Page 4
Hubungan antara packing index dan berat jenis dapat dilihat pada
polimorf mineral-mineral berikut ini :
brookite
sillimanite andalusite
Page 5
anatase kyanite
Penentuan Densitas
Masalah yang mungkin timbul pada penentuan berat jenis ini antara lain :
- ketidakhomogenan conto (terdapat beberapa inklusi mineral asing),
- mineral dengan butir halus dan berpori seperti lempung yang dapat
memerangkap udaraj(diatasi dengan mendidihkan conto),
- pemilihan metode yang kurang sesuai, dan ketelitian/kecermatan
pengamat.
Catatan : penting untuk memilih teknik/metode yang sesuai untuk mendapatkan hasil
yang akurat. Seringkali sulit mendapatkan mineral/material yang homogen dalam ukuran
besar, oleh karena itu pilih butiran kecil saja yang kemurniannya sudah dicek dengan
pengamatan mikroskop
Page 6
Metode Langsung
Volume mineral ditentukan dengan cara mengukur kehilangan berat fragmen
mineral jika dimasukkan ke dalam suatu cairan tertentu. Fragmen mineral
tersebut memindahkan cairan dengan volume yang sama dan beratnya
seolah-olah berkurang sebesar berat cairan yang dipindahkan.
dimana :
W1 W1 = berat fragmen di udara
Berat jenis (G) = x L W2 = berat fragmen mineral di
W1 – W2 dalam air
L = berat jenis cairan.
Air sering digunakan sebagai cairan pengganti, karena mudah diperoleh dan
mempunyai berat jenis 1 (1). Hanya sayangnya air mempunyai surface
tension tinggi (sukar membasahi benda padat) gelembung-gelembung
udara sering melekat pada permukaan benda padat tersebut, sehingga
akan memberikan berat jenis yang rendah.
Untuk menghindarinya digunakan cairan-cairan organik seperti toluene atau
carbon tetra chlorida yang mempunyai surface tension hanya 1/3 sampai
1/4 surface tension air.
Page 7
Beberapa timbangan
khusus telah dibuat
untuk penentuan
berat jenis secara
langsung dan cepat
dengan metode
Archimedes,
diantaranya yang
terbaik adalah
timbangan Jolly
(Jolly balance) yang
telah disempurnakan
oleh Kraus.
dimana :
(W2-W1 ) G = berat jenis conto
G = ––––––––––––––– x L L = berat jenis cairan
(W4-W1 ) - (W3-W2) W1 = berat piknometer kosong
W2 = berat piknometer setelah
berisi conto
W3 = berat piknometer setelah berisi conto dan cairan
W4 = berat piknometer setelah berisi cairan
(W2-W1) = berat benda padat di udara
Page 10
Sifat Optik
Sifat optik mineral meliputi refleksi & refraksi, kilap (luster),
warna (color), dan gores (streak), dan luminescence.
Suatu sinar yang dipantulkan selalu mengikuti hukum pemantulan berikut ini,
sudut pantul r’ sama dengan sudut datang i dan kedua sinar tersebut
terletak dalam satu bidang.
Prof. Wiellebrod Snellius
(matematikawan di Leyden, Belanda)
pada tahun 1621 menemukan hukum
pembiasan (law of refraction) atau
hukum Snellius
Sin i
= n n = indeks bias
Sin r
Indeks bias adalah perbandingan antara V
kecepatan cahaya di udara (V) dan n=
kecepatan cahaya di dalam benda (v) v
Mis. Kecepatan cahaya di udara adalah 300.000
km/detik dan kecepatan cahaya di dalam suatu
benda adalah 200.000 km/detik, maka indeks
bias n = 1,5 (pada umumnya benda padat
mempunyai indeks bias antara 1,4 dan 2,0).
Page 11
Hubungan specific gravity (SG) dengan indeks bias (n)
Zat yang bersistem kristal isometrik dan zat yang nir-kristalin (non kristalin)
mempunyai kecepatan rambat cahaya yang sama besar ke semua arah,
akibat indeks bias yang sama besar ke semua arah. Zat semacam ini
secara optik disebut isotrop (optically isotropic). Zat yang mempunyai
kecepatan cahaya bervariasi menurut arah getar di dalam kristalnya secara
optik disebut anisotrop.
Suatu sinar yang merambat pada zat anisotrop akan terurai menjadi dua
sinar yang arah rambat nya saling tegak lurus satu sama lain, dengan
kecepatan rambat yang tidak sama (sesuai dengan besarnya indeks bias).
Perbedaan/selisih indeks bias tersebut dikenal dengan birefringence
(refraksi ganda)
Harga birefringence ini biasanya sangat
kecil (mis. untuk kuarsa 0,009), akan tetapi
pada kalsit perbedaan tersebut cukup besar
(0,172), sehingga bila kita mengamati suatu
titik melalui bagian belahannya akan
tampak menjadi dua titik.
Page 12
Hubungan antara sifat optik dan kristalografi dapat diekspresikan dalam
gambar yang dikenal sebagai indikatriks, yaitu bentuk geometri imaginer
yang dibentuk oleh sumbu-sumbu indeks bias yang panjangnya
proporsional dengan dengan harga indeks biasnya pada arah tersebut .
Page 14
Kilap (Luster)
Kilap merupakan sifat optik mineral yang berhubungan dengan refleksi dan
refraksi cahaya pada permukaan mineral akibat adanya perbedaan indeks
bias udara dengan mineral tersebut.
Kilap dihasilkan oleh cahaya yang dipantulkan oleh permukaan mineral.
Intensitas kilap tergantung dari kuantitas cahaya yang dipantulkan oleh
permukaan mineral tersebut.Kilap dalam mineral dibedakan menjadi :
Page 16
KILAP NON-LOGAM (non-metallic luster)
cassiterite SnO2
sphalerite (Zn,Fe)S
opal SiO2.nH2O
chrysoprase Ni-chalsedony SiO2
Page 19
Mineral seperti lempung menghamburkan
semua sinar yang jatuh ke padanya, sehingga
nampak tidak mempunyai kilap dan
digambarkan sebagai dull atau earthy.
montmorillonite
(Na,Ca)0.33(Al,Mg)2Si4O10(OH)2.nH2O
Page 20
Chrysotile Mg3Si2O5(OH)4
Mineral transparan dengan struktur kisi
yang berlapis dan memiliki belahan
lamelar yang sempurna akan
mempunyai kilap mutiara (pearly luster)
yang dihasilkan oleh refleksi
permukaan belahan tersebut,
mis. talk, mika, dan gipsum yang
berkristal kasar.
talc Mg3Si4O10(OH)2
Page 23
Aneka Warna Kuarsa
Page 24
Mineral yang mempunyai warna tetap dan tertentu disebut idiochromatic,
sedangkan yang dapat berubah-ubah disebut allochromatic.
Ion-ion atau kelompok ion yang dapat menimbulkan warna khas pada
mineral disebut khromofor (chromophores).
Page 25
Warna Gores / Warna Serbuk (Streak)
MineralAzurit
yang tembus cahaya (transparant dan translucent) mempunyai
warna gores berwarna putih;
mineral berwarna gelap dengan kilap non-logam memberikan warna
gores yang lebih terang dari warna mineralnya,
sedangkan mineral dengan kilap logam kadang-kadang mempunyai
warna gores yang lebih gelap dari warna mineralnya.
Page 26
Warna serbuk : memiliki warna yang
konstan, diamati dengan cara
menggoreskan mineral pada “streak
plate” atau dengan cara
menggerusnya. Kekerasan streak
plate H~ 61/2
Page 27
Warna streak sangat bermanfaat dalam identifikasi mineral logam
Page 28
Belahan (Cleavage) dan Pecahan (Fracture)
Fracture adalah sifat fisik suatu mineral yang mempunyai kecenderungan
untuk pecah tidak beraturan (setelah melalui batas-batas elastis dan plastis).
Cleavage adalah sifat fisik suatu mineral yang mempunyai kecenderungan
untuk membelah atau pecah sepanjang bidang tertentu yang searah dengan
kohesi terkecil. Belahan ini umumnya sejajar dengan permukaan kristal.
Sifat belahan dinyatakan dengan :
- sempurna (perfect) mineral yang mudah terbelah melalui bidang belah
nya dan sukar terbelah memotong bidang belah nya,
misal : kalsit, muskovit.
- baik (good) mudah terbelah melalui bidang belah nya, tetapi
masih dapat terbelah memotong bidang belah nya,
misal : felspar
- jelas (distinct) dapat terbelah dengan mudah melalui bidang
belahnya, tetapi dapat juga pecah dengan mudah
melalui arah-arah lain,
misal : skapolit (scapolite)
- tidak jelas (indistinct) kemungkinan untuk pecah (fracturing) sama dengan
kemungkinan untuk membelah (ceavage).
Page 29
Belahan dapat dipakai untuk menentukan sistem kristal suatu
mineral
mineral dengan satu belahan tidak
mungkin bersistem kristal isometrik,
mineral dengan tiga arah belahan
yang tidak sama satu sama lainnya
mungkin mempunyai sistem kristal
orthorhombik, monoklin, atau triklin;
sedangkan jika ketiga arah tersebut
saling tegak lurus, maka sistem
kristalnya adalah orthorhombik.
tiga belahan yang sama
menunjukkan kubus (belahan
membentuk sudut 90o), prisma
heksagonal (belahan sudut 60o),
atau rhombohedral. - empat belahan yang sama
menunjukkan oktahedral atau
kadang- kadang tetragonal
maupun orthorhombik bipiramidal.
- enam belahan yang sama adalah
dodekahedral.
Page 30
Belahan
Page 31
Belahan merupakan refleksi struktur dalam suatu
mineral
Belahan merupakan refleksi struktur
dalam suatu mineral, hal ini
tergantung dari ikatan dalam atom
yang membentuk mineral tersebut.
Contoh :
Grafit memiliki struktur
layer/berlembar, karbon atantar pada
lembaran diikat oleh ikatan kovalen, Grafit
sedangkan ikatan antar lembar hanya
Ikatan van der Waals yang lemah,
sehingga memiliki belahan sempurna
sejajar lembarannya
Mika dan talk serupa dengan grafit.
Ikatan pada lembaran kuat,
sedangkan ikatan antar lembaran
hanya dihubungkan oleh ion K yang Mika
lebih lemah, akibatnya terbentuk
belahan yang sempurna sejajar
Page 32 lembaran
Parting
Page 34
Conchoidal Fracture:
permukaan pecahan menyerupai kulit kerang
Page 35
Splintery
Page 36
Fibrous/splintery
Page 37
Hackly
Native copper
Page 38
Kekerasan (Hardness)
Secara umum kekerasan mineral diartikan sebagai daya tahan mineral
terhadap goresan (scratching). Tahun 1822 Mohs (sarjana mineralogi Australia)
menyusun Skala Kekerasan Relatif mineral.
2 gipsum
3 kalsit
calcite topaz
4 fluorit
apatite
5 apatit
6 orthoklas
7 kuarsa diamond
fluorite
8 topas
9 korundum
10 intan corundum
Page 39
Moh’s Scale Versus Absolute Hardness
Secara kuantitatif
interval skala tersebut
hampir sama besar,
hanya pada korundum
dan intan mempunyai
interval skala yang lebih
besar dari interval-
interval lainnya.
Page 40
Pengukuran sederhana kekerasan suatu mineral dapat dilakukan dengan
mengacu pada kekerasan kuku (H=2,5) dan pisau lipat (H=5,5)
sebagai berikut :
mineral dengan H=1 mempunyai rasa lemak bila diraba,
H=2 dapat digores dengan kuku,
H=3 dapat dipotong dengan pisau,
H=4 agak mudah digores dengan pisau,
H=5 agak sukar digores, dan
H>6 tidak dapat digores dengan pisau bahkan dapat
menggores kaca.
Page 41
Cara menguji kekerasan
Permukaan (111) kristal intan merupakan permukaan terkeras yang diketahui manusia.
Page 43
Sifat Kemagnetan Beberapa mineral di alam
seperti magnetit (Fe3O4),
pyrotit (Fe1-xS), dan
polimorf magnetit bersifat
ferro magnetik.
Kadang-kadang magnetit
dan maghemit (dianggap
polimorf Fe2O3) dapat
berbentuk magnet alam
magnetite pyrrhotite
yang dikenal sebagai
Semua mineral sebenarnya sudah dipengaruhi lodestone.
oleh magnet bumi. Mineral yang bersifat sedikit
ditolak oleh magnet disebut diamagnetis,
(contoh: bismut), sedangkan yang sedikit ditarik
oleh magnet dikatakan paramagnetis, al:
•hematit (Fe2O3),
•franklinit (Zn, Mn,Fe)(Fe,Mn)2O4
Umumnya jika mineral paramagnetik dipanaskan,
sifat magnetiknya akan meningkat
Page 44
Pemanfaatan sifat magnet pada pengolahan bahan
galian atau mineral dressing). Berdasarkan sifat-sifat magnetis ini dapat
dilakukan pemisahan mineral-mineral
paramagnetis dengan mineral-mineral
diamagnetis, atau bahkan antar mineral
paramagnetis dengan cara melalukan
mineral tersebut pada sebuah medan
magnet yang diatur kekuatannya dengan
alat elektromagnet
(prinsip ini dipakai pada pengolahan bahan
galian atau mineral dressing).
Page 45
Pemanfaatan sifat magnet dalam eksplorasi mineral
Sifat-sifat magnetis mineral yang mempengaruhi medan
magnet bumi telah banyak dimanfaatkan dalam eksplorasi
mineral. Penyelidikan dengan menggunakan alat
magnetometer ini sangat berguna untuk mencari cebakan
bijih, untuk mengetahui perubahan-perubahan jenis batuan,
dan untuk mengikuti formasi-formasi batuan yang
mempunyai sifat magnetis tertentu, baik dilakukan di darat
ataupun secara cepat dengan mempergunakan pesawat
udara.
Page 46
Sifat Kelistrikan
Berdasarkan sifat listriknya mineral dapat dibagi atas mineral konduktor dan
mineral non konduktor . Mineral konduktor terdiri dari mineral-mineral yang
mempunyai ikatan logam, sedangkan mineral nonkonduktor memiliki ikatan
kovalen atau ionik. Native metal (Au, Cu, Pt dll) bersifat konduktor, mineral
sulfida semikonduktor, sedangkan mineral lainnya non konduktor.
Sifat piezoelektrisitas ditemukan oleh Piere dan Jacques Curie (1881) ketika
mengobservasi kristal kuarsa yang diberi tekanan terarah, yang ternyata
menjadi bermuatan positif dan negatif pada ujung-ujung sumbu-a nya. Tahun
berikutnya G. Lippman mengemukakan, bahwa kristal kuarsa akan mengalami
perubahan mekanis jika dipengaruhi oleh medan listrik (hal ini dibenarkan oleh
Curie). Penyelidikan terus dikembangkan pada pemancaran dan penerimaan
gelombang suara di dalam air memakai pelat kuarsa, sifat ini kemudian
digunakan pada radio yaitu melalukan suatu medan listrik bolak-balik pada
pelat kuarsa yang dipotong, diletakkan, dan diukur sedemikan rupa sehingga
memberikan resonansi yang sesuai dengan frekuensi getaran mekanik alam
(frekuensi pancaran dan penerimaan dapat dikontrol kestabilan dan
kecepatannya).
Secara teoritis setiap zat yang tidak mempunyai pusat simetri akan bersifat
piezoelektris. Mineral kuarsa umum digunakan karena memiliki sifat kimia dan
fisika yang stabil, elastisitas tinggi, dan mudah diperoleh.
Page 48
Sifat Permukaan Mineral
Permukaan kristal atau material kristalin dapat merepresentasikan
pertumbuhan kristal, belahan, fractura atau parting.
Sifat permukaan mineral yang penting dalam bidang teknik antara lain adalah
sifat kebasahan relatif (wetability) permukaan mineral. Menurut sifat ini mineral
dibagi dalam dua kelompok :
- mineral-mineral lyophyle, yaitu mineral-mineral yang dapat dengan mudah
dibasahi air,
- mineral-mineral lyophobe, yaitu mineral-mineral yang tidak dapat dengan
mudah dibasahi air.
Page 49
Sifat Permukaan Mineral
Pemakaian utama perbedaan sifat permukaan mineral adalah dalam teknologi
pengolahan bahan galian (mineral dressing) yang dikenal sebagai floatasi.
Flotasi terutama dipakai untuk memisahkan mineral-mineral sulfida yang
umumnya bersifat lyophobe dari mineral-mineral gangue (kuarsa, kalsit, dll.)
yang bersifat lyophile.
Page 50
Proses Flotasi
Page 51
Proses Flotasi
Page 52
Proses Flotasi
Page 53
Sifat Radioaktivitas
Radioaktivitas suatu mineral dihubungkan dengan adanya unsur
uranium dan thorium yang terkandung di dalam mineral tersebut
(beberapa unsur lain seperti kalium dan rubidium dapat juga
memperlihatkan radioaktivitas lemah bila diukur dengan alat yang
peka).
Page 55
Keliatan (Tenacity)
Page 56
Luminescence
Emisi cahaya akibat reaksi dengan sinar UV
(ultraviolet light),(X-rays atau electrons).
Page 57
Mineral yang memiliki kemampuan berfluoresen:
Wavelength Abbreviations
Page 60
Bentuk Kristal dan Habit
Habit atau perawakan kristal adalah
bentuk khas dari kristal tunggal
maupun kumpulan dari agregat mineral
Page 61
Bentuk Kristal dan Habit
Kristal yang sempurna jarang dijumpai di alam, karena perkembangan bidang kristal
sangat tergantung pada ruang yang tersedia tempat dimana kristal tumbuh.
Jika kristal tumbuh saling silang menyilang atau dalam lingkungan yang terbatas,
kemungkinan besar tidak akan ada bidang kristal yang dapat berkembang baik.
Pejal/masif
Membutir, Tenorite Stibarsen
Page 63