Anda di halaman 1dari 8
Percobaan 8 PENGOLAHAN LIMBAH CAIR AYAM POTONG DENGAN PROSES AERASI 1. Tujuan : - Untuk mengetahui pengaruh waktu tinggai terhadap kadar oksigen teriarut (OT, mg_ liter) pada pengolahan limbah cair secara aerasi _ Deno elvan Mimibaln esr. sccate Os res Lay 2. Perincian Kerja - Melakukan analisa oksigen terlarut (OT) influent - Proses pengolahan limbah cair secara aerasi/penambahan oksigen ~ Melakukan analisa oksigen terlarut (OT) effluent_ 3. Dasar Teori Pencemaran lingkungan merupakan bagian integral dari pembangunan yang mau tidak mau harus dihadapi, karena permasalahan berantai yang ditimbulkan akan dapat merugikan masyarakat. Secara umum pengolahan limbah cair khususnya limbah cair ayam potong, perlu dipertimbangkan upaya-upaya pengambilan bahan-bahan pencemar secara mudah, cepat, dan mempunyai efisiensi proses tinggi. Dalam hal ini dapat dilakukan dengan proses fisis, kimiawi, biologis atau kombinasi proses tersebut. Sebagai altemative pemecahan persoalan terhadap limbah cair ayam potong yang memiliki kandungan padatan tersuspensi yang berkoloid dilakukan pemisahan secara flotasi dengan penambahan koagulan dan flokulan pada proses fisis sebelum proses biologis. Pengambilan zat pencemaryang terkandung di dalam limbah cair merupakan tujuan pengolahan limbah cair. Penambahan oksigen adalah salah satu usaha dari pengambilan zat Pencemaran tersebut, schingga konsentrasi zat pencemar akan berkurang atau bahkan dapat dihilangkan sama sekali, Zat yang diambil dapat berupa gas, cairan, ion, koloid atau bahan, tercampur. Pada prakteknya terdapat 2 cara untuk menambahkan oksigen ke dalam limbah cair yaitu © Memasukkan udara ke dalam limbah cair @) Memaksa air limbah ke atas untuk berkontak dengan oksigen ==) Memasukkan Udara ke dalam Limbah Cair Proses memasukkan udara atau oksigen mumi ke dalam air limbah melalui benda porous /nozzle, pompa dan pengadukan, Reaktor aerasi dengan pengadukan Bak Aerasi (Oksigen dari pompa) Apabila nozzle diletakkan di tengah-tengah, maka akan meningkatkan kecepatan berkontaknya gelembung udara tersebut dengan air limbah, sehingga proses pemberian oksigen akan berjalan lebih cepat, Oleh karena itu, biasanya nozzle ini diletakkan pada dasar bak aerasi, Udara yang dimasukkan adalah berasal dari udara luar yang dipompakan ke dalam air limbah oleh pompa tekan << Memaksa Air Limbah ke atas untuk Berkontak dengan Oksigen Cara mengontakkan limbah cair dengan oksigen melalui pemutaran baling-baling yang diletakkan pada permukaan air limbah. Akibat dari pemutaran ini, limbah cair akan terangkat ke atas dan dengan terangkatnya maka air limbah akan mengadakan kontak ‘angsung dengan udara sekitamya. we Pengolahan secara biologi Pengolahan secara biologis diarahkan untuk menurunkan atau menyisihkan substrat tertentu yang terkandung dalam air buangan dengan memanfaatkan aktivitas jasad renilk sehingga limbah memenuhii standar mutu dan aman dibuang ke perairan umum Proses pengolahan air buangan secara biologis dapat berlangsung dalam tiga lingkungan utama, yaitu : ~ © Lingkungan aerob, yaitu lingkungan dimana oksigen terlarut (DO) di dalam air cukup banyak, sehingga cksigen bukan merupakan faktor pembatas, 16 @ Lingkungan anoksik, yaitu lingkungan dimana oksigen terlarut (DO) di dalam air ada dalam konsentrasi rendah G} Lingkungan_snacrob, yaitu menupakan kebalikan dari lingkungan aeiob, tidak terdapat oksigen terlarut schingga oksigen menjadi faktor pembatas berlangsungnya proses metabolisme aerob. Oksigen terlarut dalam air sangat penting untuk menusyang kehidupan ikan dan organisme air lainnya. Oksigen terlarut di dalam air berasal dari udara dan dari proses fotosintesis tumbuh-tumbuhan air, Terlarutnya oksigen di dalam air_tergantung kepada temperatur, tekanan_udara dan kadar mineral di dalam air. Ada dua metode yang banyak digunakan untuk analisa oksigen terlarut { Metode titrasi dengan cara Winkler = Metode elektrokimia, dengan DO-Meter yang menggunakan sebuah elektroda membran __ Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara biologi dan pengolahan secara biologi dipandang sebagai pengolahan yang paling murah dan efisien. Dalam beberapa dasawarsa telah berkembang berbagai metode pengolahan biologi dengan segala modifikasinya. Pada dasamya, reaktor pengolahan secara biologi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu: 1. Reaktor pertumbuhan tersuspensi (suspended growth reaktor), U Reaktor pertumbuhan lekat (attached growth reaktor). * Di dalam reaktor pertumbuhan tersuspensi, mikroorganisme tumbuh dan berkembang dalam keadaan tersuspensi. Proses lumpur akiif yang banyak dikenal berlangsung dalam reaktor jenis ini. Proses lumpur aktif terus berkembang dengan berbagai modifikasinya, antara lain: oxidation ditch dan kontak-stabilisasi, Kolam oksidasi dan lagoon, baik yang diaerasi maupun yang tidak, juga termasuk dalam jenis reaktor pertumbuhan tersuspensi Untuk iklim tropis seperti Indonesia, waktu detensi hidrolis selama 12-18 hari di dalam kolam oksidasi maupun dalam Jagoon yang tidak diaerasi, cukup untuk mencapai kualitas efluen yang dapat memenuhi standar yang ditetapkan, Di dalam lagoon yang diaerasi cukup dengan waktu detensi 3-5 hari saja Ditinjau dari segi lingkungan dimana berlangsung proses penguraian secara biologi, proses ini dapat dibedakan menjadi dua jenis: 17 1. Proses aerob, yang berlangsung dengan hadimya oksigen; 2, Proses anaerob, yang berlangsung tanpa adanya oksigen. Mikroorganisme dalam pengolahan limbah cair memepang peranan yang sangat penting dalam proses yang berlangsung pada pengolahan air buangan secara biologis. Mikroorganisme atau mikroba adalah substansi bersel satu yang membentuk koloni atau kelompok dimana satu sama lain di dalam koioni tersebut saling berinteraksi dan dalam pertumbuhannya membutuhken energi karbon dan nutrien. Mikroorganisme tersebut anatara lain : bakteri, jamur, alga, dan protozoa. Proses Pengolahan Biologis secara Aerob Mekanisme proses acrob Di dalam proses pengolahan limbah cair organik secara biologis aerobik, senyawa komplek organik akan terurai oleh aktifitas mikroorganisme aerob. Mikroorganisme aerob tersebut di dalam aktifitasnya memerlukan oksigen atau udara untuk memecah senyawa organik yang komplek menjadi CO; (karbon dioksida) dan air serta ammonium, selanjutnya amonium akan diubah menjadi nitrat dan H:S akan dioksidasi menjadi sulfat. Secara sederhana reaksi penguraian senyawa organik secara aerobik dapat digambarkan sebagai berikut Reaksi penguaraian organik Oksigen (0:) Senyawa polutan organik ——————» CO +H,0 + NH; Heterotropik + Biomassa Berbeda dengan proses anaerob, beban pengolahan pada proses aerob lebih rendah, sehingga prosesnya ditempatkan sesudah proses anaerob. Pada proses aerob hasil pengolakan dari proses anaerob yang masih mengandung zat organik dan nutrisi diubah menjadi sel bakteri baru, hidrogen maupun karbondioksida oleh sel bakteri dalam kondisi yang cukup oksigen. Faktor-faktor yang mempengaruhi mekanisme proses aerob a. Temperatur Temperatur tidak hanya mempengaruhi aktifitas metabolisme dari populasi mikroorganisme, tetapi juga mempengaruhi beberapa faktor seperti kecepatan transfer 18 gas dan karakteristik pengendaoan lumpur. Temperatur optimum untuk mikroorganisme dalam proses acroiy tidak berbeda dengan proses'anaerob. Keasamian (pH) > Nilat pH merupakan faktor kunci bagi pertumbuhan mikrooiganisme. Beberapa bakteri dapat hidup pada pH diatas 9,5 dan di bawah 4,0. Secvra umum pH optimum bagi pertumbuhan mikroorganisme adalah sekitar 6, Waktu tinggal hidrolis F . Waktu tinggal hidrolis adalah waktu perjalanan limbah cair di dalam reaktor atau lamanya proses pengolahan limbah cair tersebut. Semakin lama waktu tinggal, maka penyisihan yang terjadi akan semakin besar. Sedangkan waktu tinggal pada reaktor aerob sangat bervariasi dari_ berhari-hari Nutrien Disamping kebutuhan karbon dan energi, mikroorganisme juga membutuhkan nutrien untuk sintesa sel dan pertumbuhan. Kebutuhan nutrien tersebut dinyatakan dalam bentuk perbandingan antara karbon dan nitrogen serta fosfor yang merupakan nutrien anorganik utama yang diperlukan mikroorganisme dalam bentuk BOD:N:P Alat * Botol Winkler 250 ml * Buret 50 ml * Neraca/timbangan © Gelas kimia © Kaca arloji = Oven + Pipet Volume 2 ml * Magnetic Stirer * Bolaisap * Pipet Volume 1 ml + Erlenmeyer250ml ¢ Corong kaca + Pipettetes © Labu takar 100 ml © Peralatan bioreactor Bahan + Sampel limbah cair + Ferro Amraonium Sulfat (FAS) 0,1 N + Lanutan mangan sulfat (Mn$O4) Indikator Kanji (amilum) 0,5% + Larutan alkali-iodida azida « Kalium fluorida + Natrium Tiosulfat (Na2S203)0,025 N- Aquadest Leek forme’ fr . Prosedur Kerja ‘A. Pengolahan Limbah Le inlet 4] Lae Gambar Aerator + Limbah cair sebanyak 10 liter dimasukkan ke dalam reactor secara perlahan- Jahan + Alirkan udara ke dalam limbah cair, dengan menjalankan pompa/aerator. + Ukur temperature di dalam reactor + Ambil sampel sebelum diolah (influent) dan sample sesudah melewati proses pengolahan (effluent), kemudian dianalisa pH dan OT. Proses analisa dilakukan dengan interval waktu 30 menit B. Analisa Oksigen Terlarut (OT) mg Oy/liter + Ambil 1 ml sampel limbah cair (yang sudah disaring), kemudian memasukkan ke dalam labu takar 100 ml dan mengencerkan sampai tanda batas + Masukkan sampel hasil pengenceran ke dalam botollWinklersampai teris penuh dan tidak boleh ada gelembung udara yang terperangkat di dalamnya | (pengisian botol harus dilakukan dengan hati-hati) + Masukken 2 ml larutan mangan_sulfat (penambahan di bawah permukaan cairan) ke dalam botol winkler yang berisi sample. + Tambahkan 2 ml larutan alkali-iodida-azida Botol ditutup kembali dengan hati- hati untuk mencegah terperangkatnya udara dari luar, kemudian dikocok dengan membalik-balikkan botol beberapa kali. 20 g.2 x bai * Biarkan gumpalan mengendap selama 10 menit, Bila proses pengendapan sudah sempums, maka bagian larutan yang jernih dikeluarkan dari botol scbanyak 100 ml kemudian memasukkan ke dalam erlenmeyer 540 ml \ © Tambahkan 2 ml H,SOs pekat, pada sisa larutan yang mengendap dalam botol Winkler yang dialirken melalui dinding, kemudian botol segera ditutup kembali ¢ Botol digoyangkan dengan hati-hati sehingga semua endapan melarut, Selu: isi botol dituangkan ke dalam erlenmeyer 500 ml tadi (No 5) + Sampel tersebut kemudian dititrasi dengan larutan tiosulfat 0,025 N sehingga terjadi wama coklat muda. * Tamahkan indikator kanji 2 mil (timbul wama biru). Titrasi dengan tiosulfat dilanjutkan sampai wama biru hilang pertama kal (etelah béberapa menit akan Aj tinal wame Bin i roa Dat: + Hitung kadar oksigen terlarut OT, mg O2/l a Pengamatan J an De Waktu (menit) | Volume Tiosulfat 0,025 N | OT (ppm) | Efisiensi . 0 30 r 45 60 BS 90 Analisa Data/Pembahasan Hitung Oksigen terlarut (OT) menggunakan rumus or = —AzN #8000, no v-4 Di mana: OT = — Oksigen terlarut (mg O,/l) a Volume titran natriumtiosulfat (ml) N= _ konsentrasi larutan natriumtiosulfat (N) V=__ voiume botol Winkler (ml) fp = - , factor pengenceran 9, Kesimpulan Buatlah kesimpulan berdasarkan tujuan percobaan. 10. Pertanyaan 1. Tuliskan reaksi yang terjadi pada proses analisa oksigen terlarut (OT) dalam limbah cair 2. Bagaimana pengaruh penambahan oksigen pada pengpolahan limbah cair terhadap kandungan oksigen terlarut 11. Daftar Pustaka Agnes AR, R. Azizah. 1999. Perbedaan Kadar BOD, COD, TSS, dan MPN Coliform pada Air Limbah, Sebelum dan Sesudah Pengolahan. Surabaya: Seminar Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Marsono. 1997. Tehnik Pengolahan Air Limbah Secara Biologis. ITS: Media Informasi Tehnik Lingkungan Sugiharto, 1987, Dasar-dasar Pengolahan Air Limbah, Jakarta: Universitas Indonesia Wisjnuprapto dan Mohajit. 1992. Prinsip Dasar Pengendalian Pencemaran Air. Bandung: Pusat Antara, Institut Teknologi Bandung 12. Lampiran 13. Indeks

Anda mungkin juga menyukai