didiskusikan. Para ahli tersebut umumnya, mengelompokkan Bahan Galian
Industri berdasarkan pemanfaatannya, misalnya Noetsaller (1988) "Profile of Industrial Minerals
by End-uses Classes", dan lain-lain.
8.3 pengolahan bahan galian
Pengolahan Bahan Galian merupakan proses pemisahan mineral berharga dari mineral tidak
berharga (gangue), yang dilakukan secara mekanis, menghasilkanproduk yang kaya mineral
berharga (konsentrat) dan produk yang mineralnya berkadar rendah (tailing). Proses pemisahan
ini didasarkan atas sifat fisik mineral maupun sifat kimia fisika permukaan mineral dan
diupayakan menguntungkan.
Keuntungan dari Pengolahan Bahan Galian adalah :
1. Secara Ekonomis
a. Mengurangi ongkos angkut tiap ton logam dari lokasi penambangan ke pabrik pengolahan,
karena sebagian mineral tidak berharga (waste mineral) telah terbuang selama proses pengolahan
dan kadar bijih sudah ditingkatkan.
b. Mengurangi jumlah Flux yang ditambahkan dalam peleburan serta mengurangi metal yang
hilang bersama Slag.
c. Mengurangi biaya peleburan tiap ton logam yang dihasilkan, sebab dalam peleburan tonase
logan yang dihasilkan lebih banyak (dalam waktu yang sama) bila dibandingkan dengan
peleburan tanpa diawali dengan Pengolahan Bahan Galian.
2.SecaraTeknis
a. Pengolahan Bahan Galian akan menghasilkan konsentrat yang mempunyai kadar mineral
berharga relatif tinggi, sehingga lebih memudahkan untuk mengambil metalnya.
b. Ada kemungkinan konsentratnya mengandung lebih dari satu mineral berharga, maka ada
kemungkinan dapat diambil logam yang lain sebagai hasil sampingan.

8.3.1 Studi bahan baku :

Proses Pengolahan Bahan Galian merupaka jembatan antara penambangan dengan eksstaksi
logam (metallurgi ekstraksi). Karena Pengolahan Bahan Galian mendasarkan atas sifat fisik
mineral, maka informasi mengenai mineral yang terkandung dalam bahan galian sangan
diperlukan, misalnya :
1. Macam dan komposisi mineral dalam bahan galian
2. Kadar masing-masing mineral
3. Besar kecilnya ukuran (distribusi ukuran)
4. Derajat liberasi (kebebasan) dari mineral
Derajat Liberasi adalah perbandingan antara mineral yang terliberasi sempurana dengan jumlah
mineral yang sama keseluruhan.
5. Sifat fisik mineral, antara lain :
a. Hardness (kekerasan), Structure dan Fracture
Sifat ini diperlukan dalam menentukan alat penghancur
b. Ikatan mineral dan besar kecilnya Kristal
Berkaitan dengan derajat liberasi. Semakin tinggi derajat liberasi akan semakin sempurna proses
pengolahan
c. Warna dan Kilap
Berkaitan dengan proses pengolahan secara hand sortng/hand picking, yaitu pemisahan yang
dilakukan secara manual (tangan biasa)
d. Spesific Grafity (SG)
Berkaitan dengan pengolahan konsentrasi gravitasi
e. Magnetic Suceptibility (sifat kemagnetan)
Berkaitan dengan pengolahan Magnetic Separator
f. Electro Conductivity (daya hantar listrik)
Berkaitan dengan pengolahan Electristatic Separation atau High Tension Separation
g. Sifat permukaan (senang tidaknya terhadap udara)
Berkaitan dengan pengolahan Flotasi

8.3.2 Tahapan Pengolahan Bahan Galian


Dalam kegiatan Pengolahan Bahan Galian terdapat beberapa tahap yang dilakukan, yaitu :
1. Preparasi
a. Kominusi
Adalah proses mereduksi ukuran butir sehingga menjadi lebih kecil dari ukuran semula.
Kominusi atau pengecilan ukuran merupakan tahap awal dalam proses PBG yang bertujuan
untuk :
1. Membebaskan / meliberasi (to liberate) mineral berharga dari material
pengotornya.
2. Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan
pada proses berikutnya.
3. Memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak dengan
zat lain, misalnya reagen flotasi.
Kominusi ada 2 (dua) macam, yaitu :
1. Peremukan / pemecahan (crushing)
2. Penggerusan / penghalusan (grinding)
Disamping itu kominusi, baik peremukan maupun penggerusan, bisa terdiri dari beberapa tahap,
yaitu :
- Tahap pertama / primer (primary stage)
- Tahap kedua / sekunder (secondary stage)
- Tahap ketiga / tersier (tertiary stage)
- Kadang-kadang ada tahap keempat / kwarter (quaternary stage)

Peremukan / Pemecahan (Crushing)


Peremukan adalah proses reduksi ukuran dari bahan galian / bijih yang langsung dari
tambang (ROM = run of mine) dan berukuran besar-besar (diameter sekitar 100 cm) menjadi
ukuran 20-25 cm bahkan bisa sampai ukuran 2,5 cm.
Peralatan yang dipakai antara lain adalah :
1. Jaw crusher
2. Gyratory crusher
3. Cone crusher
4. Roll crusher
5. Impact crusher
6. Rotary breaker
7. Hammer mill
Penggerusan / Penghalusan (Grinding)
Penggerusan adalah proses lanjutan pengecilan ukuran dari yang sudah berukuran 2,5 cm
menjadi ukuran yang lebih halus. Pada proses penggerusan dibutuhkan media penggerusan yang
antara lain terdiri dari :
1. Bola-bola baja atau keramik (steel or ceramic balls).
1. Batang-batang baja (steel rods).
2. Campuran bola-bola baja dan bahan galian atau bijihnya sendiri yang disebutsemi autagenous
mill (SAG).
3. Tanpa media penggerus, hanya bahan galian atau bijihnya yang saling menggerus dan
disebut autogenous mill.
Peralatan penggerusan yang dipergunakan adalah :
1. Ball mill dengan media penggerus berupa bola-bola baja atau keramik.
1. Rod mill dengan media penggerus berupa batang-batang baja.
2. Semi autogenous mill (SAG) bila media penggerusnya sebagian adalah bahan galian atau
bijihnya sendiri.
3. Autogenous mill bila media penggerusnya adalah bahan galian atau bijihnya sendiri.

b. Sizing
Setelah bahan galian atau bijih diremuk dan digerus, maka akan diperoleh bermacam-macam
ukuran partikel. Oleh sebab itu harus dilakukan pemisahan berdasarkan ukuran partikel agar
sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan pada proses pengolahan yang berikutnya.

-Screening
Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik berdasarkan perbedaan
ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam skala industri, sedangkan penyaringan
(sieving) dipakai untuk skala laboratorium.

Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu :


- Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize).
- Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize).
Saringan (sieve) yang sering dipakai di laboratorium adalah :
1. Hand sieve
2. Vibrating sieve series / Tyler vibrating sive
3. Sieve shaker / rotap
4. Wet and dry sieving
Sedangkan ayakan (screen) yang berskala industri antara lain :
1. Stationary grizzly
2. Roll grizzly
3. Sieve bend
4. Revolving screen
5. Vibrating screen (single deck, double deck, triple deck, etc.)
6. Shaking screen
7. Rotary shifter

-Classsfying
Adalah pemisahan butir mineral yang mendasarkan pada kecepatan jatuhnya material dalam
suatu media (air atau udara) sehingga hasilnya tidak seragam. Alat yang dipergunakan adalah
classifier. Kecepatan jatuh mineral dipengaruhi oleh ; SG, volume dan bentuk mineral.
Produk dari proses klasifikasi ada 2 (dua), yaitu :
- Produk yang berukuran kecil/halus (slimes) mengalir di bagian atas disebutoverflow.
- Produk yang berukuran lebih besar/kasar (sand) mengendap di bagian bawah (dasar)
disebut underflow.
Proses pemisahan dalam classifier dapat terjadi dalam tiga cara (concept), yaitu :
1. Partition concept
2. Tapping concept
3. Rein concept
Hal ini dapat berlangsung apabila sejumlah partikel dengan bermacam-macam ukuran jatuh
bebas di dalam suatu media atau fluida (udara atau air), maka setiap partikel akan menerima gaya
berat dan gaya gesek dari media. Pada saat kecepatan gerak partikel menjadi rendah
(tenang/laminer), ukuran partikel yang besar-besar mengendap lebih dahulu, kemudian diikuti
oleh ukuran-ukuran yang lebih kecil, sedang yang terhalus (antara lain slimes) akan tidak sempat
mengendap.
Peralatan yang umum dipakai dalam proses klasifikasi adalah :
1. Scrubber
2. Log washer
3. Sloping tank classifier (rake, spiral & drag)
4. Hydraulic bowl classifier
5. Hydraulic clindrical tank classifier
6. Hydraulic cone classifier
7. Counter current classifier
8. Pocket classifier
9. Hydrocyclone
10. Air separator
11. Solid bowl centrifuge
12. Elutriator

PENINGKATAN KADAR ATAU KONSENTRASI (CONCENTRATION)


Merupakan proses pemisahan antara mineral berharga dengan mineral tidak berharga sehingga
didapat kadar yang lebih tinggi dan menguntungkan. Agar bahan galian yang mutu atau kadarnya
rendah (marginal) dapat diolah lebih lanjut, yaitu diambil (di-ekstrak) logamnya, maka kadar
bahan galian itu harus ditingkatkan dengan proses konsentrasi. Sifat-sifat fisik mineral yang
dapat dimanfaatkan dalam proses konsentrasi adalah :
- Perbedaan berat jenis atau kerapatan untuk proses konsentrasi gravitasi dan media berat.
- Perbedaan sifat kelistrikan untuk proses konsentrasi elektrostatik.
- Perbedaan sifat kemagnetan untuk proses konsentrasi magnetik.
- Perbedaan sifat permukaan partikel untuk proses flotasi.
Ada beberapa cara pemisahan yang mendasarkan sifat fisik mineral, diantaranya adalah :
a. Pemilahan (Sorting)
Bila ukuran bongkahnya cukup besar, maka pemisahan dilakukan dengan tangan (manual),
artinya yang terlihat bukan mineral berharga dipisahkan untuk dibuang.

b. Warna, Kilap, Bentuk Kristal


Konsentrasi yang dilakukan dengan tangan biasa (hand picking)

c. Spesific Gravity (Gravity Concentration)


adalah konsentrasi berdasarkan berat jenis material. Oleh karena itu untuk mengetahui berhasil
atau tidaknya proses konsentrasi gravimetri, harus di cek harga kriteria konsentrasinya.
Bila KK > 2,5 atau harganya negatif, maka antar mineral berat dengan mineral ringan dalam
bahan galian mudah untuk dipisahkan secara konsentrasi gravimetri.
Bila KK = 1,75, maka pemisahan dapat berjalan baik manakala ukuran butirnya 60# - 100#
Bila KK = 1,50, agak sulit dipisahkan, namum dapat dilakukan pemisahan bila ukurannya 10#
Bila KK
d.Magnetic Susceptibility (sifat kemagnetan)
Adalah proses konsentrasi yang memanfaatkan perbedaan sifat kemagnetan (magnetic
susceptibility) yang dimiliki mineral. Sifat kemagnetan bahan galian ada 3 (tiga) macam, yaitu :
- Ferromagnetic, yaitu bahan galian (mineral) yang sangat kuat untuk ditarik oleh medan
magnet. Misalnya magnetit (Fe3 O4).
- Paramagnetic, yaitu bahan galian yang dapat tertarik oleh medan magnet. Contohnya hematit
(Fe2 O3), ilmenit (Se Ti O3) dan pyrhotit (Fe S).
- Diamagnetic, yaitu bahan galian yang tak tertarik oleh medan magnet. Misalnya : kwarsa (Si
O2) dan feldspar [(Na, K, Al) Si3 O8].
Jadi produk dari proses konsentrasi yang berlangsung basah ini adalah :
- Mineral-mineral magnetik sebagai konsentrat.
- Mineral-mineral non-magnetik sebagai ampas (tailing).
Berdasarkan sifat kemagnetan yang berbeda-beda itulah mineral dapat dipisahkan dengan alat
yang disebut magnetic separator. Alat ini bekerja berdasarkan pada kuat lemahnya mineral
tersebut tertarik oleh magnet sehingga dapat terpisah antara mineral magnetik dan non magnetik.
Pemisahan dapat dilakukan dalam keadaan kering atau basah.
Peralatan yang dipakai disebut magnetic separator yang terdiri dari :
1. Induced roll dry magnetic separator.
2. Wet drum low intensity magnetic separator yang arah aliran dapat :
- concurrent
- countercurrent
- counter rotation
Sedang letak magnetnya bisa :
- Suspended magnets
- Suspended magnets with continuous removal
- Cobbing drum

d. Electric Conductivity (daya hantar listrik)


Merupakan proses konsentrasi dengan memanfaatkan perbedaan sifat konduktor (mudah
menghantarkan arus listrik) dan non-konduktor (nir konduktor) dari mineral.
Kendala proses konsentrasi ini adalah :
- Hanya sesuai untuk proses konsentrasi dengan jumlah umpan yang tidak terlalu besar.
- Karena prosesnya harus kering, maka timbul masalah dengan debu yang berterbangan.
Mineral-mineral yang bersifat konduktor antara lain adalah :
- Magnetit (Fe3 O4)
- Kasiterit (Sn O2)
- Ilmenit (Fe Ti O3)
- Molibdenit (Mo S2)
- Wolframit [(Fe, M) WO4]
- Galena (Pb S)
- Pirit (Fe S2)
Produk dari proses konsentrasi ini adalah :
- Mineral-mineral konduktor sebagai konsentrat.
- Mineral-mineral non-konduktor sebagai ampas (tailing).

Peralatan yang biasa dipakai adalah :


1. Electrodynamic separator (high tension separator).
2. Electrostatic separator yang terdiri dari :
- plate electrostatic separator
- screen electrostatic separator

e. Sifat permukaan mineral

Merupakan proses konsentrasi berdasarkan sifat “senang terhadap udara” atau “takut terhadap
air” (hydrophobic). Pada umumnya mineral-mineral oksida dan sulfida akan tenggelam bila
dicelupkan ke dalam air, karena permukaan mineral-mineral itu bersifat “suka akan air”
(hydrophilic). Tetapi beberapa mineral sulfida, antara lain kalkopirit (Cu Fe S 2), galena (Pb S),
dan sfalerit (Zn S) mudah diubah sifat permukaannya dari suka air menjadi suka udara dengan
menambahkan reagen yang terdiri dari senyawa hidrokarbon. Sejumlah reagen kimia yang sering
digunakan dalam proses flotasi adalah :
1. Pembuih (frother) yang berfungsi sebagai pen-stabil gelembung-gelembung udara. Misalnya :
methyl isobuthyl carbinol (MIBC), minyak pinus, dan terpentin.
2. Kolektor / pengumpul (collector) yang bisa mengubah sifat permukaan mineral yang semula
suka air menjadi suka udara. Contohnya : xanthate, thiocarbonilid, asam oleik, dll.
3. Penekan / pencegah (depresant) yang berguna untuk mencegah agar mineral pengotor tidak ikut
menempel pada udara dan ikut terapung. Misalnya : Zn SO4untuk menekan Zn S.
4. Pengatur keasaman (pH regulator) yang berfungsi untuk mengatur tingkat keasaman proses
flotasi. Misalnya : HCl, HNO3, Ca (OH)3, NH4 OH, dll.

Produk flotasi ada 3 (tiga) macam, yaitu :


- Konsentrat (concentrate) yang berupa mineral-mineral yang ikut terapung (mineral-mineral
apungan) dengan gelembung-gelembung udara.
- Amang (middling) yang merupakan mineral-mineral apungan yang masih mengandung
banyak mineral-mineral pengotor.
- Ampas (tailing) yang tenggelam terdiri dari mineral-mineral pengotor.

Peralatan yang biasa dipakai adalah :


1. Mechanical flotation yang terdiri dari berbagai variasi antara lain :
- Agitair cell
- Denver cell
- Krupp cell
- Outokumpu cell
- Wemco-Fagregren cell
1. Pneumatic flotation yang terdiri dari variasi :
- Column cell
- Cyclo cell
- Davcra cell
- Flotaire cell

3.Dewatering
Merupakan proses pemisahan antara cairan dengan padatan. Proses ini tidak dapat dilakukan
sekaligus tetapi harus secara bertahap, yaitu dengan cara :

a.Thickening
Yaitu proses pemisahan antara padatan dengan cairan yang mendasarkan atas kecepatan
mengendap partikel atau mineral tersebut dalam suatu pulp. Alat yang digunakan adalah
thickener, yang mana alat ini mencapai % solid sebesar 50% (solid factor = 1)
Peralatan yang biasa dipakai adalah :
1. Rake thickener.
2. Deep cone thickener.
3. Free flow thickener.

b.Filtrasi
Adalah proses pemisahan antara padatan dengan cairan dengan cara menyaring (dengan filter)
sehingga didapatkan solid factor sama dengan empat (persen solid = 80%)
Peralatan yang dipakai adalah :
1. Vacuum (suction) filters yang terdiri dari :
- intermitten, misalnya Moore leaf filter.
- Continuous ada beberapa tipe, yaitu :
* bentuk silindris / tromol (drum type), misalnya : Oliver filter, Dorrco filter.
* bentuk cakram (disk type) berputar, contohnya : American filter.
* bentuk lembaran berputar (revolving leaf type), contohnya : Oliver filter.
* bentuk meja (desk type), misalnya : Caldecott sand table filter.
1. Pressure filter, misalnya :
- Merrill plate and frame filter
- Kelly pressure filter
- Burt revolving filter

c.Drying
Adalah proses penghilangan air dari padatan dengan cara pemanasan sehingga padatan benar-
benar bebas dari cairan (% solid = 100%)
1. Hearth type drying/air dried/air baked, yaitu pengeringan yang dilakukan di atas lantai oleh sinar
matahari dan harus sering diaduk (dibolak-balik).
2. Shaft drier, ada dua macam, yaitu :
- tower drier, material (mineral) yang basah dijatuhkan di dalam saluran silindris vertikal yang
dialiri udara panas (80o – 100o).
- rotary drier, material yang basah dialirkan ke dalam silinder panjang yang diputar pada posisi
agak miring dan dialiri udara panas yang berlawanan arah.
1. Film type drier (atmospheric drum drier) ; silinder baja yang di dalamnya dialiri uap air (steam).
Jarang dipakai.
2. Spray drier, material halus yang basah dan disemburkan ke dalam ruangan panas ; material yang
kering akan terkumpul di bagian bawah ruangan. Cara ini juga jarang dipakai.

4. operasi tambahan
operasi ini juga sangat besar artinya dalm proses. Pengolahan atau operasi yang dijalankan
yang meliputi :
a. Feeding, yaitu merupakan proses memasukkan feed kedalam unit konsentrasi secara tetap dan
lancer baik beratnya feed maupun volumenya
b. Sampling yaitu merupakan proses pengambialn contoh yang sesedikit mungkin yang mewakili
biji seluruhnya. Setiap proses konsentrasi selalu dilakukan sampling, ini dengan tujuan untuk
mengontrol apakah operasi yang dilakukan ini berlangsung sesuai keingina atau tidak. Dalam
sampling ini hasilnya akan lebih baik jika pengambilan sampel dilakukan berkali- kali dalam
jumlah yang sedikit daripada sekali tetapi jumlahnya banyak.

8.3.3 pengolahan bahan galian industry


pengolahan bahan galian industry bertujuan untuk meningkatkan mutu dan berbagai nilai,
seperti tingkat konsentrat, kadar suatu unsure kimia, mutu fisik, mutu bentuk dan penampilan.

Table 1.1 tujuan dan system pengolahan bahan galian industry


Tujuan sistem contoh
Pemurnian dengan Alat konsentrasi Feldfar dan zirkom
konsentrasi
Peningkatan kadar suatu Alat konsentrasi dan Belerang hasil
unsur proses kimia penyulingan
Peningkatan sifat kimia Pembakaran dengan Batu kapur bakar (CaO)
tungku dan Zeoliit
Pengaktifan secara kimia
Peningkatan sifat fisik Alat konsentrasi ; Kaolin berlapis sifat
-Pemecahan viscositas keputihan
-delamasi tinggi
Peningkatan bentuk dan Pemolesan dan Marmer dan batu permata
penampilan pembentukan

a. pemurnian
penambangan intan yang dipisahkan oleh mineral lain dilakukan dengan konsep konsentrasi
berdasarkan atas gaya berat seperti meja goyang (shaking table), dan alat-alat jig. Pemurnian
feldsfar dilakukan dengan menggunakan proses aya berat dan flotasi untuk menghasilkan
feldspar bermutu tinggi. Pemurnian fosfat dilakukan dengan proses flotasi, sedangkan barit
serbuk yang merupakan hasil pengolahan tailing pertambangan emas di pulau diolah dengan
cyclone classifier dan pengering (dryer)
b. peningkatan kadar suatu unsure
pengolahan belerang dilakukan dengan proses penyulingan(frazer) dalam uusaha
mendapatkan belerang yyangg bermutu tinggii. Pemurnian pasir besi dengan memperhatikan
berat jenis dengan mineral lain dan sifat kemagnitannya telah dilakukan di penambangan pasir
besi di cilacap.
c. Peningkatan sifat kimia
Peningkatan sifat kimia yang telah dilakukan adalah pembakaran batu gamping untuk
mendapatkan kalsiium oksida. Peningkatan mutu zeolit dilakukan dengan benefisiasi dan kimia
yang telah berhasil meningkatkan nilai jualnya.
d. Peningkatan sifat kimia
Pengolahan kaoling untuk meningkatkan kehalusan dan keputihan dengan
pencampuran(blending) untuk mendapatkan kaolin dengan mutu yang prima.
e. Peningkatan bentuk permukaan
Cara ini diterapkan terutama untuk bahan bangunan dan baut hias. Pengolahan dapat
dilakukan dengan pemotongan dan penggosokkan.

8.4 pemanfaatan bahan galian dan bahan galian industry

8.4.1 Batu pualam(marmer)


Batu pualam adalah hasil proses metamorfosa pada batu kapur yang menyebabkan
terjadinya kristalisasi sebagai akibat dari pengaruh temperature dan tekananyang dihasilkan oleh
alam. Pada umunnya ditemukan terutama dengan penampakan warna putih, selain variasi warna
merah, kuning, coklat, abu-abu, biru dan hitam. Mempunyai berat jenis 2,9, kerapatan kurang
lebih 2,8 gr/cm3 dan kuat tekanan kurang lebih 900 kg/cm3. Beberapa varietas batu pualam yang
telah dikenal diantaranya adalah :
 Batu pualam stature adalah batu pualam dengan cirri berbutir halus dan berwarna utih merah
bersih
 Batu pualam arsitektur, yaitu yang kaya akan tekstur serta mempunyai kualitas dan kekuatan
yang bagus
 Batu pualam ornamental, biasanya dicirikan dengan kenampakan warna yang indah
 Batu pualam onix, teridiri dari aragonite dan klasit, emnunjukkan kenampakkan yang jernih dan
bagus
 Batu pualam cipolin, suatu jenis yang kaya akan unsure kimia yang baik
 Batu pialam ruin, mempunyai tekstur halus dengan segi-segi yang tidak teratur
 Batu pualam breksia, mempunyai tekstur besar-besar dan bersegi
 Batu pualam kerang, adalah sehari-hari dengan penampakkan fosil-fosil
Di dalam kehidupan manusia sehari-hari batu pualam tersebut diatas sangat dibutuhkan terutama
untuk industry bahan bangunan dan industry rumah tangga.

8.4.1.1 geologi

terjadinya deposit batu pualam adalah akibat proses metamorfosa. Dimana mineral yang
terdapat pada batu kapur ( kalsit) akibat pengaruh gaya-gaya perekanan dan panas yang tinggi
dapat menghablur (re-kristalisasi). Akibat penghabluran tersebut maka struktur asal dari batuan
itu akan hilang dan terbentuklah batuan yang butirnya amat teratur dan dikenal dengan nama
batu pualam. Proses geologinya terbentuk antara 30-60 juta tahun yang lalu atau dalam bahasa
geologi disebut berumur kwarter sampai tertier.

8.4.1.2 sumber batu pualam


di Indonesia bahan galian batu pualam ditemukan pada beberapa provinsi diantaranya
adalah :

 daerah istimewa aceh : di daerah lho nga


 sumatera utara : di dareha pulau nias
 sumatera barat : di darerah sijunjung dan solok
 sumatera selatan : di daerah lahat
 lampung : di daerah tanjung kemala, padang cermin, dan daerah lampung selatan
 jawa barat : di daerah palimanan, G. kromong dekat Cirebon, citata dan
sukabumi
 jawa tengah : di daerah purwpkerto, banjarnegara dan bayat-klaten
 jawa timur : di daerah panggul(Madura) dan besole (tulungagung)

8.4.1.3 penambangan
Teknik pentelidikkan untuk bahan galian batu pualam antara lain dapat dilakukan dengan
cara eksplorasi geofisika untuk mengetahui daerah penyebarannya, kemudian sumur uji dan
pemboran untk mengetahui ketebalan lapisan (cadangan) serta analisa contoh secara mikroskopis
dan pengujian sifat fisik batuan mengetahui kekuatan dan kualitas dari batu pualam tersebut.
Penambangan pada prinsipnya adalah untuk menghasilkan blok-blok batu pualam dari
deposit yang ada sesuai ukuran-ukuran yang telah ditentukan untuk dikerjakan lebih lanjut dalam
tahap penglahan. Umumnya kegiatan ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:

 Kegiatan persiapan, yaitu pengupasan lapisan tanah penutup guna menyiapkan daerah
penambangan. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan alat buldoser dan escavator.
 Kegiatan prodksi, yaitu penambangan daerah yang telah disiapkan menjadi blok-blok pualam
untuk siap diproses di pengolahan. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan pola pemboran tanpa
peledakkan dan peralatan seperti jack hammer dan pahat.

8.4.1.4 Pengolahan
Kegiatan pengolahan pada prinsipnya adalh sebagai pengolah blok-blok batu
pualam yang telah dihasilkan menjadi barang jadi akhir yang siap untuk dipanaskan. Proses
pengolahan secara garis besar adalah sebagai berikut:
 blok batu pualam yang berukuran (260x110x135) cm digergaji menjadi lempengan-lempengan
dengan ketabalan rata-rata 2 cm.
 lempengan batu pualam tersebut kemudian dipotong menjadi barang setengah jadi, sesuai ukuran-
ukuran tersebut atau pesanan.
 Barang setengah jadi tersebut kemudian digerinda dua tahap dan kemudian
disempurnakan/ditambal bagian-bagian lempeng yang berlubang. Kualitas penambalanakan
tergantung pada kualitas batu yang dihasilkan. Barangsetengah jadi yang telah digerinda dua
tahap dan disempurnakan kemudian digerinda lagi empat tahap dan dipoles hingga mengkilap
 Seleksi kualitas barang jadi akhir sesuai standar yang teah ditetapkan.
8.4.1.5 Penggunaan
Batu pualam sangat disukai sebagai batu ornament. Batu pualam tipe ordinorio yang
berwarna putih sering digunakan untuk pembuatan tempat mandi, meja-meja, toilet, lantai,
dinding dan sebagainya. Sedangkan untuk batu pualam ari tipe staturio umumnya sering dipakai
untuk seni pahat atau patung. Batu pualam yang terkenal didunia adalah yang berasal dari caraka,
italia, yang termasyur karena penggunaannya untuk pembuatan patung-patung dan gedung-
gedung yang indah.
Adapun mengenai persyaratan khusus untuk standar kualitas batu pualam yang baik
diantaranya adalah :
 Dapat dibuat kepingan-kepingan besar sesuai kapasitas mesin produksi guna memperoleh
efisiensi optimal dalam penentun model. Mempunyai komposisi warna yang bermacam-macam
dan menarik, hal ini akan terjadi tergantung dari proses metamorfosa yang terjadi.
 Mempunyai struktur yang padat/pejal dengan tekanan yang tinggi
 Mempunyai daya kehausan yang rendah dan utiran halus.

8.4.2 Kaolin
Kaolin erasal dari bahasa cina”kauling” yang berarti “pegunungan tinggi”, yaitu gunung
yang terletak dekat jauchau fu, cina, yang tanah lempungnya sudah diambil sejak berberapa abad
yang lampau. Istilah kaolin sekarang digunakan untuk nama kelompok mineral lempung yang
terdiri dari kalinit, nakrit, dan dikrit.
Kaolin banyak digunakan dalam berbagai industry, baik sebagai bahan baku utama
maupun bahan pembantu. Sifat-sifat fisik kaolin seperti kehalusan, kekuatan, warna, daya hantar
listrik dan panas yang rendah, serta sifat lainnya memungkinkan mineral ini berfumgsi sebagai
bahan pengisi, pelapis, barang tahan api, penyekat(isolator) dalam berbagai industry.
Dari segi geologi Indonesia memiliki potensi kaolin yang cukup besar untuk dikembangan
menjadi salah satu penghasil kaolin terkemuka di dunia, sehingga isamping untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri, poduksi kaolin Indonesia diharapkan dapat diekspor, baik sebagai
bahan baku maupun barang-barang padat kaolin.

8.4.2.1 Geologi
Indonesia kaya akan gunung berapi dan beberapa tempat juga ditemukan rawa-rawa.
Keadaan ini memungkinkan terbentuknya endapan bahan galian sebagai akibat proses
hidrotermal maupun pelapukan dan sedimentasi. Secara litologi, kaolin umumnya berasaldari
batuan beku asam terutama batuan yang masuk ke dalamkelompok granit.
Berdasarkan ganesanya, kaolin terbentuk melalui dua macam cara, yaitu alterasi
hidrotermal dan pelapukan secara kimiawi. Dalam hal ini mineral-mineral potas aluminium silica
dan feldspar diubah menjadi kaolin. Dalam proses kaolinisasi ini,mineral K-fieldspar diubah
menjadi kaolin. Suatu tubuh batuan yang mengalami proses alterasi hidrotermal akan
menunjukan tiga zonasi pelempungan. Dari ketiga zonasi tersebut, kaolinisasi terjadi di bagian
tengah,selebihnya adalah serisitisasi (bagian dalam) dan smektisasi-kholoritisasi (bagian luar).
Proses pelapukan batuan (beku) menjadi kaolin biasanya terjadi pada permukaan atau
sangat dekat dengan permukaan tanah. Hasil proses palapukan yang diendapkan kembali
biasanya akan terbentuk lensa, biasanya pelapukan “in situ” bentuk endapannya tidak terbrntuk
lensa. Di Indonesia, endapan kaolin yang besar adalah hasil alterasi batuan granit. Endapan ini
terdapat di Bangka, Belitung, dan Kalimantan Barat.

8.4.2.2 Mineralogi
Kaolin adalah massa batuan yang tersusun dengan batuan lempung dengan kandungan
besi rendah. Kaolin mempunyai komposisi hidrus aluminium silikat (A1 2O32SiO22H2O) dengan
beberapa material penyerta. Mineral-mineral yang termasuk di dalam kaolin adalah kaolinit,
nakrit, dikrit, dan haloisit, dengan kaolinit sebagai mineral utama.
Sifat-sifat fisik mineral kaolinit antara lain berwarna putih atau keputih-putihan,
kekerasan antara 2-2,5, berat jenis 2,60-2,63, plastis, mempunyai daya hantar panas dan listrik
yang rendah, dan pH yang bervariasi. Sifat-sifat kaolin tersebut sangat dipengaruhi oleh
komposisi mineral tanah lempung yang ada dalam kaolin.

8.4.2.3 Penambangan
Bergantung pada kondisi endapannya, kaolin dapat ditambang dengan cara:
a. Tambang terbuka (open pit mining)
b. Tambang semprot (dydraulic mining)
c. Tambang dalam (underground mining)
Pada umumnya, kaolin ditambang secara tambang terbuka atau tambang semprot karena
sebagian besar endapannya ditemukan relatif dekat denganpermukaan tanah.
Pada cara tambang terbuka, pengupasan lapisan penutup dapat dilakukan dengan
menggunakan peralatan sederhana maupun mekanis seperti bulldozer, scraper dan sebagainya,
sedangkan lapisan kaolin digali dengan menggunakan excavator seperti back hoe atau power
shovel, kemudian dimuat ke dalam truk dan diangkut ke pabrik pengolahan.
Pada cara tambang semprot, setelah pengupasan lapisan penutup, endapan kaolin
disemprot dengan menggunakan monitor. Hasil penyemprotan terbentuk lumpur dan kemudian
dipompakan ke tempat pengolahan melalui pipa-pipa.

8.4.2.4 Pengolahan

Pengolahan kaolin terutama dimaksudkan untuk memisahkan mineral pengganggu yang


terdapat di dalam kaolin seperti kaolin kuarsa, oksida besi, oksida titanium,mika dan lain-lain.
Selain itu, juga bertujuan untuk mendapatkan butir-butir halus, tingkat keputihan/kecerahan
tinggi, kadar air tertentu, pH tertentu, dan sifat-sifat lainnya. Pada dasarnya, proses pengolahan
yang dilakukan tergantung pada kualitas batuan, jenis dan kadar mineral pengganggu, serta
spesifikasi penggunaan.
Pada umumnya, tahapan pengolahan kaolin meliputi:
 Peningkatan kadar kaolinit,
 Pemisahan ukuran butir,
 Pembuangan/pemisahan mineral pengganggu,
 Pengeringan,
 Penepungan (pulverizing).
8.4.2.5 Kegunaan dan Spesifikasi
Kaolin digunakan dalam berbagai industry, baik sebagai bahan baku utama atau sebagai
bahan pembantu. Fungsinya bias sebagai pengisi (filter), pelapis (coater), barang tahan api, atau
penyekat (isolator). Penggunaan kaolin yang utama adalah dalam industry kertas, keramik, cat,
karet/ban, dan plastik, sedangkan penggunaan lainnya diantaranya untuk industri semen,
pestisida, pupuk, kosmetik, farmasi, pasta gigi, tekstil dan lain sebagainya. Penggunaan kaolin
untuk suatu industri tertentu didasarkan kepada spesifikasi yang ditetapkan untuk industri
tersebut.
a. Industri kertas
pada industri kertas kaolin digunakan sebagai pelapis dan pengisi agar permukaan kertas
menjadi kuat dan halus. Sebagai pengisi, kaolin berfungsi mengisi pori-pori kertas, dan sebagai
pelapis, kaolin akan melapisi permukaan kertas sehingga halus, cerah, tidak tembus cahaya,dan
dapat dicetak.

Spesifikasi kaolin untuk industri kertas adalah sebagai berikut:


Sebagai bahan pengisi
Analisis fisik
 Bentuk produk : tepung
 Pencerahan : 80,0-81,5 %
 Kandungan air : < 2,00 %
 Ukuran butir : -325 mesh, 99 minimum
 Loss on iognition (NOI) : 11,90
Analisis kimia
 Si02 : 48,70 % CaO : 0,04 %
 Al2O3 : 36,00 % MgO : 0,06 %
 Fe2O3 : 0,82 % pH : 4,5-6,5
 TiO2 : 0,05 %
Sebagai bahan pelapis
Analisa fisik
 Bentuk produk : tepung
 Kecerahan : > 83 %
 Kandungan air :<1%
 Ukuran butir : -325 mesh ; 99,9 % minimum
 LOI :13,10
Analisa kimia
 SiO2 : 47,90 % CaO : 0,05 %
 Al2O3 : 37,00 % MgO : 0,02 %
 Fe2O3 : 0,58 % pH : 4,5-5,6
 TiO2 : 0,03 %
Sumber:laporan penelitian PPTM, 1990
(data dari PT.Leces damn PT.Gowa Paper)

Kegunaan dan Spesifikasi


Koiln digunakan dalam berbagai industri, baik sebagai bahan baku utama atau sebagai
bahan pembuatan. Fungsi bias sebagai pengisi (filter), pelapis (coater), barang tahan api, atau
penyakat (isolator). Pengguna kaoil yang utama adalah dalam industri kertas, keramik, cat,
karet/ban, dan plastic. Sedagkan penggunaan lainya diantaranya untuk industri semen, pestisida,
pupuk, kosmetik, farmasi, pasta gigi, tekstil, dan lain sebagainya.
a. Industri Kertas
Pada industri kertas kaolin digunakan sebagai bahan pelapis dan pengisi agar permukaan
kertas menjadi kuat dan halus. Sebagai pengisi, kaoil berfungsi mengisi pori-pori, kertas dan
sebagai pelapis, kaoil akan melapisi permukaan kertas sehingga halus, cerah, tidak tembus
cahaya, dan disetak. Sepesifikasi untuk industri kertasa adalah :
Sebagai bahan pengisi :
Analisi Fisik
- Bentuk produk : tepung
- Pecahan : 80.0-81.5 %
- Kandungan Air : < 2,00 %
- Ukuran butir : - 325 mesh, 09 minimum
- loss on iognition (NOI) : 11,90
Analisis Kimia
- SiO2 : 48, 70 % - CaO : 0,04%
- Al2O3 : 36,00 % - MgO : 0,06%
- Fe2O2 : 0, 82 % - PH : 4,3 – 6,5
- TiO2 : 0,05

b. Industri Keramik
Dalam industri keramik kaoil antara lain digunakan untuk membentuk barang-barang
berwarnah putih, termasuk proselin, ubin dinding, alat penyekat (isolator), refraktor dan
sebagainya. Spesifikasi kaoil untuk penggunan dalam industri keramik dan proselin adalah
sebagai berikut :
Analisi Fisik
- Kecerahan pada 1410oC : 75 – 80 %
- Kandungan Air :2%
- Ukuran butir : -325 mesh : 85,8 % minimum
- Berat jenis : 2,5 gram/cm3
- LOI : 15,0 %
Analisis Kimia
- SiO2 : 44-55 % - CaO : 10-50%
- Al2O3 : 25-31 % - MgO : 16-50%
- Fe2O2 : 50-10 % - PH : 5,00 – 7,30
- TiO2 : 50-83 %

c. Industri Karet
Dalam industri kater kaoil digunakan sebagai campuran lateks agar bahan tersebut
memiliki kelebihan dalam hal kekuatan, ketahanan terhadap abrasi, dan kekuatan. Spesifikasi
kaoil untuk dapat diguanakan dalam industri karet sebagai berikut :
Analisis Fisik
- Bentuk produk : tepung
- Kandungan Air : 1%
- Ukuran butir : - 325 mesh, 99% minimum
- Berat jenis : 2,6 g/cm3
- loss on iognition (NOI) : 15,0 %

Analisis Kimia
- SiO2 : 35%
- Al2O3 : 38,00%
- Fe2O2 : 1,70%
- TiO2 : 50%

d. Industri Pestisida
Dalam industri proses digunakan untuk membunuh hama dalam industri pertanian.
Spesifikasi dari kaoil untuk penggunan dalam proses industri pestisida adalah :
Analisis Fisik
- Kandungan Air : 2 % maximal
- Ukuran butir : - 352 mesh, 0,95 %
- Berat jenis : 2,6 g/cm3
- loss on iognition (NOI) : 13,50-13,95 %
Analisis Kimia
- SiO2 : 45-49% - CaO : 2-2,45%
- Al2O3 : 30-36% - MgO : 0,50-1,24%
- Fe2O2 : 50-75% - PH : 5-7,3
- TiO2 : 50-80%

f. Industri Farmasi
Spesifikasi kaoil untuk pengguna dalam industri farmasi ini adalah sebagai berikut :
Analisi Fisik
- Kandungan Air :2%
- Ukuran butir : -325 mesh : 99,5 % minimum
- Berat jenis : 2,5-2,7 gram/cm3
- LOI : 15 %
-Kecerahan : > 83 %

Analisis Kimia
-Pb : 0,001 % maksimum
- SiO2 : 45-50%
- Al2O3 : 36-40%
- Fe2O2 : 0.01%
- K2O : 1,00 %
- MgO : 16-50%
- Batas microbiol : bebas dari exdardasi kaoil
- H2O : 10-14%
- PH : 5,00 – 7,30

8.5 kesimpulan
dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa;
 Bahan galian merupakan mineral asli dalam bentuk aslinya, yang dapat ditambang untuk
keperluan manusia. Mineral-mineral dapat terbentuk menurut berbagai macam proses, seperti
kristalisasi magma, pengendapan dari gas dan uap, pengendapan kimiawi dan organik dari
larutan pelapukan, metamorfisme, presipitasi dan evaporasi, dan sebagainya
 Berdasarkan sumbernya bahan galian dibedakan menjadi :
Bahan galian industry yang berkaitan dengan batuan sedimen
Bahan galian industry yang berkaitan dengan batuan gunung berapi
Bahan galian yang berkaitan dengan intrusi plutonik batuan asam da basa
Bahan galian yang berkaitan dengan endapan residu dan endapan letakan
Bahan galian industry yang berkaitan dengan proses perubahan hydrothermal
Bahan galian industry yang berkaitan dengan batuan malihan
 Penggolongan bahan galian berdasarkan pemanfaatannya dikelompokkan menjadi 3 golongan
yaitu
Bahan galian Logam / Bijih (Ore); merupakan bahan galian yang bila dioleh dengan teknologi tertentu akan dapat diambil
dan dimanfaatkan logamnya, seperti timah, besi, tembaga, nikel, emas, perak, seng, dll
Bahan galian Energi; merupakan bahan galian yang dimanfaatkan untuk energi, misalnya batubara dan minyak bumi.
Bahan galian Industri; merupakan bahan galian yang dimanfaatkan untuk industri, seperti asbes, aspal, bentonit,
batugamping, dolomit, diatomae, gipsum, halit, talk, kaolin, zeolit, tras.
 Tahapan pengolahan bahan galian sebagai berikut:
a.Preparasi meliputi
-komunisi
-sizing yang dilakukan dengan cara screening dan shieving
b.konsentrasi meliputi ;
1.Spesific Gravity
2. Magnetic Susceptibility (sifat kemagnetan)
3. Electric Conductivity (daya hantar listrik)
4. Electric Conductivity (daya hantar listrik)
c. dewatering meliputi ;
a. thickening
b. filtration
c. drying
d. operasi tambahan lain meliputi:
a.feed
b.sampling
 Tahapan pengolahan bahan galian industry meliputi :
 pemurnian
 peningkatan kadar suatu unsure
 Peningkatan sifat kimia
 Peningkatan sifat kimia
 Peningkatan bentuk permukaaan

Anda mungkin juga menyukai