Anda di halaman 1dari 109

Katalog: 4407002

Indeks Perilaku
Anti Korupsi
o.
id 2019
.g
ps
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

BADAN PUSAT STATISTIK


ht
tp
s:
//w
w
w
.b
ps
. go
. id
INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2019

ISSN : 2622-8017
Nomor Publikasi: 04330.1902
Katalog: 4407002

Ukuran Buku: 17.6 x 25 cm


Jumlah Halaman: xvi + 91 halaman

Naskah:
Sub Direktorat Statistik Politik dan Keamanan

. id
Penyunting:

go
Sub Direktorat Statistik Politik dan Keamanan s.
p
Desain Kover oleh:
.b

Sub Direktorat Statistik Politik dan Keamanan


w
w

Penerbit:
//w

© Badan Pusat Statistik


s:
tp

Pencetak:
ht

Badan Pusat Statistik

Sumber Ilustrasi: -

Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengkomunikasikan, dan/


atau menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan
komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik
Kata
Pengantar
Korupsi telah terjadi secara meluas dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Kejahatan ini tidak hanya merugikan keuangan negara, tetapi juga merupakan
pelanggaran terhadap hak-hak sosial dan ekonomi. Oleh karena itu, korupsi
digolongkan sebagai kejahatan yang pemberantasannya harus dilakukan secara luar
biasa.

Dalam rangka upaya percepatan sinergi anti korupsi, pemerintah


mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 tentang strategi Nasional

id
Pencegahan Korupsi. Pemerintah juga mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 59

.
go
Tahun 2017 tentang pelaksanaan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Dalam perpres tersebut, sasaran global yang ingin dicapai terkait korupsi adalah
s.
secara substansial mengurangi korupsi dan penyuapan dalam segala bentuk. Di sisi
p
.b

lain, sasaran nasional yang ingin dicapai yaitu meningkatnya Indeks Perilaku Anti
w

Korupsi menjadi 4,0 pada tahun 2019 (Lampiran Perpres Nomor 59 Tahun 2017).
w
//w

Sehubungan dengan hal tersebut, Badan Pusat Statistik (BPS) mengukur


s:

Indeks Perilaku Anti Korupsi melalui Survei Perilaku Anti Korupsi (SPAK). Survei ini
tp

mengukur permisifitas masyarakat terhadap perilaku korupsi, gambaran kepuasan


ht

dan persepsi masyarakat terhadap pemberantasan serta penegakan hukum perkara


tindak pidana korupsi. Publikasi ini dapat terealisasi berkat kerja sama berbagai pihak
mulai dari petugas pengumpul data di lapangan sampai kepada tim analisis. Kepada
semua pihak yang telah memberikan kontribusi diucapkan penghargaan tinggi
dan terima kasih yang tulus. Kami menyadari bahwa publikasi ini masih jauh dari
sempurna. Kami mengharapkan tanggapan dan saran dari para pengguna publikasi
ini untuk perbaikan pada edisi yang akan datang.

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 iii


ht
tp
s:
//w
w
w
.b
ps.
go
.id
Ringkasan
Eksekutif
Badan Pusat Statistik melaksanakan Survei Perilaku Anti Korupsi (SPAK)
setiap tahun sejak 2012 sampai dengan 2019, kecuali tahun 2016. Tahun 2019,
SPAK dilaksanakan di seluruh Indonesia yang tersebar di 171 kabupaten/kota dengan
jumlah sampel sebesar 9.952 rumah tangga. Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK)
hanya dapat digunakan untuk estimasi di tingkat nasional.
Nilai IPAK berkisar pada skala 0 sampai 5. Semakin mendekati 5 berarti
semakin baik. Artinya, masyarakat berperilaku semakin anti korupsi. Pada tahun

id
2019, nilai IPAK sebesar 3,70; lebih tinggi dibanding tahun 2018 (3,66). Peningkatan

.
go
ini disebabkan oleh menurunnya akses masyarakat terhadap pelayanan publik melalui
perantara dan menurunnya masyarakat yang memberikan uang/barang melebihi
s.
p
ketentuan dan menganggap hal itu lumrah.
.b

IPAK disusun berdasarkan dua dimensi, yaitu dimensi persepsi dan


w

pengalaman. Dimensi persepsi berupa penilaian masyarakat terhadap beberapa


w
//w

perilaku anti korupsi di masyarakat. Dimensi pengalaman merupakan pengalaman


anti korupsi yang dialami masyarakat. Jika dilihat menurut dimensi pembentuknya
s:

nilai indeks persepsi sebesar 3,80; sementara indeks pengalaman sebesar 3,65. Hasil
tp

ini menunjukkan belum optimalnya budaya zero tolerance terhadap perilaku korupsi
ht

terinternalisasi dalam setiap individu.


Dimensi persepsi disusun berdasarkan subdimensi keluarga (4,11), subdimensi
komunitas (3,37), dan subdimensi publik (3,92). Subdimensi keluarga memiliki
kontribusi paling tinggi sebagai penyusun indeks persepsi. Dimensi pengalaman
disusun dari subdimensi pengalaman publik (3,78) dan pengalaman lainnya (3,25).
Subdimensi pengalaman publik memiliki kontribusi paling tinggi sebagai penyusun
indeks pengalaman.
Hasil SPAK 2019 menunjukkan: (1) persentase masyarakat yang mengetahui
adanya biaya resmi pada pelayanan publik kurang dari 70 persen; (2) masih adanya
masyarakat yang membayar melebihi ketentuan ketika mengakses pelayanan publik;
(3) sebagian besar pembayaran yang melebihi ketentuan terjadi sesudah pelayanan
selesai; dan (4) sebagian besar pembayaran yang melebihi ketentuan terjadi dalam
bentuk uang.

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 v


Executive
Summary
BPS-Statistics Indonesia conducts The Anti-Corruption Behavior Survey every
year from 2012 to 2018, except for 2016. In 2019, this survey carried out throughout
in all provinces in Indonesia which spread over 171 regencies/cities. The number
of samples is 9,952 households. Anti-Corruption Behavior Index can be used for
estimation at national level.
The Anti-Corruption Behavior Index value ranges on a scale of 0 to 5. The

id
closer to 5 means better. It means that community behaves more anti-corruption. In

.
2018, Anti-Corruption Behavior Index is 3.70; higher than 2018 (3,66). This incline is

go
caused by decreasing access to public services through intermediaries and decreasing
s.
of community which give money or goods exceeds the provisions and considers that
p
.b

case is normal.
w

Anti-Corruption Behavior Index is formed based on two dimensions, that


w

are perception and experience. The perception dimension is the form of community
//w

assessment of several anti-corruption behavior in the community. The experience


s:

dimension is anti-corruption experience experienced by the community. Based on


tp

dimension, perception index is 3.80; while experience index is 3.65. These results
ht

represent that zero tolerance culture to corruption behavior is still not optimal
internalized in every individual.
Perception dimension is formed based on family subdimension (4,11),
community subdimension (3,37), and public subdimension (3,92). Family
subdimension has the highest contribution as perception index former. Experience
dimension is formed based on public experience subdimension (3,78) and other
experience subdimension (3,25). Public experience subdimension has the highest
contribution as experience index former.
Anti-Corruption Behavior Survey 2019 shows that: (1) the percentage
of people who know official fees for public services are less than 70 percent; (2)
existence of people who pay fees exceeds provisions when accessing public services;
(3) most payments that exceed the provisions occur after service is completed; (4)
most payments that exceed provisions occur in the form of money.

vi INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019


Daftar Isi

KATA PENGANTAR...................................................................................... iii


RINGKASAN EKSEKUTIF............................................................................. v
EXECUTIVE SUMMARY................................................................................ vi
DAFTAR ISI............................................................................................... vii
DAFTAR TABEL........................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xv

. id
go
BAB I PENDAHULUAN
s.
1.1. Latar Belakang................................................................................. 3
p
1.2. Tujuan............................................................................................. 4
.b
w

1.3. Ruang Lingkup................................................................................. 4


w

1.4. Sistematika Penulisan....................................................................... 5


//w
s:

BAB II PROFIL RESPONDEN


tp

2.1. Tingkat Respon (Response Rate) Pencacahan..................................... 9


ht

2.2. Karakteristik Demografi Responden.................................................... 9


2.3. Tingkat Pendidikan Responden.......................................................... 12
2.4. Karakteristik Ketenagakerjaan Responden.......................................... 13

BAB III INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI


3.1. Perkembangan Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK), 2012-2019........... 19
3.2. Perkembangan IPAK Menurut Wilayah................................................ 21
3.3. Perkembangan IPAK Menurut Kelompok Umur.................................... 22
3.4. Perkembangan IPAK Menurut Tingkat Pendidikan................................ 23
3.5. IPAK Menurut Dimensi dan Sub Dimensi............................................. 24

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 vii


BAB IV INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2019
4.1. Persepsi terhadap Kebiasaan di Masyarakat........................................ 31
4.1.1. Perilaku di Lingkup Keluarga........................................................ 31
4.1.2. Perilaku di Lingkup Komunitas..................................................... 35
4.1.3. Perilaku di Lingkup Publik............................................................ 38
4.2. Pengalaman Masyarakat Mengakses Pelayanan Publik......................... 46
4.2.1. Pengalaman Masyarakat Berurusan dengan Pelayanan Publik Selama Lima
Tahun Terakhir........................................................................................... 47
4.2.2. Pengetahuan Masyarakat akan Adanya Informasi Biaya Resmi yang Berlaku
di Pelayanan Publik..................................................................................... 48
4.2.3. Pengalaman Membayar Melebihi Ketentuan.................................. 48

id
4.2.4. Waktu Pembayaran yang Melebihi Ketentuan................................ 49

.
go
4.2.5. Bentuk Pembayaran yang Melebihi Ketentuan............................... 50
4.2.6. Sumber Informasi mengenai Adanya Pembayaran yang Melebihi Ketentu-
s.
p
an............................................................................................................. 50
.b

4.2.7. Tanggapan Ketika Diminta Pembayaran yang Melebihi Ketentuan.... 51


w

4.3. Pengalaman Lainnya......................................................................... 52


w
//w

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


s:

5.1. Kesimpulan...................................................................................... 63
tp

5.2. Rekomendasi................................................................................... 64
ht

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 67
LAMPIRAN................................................................................................. 71

viii INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019


Daftar Tabel

Tabel 2.1.Persentase Responden Menurut Status dalam Usaha/Pekerjaan Utama,


2019......................................................................................................... 14
Tabel 2.2.Persentase Responden Menurut Rata-Rata Pengeluaran Rumah Tangga
Per Bulan, 2019......................................................................................... 15

Tabel 3.1.Indeks Perilaku Anti Korupsi Menurut Sub Dimensi pada Dimensi Persep-
si, 2019..................................................................................................... 25

id
Tabel 3.2.Indeks Perilaku Anti Korupsi Menurut Sub Dimensi pada Dimensi Pen-

.
go
galaman, 2019........................................................................................... 26

Tabel 3.3.Indeks Perilaku Anti Korupsi Menurut Dimensi, 2019....................... 27


s.
p
Tabel 6.1.Kelompok Sampel Rumah Tangga dalam Paket Sampel Blok Sensus.
.b

................................................................................................................ 83
w
w

Tabel 6.2.Pembagian Paket Sampel Blok Sensus SPAK 2017-2019.................. 83


//w

Tabel 6.3.Pengelompokkan Nilai IPAK dan maknanya.................................... 91


s:
tp
ht

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 ix


ht
tp
s:
//w
w
w
.b
ps.
go
.id
Daftar
Gambar

Gambar 2.1. Persentase Responden Menurut Hubungan dengan Kepala Rumah


Tangga, 2019............................................................................................. 10
Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS .................................................... 10
Gambar 2.2. Persentase Responden Menurut Jenis Kelamin, 2019................. 10
Gambar 2.3. Persentase Responden Menurut Status Perkawinan, 2019.......... 11
Gambar 2.4. Persentase Responden Menurut Kelompok Umur, 2019.............. 12

id
Gambar 2.5. Persentase Responden Menurut Tingkat Pendidikan,2019........... 12

.
go
Gambar 2.6. Persentase Responden Menurut Kegiatan Utama,2019............... 13
s.
Gambar 3.1. Perkembangan Indeks Perilaku Anti Korupsi 2012-2019............. 19
p
Gambar 3.2. Indeks Perilaku Anti Korupsi Menurut Dimensi, 2012-2019......... 20
.b

Gambar 3.3. Indeks Perilaku Anti Korupsi Menurut Wilayah, 2012-2019.......... 21


w
w

Gambar 3.4. Indeks Perilaku Anti Korupsi Menurut Kelompok Umur, 2012-2019
//w

................................................................................................................ 22
Gambar 3.5. Indeks Perilaku Anti Korupsi Menurut Tingkat Pendidikan, 2012-
s:
tp

2019......................................................................................................... 24
ht

Gambar 4.1. Persentase Sikap Istri yang Menerima Uang Tambahan dari Suami di
Luar Penghasilan Tanpa Mempertanyakan Asal Usul Uang Tersebut, 2018-2019
................................................................................................................ 32
Gambar 4.2. Persentase Sikap Seorang Pegawai Negeri yang Menggunakan
Kendaraan Dinas untuk Keperluan Keluarga, 2018-2019................................ 32
Gambar 4.3. Persentase Sikap Orang Tua yang Mengajak Anaknya dalam
Kampanye Pilkada/Pemilu demi Mendapatkan Uang Lebih Banyak, 2018-2019
................................................................................................................ 33
Gambar 4.4. Persentase Sikap Seseorang yang Mengetahui Saudaranya Mengambil
Uang Milik Anggota Keluarga Tanpa Izin tetapi Tidak Melaporkan Kepada Orang
Tuanya, 2018-2019..................................................................................... 34
Gambar 4.5. Persentase Sikap Seseorang yang Menggunakan Barang Milik
Anggota Keluarga Lain Tanpa Meminta Izin, 2018-2019................................ 34

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 xi


Gambar 4.6. Persentase Sikap Memberi Uang/Barang Kepada Ketua RT/RW/
Kades/Lurah Ketika Suatu Keluarga Melaksanakan Hajatan, 2018-2019.......... 35
Gambar 4.7. Persentase Sikap Memberi Uang/Barang Kepada Tokoh Masyarakat
Lainnya Ketika Suatu Keluarga Melaksanakan Hajatan, 2018-2019................. 36
Gambar 4.8. Persentase Sikap Memberi Uang/Barang Kepada Ketua RT/RW/
Kades/Lurah Ketika Menjelang Hari Raya Keagamaan, 2018-2019.................. 37
Gambar 4.9. Persentase Sikap Memberi Uang/Barang Kepada Tokoh Masyarakat
Lainnya Ketika Menjelang Hari Raya Keagamaan, 2018-2019......................... 38
Gambar 4.10. Persentase Pendapat Sikap Demi Menjaga Hubungan Kekeluargaan
dan Pertemanan, Seseorang Menjamin Keluarga/ Saudara/Teman agar Diterima
Menjadi Pegawai Negeri/Swasta, 2018-2019................................................ 39
Gambar 4.11. Persentase Sikap Memberi Uang/Barang/Fasilitas dalam Proses

id
Penerimaan Menjadi Pegawai Negeri/Swasta, 2018-2019.............................. 40

.
go
Gambar 4.12. Persentase Sikap Memberi Uang/Barang/Fasilitas Kepada Petugas
untuk Mempercepat Urusan Administrasi Kependudukan (KTP, KK, SKTM, dan s.
p
lain-lain), 2018-2019.................................................................................. 41
.b

Gambar 4.13. Persentase Sikap Memberi Uang/Barang/Fasilitas Kepada Polisi


w

untuk Mempercepat Pengurusan SIM, STNK, SKCK, dan Lain-Lain, 2018-2019


w

................................................................................................................ 41
//w

Gambar 4.14. Persentase Sikap Pelanggar Lalu Lintas yang Memberi Uang Damai
s:

kepada Polisi, 2018-2019............................................................................ 42


tp

Gambar 4.15. Persentase Pendapat Sikap Petugas KUA Meminta Uang Tambahan
ht

untuk Transpor ke Tempat Acara Akad Nikah, 2018-2019.............................. 43


Gambar 4.16. Persentase Sikap Guru Mendapat Jaminan (Jatah) Anaknya Diterima
Masuk ke Sekolah Tempat Dia Mengajar, 2018-2019..................................... 43
Gambar 4.17. Persentase Sikap Guru yang Meminta Uang/Barang/Fasilitas dari
Orang Tua Murid Ketika Kenaikan Kelas/Penerimaan Rapor, 2018-2019.......... 44
Gambar 4.18. Persentase Sikap Memberi Uang/Barang Kepada Pihak Sekolah agar
Anaknya dapat Diterima di Sekolah, 2018-2019............................................ 45
Gambar 4.19. Persentase Sikap Membagikan Uang/Barang/Fasilitas ke Calon
Pemilih pada Pilkades/Pilkada/Pemilu, 2018-2019......................................... 45
Gambar 4.20. Persentase Sikap Mengharapkan Pembagian Uang/Barang/Fasilitas
pada Pilkades/Pilkada, 2018-2019............................................................... 46
Gambar 4.21. Persentase Pengalaman Masyarakat Berurusan dengan Pelayanan
Publik Selama Lima Tahun Terakhir, 2018-2019............................................. 47

xii INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019


Gambar 4.22. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan
Petugas Pelayanan Publik dan Mengetahui Adanya Informasi Biaya Resmi yang
Berlaku, 2018-2019.................................................................................... 48
Gambar 4.23. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan
Petugas Pelayanan Publik dan Membayar Melebihi Ketentuan, 2018-2019....... 49
Gambar 4.24. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan
Petugas Pelayanan Publik dan Pernah Membayar Melebihi Ketentuan Menurut
Waktu Pembayaran, 2018-2019................................................................... 49
Gambar 4.25. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan
Petugas Pelayanan Publik dan Pernah Membayar Melebihi Ketentuan Menurut
Bentuk Pembayaran, 2018-2019.................................................................. 50
Gambar 4.26. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan

id
Petugas Pelayanan Publik dan Pernah Membayar Melebihi Ketentuan Menurut

.
go
Sumbernya, 2018-2019............................................................................... 51
Gambar 4.27. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan
s.
p
Petugas Pelayanan Publik dan Pernah Membayar Melebihi Ketentuan Menurut
.b

Tanggapannya, 2018-2019.......................................................................... 52
w

Gambar 4.28. Persentase Pengalaman Pernah Tidaknya Masyarakat Ditawari


w

Uang/Barang untuk Memilih Kandidat Tertentu dalam Pilkades, Pilkada, atau


//w

Pemilu yang Terakhir, 2019......................................................................... 53


s:

Gambar 4.29. Persentase Tanggapan Masyarakat yang Pernah Ditawari Uang/


tp

Barang untuk Memilih Kandidat Tertentu dalam Pilkades, Pilkada, atau Pemilu
ht

yang Terakhir, 2019.................................................................................... 54


Gambar 4.30. Persentase Pengalaman Pernah Tidaknya Masyarakat Ditawari
oleh Seseorang untuk Memasukkan Anggota Rumah Tangga agar Diterima
Menjadi Pegawai Negeri/Swasta dengan Keharusan Membayar Sejumlah Uang
Tertentu,2019............................................................................................ 55
Gambar 4.31. Persentase Tanggapan Masyarakat yang Pernah Ditawari oleh
Seseorang untuk Memasukkan Anggota Rumah Tangga agar Diterima Menjadi
Pegawai Negeri/Swasta dengan Keharusan Membayar Sejumlah Uang Tertentu,
2019......................................................................................................... 56
Gambar 4.32. Persentase Pengalaman Pernah Tidaknya Masyarakat Ditawari
Bantuan oleh Saudara/Teman agar Anggota Rumah Tangga Diterima Menjadi
Pegawai Negeri/Swasta, 2019..................................................................... 57

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 xiii


Gambar 4.33. Persentase Tanggapan Masyarakat yang Pernah Ditawari Bantuan
oleh Saudara/Teman agar Anggota Rumah Tangga Diterima Menjadi Pegawai
Negeri/Swasta, 2019.................................................................................. 57
Gambar 4.34. Persentase Pengalaman Pernah Tidaknya Masyarakat Ditawari
Bantuan oleh Saudara/Teman agar Anggota Rumah Tangga Lolos Seleksi
Penerimaan Masuk Sekolah, 2019................................................................ 58
Gambar 4.35. Persentase Tanggapan Masyarakat yang Pernah Ditawari Bantuan
oleh Saudara/Teman agar Anggota Rumah Tangga Lolos Seleksi Penerimaan
Masuk Sekolah, 2019.................................................................................. 58
Gambar 4.36. Persentase Pengalaman Pernah Tidaknya Masyarakat Ditawari
untuk Membayar Uang Damai Saat Ditilang oleh Petugas Polisi Lalu Lintas, 2019
................................................................................................................ 59

id
Gambar 4.37. Persentase Tanggapan Masyarakat yang Pernah Ditawari Ditawari

.
go
untuk Membayar Uang Damai Saat Ditilang oleh Petugas Polisi Lalu Lintas, 2019
................................................................................................................ 60
s.
p
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

xiv INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019


Daftar
Lampiran
Lampiran 1. Response Rate SPAK 2019 menurut Provinsi.............................. 71
Lampiran 2. Persentase Sikap Masyarakat terhadap Perilaku Korupsi di Lingkun-
gan Keluarga, 2018 – 2019......................................................................... 72
Lampiran 3. Persentase Sikap Masyarakat terhadap Perilaku Korupsi di Lingkun-
gan Komunitas, 2018 – 2019....................................................................... 73
Lampiran 4. Persentase Sikap Masyarakat terhadap Perilaku Korupsi di Lingkun-

id
gan Publik, 2018 – 2019............................................................................. 74

.
Lampiran 5. Kuesioner Survei Perilaku Anti Korupsi 2019............................... 76

go
Lampiran 6. Catatan Teknis......................................................................... 81
s.
p
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 xv


ht
tp
s:
//w
w
w
.b
ps.
go
.id
1
PENDAHULUAN

id
.
go
ps.
.b
w
w
//w

Korupsi tidak hanya


s:
tp

merugikan keuangan
ht

negara, tetapi juga


merupakan pelanggaran
terhadap hak-hak sosial
dan ekonomi
ht
tp
s:
//w
w
w
.b
ps.
go
.id
BAB I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Persoalan korupsi saat ini sudah bukan hal baru lagi di tengah kehidupan
masyarakat Indonesia. Tindak pidana korupsi selama ini telah terjadi secara
meluas. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, dinyatakan bahwa korupsi tidak
hanya merugikan keuangan negara, tetapi juga telah merupakan pelanggaran
terhadap hak-hak sosial dan ekonomi. Oleh karena itu, tindak pidana korupsi
digolongkan sebagai kejahatan yang pemberantasannya harus dilakukan
secara luar biasa.

Korupsi di Indonesia sudah semakin meluas, tidak hanya terjadi di

id
kalangan penyelenggara pemerintahan, pejabat publik, dan wakil rakyat saja

.
tetapi sudah menyebar ke masyarakat bawah. Bahkan, korupsi di kalangan

go
pemerintahan telah tumbuh secara vertikal dan horisontal ke daerah-daerah.
s.
Salah satu akar penyebab berkembangnya praktik korupsi diduga berasal dari
p
.b

rendahnya integritas para pelakunya dan masih kentalnya budaya permisif


w

terhadap tindakan korupsi. Setiap ada pengungkapan kasus korupsi, hal ini
w

dianggap sebagai prestasi penegakan hukum. Namun, dari sisi kebudayaan, hal
//w

ini merupakan sisi tragis mentalitas korupsi yang tidak terbendung (Santoso.
s:

dkk, 2014). Masalah budaya inilah yang menyebabkan pemberantasan


tp

terhadap korupsi selalu tidak pernah tuntas.


ht

Dalam rangka mempercepat upaya pencegahan dan pemberantasan


korupsi, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden Republik
Indonesia nomor 55 tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi (Stranas PPK) jangka panjang tahun 2012-2025 dan
jangka menengah tahun 2012-2014 (Stranas PPK, Jangka Panjang 2012-2025
dan Jangka Menengah 2012-2014). Stranas PPK tersebut disempurnakan
menjadi Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK). Stranas PK memuat
fokus dan sasaran sesuai dengan kebutuhan pencegahan korupsi. Dengan
demikian pencegahan korupsi dapat dilaksanakan dengan lebih terfokus,
terukur, dan berdampak langsung. Hal ini akan mewujudkan masyarakat yang
adil, makmur, dan sejahtera (Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54
Tahun 2018 Tentang Strategi Nasional Pencegahan Korupsi).

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 3


BAB I Pendahuluan

Terkait hal tersebut, Badan Pusat Statistik (BPS) secara eksplisit

ditugaskan oleh Presiden RI untuk mengukur indikator pada strategi kelima,


yaitu meningkatkan upaya pendidikan dan budaya anti korupsi. Strategi kelima
ini dianggap penting karena salah satu akar penyebab berkembangnya praktik
korupsi diduga berasal dari rendahnya integritas para pelakunya. Selain itu,
masih kentalnya budaya permisif terhadap tindakan korupsi juga dianggap
sebagai penyebab praktik korupsi makin berkembang. Masyarakat dengan
kultur yang mendorong struktur sosial berperilaku korupsi perlu diubah pola
pikirnya agar terbebas dari nilai-nilai korupsi dan menjunjung integritas. Lebih
dari itu, sangat diperlukan perilaku aktif dari masyarakat untuk mencegah
perilaku korupsi di lingkungannya (Lampiran Stranas PPK, 2012: 24).

Dalam rangka mendukung strategi tersebut diperlukan sebuah survei

id
yang dapat memberikan gambaran. Gambaran ini dilihat dari sisi persepsi

.
go
dan pengalaman masyarakat terkait korupsi. Untuk memenuhi kebutuhan
s.
tersebut, sejak 2012 BPS bersama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
p
.b

(Bappenas) menyelenggarakan kegiatan dalam bentuk Survei Perilaku Anti


w

Korupsi (SPAK). SPAK 2019 merupakan kegiatan yang ke tujuh.


w
//w

1.2. Tujuan
s:
tp

Penyusunan publikasi ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran


ht

secara lengkap mengenai situasi dan kondisi perilaku anti korupsi masyarakat
terkini. Hal ini dilihat dari aspek pendapat, pengetahuan, perilaku, dan
pengalaman individu terkait perilaku anti korupsi di Indonesia.

Secara khusus, publikasi ini disusun guna memperoleh gambaran secara


lengkap mengenai sejauh mana budaya zero tolerance terhadap perilaku
korupsi terinternalisasi dalam setiap individu. Hal ini khususnya terkait dengan
strategi kelima STRANAS PPK, yaitu pendidikan dan budaya anti korupsi.

1.3. Ruang Lingkup

Kegiatan SPAK 2019 dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia yang


tersebar di 171 kabupaten/kota dan di 34 provinsi. Jumlah sampel seluruhnya
sebanyak 9.952 rumah tangga.

4 INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019


BAB I Pendahuluan

1.4. Sistematika Penulisan

Publikasi ini disajikan dengan sistematika berikut:


Bab 1 Pendahuluan, berisi penjelasan terkait latar belakang, tujuan, ruang
lingkup, dan sistematika penulisan.
Bab 2 Menyajikan tingkat respon dan profil responden berdasarkan
karakteristik demografi, pendidikan, dan aspek ketenagakerjaan.
Bab 3 Menyajikan hasil Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2019 dan
perkembangannya.
Bab 4 Menyajikan indikator tunggal mengenai penilaian terhadap perilaku
penduduk dilihat dari tiga aspek, pengalaman masyarakat
berhubungan dengan pelayanan publik, dan pengalaman lainnya.
Bab 5 Berisi kesimpulan dan rekomendasi.

. id
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 5


ht
tp
s:
//w
w
w
.b
ps.
go
.id
2
PROFIL RESPONDEN

id
.
go
ps.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

“Lebih dari Lima Puluh Persen Responden


adalah Kepala Rumah Tangga.”
ht
tp
s:
//w
w
w
.b
ps.
go
.id
BAB II Profil Responden

2.1. Tingkat Respon (Response Rate) Pencacahan

Hal yang sangat penting dari sebuah survei adalah tingkat respon yang
diperoleh. Tingginya tingkat respon akan sejalan dengan tingginya keterwakilan
(representatif) hasil survei dari total populasi. Artinya semakin tinggi tingkat respon,
semakin akurat hasil survei yang diperoleh.

Respon Rate SPAK 2019 Sebesar 94,09 Persen

Responden terpilih untuk SPAK 2019 adalah kepala rumah tangga atau
pasangannya. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa kepala rumah tangga atau
pasangannya merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan
ekonomi rumah tangga. Selain itu, mereka juga dinilai lebih mengetahui keadaan
rumah tangga dibandingkan anggota rumah tangga yang lain. juga mempunyai

id
peluang yang lebih besar untuk melakukan akses terhadap pelayanan publik

.
go
dibandingkan anggota rumah tangga lainnya. Dengan demikian, diharapkan
responden terpilih dapat memberikan jawaban yang lebih relevan terkait muatan
s.
p
pertanyaan dalam SPAK 2019.
.b
w

Target sampel SPAK 2019 sebesar 9.952 responden. Dari jumlah ini, tidak
w

semuanya berhasil didata. Hingga akhir periode pendataan, ada sebanyak 9.364
//w

responden yang berhasil diwawancarai. Artinya, tingkat respon dari SPAK 2019 cukup
s:

baik, yaitu sebesar 94,09 persen.


tp

2.2 Karakteristik Demografi Responden


ht

Dalam publikasi ini, ingin disajikan karakteristik responden menurut beberapa


aspek demografi. Beberapa aspek demografi tersebut meliputi hubungan dengan
kepala rumah tangga, jenis kelamin, status perkawinan, dan kelompok umur.

Lebih dari Lima Puluh Persen Responden adalah Kepala Rumah Tangga

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa responden SPAK adalah Kepala


Rumah Tangga (KRT) atau pasangannya. Pada tahun 2019, sebanyak 61,41 persen
responden adalah kepala rumah tangga. Sementara itu, sisanya (38,59 persen)
adalah pasangannya (suami/istri).

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 9


BAB II Profil Responden

Pasangan; 38,59%

KRT; 61,41%

Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS

Gambar 2.1. Persentase Responden Menurut Hubungan dengan Kepala Rumah


Tangga, 2019.

id
Mayoritas Responden Adalah Perempuan

.
go
Jika dilihat dari sisi jenis kelamin, terdapat hasil yang cukup berbeda. Pada
s.
tahun 2019, mayoritas responden survei berjenis kelamin perempuan sebanyak
p
54,54 persen. Sedangkan, responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 45,46
.b
w

persen.
w
//w

Laki-laki; 45,46%
s:
tp
ht

Perempuan; 54,54%

Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS

Gambar 2.2. Persentase Responden Menurut Jenis Kelamin, 2019.

10 INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019


BAB II Profil Responden

Mayoritas Responden Berstatus Kawin

Aspek demografi selanjutnya yang ingin disajikan adalah status perkawinan.


Terdapat empat kategori status perkawinan yang ditanyakan di dalam SPAK 2019,
yaitu tidak kawin, kawin, cerai hidup, dan cerai mati.
Belum Kawin;
Cerai Mati; 15,61% 1,84%

Cerai Hidup; 3,20%

id
.
go
s. Kawin; 79,35%

Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS


p
.b

Gambar 2.3. Persentase Responden Menurut Status Perkawinan, 2019.


w

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa responden SPAK 2019 adalah kepala


w

rumah tangga atau pasangannya. Hal ini membawa konsekuensi bahwa secara umum
//w

responden SPAK berstatus kawin. Fenomena ini terlihat dari hasil SPAK 2019.
s:
tp

Bila dilihat menurut status perkawinan, sebanyak 79,35 persen responden


ht

berstatus kawin. Seseorang dikategorikan berstatus kawin jika seseorang mempunyai


istri (bagi laki-laki) atau suami (bagi perempuan) pada saat pendataan, baik tinggal
bersama maupun berpisah. Hanya 1,84 persen responden yang berstatus tidak
kawin. Seseorang dikategorikan tidak kawin adalah jika seseorang tersebut belum
pernah kawin. Sementara itu, dua kelompok lainnya, yaitu responden dengan status
cerai hidup dan cerai mati, masing-masing persentasenya adalah 3,20 persen dan
15,61 persen.

Mayoritas Responden Merupakan Kelompok Usia Produktif

Berdasarkan kelompok umur, hasil responden SPAK 2019 juga konsisten


dengan hasil sebelumnya. Responden yang mayoritas merupakan kepala rumah
tangga, tergambar juga dari cukup dominannya jumlah responden yang berada pada
kelompok produktif (aktif secara ekonomi).

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 11


BAB II Profil Responden

>59; 25,38%
40-59; 55,41%

<40; 19,20%

Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS

Gambar 2.4. Persentase Responden Menurut Kelompok Umur, 2019.

Hasil SPAK 2019 menunjukkan bahwa sebanyak 55,41 persen responden


berada pada kelompok umur 40-59 tahun. Sebanyak 25,38 persen responden

. id
merupakan kelompok umur lebih dari 59 tahun. Di sisi lain, komposisi terkecil

go
ditempati oleh responden pada kelompok umur kurang dari 40 tahun (19,20 persen).
s.
p
2.3 Tingkat Pendidikan Responden
.b

Lebih dari Enam Puluh Persen Responden Berpendidikan Kurang dari SLTA
w
w

Tingkat pendidikan diyakini berkaitan dengan tingkat pengetahuan,


//w

keterampilan, dan kedewasaan yang dimiliki. Tingkat pendidikan juga mempengaruhi


s:

persepsi seseorang terhadap suatu hal. Perbedaan tingkat pendidikan memberikan


tp

pemahaman dan persepsi yang berbeda antar individu. Tingginya tingkat pendidikan
ht

diyakini sebanding dengan semakin baiknya tingkat pemahaman seseorang. Oleh


karena itu, penting untuk melihat karakteristik responden menurut tingkat pendidikan.

SLTA; 23,74%

<SLTA; 66,14% >SLTA; 10,12%

Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS

Gambar 2.5. Persentase Responden Menurut Tingkat Pendidikan,2019

12 INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019


BAB II Profil Responden

Terdapat tiga kategori tingkat pendidikan yang disajikan, yaitu di bawah


SLTA, SLTA, dan di atas SLTA. Pada tahun 2019, sebanyak 66,14 persen responden
memiliki tingkat pendidikan kurang dari SLTA. Hanya 23,74 persen responden yang
berpendidikan SLTA, sementara sisanya (10,12 persen) berpendidikan di atas SLTA.

2.4 Karakteristik Ketenagakerjaan Responden

Mayoritas Responden Bekerja (71,63 persen)

Kegiatan utama seseorang antara mereka yang bekerja dengan tidak bekerja
tentu berbeda. Aktivitas mereka juga memiliki pola interaksi yang berbeda. Hal ini
diyakini dapat memberikan pengaruh terhadap pola pemahaman, persepi, dan sudut
pandang terhadap suatu masalah. Oleh karena itu penting untuk melihat sebaran
responden menurut kegiatan utama. Kegiatan utama yang dimaksud terdiri atas

id
bekerja dan tidak bekerja.

.
go
Tidak Bekerja; 28,37%
s.
p
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

Bekerja; 71,63%

Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS

Gambar 2.6. Persentase Responden Menurut Kegiatan Utama,2019

Komposisi responden menurut kegiatan utama sehari-hari disajikan pada


Gambar 2.6. Sebanyak 71,63 persen responden bekerja, sementara sisanya (28,37
persen) tidak bekerja. Hal ini relevan mengingat responden terpilih adalah kepala
rumah tangga atau pasangannya. Mereka adalah anggota rumah tangga yang
bertanggung jawab terhadap kepentingan ekonomi. Selain itu, hal ini juga konsisten
dengan hasil sebelumnya, yaitu mayoritas responden merupakan kelompok yang
masih aktif secara ekonomi (40 -59 tahun).

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 13


BAB II Profil Responden

Mayoritas Responden Bekerja adalah Berusaha Sendiri (31,09 persen)

Aspek terkait ekonomi dan ketenagakerjaan terakhir yang ingin dilihat


adalah status dalam pekerjaan utama. Status dalam pekerjaan utama sangat
berkaitan dengan tingkat pendapatan yang diperoleh. Status dalam pekerjaan utama
dibedakan menjadi berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh, karyawan/pegawai,
pekerja bebas, pekerja tidak dibayar, dan lainnya.
Tabel 2.1
Persentase Responden Menurut Status dalam Usaha/Pekerjaan Utama,
2019
Status Dalam Pekerjaan Utama Persentase
Kegiatan Utama
(1) (2)

id
Berusaha Sendiri 31,09

.
go
Berusaha Dibantu Buruh 25,05
Karyawan/Pegawai s. 23,20
p
Pekerja Bebas 12,87
.b

Pekerja Tidak Dibayar 7,02


w

Lainnya 0,78
w

Total 100,0
//w

Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS


s:
tp

Bila dilihat secara lebih detail, hasil SPAK 2019 menunjukkan bahwa dari
ht

71,63 responden yang bekerja, mayoritas merupakan berusaha sendiri (31,09


persen). Artinya mereka sendiri yang menanggung risiko pekerjaan yang dilakukan.
Sementara itu, posisi kedua dan ketiga berturut-turut adalah responden dengan
status berusaha dibantu buruh yaitu sebesar 25,05 persen dan karyawan/pegawai
yaitu sebesar 23,20 persen.

Mayoritas Responden Memiliki Rata-Rata Pengeluaran Rumah Tangga Per

bulan Antara Rp.2 Juta - Rp. 3,9 Juta

Hal yang sangat berkaitan dengan aktivitas ekonomi dan ketenagakerjaan


adalah pendapatan. Oleh karena itu, perlu untuk melihat karakteristik responden
menurut pendapatan. Dalam SPAK 2019, pendapatan didekati dengan pengeluaran
rumah tangga per bulan. Hal ini dikarenakan lebih mudah untuk mengukur pendapatan
seseorang dari sisi pengeluaran dibanding pendapatan.

14 INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019


BAB II Profil Responden

Tabel 2.2
Persentase Responden Menurut Rata-Rata Pengeluaran Rumah Tangga
Per Bulan, 2019
Rata-Rata Pengeluaran Rumah Persentase
Tangga Per Bulan
(1) (2)
< Rp. 2 Juta 40,50
Rp. 2 Juta - 3,9 Juta 45,37
>= Rp. 4 Juta 14,13
Total 100,00

Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS

Dilihat dari sisi pengeluaran rumah tangga, terlihat bahwa sebanyak 45,37

id
persen rumah tangga memiliki rata-rata pengeluaran rumah tangga perbulan antara

.
go
Rp. 2 juta hingga Rp. 3,9 juta. Posisi kedua ditempati oleh rumah tangga dengan
rata-rata pengeluaran perbulan kurang dari Rp. 2 juta (40,50 persen). Sementara
s.
p
itu, sekitar 14,13 persen responden memiliki rata-rata pengeluaran rumah tangga
.b

perbulan Rp. 4 juta ke atas.


w
w
//w
s:
tp
ht

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 15


ht
tp
s:
//w
w
w
.b
ps.
go
.id
3
INDEKS PERILAKU
ANTI KORUPSI

. id
go
p s.
.b
w

PERKEMBANGAN IPAK 2012-2019


w
//w

IPAK mengukur budaya zero tolerance terhadap korupsi skala kecil


s:
tp
ht

4,00
4
3,9 target
RPJMN 2019
3,8
3,71 3,7
3,7
3,63 3,61 3,66
3,6 3,59
3,55
3,5
2012 2013 2014 2015 2017 2018 2019
ht
tp
s:
//w
w
w
.b
ps.
go
.id
BAB III Indeks Perilaku Anti Korupsi

3.1. Perkembangan Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK), 2012-2019

IPAK Cenderung Berfluktuasi

Tingkat korupsi skala kecil selama setahun terakhir dapat dilihat melalui
analisis tren Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 dan 2019. Indeks Perilaku
Anti Korupsi Indonesia tahun 2019 sebesar 3,70 pada skala 0 sampai 5. Angka ini
mengalami kenaikan sebesar 0,04 poin dibandingkan capaian tahun 2018 sebesar
3,66. Nilai indeks semakin mendekati 5 menunjukkan bahwa masyarakat berperilaku
semakin anti korupsi, sebaliknya nilai IPAK yang semakin mendekati 0 menunjukkan
bahwa masyarakat berperilaku semakin permisif terhadap korupsi.

Meskipun adanya kenaikan, capaian yang diperoleh pada tahun 2019 masih
cukup jauh dari target. Pada tahun 2019, IPAK Indonesia ditargetkan berada pada skor

id
4,00. Hal ini menunjukkan bahwa masih diperlukan banyaknya perbaikan baik dari

.
go
sisi masyarakat maupun lembaga pemerintahan, khususnya dalam hal pengetahuan
mengenai anti korupsi.
s.
p
.b

Target RPJMN; 4,00


w
w
//w
s:

3,71 3,70
tp

3,66
3,63
ht

3,61
3,59
3,55

2012 2013 2014 2015 2017 2018 2019 Target RPJMN


Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS

Gambar 3.1. Perkembangan Indeks Perilaku Anti Korupsi 2012-2019.

Jika dilihat perkembangannya, IPAK cenderung mengalami fluktuasi dari


tahun 2012 sampai tahun 2019 (Gambar 3.1). Pada tahun 2012, IPAK sebesar 3,55
dan meningkat di tahun 2013 menjadi 3,63. Akan tetapi, IPAK terus turun hingga
tahun 2015 dan mencapai skor 3,59. IPAK kembali meningkat di tahun 2017 menjadi
3,71. Meskipun pada tahun 2018 IPAK mengalami penurunan (3,66), tetapi pada
tahun 2019 kembali mengalami peningkatan menjadi 3,70.

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 19


BAB III Indeks Perilaku Anti Korupsi

Kejahatan korupsi hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang memiliki


akses terhadap kekuasaan negara, pengelolaan kekayaan negara, dan semacamnya.
Aktor korupsi juga bisa dilakukan oleh pihak luar yang berkolusi dengan penguasa
kekuasaan tersebut. Dalam pengertian ini, korupsi juga bisa melibatkan adanya
kejadian penyuapan dan pemerasan.

Oleh karena itu, bagian selanjutnya akan menyajikan analisis IPAK berdasarkan
dua persepsi. Pertama, IPAK akan dianalisis dari sisi persepsi masyarakat. Kedua,
IPAK akan dianalisis dari sisi pengalaman masyarakat ketika menggunakan atau
berinteraksi dengan layanan publik dan pengalaman lainnya.

Indeks Persepsi Tahun 2019 Mengalami Penurunan, Sementara Indeks


Pengalaman Cenderung Berfluktuasi

id
IPAK disusun berdasarkan dua dimensi, yaitu dimensi persepsi dan

.
go
pengalaman. Dimensi persepsi berupa penilaian/pendapat masyarakat terhadap
s.
beberapa kebiasaan/perilaku anti korupsi di masyarakat. Sementara itu, dimensi
p
pengalaman berupa pengalaman anti korupsi yang terjadi di masyarakat.
.b

3,86
w

3,81 3,80
w
//w

3,73
3,71
3,66 3,71 3,66 3,70
s:

3,65
tp

3,58 3,63
3,61
ht

3,55 3,58 3,59 3,60 3,57


3,54
3,49

3,39

IPAK Persepsi Pengalaman


Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS

Gambar 3.2. Indeks Perilaku Anti Korupsi Menurut Dimensi, 2012-2019.

Dari Gambar 3.2 terlihat adanya peningkatan indeks persepsi dari tahun
2012 hingga tahun 2018. Namun, pada tahun 2019 menunjukkan adanya penurunan
sebesar 0,06 poin menjadi 3,80 pada indeks persepsi masyarakat mengenai perilaku
anti korupsi. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2019, sikap masyarakat
cenderung lebih permisif terhadap perilaku korupsi dibandingkan dengan tahun
2018. Jika dilihat dari perkembangan indeks persepsi masyarakat, indeks persepsi

20 INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019


BAB III Indeks Perilaku Anti Korupsi

masyarakat pada tahun 2012 hanya sebesar 3,54 dan berada di bawah pencapaian
indeks pengalaman dan skor IPAK secara umum. Namun, secara perlahan tetapi
kontinu, indeks persepsi terus meningkat dan melebihi indeks pengalaman dan skor
IPAK secara umum. Puncaknya, pada tahun 2018, diperoleh hasil indeks persepsi
sebesar 3,86. Namun, pada tahun 2019 hasil indeks persepsi mengalami penurunan
menjadi 3,80.

Sebaliknya, pada indeks pengalaman terjadi fluktuasi dari tahun 2012 hingga
2019. Pada tahun 2013, indeks pengalaman mencapai skor 3,58; skor ini terus turun
hingga pada tahun 2015 mencapai titik terendah, yaitu 3,39. Indeks pengalaman
akhirnya mengalami peningkatan pada tahun 2017, yaitu sebesar 3,60; tetapi
mengalami penurunan kembali pada tahun 2018 menjadi 3,57; hingga pada tahun
2019 mencapai momen tertinggi, yaitu sebesar 3,65. Selain adanya fluktuasi, mulai

id
tahun 2013 posisi indeks pengalaman selalu lebih rendah dibanding indeks persepsi.

.
go
3.2. Perkembangan IPAK Menurut Wilayah s.
p
Masyarakat Perkotaan Lebih Anti Korupsi Dibanding Masyarakat Pedesaan
.b
w

Wilayah diduga mempengaruhi perilaku anti korupsi masyarakat. Masyarakat


w

perkotaan cenderung lebih banyak dan lebih mudah memperoleh informasi terkait
//w

sosialisasi korupsi. Kondisi ini diduga memberikan pengaruh pada persepsi masyarakat
s:

terhadap korupsi. Hal inilah yang pada akhirnya bisa menyebabkan skor IPAK antara
tp

masyarakat perkotaan dan perdesaan berbeda.


ht

3,86

3,80 3,81

3,71 3,71 3,71


3,66

3,55
3,51 3,50 3,49
3,46 3,46 3,47

2012 2013 2014 2015 2017 2018 2019


Perkotaan Perdesaan

Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS

Gambar 3.3. Indeks Perilaku Anti Korupsi Menurut Wilayah, 2012-2019.

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 21


BAB III Indeks Perilaku Anti Korupsi

Bila dilihat menurut wilayah, terdapat perbedaan yang cukup signifikan


mengenai IPAK yang dihasilkan. Hasil SPAK 2019 menunjukkan bahwa masyarakat
di daerah perkotaan lebih anti terhadap korupsi dibandingkan masyarakat di daerah
perdesaan. Hal ini terlihat dari hasil IPAK masyarakat perkotaan yang selalu lebih
tinggi dibanding IPAK masyarakat perdesaan. IPAK masyarakat perkotaan selalu di
atas 3,60; sebaliknya IPAK masyarakat perdesaan selalu di bawah kisaran 3,60. Pola
ini terjadi dari tahun 2012 hingga tahun 2019. Pada tahun 2019, IPAK masyarakat
perkotaan mengalami kenaikan dibandingkan indeks tahun lalu menjadi 3,86.
Sementara IPAK masyarakat perdesaan mengalami peningkatan dari tahun 2018,
yaitu sebesar 3,47 menjadi 3,49 pada tahun 2019.

3.3. Perkembangan IPAK Menurut Kelompok Umur

id
Penduduk Berumur Tua Paling Permisif Dibanding Kelompok Umur Lainnya

.
go
Perbedaan umur berkaitan dengan perbedaan pola persepsi seseorang
s.
terhadap sesuatu. Selain itu, masyarakat pada kelompok umur yang berbeda juga
p
cenderung memiliki perilaku yang berbeda terkait akses terhadap pelayanan publik.
.b

Kondisi ini yang akhirnya mempengaruhi perbedaan skor IPAK antar kelompok umur.
w
w
//w

3,74 3,74

3,70
s:

3,71
tp

3,65
3,64 3,62
3,66
ht

3,65
3,63 3,63
3,58
3,62
3,59
3,57 3,56
3,55 3,54

3,49

3,45

< 40 40-59 > = 60

Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS

Gambar 3.4. Indeks Perilaku Anti Korupsi Menurut Kelompok Umur, 2012-2019

22 INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019


BAB III Indeks Perilaku Anti Korupsi

Dari tahun 2012 hingga tahun 2018, penduduk berumur 60 tahun atau lebih
paling permisif dibanding kelompok umur lainnya. Hal ini terlihat dari nilai IPAK pada
kelompok umur ini yang paling rendah dibandingkan kelompok umur lainnya. Namun,
pada tahun 2019 penduduk berumur 60 tahun ke atas memiliki nilai indeks yang sama
dengan penduduk berumur di bawah 40 tahun, yaitu sebesar 3,66. Sementara itu,
kelompok umur 40-59 tahun memiliki nilai IPAK paling tinggi dibandingkan dengan
kelompok umur lainnya, yaitu sebesar 3,73.

Hasil pada Gambar 3.4 menunjukkan perlunya menanamkan nilai dan budaya
anti korupsi sejak usia dini. Hal ini penting dilakukan mengingat anak merupakan
penerus estafet kepemimpinan bangsa. Seperti yang dikemukakan oleh Bonger
dalam Sulastri (2004) yang menyatakan bahwa ‘mencegah kejahatan adalah lebih
baik daripada mencoba mendidik penjahat menjadi orang baik kembali’.

. id
3.4. Perkembangan IPAK Menurut Tingkat Pendidikan

go
s.
Semakin Tinggi Pendidikan Masyarakat Cenderung Semakin Anti Korupsi
p
.b

Dunia pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam pencegahan


w

dan pemberantasan tindak pidana korupsi. Kegagalan pemberantasan korupsi bisa


w

dikatakan sebagai kegagalan dunia pendidikan, khususnya pendidikan tinggi ilmu


//w

hukum. Menurut Ridwan (2012), penegakan hukum terdiri dari tiga sub sistem, yaitu
s:

substansi hukum, struktur hukum, dan kultur hukum.


tp

Kultur hukum termasuk pendidikan dapat membentuk karakter seseorang.


ht

Melalui kultur hukum diharapkan seseorang memiliki pola pikir dan pemahaman yang
benar mengenai tindak kejahatan korupsi. Perbedaan pola pikir dan pemahaman
inilah yang pada akhirnya membedakan perilaku anti korupsi antartingkat pendidikan.
Oleh karena itu, perlu untuk melihat Indeks Perilaku Anti Korupsi berdasarkan tingkat
pendidikan.

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 23


BAB III Indeks Perilaku Anti Korupsi

4,09
4,05
4,01 4,02
4,00
3,94 3,94
3,99
3,94 3,94

3,85
3,82
3,80
3,78

3,58 3,57
3,55
3,52 3,53
3,49
3,47

SMP ke bawah SLTA di Atas SLTA

Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS

Gambar 3.5. Indeks Perilaku Anti Korupsi Menurut Tingkat Pendidikan, 2012-2019

. id
go
Hasil pada Gambar 3.5 konsisten dengan pernyatan sebelumnya. Semakin
tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin tinggi IPAK yang dimiliki. Terlihat
s.
p
bahwa dari tahun 2012 hingga tahun 2019, IPAK masyarakat yang berpendidikan di
.b

atas SLTA paling tinggi dibanding kelompok dengan tingkat pendidikan yang lainnya.
w

Di sisi lain, masyarakat dengan tingkat pendidikan di bawah SLTA memiliki IPAK
w
//w

paling rendah. Pada tahun 2019, IPAK masyarakat dengan tingkat pendidikan di
bawah SLTA, SLTA, dan di atas SLTA, berturut-turut adalah 3,57; 3,94; dan 4,05.
s:
tp

3.5. IPAK Menurut Dimensi dan Sub Dimensi


ht

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa IPAK terdiri dari dua dimensi, yaitu
dimensi persepsi dan dimensi pengalaman. Setiap dimensi IPAK memiliki sub dimensi.
Sub dimensi tersebut digunakan untuk membangun indeks dimensi.

Dimensi persepsi disusun dari tiga sub dimensi, yaitu sub dimensi keluarga,
komunitas, dan publik. Sementara itu, dimensi pengalaman terdiri dari dua sub
dimensi, yaitu sub dimensi pengalaman mengakses layanan publik dan pengalaman
lainnya. Indeks pada setiap sub dimensi juga dihitung. Secara lengkap, hasil indeks
2019 menurut sub dimensi dan wilayah pada dimensi persepsi disajikan pada Tabel
3.1.

Menurut Nugraheni (2016), terdapat tiga aspek penting dalam menanamkan


sikap anti korupsi, yaitu keluarga, masyarakat/lingkungan sekitar, dan sekolah. Peran
ketiganya sangat besar dalam membentuk kepribadian anak. Baik dan buruknya

24 INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019


BAB III Indeks Perilaku Anti Korupsi

tindakan mereka sebagian besar bahkan boleh dikatakan hampir pasti dipengaruhi
oleh tiga aspek tersebut. Jika ketiga aspek itu baik, anak juga akan tumbuh dan
berkembang menjadi baik, begitu pula sebaliknya.

Tabel 3.1
Indeks Perilaku Anti Korupsi Menurut Sub Dimensi pada Dimensi
Persepsi, 2019
Perkotaan
Dimensi/Sub Dimensi Perkotaan Perdesaan +
Perdesaan
(1) (2) (3) (4)
Indeks Keluarga 4,19 4,01 4,11
Indeks Komunitas 3,38 3,36 3,37

id
Indeks Publik 4,10 3,70 3,92

.
go
Indeks Persepsi 3,91 3,66 3,80
IPAK 3,86 s. 3,49 3,70
p
Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS
.b
w

Hasil SPAK 2019 menunjukkan bahwa indeks keluarga memiliki skor terting-
w

gi dibanding sub dimensi yang lain dalam dimensi persepsi. Pola ini terjadi baik di
//w

perkotaan maupun perdesaan. Skor tersebut masing-masing yaitu 4,19 (perkotaan);


s:

4,01 (perdesaan); dan 4,11 (perkotaan + perdesaan). Menurut wilayah, indeks sub
tp

dimensi pada dimensi persepsi di perkotaan lebih tinggi dibanding indeks di perde-
ht

saan.

Membentuk pribadi anti korupsi harus dilakukan secara terus menerus


dari usia sedini mungkin. Hal ini dapat dimulai dengan memberikan pendidikan di
lingkungan keluarga. Pendidikan dalam keluarga merupakan batu pijakan pertama
yang menentukan perkembangan moral anak. Namun, keberhasilan dalam penerapan
peraturan ini juga bergantung pada peran lingkungan dan dunia pendidikan.

Salah satu penerapan ketaatan terhadap peraturan terlihat dari perilaku


masyarakat ketika berinteraksi dengan pelayanan publik. Dalam implementasinya,
bisa terjadi beberapa bentuk pelanggaran, yaitu pemberian suap ke pejabat publik,
pembayaran biaya di luar biaya resmi, dan lain sebagainya. Secara lengkap, hasil
SPAK 2019 menurut sub dimensi dan wilayah pada dimensi pengalaman disajikan

pada Tabel 3.2.

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 25


BAB III Indeks Perilaku Anti Korupsi

Tabel 3.2
Indeks Perilaku Anti Korupsi Menurut Sub Dimensi pada Dimensi
Pengalaman, 2019
Perkotaan
Dimensi/Sub Dimensi Perkotaan Perdesaan +
Perdesaan
(1) (2) (3) (4)
Indeks Pengalaman Publik 4,03 3,47 3,78
Indeks Pengalaman Lainnya 3,24 3,26 3,25
Indeks Pengalaman 3,84 3,42 3,65
IPAK 3,86 3,49 3,70

Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS

id
Hasil SPAK 2019 menunjukkan bahwa indeks pengalaman publik memiliki

.
go
skor tertinggi sebagai penyusun dimensi pengalaman. Hal ini terlihat baik di perkotaan
s.
maupun perdesaan. Pada dimensi pengalaman, terjadi pola yang berbeda dengan
p
dimensi persepsi. Pada dimensi pengalaman, indeks pengalaman publik di perkotaan
.b

lebih tinggi dibanding di perdesaan. Skor tersebut masing-masing yaitu 4,03


w
w

(perkotaan); 3,47 (perdesaan); dan 3,78 (perkotaan + perdesaan). Sementara itu,


//w

indeks pengalaman lainnya di perkotaan relatif lebih rendah dibanding di perdesaan.


s:

Skor tersebut masing-masing adalah 3,24 (perkotaan); 3,26 (perdesaan); dan 3,25
tp

(perkotaan + perdesaan).
ht

Hasil di atas menunjukkan bahwa masih tingginya peluang terjadinya


pelanggaran ketika masyarakat mengakses layanan publik. Pelanggaran terjadi
karena adanya ketidaksesuaian antara permintaan dan pelayanan yang diberikan.
Aspek kemudahan dan kecepatan dalam layanan publik menjadi tuntutan masyarakat.
Keterbukaan informasi juga merupakan hak masyarakat yang harus dipenuhi oleh
Pemerintah. Tetapi pada praktiknya, masyarakat masih belum merasakan manfaatnya
secara optimal.

Upaya pencegahan diharapkan menjadi langkah yang tepat. Permasalahan


utama dalam lingkup pelayanan publik diduga terjadi karena belum tuntasnya
reformasi birokrasi, terutama dalam hal business process dan sumber daya manusia.
Beberapa masalah lain adalah belum memadainya mekanisme pemberian reward and
punishment bagi pelayan publik, minimnya integritas, sistem karir dan penggajian
yang belum sepenuhnya berbasis kinerja, serta belum tersusunnya manajemen

26 INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019


BAB III Indeks Perilaku Anti Korupsi

kinerja dan standar pelayanan minimal. Masalah tersebut tidak dapat dijadikan
sebagai pembenaran, namun merupakan realita dalam pemberian layanan publik
yang masih bisa dicegah, dibenahi, dan dicarikan jalan keluarnya.

Seperti dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa indeks persepsi lebih tinggi
dibanding indeks pengalaman. Hasil ini juga konsisten jika dirinci menurut wilayah.
Hal ini menujukkan bahwa semakin baiknya persepsi seseorang terhadap perilaku
korupsi tidak selalu diterapkan dalam perilaku atau pengalamannya. Terjadinya
fenomena ini diduga terjadi karena nilai-nilai yang dipahami hanya sebatas nilai-nilai
normatif, sehingga tidak mampu membentuk pribadi seseorang menjadi tangguh dan

anti korupsi. Secara lengkap, hasil ini disajikan pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3

id
Indeks Perilaku Anti Korupsi Menurut Dimensi, 2019

.
Perkotaan

go
Dimensi/Sub Dimensi Perkotaan Perdesaan
s. +
Perdesaan
p
.b

(1) (2) (3) (4)


w

Indeks Persepsi 3,91 3,66 3,80


w

Indeks Pengalaman 3,84 3,42 3,65


//w

IPAK 3,86 3,49 3,70


s:

Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS


tp

Dari Tabel 3.3 terlihat bahwa perbedaan antara indeks perkotaan dan indeks
ht

perdesaan cukup besar. Secara komposit, hasil IPAK 2019 menunjukkan bahwa
indeks di perkotaan cukup berbeda dengan indeks di perdesaan (3,86 banding 3,49).

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 27


ht
tp
s:
//w
w
w
.b
ps.
go
.id
4
INDIKATOR TUNGGAL
SPAK 2019

. id
go
p s.
.b
w
w
//w

PERSENTASE SIKAP PELANGGAR LALU LINTAS


s:

YANG MEMBERI UANG DAMAI KEPADA POLISI


tp

64,46 64,80
ht

18,54 18,42 16,70 16,43

0,30 0,35

SANGAT WAJAR WAJAR KURANG WAJAR TIDAK WAJAR

2018 2019
ht
tp
s:
//w
w
w
.b
ps.
go
.id
BAB IV Indikator Tunggal SPAK 2019

4.1. Persepsi terhadap Kebiasaan di Masyarakat


SPAK menanyakan pendapat atau persepsi responden terhadap beberapa
kebiasaan yang terjadi di masyarakat yang diduga merupakan tindakan korupsi.
Pendapat seseorang diyakini merupakan refleksi dari perilaku sehari-hari. Artinya,
semakin permisif pendapat masyarakat terhadap perilaku korupsi dapat diduga
menggambarkan perilaku anti korupsi individu yang semakin rendah, dan sebaliknya.
Persepsi seseorang terhadap kebiasaan yang diduga merupakan tindakan korupsi ini
dibagi dalam tiga lingkup, yaitu lingkup keluarga, komunitas, dan publik.

4.1.1. Perilaku di Lingkup Keluarga

Keluarga adalah level yang sangat penting dalam kehidupan sosial setiap
individu. Keluarga diyakini sebagai komponen penting dalam menanamkan nilai-nilai

id
sebagai bagian dari proses sosialisasi anti korupsi. Dalam SPAK 2019, persepsi di

.
lingkup keluarga terdiri dari lima pertanyaan, yaitu:

go
1. Sikap istri yang menerima uang tambahan dari suami di luar penghasilan
s.
tanpa mempertanyakan asal usul uang tersebut;
p
.b

2. Sikap seorang pegawai negeri yang menggunakan kendaraan dinas untuk


w

keperluan keluarga;
w

3. Sikap orang tua yang mengajak anaknya dalam kampanye pilkada/pemilu


//w

demi mendapatkan uang lebih banyak;


s:

4. Sikap seseorang yang mengetahui saudaranya mengambil uang tanpa izin


tp

tetapi tidak melaporkan kepada orang tuanya; dan


ht

5. Sikap seseorang yang menggunakan barang milik anggota keluarga lain


tanpa meminta izin.

Masyarakat Semakin Permisif terhadap Korupsi di Lingkup Keluarga

Dibandingkan tahun 2018, hasil SPAK 2019 menunjukkan terjadinya


penurunan persentase masyarakat yang menganggap sikap istri yang menerima
uang tambahan dari suami di luar penghasilan tanpa mempertanyakan asal usul uang
tersebut merupakan hal yang tidak wajar, yaitu dari 53,75 persen (2018) menjadi
50,44 persen (2019). Penurunan persentase ini menunjukkan masyarakat makin
permisif terhadap sikap istri tersebut. Hal ini diperkuat dengan adanya peningkatan
persepsi masyarakat yang menganggap sikap tersebut wajar (24,51 persen) dan
sangat wajar (1,06 persen) (Gambar 4.1).

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 31


BAB IV Indikator Tunggal SPAK 2019

53,75%
50,44%

24,51% 23,73% 24,00%


21,74%

0,78% 1,06%

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS 2018 2019

Gambar 4.1. Persentase Sikap Istri yang Menerima Uang Tambahan dari Suami
di Luar Penghasilan Tanpa Mempertanyakan Asal Usul Uang Tersebut, 2018-2019

id
Hasil SPAK 2019 menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat menganggap

.
sikap seorang pegawai negeri yang menggunakan kendaraan dinas untuk keperluan

go
keluarga merupakan hal yang tidak wajar (55,16 persen) dan kurang wajar (22,32s.
persen). Hanya 22,12 persen masyarakat yang menganggap wajar dan 0,40 persen
p
.b

menganggap sangat wajar (Gambar 4.2). Bila dilihat perkembangannya, terjadi


w

peningkatan persepsi masyarakat yang menganggap wajar dan sangat wajar pada
w

tahun 2019 dibanding 2018. Persentase masyarakat yang menganggap wajar pada
//w

tahun 2018 sebesar 20,55 persen meningkat menjadi 22,12 persen pada tahun 2019.
s:

Sedangkan persentase masyarakat yang menganggap sangat wajar pada tahun 2018
tp

sebesar 0,20 persen meningkat menjadi 0,40 persen pada tahun 2019.
ht

56,11% 55,16%

22,12% 23,14% 22,32%


20,55%

0,20% 0,40%

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar


2018 2019
Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS

Gambar 4.2. Persentase Sikap Seorang Pegawai Negeri yang Menggunakan


Kendaraan Dinas untuk Keperluan Keluarga, 2018-2019

32 INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019


BAB IV Indikator Tunggal SPAK 2019

Senada dengan indikator sebelumnya, pada tahun 2019, sikap orang tua yang
mengajak anaknya dalam kampanye pilkada/pemilu demi mendapatkan uang lebih
banyak mayoritas dinilai sebagai sesuatu yang tidak wajar (68,44 persen) dan kurang
wajar (18,68 persen). Sementara itu, persentase yang menganggap hal tersebut
sebagai sesuatu yang wajar atau sangat wajar mengalami peningkatan dibandingkan
tahun 2018, meskipun persentasenya hanya kurang dari 13,00 persen (tahun 2018
dan 2019).
67,44% 68,44%

id
19,95%
18,68%

12,35% 12,54%

.
go
0,26% 0,34%
s.
Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar
p
2018 2019
.b

Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS


w

Gambar 4.3. Persentase Sikap Orang Tua yang Mengajak Anaknya dalam Kampa-
w

nye Pilkada/Pemilu demi Mendapatkan Uang Lebih Banyak, 2018-2019


//w

Variabel ke empat di dalam lingkup keluarga adalah persentase sikap


s:
tp

seseorang yang mengetahui saudaranya mengambil uang milik anggota keluarga


ht

tanpa izin tetapi tidak melaporkan kepada orang tuanya. Pada tahun 2019, sebanyak
80,98 persen dan 16,26 persen masyarakat menganggap tidak wajar dan kurang
wajar terhadap sikap tersebut. Sementara itu, masyarakat yang menganggap hal ini
sebagai hal yang wajar dan sangat wajar, masing-masing sebesar 2,62 persen dan
0,14 persen. Persentase masyarakat yang menganggap wajar dan sangat wajar pada
tahun 2019 mengalami peningkatan dibanding tahun 2018.

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 33


BAB IV Indikator Tunggal SPAK 2019

80,70% 80,98%

16,89% 16,26%

2,30% 2,62%
0,11% 0,14%

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar


2018 2019
Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS

Gambar 4.4. Persentase Sikap Seseorang yang Mengetahui Saudaranya Mengambil


Uang Milik Anggota Keluarga Tanpa Izin tetapi Tidak Melaporkan Kepada Orang

id
Tuanya, 2018-2019

.
go
Pola serupa terjadi pada variabel sikap seseorang yang menggunakan barang
s.
milik anggota rumah tangga lain tanpa izin. Pada tahun 2019, sebanyak 76,31 persen
p
dan 18,53 persen masyarakat menganggap tidak wajar dan kurang wajar terhadap
.b

sikap seseorang yang menggunakan barang milik anggota keluarga lain tanpa izin.
w

Sementara itu, masyarakat yang menganggap hal ini sebagai hal yang wajar dan
w
//w

sangat wajar, masing-masing sebesar 5,05 persen dan 0,10 persen. Angka masyarakat
yang menganggap hal tersebut wajar dan sangat wajar lebih tinggi dibanding tahun
s:

2018.
tp
ht

75,72% 76,31%

19,82% 18,53%

4,39% 5,05%
0,07% 0,10%

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar


2018 2019

Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS

Gambar 4.5. Persentase Sikap Seseorang yang Menggunakan Barang Milik Anggo-
ta Keluarga Lain Tanpa Meminta Izin, 2018-2019

34 INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019


BAB IV Indikator Tunggal SPAK 2019

4.1.2. Perilaku di Lingkup Komunitas

Perilaku korupsi sepertinya menemukan jalannya sendiri. Hal ini terlihat dari
makin suburnya praktik korupsi. Salah satu hal yang diduga menjadi penyebabnya
adalah adanya warisan birokrasi masa lalu yang lebih mengedepankan relasi
patrimonalistik. Wajah birokrasi warisan masa lalu ini, salah satunya adalah adanya
pemberian kewajiban kepada pejabat publik di lingkup komunitas untuk mendapatkan
layanan, misalnya ketua RT, RW, Kades/Lurah, atau tokoh masyarakat lainnya.
Di dalam SPAK 2019, beberapa perilaku di lingkup komunitas yang dinilai
merupakan indikasi terjadinya korupsi adalah:
1. Sikap memberi uang/barang kepada ketua RT/RW/Kades/Lurah ketika suatu
keluarga melaksanakan hajatan (pernikahan, khitanan, kematian, dsb);
2. Sikap memberi uang/barang kepada ketua RT/RW/Kades/Lurah ketika menjelang

id
hari raya keagamaan;

.
go
3. Sikap memberi uang/barang kepada tokoh masyarakat lainnya ketika suatu
s.
keluarga melaksanakan hajatan (pernikahan, khitanan, kematian, dsb); dan
p
4. Sikap memberi uang/barang kepada tokoh masyarakat lainnya ketika menjelang
.b

hari raya keagamaan.


w
w

Masyarakat Semakin Permisif terhadap Korupsi di Lingkup Komunitas


//w

Terdapat dua kelompok kegiatan dalam lingkup komunitas yang dinilai, yaitu:
s:
tp

a) hajatan dan b) kegiatan keagamaan. Dari masing-masing kegiatan tersebut, ingin


ht

dilihat bagaimana persepsi masyarakat terhadap sikap memberi uang/barang kepada


ketua RT/RW/Kades/ Lurah dan tokoh masyarakat lainnya.
42,39%
40,33% 39,70% 41,24%

17,39% 16,68%

1,04% 1,24%

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar


2018 2019

Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS

Gambar 4.6. Persentase Sikap Memberi Uang/Barang Kepada Ketua RT/RW/


Kades/Lurah Ketika Suatu Keluarga Melaksanakan Hajatan, 2018-2019

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 35


BAB IV Indikator Tunggal SPAK 2019

Dari hasil SPAK 2019, satu-satunya perilaku yang menunjukkan adanya


peningkatan anti permisifitas dari masyarakat adalah sikap memberi uang/barang
kepada ketua RT/RW/Kades/Lurah ketika suatu keluarga melaksanakan hajatan. Hal
ini terlihat dari meningkatnya persentase persepsi tidak wajar terhadap kebiasaan
tersebut, di mana pada tahun 2018 sebesar 41,24 persen naik menjadi 42,39 persen
pada tahun 2019. Di sisi lain, persentase persepsi wajar terhadap kebiasaan tersebut
mengalami penurunan, di mana pada tahun 2018 sebesar 40,33 persen (2018)
menjadi 39,70 persen (2019).

Kebiasaan kedua dalam kegiatan hajatan adalah sikap memberi uang/barang


kepada tokoh masyarakat lainnya. Berbeda dengan sikap memberi uang/barang
kepada ketua RT/RW/Kades/Lurah ketika suatu keluarga melaksanakan hajatan,
persentase masyarakat yang menilai kebiasaan memberi uang/barang kepada tokoh

id
masyarakat lainnya sebagai hal yang wajar dan sangat wajar mengalami peningkatan.

.
go
Pada tahun 2019, masyarakat yang menilai wajar dan sangat wajar, masing-masing
s.
sebesar 46,21 persen dan 1,61 persen. Kedua nilai ini lebih tinggi dibanding tahun
p
2018, di mana persentase masing-masing sebesar 45,30 persen dan 1,18 persen
.b

(Gambar 4.7). Hal ini menunjukkan adanya peningkatan permisifitas masyarakat


w
w

terhadap korupsi.
//w

45,30% 46,21%
s:

36,40% 37,21%
tp
ht

17,12%
14,97%

1,18% 1,61%

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar


2018 2019

Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS

Gambar 4.7. Persentase Sikap Memberi Uang/Barang Kepada Tokoh Masyarakat


Lainnya Ketika Suatu Keluarga Melaksanakan Hajatan, 2018-2019

36 INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019


BAB IV Indikator Tunggal SPAK 2019

Selain hajatan, sering ditemui adanya pemberian uang/barang kepada


ketua RT/RW/Kades/Lurah dan tokoh masyarakat lainnya ketika menjelang hari
raya keagamaan. Hasil SPAK 2019 menunjukkan bahwa persentase masyarakat
yang menganggap sikap memberi uang/barang kepada ketua RT/RW/Kades/Lurah
ketika menjelang hari raya keagamaan sebagai sesuatu yang tidak wajar lebih tinggi
dibanding kategori lainnya, yaitu dengan persentase sebesar 51,04 persen. Akan
tetapi, persentase masyarakat yang menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang
wajar juga mengalami peningkatan (29,62 persen).
50,17% 51,04%

28,56% 29,62%

id
20,51%
18,73%

.
go
0,76% 0,61%
p s.
.b

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar


2018 2019
w

Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS


w

Gambar 4.8. Persentase Sikap Memberi Uang/Barang Kepada Ketua RT/RW/


//w

Kades/Lurah Ketika Menjelang Hari Raya Keagamaan, 2018-2019


s:
tp

Kebiasaan di lingkup komunitas yang juga dinilai adalah sikap memberi uang/
ht

barang kepada tokoh masyarakat lainnya ketika menjelang hari raya keagamaan.
Pada Gambar 4.9 terlihat bahwa dibandingkan tahun 2018, pada tahun 2019 terdapat
peningkatan persentase persepsi tidak wajar, yaitu dari 41,52 persen menjadi 42,19
persen. Namun, hal tersebut juga diikuti oleh peningkatan persentase persepsi wajar
di mana peningkatannya lebih besar, yaitu 38,64 pada tahun 2018 menjadi 39,76
persen pada tahun 2019.

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 37


BAB IV Indikator Tunggal SPAK 2019

41,52% 42,19%
38,64% 39,76%

18,54%
16,89%

1,30% 1,16%

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar


2018 2019

Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS

Gambar 4.9. Persentase Sikap Memberi Uang/Barang Kepada Tokoh Masyarakat


Lainnya Ketika Menjelang Hari Raya Keagamaan, 2018-2019

id
4.1.3. Perilaku di Lingkup Publik

.
go
Aspek lain terkait persepsi masyarakat terhadap perilaku korupsi adalah s.
persepsi di lingkup publik. Oleh karena itu, persepsi masyarakat terhadap beberapa
p
.b

kebiasaan di tingkat publik juga penting untuk diukur.


w

Pada tingkat publik, terdapat sebelas variabel yang ditanyakan di dalam


w

SPAK 2019, yaitu:


//w

1. Demi menjaga hubungan kekeluargaan dan pertemanan, seseorang menjamin


s:

keluarga/saudara/teman agar diterima menjadi pegawai negeri/swasta;


tp

2. Memberi uang/barang/fasilitas dalam proses penerimaan menjadi pegawai


ht

negeri/swasta;
3. Memberi uang/barang/fasilitas kepada petugas untuk mempercepat urusan
administrasi kependudukan (KTP, KK, SKTM, dan lain-lain);
4. Memberi uang/barang/fasilitas kepada polisi untuk mempercepat pengurusan
SIM, STNK, SKCK, dan lain-lain;
5. Pelanggar lalu lintas yang memberi uang damai kepada polisi;
6. Petugas KUA meminta uang tambahan untuk transport ke tempat acara akad
nikah;
7. Guru mendapat jaminan (jatah) anaknya diterima masuk ke sekolah tempat dia
mengajar;
8. Guru meminta uang/barang/fasilitas dari orang tua murid ketika kenaikan kelas/
penerimaan rapor;
9. Memberi uang/barang/fasilitas kepada pihak sekolah agar anaknya dapat diterima
di sekolah;

38 INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019


BAB IV Indikator Tunggal SPAK 2019

10. Membagikan uang/barang/fasilitas ke calon pemilih pada Pilkades/Pilkada/


Pemilu; dan
11. Mengharapkan pembagian uang/barang/fasilitas pada Pilkades/Pilkada.

Masyarakat Semakin Permisif terhadap Korupsi di Lingkup Publik

Salah satu akar budaya perilaku korupsi adalah sangat kentalnya budaya
mementingkan keluarga dibandingkan kelompok lain. Hal ini juga merupakan
refleksi dari masih kentalnya budaya patrimonial atau paternalistik dalam birokrasi di
Indonesia. Dalam sistem ini ada kecenderungan untuk menjadikan sistem kekerabatan
sebagai bagian yang harus menerima keuntungan dari kekuasaan yang dimilikinya
(Santoso, 2014).

Hasil SPAK 2019 menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat menganggap

id
sikap demi menjaga hubungan kekeluargaan dan pertemanan, seseorang menjamin

.
go
keluarga/saudara/teman agar diterima menjadi pegawai negeri/swasta merupakan
s.
hal yang tidak wajar dengan persentase sebesar 52,01 persen. Nilai ini lebih tinggi
p
dibanding tahun 2018 (50,03 persen). Hal ini menunjukkan adanya peningkatan anti
.b

korupsi pada masyarakat. Namun, peningkatan persentase yang menganggap hal


w
w

tersebut sangat wajar (0,94 pada tahun 2018 menjadi 1,12 pada tahun 2019) juga
//w

perlu untuk mendapat perhatian.


s:

41,52% 42,19%
38,64% 39,76%
tp
ht

18,54%
16,89%

1,30% 1,16%

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar


2018 2019

Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS

Gambar 4.10. Persentase Pendapat Sikap Demi Menjaga Hubungan Kekeluargaan


dan Pertemanan, Seseorang Menjamin Keluarga/ Saudara/Teman agar Diterima
Menjadi Pegawai Negeri/Swasta, 2018-2019

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 39


BAB IV Indikator Tunggal SPAK 2019

Sebagian besar masyarakat juga menganggap bahwa kebiasaan memberi


uang/barang/fasilitas dalam proses penerimaan menjadi pegawai negeri/swasta
merupakan sesuatu yang tidak wajar dengan persentase sebesar 52,01 persen.
Persentase ini mengalami penurunan yang cukup signifikan dibandingkan dengan
tahun 2018, yaitu sebesar 23,89 persen. Sedangkan untuk persentase persepsi
masyarakat yang menganggap hal tersebut wajar mengalami peningkatan sebesar
18,39 persen.
75,90%

52,01%

28,82%

id
18,05%

.
13,48%

go
10,43%

0,19% 1,12% s.
p
Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar
.b

2018 2019
Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS
w

Gambar 4.11. Persentase Sikap Memberi Uang/Barang/Fasilitas dalam Proses


w
//w

Penerimaan Menjadi Pegawai Negeri/Swasta, 2018-2019


s:

Salah satu kebiasaan yang berlaku umum di dalam masyarakat adalah


tp

pemberian tanda terima kasih atas jasa yang telah diberikan. Hal ini juga terjadi
ht

pada layanan publik yang diterima oleh masyarakat. Terlihat pada Gambar 4.12,
masih terdapat 30,89 persen dan 0,76 persen masyarakat yang menganggap
sikap memberi uang/barang/fasilitas kepada petugas untuk mempercepat urusan
administrasi kependudukan (KTP, KK, SKTM, dan lain-lain) sebagai hal yang wajar
dan sangat wajar. Persentase tersebut meningkat dibandingkan tahun 2018.

40 INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019


BAB IV Indikator Tunggal SPAK 2019

51,60% 50,66%

29,67% 30,89%

18,07% 17,68%

0,66% 0,76%

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar


2018 2019
Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS

Gambar 4.12. Persentase Sikap Memberi Uang/Barang/Fasilitas Kepada Petugas


untuk Mempercepat Urusan Administrasi Kependudukan (KTP, KK, SKTM, dan

id
lain-lain), 2018-2019

.
Sama halnya dengan sikap memberi uang/barang/fasilitas kepada petugas
go
p s.
untuk mempercepat urusan administrasi kependudukan (KTP, KK, SKTM, dan lain-
.b

lain), masih ditemukan adanya 26,33 persen dan 0,54 persen masyarakat yang
w

menganggap sikap memberi uang/barang/fasilitas kepada polisi untuk mempercepat


w
//w

pengurusan SIM, STNK, SKCK, dan lain-lain sebagai hal yang wajar dan sangat
wajar (Gambar 4.13). Angka tersebut naik dibandingkan tahun 2018, di mana
s:

persentase wajar dan sangat wajar masing-masing sebesar 24,15 persen dan 0,37
tp

persen. Meskipun demikian, pada tahun 2018 dan 2019, mayoritas masyarakat masih
ht

menganggap hal tersebut sebagai hal yang kurang wajar dan tidak wajar.
58,40%
55,58%

26,33%
24,15%

17,08% 17,54%

0,37% 0,54%

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar


2018 2019
Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS

Gambar 4.13. Persentase Sikap Memberi Uang/Barang/Fasilitas Kepada Polisi


untuk Mempercepat Pengurusan SIM, STNK, SKCK, dan Lain-Lain, 2018-2019

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 41


BAB IV Indikator Tunggal SPAK 2019

Hasil SPAK 2019 juga menunjukkan bahwa masih terdapat 18,42 persen dan
0,35 persen masyarakat yang menganggap sikap pelanggar lalu lintas yang memberi
uang damai kepada polisi sebagai hal yang wajar dan sangat wajar. Meskipun
demikian, persentase yang menganggap hal ini sebagai sesuatu yang tidak wajar
pada tahun 2019 meningkat dibanding tahun 2018, yaitu dari 64,46 persen menjadi
64,80 persen (Gambar 4.14).
64,46% 64,80%

18,54% 18,42%
16,70% 16,43%

. id
go
0,30% 0,35%

Sangat Wajar Wajar


2018
Kurang Wajar
2019
ps.
Tidak Wajar

Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS


.b

Gambar 4.14. Persentase Sikap Pelanggar Lalu Lintas yang Memberi Uang Damai
w

kepada Polisi, 2018-2019


w
//w

Selain pemberian kepada polisi, indikasi terjadinya korupsi juga bisa terjadi
s:

pada kasus petugas KUA yang meminta uang tambahan untuk transpor ke tempat
tp

acara akad nikah. Pada tahun 2019, sebanyak 23,62 persen dan 0,42 persen
ht

masyarakat menganggap sikap tersebut sebagai hal yang wajar dan sangat wajar.
Akan tetapi, perkembangan baik yang terjadi adalah adanya kenaikan persepsi yang
menyatakan kurang wajar pada tahun 2019 (18,87 persen) dibandingkan tahun 2018
(18,50 persen) (Gambar 4.15).

42 INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019


BAB IV Indikator Tunggal SPAK 2019

57,42% 57,09%

23,69% 23,63%
18,50% 18,87%

0,39% 0,42%

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar


2018 2019

Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS

Gambar 4.15. Persentase Pendapat Sikap Petugas KUA Meminta Uang Tambahan

id
untuk Transpor ke Tempat Acara Akad Nikah, 2018-2019

.
go
Hal yang cukup menarik terlihat pada sikap masyarakat mengenai guru yang
s.
mendapat jaminan (jatah) anaknya diterima masuk ke sekolah tempat dia mengajar.
p
Pada tahun 2019, sebanyak 28,94 persen masyarakat menganggap hal ini sebagai
.b

hal yang wajar. Hal ini cukup memprihatinkan karena persentase masyarakat yang
w
w

menganggap hal tersebut tidak wajar mengalami penurunan, di mana persentase


//w

masing-masing adalah 50,70 persen (tahun 2019) banding 52,80 persen (tahun
s:

2018).
tp
ht

52,80%
50,70%

28,94%
27,31%

19,21% 19,64%

0,68% 0,72%

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar


2018 2019

Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS

Gambar 4.16. Persentase Sikap Guru Mendapat Jaminan (Jatah) Anaknya Diterima
Masuk ke Sekolah Tempat Dia Mengajar, 2018-2019

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 43


BAB IV Indikator Tunggal SPAK 2019

Di sisi lain sekitar 9,33 persen dan 0,20 persen masyarakat menganggap
sikap guru yang meminta uang/barang/fasilitas dari orang tua murid ketika kenaikan
kelas/penerimaan rapor sebagai hal yang wajar dan sangat wajar. Sementara itu,
persentase tidak wajar menurun dari 75,50 persen pada tahun 2018 menjadi 74,17
persen pada tahun 2019. Hal ini menunjukkan kurangnya kesadaran masyarakat
bahwa sikap tersebut merupakan salah satu bentuk korupsi yang harus dihindari.
75,50%
74,17%

id
15,60% 16,30%

.
8,64% 9,33%

go
0,26% 0,20%

Sangat Wajar Wajar


s.
Kurang Wajar
p
Tidak Wajar
2018 2019
.b

Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS


w

Gambar 4.17. Persentase Sikap Guru yang Meminta Uang/Barang/Fasilitas dari


w

Orang Tua Murid Ketika Kenaikan Kelas/Penerimaan Rapor, 2018-2019


//w

Pada tahun 2019, sebanyak 8,94 persen dan 0,20 persen masyarakat
s:
tp

menganggap wajar dan sangat wajar terkait kebiasaan sikap memberi uang/barang
ht

kepada pihak sekolah agar anaknya dapat diterima di sekolah. Angka tersebut naik
jika dibandingkan tahun 2018. Meskipun demikian, lebih dari 90 persen menganggap
hal ini sebagai hal yang tidak wajar (tidak wajar dan kurang wajar). Persentase
jawaban tidak wajar dan kurang wajar masing-masing adalah 73,53 persen dan
17,33 persen. Secara lengkap, hal ini disajikan pada Gambar 4.18.

44 INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019


BAB IV Indikator Tunggal SPAK 2019

75,39%
73,53%

15,81% 17,33%

8,61% 8,94%

0,19% 0,20%

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar


2018 2019

Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS

Gambar 4.18. Persentase Sikap Memberi Uang/Barang Kepada Pihak Sekolah agar

id
Anaknya dapat Diterima di Sekolah, 2018-2019

.
go
Hal yang cukup menarik juga terlihat pada fenomena pilkades/pilkada/pemilu.
s.
Pada tahun 2019, sebanyak 20,84 persen dan 0,50 persen masyarakat menganggap
p
sikap membagikan uang/barang/fasilitas ke calon pemilih pada pilkades/pilkada/
.b

pemilu sebagai hal yang wajar dan sangat wajar. Hal tersebut didukung dengan
w
w

turunnya persentase masyarakat yang menganggap sikap tersebut adalah hal yang
//w

tidak wajar, yaitu pada tahun 2019 sebesar 62,26 persen dibanding tahun 2018
sebesar 65,94 persen.
s:
tp

65,94%
62,26%
ht

20,84%
18,42%
14,98% 16,40%

0,66% 0,50%

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar


2018 2019
Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS

Gambar 4.19. Persentase Sikap Membagikan Uang/Barang/Fasilitas ke Calon


Pemilih pada Pilkades/Pilkada/Pemilu, 2018-2019

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 45


BAB IV Indikator Tunggal SPAK 2019

Senada dengan itu, pada tahun 2019 sebanyak 20,17 persen dan 0,72 persen
masyarakat menganggap sikap mengharapkan pembagian uang/barang pada pilkades/
pilkada merupakan hal yang wajar dan sangat wajar. Angka tersebut naik dibanding
tahun 2018 di mana persentase masyarakat yang menganggap sikap tersebut wajar
dan sangat wajar masing-masing sebesar 19,07 persen dan 0,61 persen. Sementara
itu, persentase masyarakat yang menganggap sikap mengharapkan pembagian
uang/barang/fasilitas pada pilkades/pilkada adalah hal kurang wajar dan tidak wajar
masing-masing sebesar 19,08 persen dan 60,03 persen.
61,39%
60,03%

id
19,07% 20,17%

.
18,39% 19,08%

go
0,61% 0,72%
p s.
.b

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar


w

2018 2019
w

Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS


//w

Gambar 4.20. Persentase Sikap Mengharapkan Pembagian Uang/Barang/Fasilitas


pada Pilkades/Pilkada, 2018-2019
s:
tp

4.2. Pengalaman Masyarakat Mengakses Pelayanan Publik


ht

Pengalaman masyarakat dalam SPAK 2019 mencakup pelayanan masyarakat


ketika berhubungan dengan 10 layanan publik dan pengalaman lainnya. Sepuluh
layanan publik tersebut yaitu:
1. Pengurus RT/RW (misalnya dalam mengurus surat pengantar KTP, KK, SKTM,
dll);
2. Petugas Kantor Desa/Kelurahan dan Kecamatan (misalnya dalam mengurus KTP,
KK, SKTM, dll);
3. Petugas polisi dan administrasi (misalnya mengurus SIM, STNK, SKCK, dan
pelaporan kehilangan);
4. Petugas PLN (misalnya dalam mendapatkan pemasangan, layanan gangguan
listrik);
5. Petugas rumah sakit dan puskesmas (misalnya dalam menunggu antrian rawat
jalan dan mendapat kamar rawat inap);

46 INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019


BAB IV Indikator Tunggal SPAK 2019

6. Guru/kepala sekolah (misalnya dalam proses penerimaan masuk sekolah negeri);


7. Petugas lembaga peradilan (misalnya dalam urusan peradilan tilang dan umum);
8. Petugas KUA (misalnya dalam mengurus pernikahan/perceraian);
9. Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (misalnya dalam membuat
akta kelahiran/surat nikah); dan
10. Petugas BPN (misalnya dalam pengurusan sertifikat atau pengukuran/pemetaan
tanah).

4.2.1. Pengalaman Masyarakat Berurusan dengan Pelayanan Publik


Selama Lima Tahun Terakhir

Secara umum, pada tahun 2019, terjadi penurunan persentase kasus


terhadap pelayanan publik yang dilakukan melalui perantara, yaitu dari 19,86 persen

id
(tahun 2018) menjadi 18,36 persen (tahun 2019). Sebaliknya, persentase kasus

.
terhadap layanan publik yang dilakukan secara sendiri mengalami peningkatan dari

go
80,14 persen (tahun 2018) menjadi 81,64 persen (tahun 2019).
s.
p
80,14% 81,64%
.b
w
w
//w
s:

19,86%
tp

18,36%
ht

Sendiri Perantara
2018 2019

Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS

Gambar 4.21. Persentase Pengalaman Masyarakat Berurusan dengan Pelayanan


Publik Selama Lima Tahun Terakhir, 2018-2019

Meningkatnya akses terhadap layanan publik yang dilakukan secara sendiri


ini merupakan suatu indikasi yang baik. Hal tersebut menunjukkan meningkatnya
kesadaran masyarakat untuk tidak menggunakan perantara dalam mengakses
layanan publik karena adanya perantara diduga dapat memberikan potensi adanya
pembayaran biaya melebihi ketentuan. Dan pada akhirnya berujung pada tindakan
korupsi.

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 47


BAB IV Indikator Tunggal SPAK 2019

4.2.2. Pengetahuan Masyarakat akan Adanya Informasi Biaya Resmi yang


Berlaku di Pelayanan Publik

Kejelasan akan adanya informasi biaya resmi yang berlaku di setiap pelayanan
publik merupakan salah satu hal yang penting. Pengguna layanan diharapkan dapat
memperoleh informasi yang cukup mengenai hal ini. Dengan demikian, potensi
adanya pembayaran biaya melebihi ketentuan seharusnya dapat dicegah.
68,83%
65,97%

34,04%
31,17%

. id
go
2018
p
2019
s.
Mengetahui Tidak Mengetahui
.b

Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS


w

Gambar 4.22. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan


w

Petugas Pelayanan Publik dan Mengetahui Adanya Informasi Biaya Resmi yang
//w

Berlaku, 2018-2019
s:

Dari Gambar 4.22. terlihat bahwa secara umum, persentase masyarakat


tp

yang pernah berhubungan sendiri dengan petugas pelayanan publik dan mengetahui
ht

adanya informasi biaya resmi yang berlaku pada tahun 2019 sebesar 65,97 persen,
meningkat dibanding tahun 2018 (63,63 persen). Pengetahuan adanya biaya
resmi yang berlaku pada setiap pelayanan publik masih dirasakan jauh dari cukup.
Diperlukan adanya usaha guna meningkatkan hal ini, misalnya melalui gencarnya
sosialisasi dengan disajikannya informasi biaya resmi di Unit Layanan Terpadu (ULT)
atau loket yang terlihat dengan jelas, melalui website, dan lain sebagainya.

4.2.3. Pengalaman Membayar Melebihi Ketentuan

Secara umum, pada tahun 2019, masih terdapat 9,44 persen masyarakat
yang pernah berhubungan sendiri dengan petugas pelayanan publik dan membayar
melebihi ketentuan. Angka ini lebih rendah dibanding tahun 2018 yang sebesar 9,49
persen (Gambar 4.23).

48 INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019


BAB IV Indikator Tunggal SPAK 2019

9,49%

9,44%

Membayar Lebih
2018 2019

Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS

Gambar 4.23. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan

id
Petugas Pelayanan Publik dan Membayar Melebihi Ketentuan, 2018-2019

.
go
4.2.4. Waktu Pembayaran yang Melebihi Ketentuan
s.
Dilihat waktu pembayaran biaya yang melebihi ketentuan, mayoritas
p
.b

masyarakat membayar melebihi ketentuan ketika pelayanan sudah selesai.


w

Persentase pada tahun 2018 sebesar 61,22 persen dan menurun pada tahun 2019
w

menjadi 56,00 persen. Selain itu, persentase masyarakat yang membayar melebihi
//w

ketentuan sebelum pelayanan selesai mengalami peningkatan dari 21,91 persen pada
s:

tahun 2018 menjadi 27,52 persen pada tahun 2019. Di sisi lain, masih ditemukan
tp

adanya pembayaran biaya yang melebihi ketentuan pada saat sebelum dan sesudah
ht

pelayanan. Persentase untuk kategori tersebut adalah 2,47 persen pada tahun 2018
dan 3,69 persen pada tahun 2019.

27,52% 12,79% 56,00% 3,69%


2019

21,91% 14,40% 61,22% 2,47%


2018

Sebelum Pelayanan Pada Saat Pelayanan Sesudah Pelayanan Sebelum dan Sesudah Pelayanan

Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS

Gambar 4.24. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan


Petugas Pelayanan Publik dan Pernah Membayar Melebihi Ketentuan Menurut
Waktu Pembayaran, 2018-2019

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 49


BAB IV Indikator Tunggal SPAK 2019

4.2.5. Bentuk Pembayaran yang Melebihi Ketentuan

Pembayaran yang diberikan oleh masyarakat bisa berupa beberapa bentuk,


yaitu uang, makanan, barang berharga, atau balas jasa. Hasil SPAK 2019 menunjukkan
bahwa sebagian besar bentuk pembayaran yang melebihi ketentuan adalah berupa
uang, yaitu sebanyak 94,19 persen (2018) dan 93,78 persen (2019). Persentase
pembayaran yang melebihi ketentuan dalam bentuk selain uang relatif kecil. Secara
umum, pada tahun 2018 dan 2019, nilainya di bawah 4,00 persen (Gambar 4.25).

93,78% 2,52% 3,57% 0,13%


2019

. id
go
94,19% 2,81%
p s. 2,73% 0,27%
2018
.b
w
w

90% 91% 92% 93% 94% 95% 96% 97% 98% 99% 100%
//w

Uang Makanan Barang Lainnya Jasa

Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS


s:

Gambar 4.25. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan


tp

Petugas Pelayanan Publik dan Pernah Membayar Melebihi Ketentuan Menurut


ht

Bentuk Pembayaran, 2018-2019

4.2.6. Sumber Informasi mengenai Adanya Pembayaran yang Melebihi


Ketentuan

Pada tahun 2019, terjadi penurunan persentase masyarakat yang pernah


berhubungan sendiri dengan petugas pelayanan publik dan pernah membayar
melebihi ketentuan, menganggap hal tersebut sebagai hal yang lumrah. Hal ini
menunjukkan adanya penurunan permisifitas dari diri masyarakat terhadap perilaku
korupsi dan mulai meningkatnya kesadaran masyarakat bahwa membayar melebihi
ketentuan termasuk ke dalam perilaku korupsi.

50 INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019


BAB IV Indikator Tunggal SPAK 2019

Pada tahun 2019, persentase masyarakat yang pernah membayar melebihi


ketentuan dan menganggap hal tersebut sebagai hal yang lumrah sebesar 15,84
persen; sedangkan pada tahun 2018 sebesar 19,61 persen (Gambar 4.27).
Sementara itu, persentase yang pernah membayar melebihi ketentuan dan dilakukan
tanpa adanya pihak yang meminta cukup besar, yaitu 46,54 persen (2018) dan 48,36
persen (2019).

48,36% 15,84% 3,59% 32,21%


2019

id
46,53% 19,61% 1,84% 32,01%
2018

.
go
Tidak ada yang meminta (termasuk inisiatif sendiri)
p s.
Hal yang lumrah
Diminta oleh pihak ketiga Diminta oleh petugas
.b

Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS


w

Gambar 4.26. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan


w

Petugas Pelayanan Publik dan Pernah Membayar Melebihi Ketentuan Menurut


//w

Sumbernya, 2018-2019
s:
tp

4.2.7. Tanggapan Ketika Diminta Pembayaran yang Melebihi Ketentuan


ht

Bagian berikut akan menjelaskan hasil SPAK 2018 terkait tanggapan


masyarakat yang pernah berhubungan sendiri dengan petugas pelayanan publik
dan pernah membayar melebihi ketentuan. Tanggapan masyarakat terdiri dari
empat kategori, yaitu ‘tidak keberatan’, ‘agak keberatan’, ‘keberatan’, dan ‘sangat
keberatan’. Untuk menyederhanakan intepretasi, kategori ‘tidak keberatan’ dan
‘agak keberatan’ digabungkan menjadi satu kategori, dan dinamakan dengan ‘tidak
keberatan’. Sementara itu, dua kategori lain, yaitu ‘keberatan’ dan ‘sangat keberatan’
digolongkan menjadi satu kategori, dan dinamakan dengan ‘keberatan’.

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 51


BAB IV Indikator Tunggal SPAK 2019

Makin Sedikit Masyarakat yang Merasa Tidak Keberatan Ketika Diminta


Membayar Melebihi Ketentuan

Terjadi perubahan positif sikap masyarakat yang harus membayar melebihi


ketentuan. Pada tahun 2019, sebanyak 35,41 persen masyarakat merasa keberatan
(keberatan dan sangat keberatan). Angka tersebut naik dibandingkan tahun 2018, di
mana persentasenya sebesar 26,83 persen (keberatan dan sangat keberatan).

Di sisi lain, fenomena yang cukup memprihatinkan adalah cukup tingginya


persentase masyarakat yang merasa tidak keberatan. Nilai untuk kategori ini masing-
masing adalah 73,17 persen (2018) dan 64,59 persen (2019). Persentase yang
menurun ini menunjukkan bahwa memang terjadi penurunan permisifitas masyarakat
terhadap perilaku korupsi (Gambar 4.28).

id
.
go
64,59% 35,41%
2019
p s.
.b
w
w

73,10% 26,83%
2018
//w
s:

Tidak Keberatan Keberatan


tp

Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS


ht

Gambar 4.27. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan


Petugas Pelayanan Publik dan Pernah Membayar Melebihi Ketentuan Menurut
Tanggapannya, 2018-2019

4.3. Pengalaman Lainnya

Pengalaman lainnya dalam SPAK 2019 mencakup beberapa pengalaman


masyarakat selama 12 bulan terakhir dalam hal:
1. Pernah tidaknya masyarakat ditawari uang/barang untuk memilih kandidat
tertentu dalam Pilkades, Pilkada, atau Pemilu yang terakhir;
2. Pernah tidaknya masyarakat ditawari oleh seseorang untuk memasukkan anggota
rumah tangga agar diterima menjadi pegawai negeri/swasta dengan keharusan
membayar sejumlah uang tertentu;
3. Pernah tidaknya masyarakat ditawari bantuan oleh saudara/teman agar anggota
rumah tangga diterima menjadi pegawai negeri/swasta;

52 INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019


BAB IV Indikator Tunggal SPAK 2019

4. Pernah tidaknya masyarakat ditawari bantuan oleh saudara/teman agar anggota


rumah tangga lolos seleksi penerimaan masuk sekolah; dan
5. Pernah tidaknya masyarakat ditawari untuk membayar uang damai saat ditilang
oleh petugas polisi lalu lintas.

Pesta Demokrasi di Indonesia Masih Diisi oleh Praktik Politik Uang

Pengalaman pertama yang ingin dilihat adalah pengalaman pernah tidaknya


masyarakat ditawari uang/barang untuk memilih kandidat tertentu dalam Pilkades,
Pilkada, atau Pemilu yang terakhir. Seperti kita ketahui, setelah orde baru, Indonesia
memasuki masa demokratisasi yang diiringi dengan proses desentralisasi. Proses ini
salah satunya terwujud dalam pelaksanaan Pilkades, Pilkada, atau Pemilu secara
langsung. Di satu sisi, hal ini dipandang positif (Webber 2006; Freedom House 2009

id
dalam Irham 2016). Di sisi lain, demokratisasi dan desentralisasi memunculkan hal

.
negatif, salah satunya adalah oligarki politik uang para bandar (Hadiz 2005 dalam

go
Irham 2016). s.
p
Demokratisasi dan desentralisasi seolah menunjukkan kondisi ‘muka-dua’.
.b

Di satu sisi, demokratisasi dan desentralisasi dipahami sebagai kondisi di mana nilai-
w
w

nilai dan norma-norma demokrasi dijunjung tinggi di hadapan publik, tetapi sekaligus
//w

secara diam-diam dilanggar dan digerogoti. Hal ini nampak dari pelaksanaan Pilkades,
Pilkada, atau Pemilu. Demi mendapatkan dukungan, para politikus dan pihak-pihak
s:
tp

yang berkepentingan melakukan politik uang. Masyarakat ditawari sejumlah uang/


ht

barang untuk memilih kandidat tertentu dalam pesta demokrasi tersebut.


Tidak Ingat; 2,33%
Ya; 16,27%

Tidak; 81,41%

Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS

Gambar 4.28. Persentase Pengalaman Pernah Tidaknya Masyarakat Ditawari


Uang/Barang untuk Memilih Kandidat Tertentu dalam Pilkades, Pilkada, atau
Pemilu yang Terakhir, 2019

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 53


BAB IV Indikator Tunggal SPAK 2019

Fenomena ini tampak pada hasil SPAK 2019. Sebanyak 16,27 persen
masyarakat pernah ditawari uang/barang untuk memilih kandidat tertentu dalam
Pilkades, Pilkada, atau Pemilu yang terakhir. Dari masyarakat yang mengaku
pernah ditawari, 59,48 persen diantaranya menyatakan menerima tawaran tersebut
(Gambar 4.29). Hal ini menunjukkan suatu ironi yang terjadi di Indonesia yang selalu
menjunjung demokrasi sebagai bentuk negara.
Menolak dengan tegas;
5,53%
Menolak dengan halus;
21,70%

Menerima; 59,48%

id
Menerima dengan
terpaksa; 13,29%

.
go
Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS
ps.
Gambar 4.29. Persentase Tanggapan Masyarakat yang Pernah Ditawari Uang/
.b

Barang untuk Memilih Kandidat Tertentu dalam Pilkades, Pilkada, atau Pemilu
w
w

yang Terakhir, 2019


//w

Sulit rasanya mewujudkan pejabat publik yang berintegritas selama mereka


s:

masih mempunyai perilaku tersebut. Padahal, demi terwujudnya masyarakat


tp

Indonesia yang anti korupsi secara menyeluruh perlu didukung juga oleh para pejabat
ht

publik dengan memberikan contoh perilaku yang tidak permisif terhadap korupsi.

Masih Ditemukan Adanya Praktik Membayar Sejumlah Uang Guna


Memasukkan Anggota Rumah Tangga Menjadi Pegawai Negeri/Swasta

Sisi negatif lain dari demokratisasi dan desentralisasi adalah kentalnya budaya
patrimonial atau paternalistik. Dalam sistem ini, adanya budaya mementingkan
keluarga dibandingkan kelompok lain. Hal ini yang pada akhirnya dimanfaatkan oleh
pihak-pihak guna memaksimalkan keuntungan mereka.

54 INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019


BAB IV Indikator Tunggal SPAK 2019

Tidak Ingat; 1,45% Ya; 2,22%

Tidak; 96,33%
Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS

Gambar 4.30. Persentase Pengalaman Pernah Tidaknya Masyarakat Ditawari


oleh Seseorang untuk Memasukkan Anggota Rumah Tangga agar Diterima

id
Menjadi Pegawai Negeri/Swasta dengan Keharusan Membayar Sejumlah Uang

.
go
Tertentu,2019
s.
Pada tahun 2019, terdapat sebanyak 2,22 persen masyarakat yang pernah
p
ditawari oleh seseorang untuk memasukkan anggota rumah tangga agar diterima
.b
w

menjadi pegawai negeri/swasta dengan keharusan membayar sejumlah uang


w

tertentu. Masih adanya praktik seperti ini perlu untuk ditangani. Dari masyarakat
//w

yang mengaku pernah ditawari, 52,70 persen diantaranya menyatakan menolak


s:

dengan halus tawaran tersebut (Gambar 4.31).Transparansi dan kejelasan syarat


tp

serta prosedur dalam proses penerimaan pegawai baru menjadi salah satu cara
ht

yang cukup efektif guna mengatasi adanya praktik ini. Selain itu, perlunya ketegasan
punishment terhadap pelaku (aktor).

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 55


BAB IV Indikator Tunggal SPAK 2019

Menerima; 17,07%
Menolak dengan tegas;
24,36%
Menerima dengan
terpaksa; 5,88%

Menolak dengan halus;


52,70%
Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS

id
Gambar 4.31. Persentase Tanggapan Masyarakat yang Pernah Ditawari oleh

.
Seseorang untuk Memasukkan Anggota Rumah Tangga agar Diterima Menjadi

go
Pegawai Negeri/Swasta dengan Keharusan Membayar Sejumlah Uang Tertentu,
s.
2019
p
.b

Lebih Dari Dua Persen Masyarakat Pernah Ditawari Bantuan oleh Saudara/
w

Teman agar Anggota Rumah Tangganya Diterima Menjadi Pegawai Negeri/


w
//w

Swasta
s:

Hal yang tidak jauh berbeda terjadi pada pengalaman masyarakat pernah
tp

tidaknya ditawari bantuan oleh saudara/teman agar anggota rumah tangga diterima
ht

menjadi pegawai negeri/swasta. Hasil SPAK 2019 menunjukkan bahwa sebanyak


2,27 persen masyarakat pernah ditawari bantuan oleh saudara/teman agar anggota
rumah tangga diterima menjadi pegawai negeri/swasta (Gambar 4.32). Dari
masyarakat yang mengaku pernah ditawari, 48,43 persen diantaranya menyatakan
menolak dengan halus tawaran tersebut (Gambar 4.33).Hal ini menunjukkan
adanya penyelewengan wewenang oleh pihak-pihak yang mempunyai kekuasaan
(wewenang). Mereka menggunakan kekuasaan tersebut untuk kepentingan keluarga
atau pihak-pihak tertentu.

56 INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019


BAB IV Indikator Tunggal SPAK 2019

Tidak Ingat; 1,50% Ya; 2,27%

Tidak; 96,23%

Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS

Gambar 4.32. Persentase Pengalaman Pernah Tidaknya Masyarakat Ditawari


Bantuan oleh Saudara/Teman agar Anggota Rumah Tangga Diterima Menjadi

id
Pegawai Negeri/Swasta, 2019

.
go
Menolak dengan tegas;
11,93%
p s.
.b

Menerima; 34,91%
w
w
//w
s:
tp
ht

Menerima dengan
Menolak dengan halus; terpaksa; 4,73%
48,43%

Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS

Gambar 4.33. Persentase Tanggapan Masyarakat yang Pernah Ditawari Bantuan


oleh Saudara/Teman agar Anggota Rumah Tangga Diterima Menjadi Pegawai
Negeri/Swasta, 2019

Proses Penerimaan Masuk Sekolah Belum Sepenuhnya Transparan

Penyalahgunaan wewenang juga terjadi dalam dunia pendidikan. Pelanggaran


ini bisa dilakukan oleh pihak-pihak yang mempunyai kekuasaan agar saudara/teman
agar anggota rumah tangga lolos seleksi penerimaan masuk sekolah. Hal ini terlihat
dari hasil SPAK 2019.

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 57


BAB IV Indikator Tunggal SPAK 2019

Tidak Ingat; 1,35% Ya; 1,13%

Tidak; 97,53%
Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS

Gambar 4.34. Persentase Pengalaman Pernah Tidaknya Masyarakat Ditawari


Bantuan oleh Saudara/Teman agar Anggota Rumah Tangga Lolos Seleksi

. id
Penerimaan Masuk Sekolah, 2019

Pada tahun 2019, sebanyak 1,13 persen masyarakat pernah ditawari bantuan
go
s.
p
oleh saudara/teman agar anggota rumah tangga lolos seleksi penerimaan masuk
.b

sekolah. Dari masyarakat yang mengaku pernah ditawari, persentase masyarakat


w

yang menerima dan menolak dengan halus tawaran tersebut hanya berbeda tipis,
w
//w

yaitu masing-masing 36,82 persen dan 40,93 (Gambar 4.35).


Menolak dengan tegas;
s:

12,90%
tp

Menerima; 36,82%
ht

Menolak dengan halus;


40,93% Menerima dengan
terpaksa; 9,34%

Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS

Gambar 4.35. Persentase Tanggapan Masyarakat yang Pernah Ditawari Bantuan


oleh Saudara/Teman agar Anggota Rumah Tangga Lolos Seleksi Penerimaan
Masuk Sekolah, 2019

58 INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019


BAB IV Indikator Tunggal SPAK 2019

Hasil tersebut menunjukkan adanya kecurangan yang terjadi dalam proses


penerimaan masuk sekolah. Hal ini harus ditangani. Mengingat, dunia pendidikan
sangat penting dalam pembentukan karakter individu menjadi pribadi yang tangguh
dan anti korupsi. Pendidik juga diharapkan mampu menjadi teladan yang baik dengan
tetap bisa bersikap netral dan transparan dalam proses penerimaan siswa didik baru.
Selain itu, harapan adanya kesadaran terhadap perilaku korupsi juga seharusnya
datang dari masyarakat yang ditawari. Dengan semakin banyaknya masyarakat yang
menolak, maka bukan hal yang mustahil sudah tidak ada lagi praktik korupsi dalam
proses penerimaan masuk sekolah.

Lebih dari Tujuh Persen Masyarakat Ditawari untuk Membayar Uang Damai
Saat Ditilang oleh Petugas Polisi Lalu Lintas
Tidak Ingat; 1,23% Ya; 7,06%

. id
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp

Tidak; 91,71%
ht

Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS

Gambar 4.36. Persentase Pengalaman Pernah Tidaknya Masyarakat Ditawari


untuk Membayar Uang Damai Saat Ditilang oleh Petugas Polisi Lalu Lintas, 2019

Menurut Ridwan (2012), bila dibiarkan terus-menerus, korupsi menempatkan


masyarakat pada posisi yang sangat dirugikan. Munculnya pernyataan tersebut
rasanya sangat relevan. Hal ini konsisten dengan salah satu kasus yang ditemukan
dalam SPAK 2019. Sebanyak 7,06 persen masyarakat pernah ditawari untuk
membayar uang damai saat ditilang oleh petugas polisi lalu lintas. Dari masyarakat
yang mengaku pernah ditawari, persentase masyarakat yang menerima dan menolak
dengan halus tawaran tersebut hanya berbeda tipis, yaitu masing-masing 36,82
persen dan 40,93 (Gambar 4.37).

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 59


BAB IV Indikator Tunggal SPAK 2019

Menolak dengan tegas;


Menerima; 20,69%
15,34%
Menolak dengan halus;
9,98%

Menerima dengan
terpaksa; 53,99%

Sumber: Diolah dari data SPAK 2019,BPS

Gambar 4.37. Persentase Tanggapan Masyarakat yang Pernah Ditawari Ditawari

id
untuk Membayar Uang Damai Saat Ditilang oleh Petugas Polisi Lalu Lintas, 2019

.
go
Dalam kasus ini, tidak hanya masyarakat yang perlu mendapatkan penanaman
s.
budaya dan nilai-nilai anti korupsi, tetapi juga petugas polisi lalu lintas agar kasus
p
uang damai ini semakin lama akan semakin berkurang hingga pada akhirnya nanti
.b

tidak ada lagi kasus serupa.


w
w
//w
s:
tp
ht

60 INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019


5
KESIMPULAN DAN
REKOMENDASI

id
.
go
ps.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
ht
tp
s:
//w
w
w
.b
ps.
go
.id
BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil Survei Perilaku Anti Korupsi (SPAK) 2018 terdapat beberapa
hal yang dapat disimpulkan, yaitu:
1. Secara umum, response rate SPAK 2019 cukup baik, yaitu sebesar 94,09 persen.
2. Secara umum, keterwakilan responden menurut beberapa karakteristik cukup
baik. Beberapa karakteristik tersebut antara lain hubungan dengan kepala rumah
tangga, jenis kelamin, status perkawinan, kelompok umur, tingkat pendidikan,
dan aspek ketenagakerjaan.
3. IPAK sudah dihitung sebanyak tujuh kali, yaitu tahun 2012, 2013, 2014, 2015,
2017, 2018, dan 2019. Selama periode tersebut, IPAK cenderung mengalami
fluktuasi antar tahun. Dilihat menurut dimensi, Indeks Persepsi sebelum tahun
2019 cenderung meningkat, hanya di tahun 2019 saja menurun, sementara

id
Indeks Pengalaman cenderung berfluktuasi.

.
go
4. Masyarakat perkotaan lebih anti korupsi dibanding masyarakat perdesaan.
s.
5. Penduduk yang berusia antara 40 sampai 59 tahun paling anti korupsi dibanding
p
kelompok umur lainnya.
.b

6. Semakin tinggi pendidikan masyarakat cenderung semakin anti korupsi.


w
w

7. Sub dimensi keluarga memiliki kontribusi paling tinggi sebagai penyusun Indeks
//w

Persepsi.
s:

8. Sub dimensi pengalaman publik memiliki kontribusi paling tinggi sebagai


tp

penyusun Indeks Pengalaman.


ht

9. Pada tahun 2019, masyarakat semakin permisif terhadap korupsi di lingkup


keluarga. Sementara di lingkup komunitas tetap sama dan di lingkup publik
masyarakat semakin tidak permisif.
10. Pada tahun 2019, persentase pelayanan publik yang dilakukan melalui perantara
menurun.
11. Secara umum, persentase masyarakat yang pernah berhubungan sendiri dengan
petugas pelayanan publik dan mengetahui adanya informasi biaya resmi yang
berlaku masih cukup rendah.
12. Pada tahun 2019, masih terdapat masyarakat yang membayar biaya melebihi
ketentuan ketika berhubungan dengan petugas pelayanan publik.
13. Pada tahun 2019, terjadi penurunan persentase masyarakat yang menganggap
membayar melebihi ketentuan sebagai hal yang lumrah. Hal ini menunjukkan
adanya penurunan permisifitas masyarakat terhadap perilaku korupsi.

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 63


BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi

5.2. Rekomendasi

Berdasarkan hasil Survei Perilaku Anti Korupsi (SPAK) 2019, berikut dapat
direkomendasikan beberapa hal, yaitu:
1. Perlunya peningkatan penanaman budaya anti korupsi di lembaga pendidikan.
Lembaga ini merupakan kawah candradimuka bagi setiap individu untuk memiliki
karakter yang mulia, mental yang baik dan tidak berperilaku koruptif. Oleh karena
itu, diharapkan adanya peran optimal dari lembaga ini.
2. Diperlukan adanya kesadaran dan kepedulian dari masyarakat terhadap berbagai
tindak pidana korupsi. Untuk memaksimalkan fungsi partisipasi, masyarakat
dituntut untuk paham dan memiliki persepsi yang benar terhadap korupsi.
3. Perlunya penanaman budaya kejujuran dan kerja keras, serta nilai-nilai anti
korupsi mulai dari lingkup terkecil, yaitu keluarga. Dengan tertanamnya nilai-nilai

id
ini, diharapkan dapat menjadi bekal dalam interaksi di lingkup yang lebih luas

.
go
lagi.
s.
4. Perlu adanya kerja sama antara internal birokrasi dengan lingkungannya bagi
p
upaya birokrasi untuk mereformasi diri. Kesediaan birokrasi untuk terbuka dan
.b

kesadaran dari publik akan tanggung jawab mereka sebagai bagian dari sistem
w
w

merupakan syarat penting bagi keberhasilan perubahan.


//w

5. Perlunya peningkatan penyebaran informasi anti korupsi secara langsung kepada


s:

tokoh masyarakat dan agama, pemerintah (K/L), organisasi kemasyarakatan


tp

(ormas), asosiasi profesi, dan lainnya.


ht

6. Perlunya sistem pelaporan korupsi pada setiap pelayanan publik dalam berbagai
bentuk, misalnya desk monitoring, website, line telephone, SMS pengaduan, dan
sebagainya. Sejumlah sistem ini sangat bermanfaat dalam upaya pencegahan
dan penanganan korupsi.

64 INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019


ht
tp
s:
//w
w
w
6

.b
ps.
go
.id
DAFTAR PUSTAKA
ht
tp
s:
//w
w
w
.b
ps.
go
.id
Daf tar Pustaka

Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Badan Pusat


Statistik (BPS). 2013. Indeks Perilaku Anti Korupsi. Jakarta: Badan
Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik (BPS). 2018. Indeks Perilaku Anti Korupsi 2018. Korupsi Skala
Kecil di Indonesia dalam Perspektif Masyarakat Sebagai Pengguna Layanan
Publik. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

__________ . 2019. Pedoman Teknis Survei Perilaku Anti Korupsi (SPAK) Indonesia
2019. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Badan Pemeriksa Keuangan. 2001.


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 Tentang

id
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang

.
go
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

p s.
https://kpk.go.id/gratifikasi/BP/uu_20_2001.pdf. Diunduh tanggal 16
Oktober 2018.
.b
w

Irawati. 2010. Kearifan Lokal dan Pemberantasan Korupsi dalam Birokrasi. Mimbar,
w

Vol. 29., No. 1 Juni 2013: 101-110. https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/


//w

mimbar/article/download/375/13. Diunduh tanggal 25 Oktober 2019.


s:

Irham, M.A. 2016. Korupsi Demokratis dalam Partai Politik: Studi Kasus
tp

Penyelenggaraan Pemilukada Lampung. Masyarakat Jurnal Sosiologi. Artikel


ht

ISSN: 0852-8489, e-ISSN: 2460-8165. https://journal.ui.ac.id/index.php/


mjs/article/cownload/4799/pdf. Diunduh tanggal 19 Oktober 2018.

Nugraheni, M.W. 2016. Pendidikan Antikorupsi Dalam Model Pembelajaran Bahasa


Indonesia Terintegrasi Siswa Kelas VII Semester 1 SMP Negeri 1 Tembarak
Tahun Ajaran 2010/2011. Transformatika, Volume 12 , Nomer 1, Maret

2016. ISSN 0854-s8412.
https://media.neliti.com/media/publications/197158-ID-pendidikan-
antikorupsi-dalam-model-pembe.pdf. Diunduh tanggal 25 Oktober 2019.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2012 Tentang Strategi


Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun
2012-2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014. http://inaproc.id.
Diunduh tanggal 16 Oktober 2018.

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 67


Daf tar Pustaka

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2018 tentang Strategi


Nasional Pencegahan Korupsi. http://sipuu.setkab.go.id. Diunduh tanggal 25
Oktober 2019.

Ridwan. 2012. Peran Lembaga Pendidikan dalam Pemberantasan Tindak Pidana


Korupsi di Indonesia. Jurnal Dinamika Hukum. Vol. 12 No. 3 September 2012.
http://dinamikahukum.fh.unsoed.ac.id/index.php/JDH/article/view/126/72.
Diunduh tanggal 19 Oktober 2018.

Santoso, dkk. 2014. Korupsi dan Mentalitas: Kendala Kultural dalam Pemberantasan
Korupsi di Indonesia. Universitas Airlangga.
https://e-journal.unair.ac.id/MKP/article/viewFile/2483/1795.Diunduh

id
.
tanggal 25 Oktober 2019.

go
Strategi Nasional Pencegahan & Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang (2012-
s.
p
2025) dan Jangka Menengah (2012-2014). https://www.bphn.go.id/data/
.b

documents/12pr055.pdf. Diunduh tanggal 16 Oktober 2018.


w
w

Sulastri, I. 2004. Perlunya Menanamkan Budaya Anti Korupsi dalam Diri Anak Sejak
//w

Usia Dini. Universitas Palangkaraya. http://download.portalgaruda.org/


s:

article.php. Diunduh tanggal 16 Oktober 2018.


tp
ht

68 INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019


ht
tp
s:
//w
w
w
7

.b
ps.
go
.
LAMPIRAN

id
ht
tp
s:
//w
w
w
.b
ps.
go
.id
Lampiran

Lampiran 1. Response Rate SPAK 2019 menurut Provinsi

Provinsi Response Non Response


(1) (2) (3)
Aceh 91,60% 8,40%
Sumatera Utara 87,58% 12,42%
Sumatera Barat 96,88% 3,12%
Riau 94,50% 5,50%
Jambi 90,76% 9,24%
Sumatera Selatan 92,08% 7,92%
Bengkulu 96,20% 3,80%
Lampung 96,54% 3,46%
Kep. Bangka Belitung 97,50% 2,50%

id
Kepulauan Riau 77,50% 22,50%

.
go
DKI Jakarta 90,79% 9,21%
Jawa Barat 93,16%
s. 6,84%
Jawa Tengah 98,53% 1,47%
p
.b

DI. Yogyakarta 94,00% 6,00%


w

Jawa Timur 95,92% 4,08%


w

Banten 94,66% 5,34%


//w

Bali 94,71% 5,29%


s:

Nusa Tenggara Barat 99,13% 0,87%


tp

Nusa Tenggara Timur 95,45% 4,55%


ht

Kalimantan Barat 90,00% 10,00%


Kalimantan Tengah 91,67% 8,33%
Kalimantan Selatan 85,83% 14,17%
Kalimantan Timur 98,04% 1,96%
Sulawesi Utara 90,00% 10,00%
Sulawesi Tengah 93,64% 6,36%
Sulawesi Selatan 93,33% 6,67%
Sulawesi Tenggara 82,50% 17,50%
Gorontalo 95,00% 5,00%
Sulawesi Barat 105,71% 0,00%
Maluku 91,25% 8,75%
Maluku Utara 79,59% 20,41%
Papua Barat 87,50% 12,50%
Papua 94,44% 5,56%
INDONESIA 94,09% 5,91%

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 71


Lampiran

Lampiran 2. Persentase Sikap Masyarakat terhadap Perilaku Korupsi di


Lingkungan Keluarga, 2018 – 2019

Persentase
Keterangan Tahun Sangat Wajar Kurang Tidak Total
Wajar Wajar Wajar
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Sikap istri yang
menerima uang 2018 0,78 21,74 23,73 53,75 100,00
tambahan dari suami di
luar penghasilan tanpa
mempertanyakan asal 2019 1,06 24,51 24,00 50,44 100,00
usul uang tersebut

id
Sikap seorang pegawai 2018 0,20 20,55 23,14 56,11 100,00

.
negeri menggunakan

go
kendaraan dinas untuk 2019 0,40 22,12 s.22,32 55,16 100,00
keperluan keluarga
p
Sikap orang tua
.b

mengajak anaknya 2018 0,26 12,35 19,95 67,44 100,00


w
w

dalam kampanye
//w

PILKADA/PEMILU demi
mendapatkan uang 2019 0,34 12,54 18,68 68,44 100,00
s:

lebih banyak
tp

Sikap seseorang
ht

mengetahui saudaranya 2018 0,11 2,30 16,89 80,70 100,00


mengambil uang
tanpa izin tetapi tidak
melaporkan kepada 2019 0,14 2,62 16,26 80,98 100,00
orang tuanya
Sikap seseorang 2018 0,07 4,39 19,82 75,72 100,00
menggunakan barang
milik anggota rumah 2019 0,10 5,05 18,53 76,31 100,00
tangga lain tanpa izin

72 INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019


Lampiran

Lampiran 3. Persentase Sikap Masyarakat terhadap Perilaku Korupsi di


Lingkungan Komunitas, 2018 – 2019

Persentase
Keterangan Tahun Sangat Wajar Kurang Tidak Total
Wajar Wajar Wajar
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Sikap memberi uang/
barang kepada ketua 2018 1,04 40,33 17,39 41,24 100,00
RT/RW/Kades/Lurah
ketika suatu keluarga
2019 1,24 39,70 16,68 42,39 100,00
melaksanakan hajatan
Sikap memberi uang/

id
barang kepada tokoh 2018 1,18 45,30 17,12 36,40 100,00

.
masyarakat lainnya

go
ketika suatu keluarga s.
2019 1,61 46,21 14,97 37,21 100,00
melaksanakan hajatan
p
Sikap memberi uang/
.b

barang kepada ketua 2018 0,76 28,56 20,51 50,17 100,00


w
w

RT/RW/Kades/Lurah
//w

ketika menjelang hari


2019 0,61 29,62 18,73 51,04 100,00
raya keagamaan
s:
tp

Sikap memberi uang/


2018 1,30 38,64 18,54 41,52 100,00
ht

barang kepada tokoh


masyarakat lainnya
ketika menjelang hari
2019 1,16 39,76 16,89 42,19 100,00
raya keagamaan

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 73


Lampiran

Lampiran 4. Persentase Sikap Masyarakat terhadap Perilaku Korupsi di


Lingkungan Publik, 2018 – 2019

Persentase
Keterangan Tahun Sangat Wajar Kurang Tidak Total
Wajar Wajar Wajar
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Demi menjaga
hubungan kekeluargaan 2018 0,94 29,45 19,58 50,03 100,00
dan pertemanan,
seseorang menjamin
2019 1,12 28,82 18,05 52,01 100,00
keluarga/saudara/teman
Memberi uang/

id
barang dalam proses 2018 0,19 10,43 13,48 75,90 100,00

.
penerimaan menjadi

go
pegawai negeri/swasta. s.
2019 1,12 28,82 18,05 52,01 100,00
p
Memberi uang lebih
.b

kepada petugas untuk 2018 0,66 29,67 18,07 51,60 100,00


w
w

mempercepat urusan
//w

administrasi (KTP dan


KK). 2019 0,76 30,89 17,68 50,66 100,00
s:
tp

Memberi uang
ht

lebih kepada polisi 2018 0,37 24,15 17,08 58,40 100,00


untuk mempercepat
pengurusan SIM dan
2019 0,54 26,33 17,54 55,58 100,00
STNK.
Pelanggar lalu lintas 2018 0,30 18,54 16,70 64,46 100,00
yang memberi uang
2019 0,35 18,42 16,43 64,80 100,00
damai kepada polisi.
Petugas KUA meminta 2018 0,39 23,69 18,50 57,42 100,00
uang tambahan untuk
transpor ke tempat 2019 0,42 23,63 18,87 57,09 100,00
acara akad nikah
Guru mendapat jaminan 2018 0,68 27,31 19,21 52,80 100,00
(jatah) anaknya diterima
masuk ke sekolah 2019 0,72 28,94 19,64 50,70 100,00
tempat dia mengajar.

74 INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019


Lampiran

Persentase
Keterangan Tahun Sangat Wajar Kurang Tidak Total
Wajar Wajar Wajar
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Guru meminta uang/ 2018 0,26 8,64 15,60 75,50 100,00
barang dari orang tua
murid ketika kenaikan 2019 0,20 9,33 16,30 74,17 100,00
kelas/penerimaan rapor
Memberi uang/barang 2018 0,19 8,61 15,81 75,39 100,00
kepada pihak sekolah
agar anaknya dapat 2019 0,20 8,94 17,33 73,53 100,00
diterima di sekolah.

id
Membagikan uang/ 2018 0,66 18,42 14,98 65,94 100,00

.
barang ke calon pemilih

go
pada PILKADES/ 2019 0,50 20,84 16,40 62,26 100,00
PILKADA/PEMILU.
p s.
Mengharapkan 2018 0,61 19,07 18,39 61,93 100,00
.b

pembagian uang/
w

barang pada PILKADES/ 2019 0,72 20,17 19,08 60,03 100,00


w

PILKADA.
//w
s:
tp
ht

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 75


Lampiran

Lampiran 5. Kuesioner Survei Perilaku Anti Korupsi 2019

. id
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

76 INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019


Lampiran

III. KETERANGAN UMUM RESPONDEN (Lanjutan)


01. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 10. Informasi dan Komunikasi
02. Pertambangan dan Penggalian 11. Jasa Keuangan dan Asuransi
03. Industri Pengolahan 12. Real Estate
04. Pengadaan Listrik dan Gas 13. Jasa Perusahaan
05. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, 14. Administrasi Pemerintahan,
Limbah, dan Daur Ulang Pertahanan, dan Jaminan
Sosial Wajib
307 Lapangan usaha/pekerjaan responden 06. Konstruksi 15. Jasa Pendidikan
07. Perdagangan Besar dan Eceran; 16. Jasa Kesehatan dan
Reparasi Mobil dan Sepeda Kegiatan Sosial
Motor
08. Transportasi dan Pergudangan 17. Jasa Lainnya
09. Penyediaan Akomodasi dan Makan 18. Tidak Bekerja → lanjut 309
Minum
1. Berusaha sendiri 6. TNI/POLRI
2. Berusaha dibantu buruh tidak dibayar 7. Pegawai BUMD/BUMN
3. Berusaha dibantu buruh dibayar 8. Pekerja bebas
308 Status dalam usaha/pekerjaan utama 4. Karyawan/pegawai swasta 9. Pekerja tidak dibayar
5. Pegawai Negeri Sipil / Pejabat pemerintahan

1. < Rp 1 Juta 3. Rp 2 Juta – Juta 5. Rp 4 Juta – Rp 4,9 Juta


309 Rata-rata pengeluaran rumah tangga perbulan
2. Rp 1 Juta – 1,9 Juta 4. Rp 3 Juta – 3,9 Juta 6. Rp 5 Juta

id
IV. PENDAPAT TERHADAP KEBIASAAN DI MASYARAKAT

.
go
Pada bagian ini kami akan menanyakan pendapat Bapak/Ibu terkait kebiasaan dan perilaku saling memberi yang mungkin ada di mas yarakat.

Bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang perilaku : Sangat Kurang Tidak Kode


Wajar Wajar
s. Wajar Wajar Pengolahan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
p
Keluarga
.b

401 Sikap istri yang menerima uang tambahan dari suami di luar penghasilan tanpa 1 2 3 4
w

mempertanyakan asal usul uang tersebut


402 Seorang Pegawai Negeri menggunakan kendaraan dinas untuk keperluan keluarga 1 2 3 4
w

Orang tua mengajak anaknya dalam kampanye PILKADA/PEMILU demi mendapatkan 1 2 3 4


403
//w

uang yang lebih banyak


A. Seseorang mengetahui saudaranya mengambil uang milik anggota keluarga tanpa izin 1 2 3 4
tetapi tidak melaporkan kepada orang tuanya.
s:

404
Seseorang mengambil atau menggunakan barang milik anggota keluarga lain tanpa
B. 1 2 3 4
meminta izin
tp

Komunitas
ht

405 Memberi uang/barang kepada ketua RT/RW/Kades/Lurah ketika suatu keluarga


1 2 3 4
melaksanakan hajatan (pernikahan, khitanan, kematian, dsb)
406 Memberi uang/barang kepada tokoh masyarakat lainnya ketika suatu keluarga
1 2 3 4
melaksanakan hajatan (pernikahan, khitanan, kematian, dsb)
407 Memberi uang/barang kepada ketua RT/RW/Kades/Lurah ketika menjelang hari raya
1 2 3 4
keagamaan
408 Memberi uang/barang kepada tokoh masyarakat lainnya ketika menjelang hari raya
1 2 3 4
keagamaan
Publik
Demi menjaga hubungan kekeluargaan dan pertemanan, seseorang menjamin keluarga/ 1 2 3 4
409 saudara/teman agar diterima menjadi pegawai negeri/swasta
410 Memberi uang/barang/fasilitas dalam proses penerimaan menjadi pegawai negeri/swasta 1 2 3 4
411 Memberi uang/barang/fasilitas kepada petugas untuk mempercepat urusan administrasi
1 2 3 4
kependudukan (KTP, KK, SKTM, dll)
412 Memberi uang/barang/fasilitas kepada polisi untuk mempercepat pengurusan SIM, STNK, SKCK, dll 1 2 3 4
413 Pelanggar lalu lintas yang memberi uang damai kepada Polisi 1 2 3 4

414 Petugas KUA meminta uang tambahan untuk transport ke tempat acara akad nikah 1 2 3 4
415 Guru mendapat jaminan (jatah) anaknya diterima masuk ke sekolah tempat dia mengajar 1 2 3 4
416 Guru meminta uang/barang/fasilitas dari orang tua murid ketika kenaikan kelas/penerimaan rapor 1 2 3 4
417 Memberi uang/barang/fasilitas kepada pihak sekolah agar anaknya dapat diterima di 1 2 3 4
sekolah tersebut
418 Membagikan uang/barang/fasilitas ke calon pemilih pada PILKADES/PILKADA/PEMILU 1 2 3 4

419 Mengharapkan pembagian uang/barang/fasilitas pada PILKADES/PILKADA/PEMILU 1 2 3 4

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 77


V. PENGALAMAN BERURUSAN DENGAN PELAYANAN PUBLIK

78
Jik a tida k, Jika Kolom (3) atau (4) berkode 1
Apa ka h
1. Ya pe rna h Apakah Mengapa Kapan Apa Bagaimana Bapak/ Bagaimana Apa tujuan Apakah Kemana Apakah Mengapa
sendiri da lam 5 Seberapa sering Bapak/Ibu
(termasuk ada penge- bentuk Ibu mengetahui tanggapan Bapak/Ibu Bapak/Ibu Bapak/Ibu alasan Bapak/Ibu
Pada bagian ini kami akan menanyakan tahun tidak
ART) terakhir? informasi
Bapak/Ibu menge- tidak pernah
luaran bahwa harus Bapak/Ibu memberi melaporkan/ melapor/ Bapak/
penge- Ibu melapor?
pengalaman Bapak/Ibu/ART lainnya ketika biaya resmi
luarkan uang/ mengeluarkan
uang/ mengeluarkan ketika uang/ menyampai- menyam-
→ kol.5 1. Ya send iri barang melebihi uang/barang luaran
No. berurusan dengan pelayanan publik yang barang uang/barang diminta barang kan keluhan paikan melapor?
. Ya (term asuk ketentuan? melebihi yang STOP
berlaku di melebihi uang/ melebihi atas Kejadi- keluhan?
dengan ART) 1. Sangat ketentuan?
dilaku- diberikan? STOP
Perantara . Ya
pelayanan kan? ketentuan? barang ketentuan? an tersebut?
Apakah Bapak/Ibu/ART lainnya pernah Sering kol.8
de ngan ini? melebihi
berurusan dengan petugas untuk layanan STOP perantara . Sering STOP (jika berkode 3 1.Ya
STOP 1.Ya 3. Jarang atau 4 kol. 12) ketentuan? .Tidak
publik berikut selama 12 bulan terakhir ? 3. Tidak 3. Tidak .Tidak 4. Tidak pernah (Kode) (Kode) (Kode) (Kode) (Kode) (Kode) → kol.16 (Kode) (Kode) (Kode)
STOP
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Pengurus RT/RW (misalnya dalam mengurus
501
surat pengantar KTP, KK, SKTM, dll)
Petugas Kantor Desa/Kelurahan dan Kecamatan
502
ht
(misalnya dalam mengurus KTP, KK, SKTM, dll)
Petugas Polisi dan Administrasi (misal mengurus
503
tp
SIM, STNK, SKCK, dan pelaporan kehilangan, dll)
Petugas PLN (misalnya dalam mendapatkan
s:
504
pemasangan, layanan ganguan listrik, dll)
Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas (misalnya
//w
505 dalam menunggu antrian rawat jalan, mendapat
kamar rawat inap, dll)
w
Guru/Kepala Sekolah (misalnya dalam proses w
506
penerimaan masuk sekolah negeri, pungutan, dll)
Petugas Lembaga Peradilan (misalnya dalam
507
urusan peradilan tilang, umum, dll)
.b
Petugas KUA (misalnya dalam mengurus
p

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019


508
pernikahan, perceraian, dll)
Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
s.
509
(misalnya membuat akta kelahiran, surat nikah, dll)
Petugas BPN (misalnya pengurusan sertifikat,
go
510
pengukuran, pemetaan Tanah, dll) .
Pilihan jawaban
Kolom (7): Kolom (10) Kolom (14)
id
Kolom (14) lanjutan Kolom (16)
Kolom (8) Kolom (12) 10. Media Sosial 1. Percuma tidak akan ditindaklanjuti
1. Biaya sudah sesuai 1. Diminta oleh petugas 1. Polisi
1. Sebelum pelayanan 1. Mempercepat proses 11. Lainnya .Tidak tahu cara dan kepada siapa
dengan ketentuan . Diminta oleh pihak ketiga . Kejaksaan
. Pada saat pelayanan pengurusan
. Tidak memiliki 3. Hal yang lumrah 3. KPK harus melapor
3. Sesudah pelayanan . Mendapatkan pelayanan yang Kolom (15)
uang lebih 4. Tidak ada yang meminta 4. Layanan Pengaduan 3. Proses pelaporan rumit dan lama
4. Sebelum dan lebih baik 1. Marah/kecewa dengan kondisi
3. Menolak (termasuk inisiatif sendiri) 5. LSM/Ormas 4. Takut dipersulit pada pelayanan selanjutnya
sesudah pelayanan pelayanan
praktek suap 3. Demi menjaga hubungan baik 6. DPR/DPRD 5. Takut dilaporkan balik
Kolom (9) Kolom (11) 4. Sebagai tanda terima kasih 7. Komisi Pelayanan . Merasa dirugikan
4. Tidak ada 1. Uang 1. Tidak keberatan 3. Memberantas suap 6. Lainnya
Publik (Ombudsman)
Lampiran

manfaatnya . Makanan . Agak keberatan 4. Ingin membantu memperbaiki


5. Takut melanggar 8. Media Massa
3. Barang lainnya 3. Keberatan . Saber Pungli keadaan
hukum 4. Jasa 4. Sangat keberatan
Lampiran

LIHAT BLOK V, JIKA R.501 S.D R.510 KOLOM (4) SEMUA BERKODE MAKA TANYAKAN :
511 a. Seandainya Bapak/Ibu akan berurusan dengan layanan publik seperti mengurus KTP/KK, SIM/STNK, dan lain-lain. Apakah
Bapak/Ibu cenderung akan mengurus sendiri (termasuk dengan ART) atau melalui perantara?
1 Mengurus Sendiri termasuk dengan ART 2 Melalui Perantara → Blok VI
b. Bagaimana sikap Bapak/Ibu jika diminta sesuatu (uang/barang/lainnya) yang di luar ketentuan?
1 Tidak Keberatan 2 Agak Keberatan 3 Keberatan 4 Sangat Keberatan

VI. PENGALAMAN LAINNYA


Pada bagian ini kami akan menanyakan pengalaman Bapak/Ibu/ART lainnya selama 12 bulan terakhir
Jika Kolom 2 berkode 1,
1 Ya Pindah Bagaimana tanggapan Bapak/
Apakah Bapak/Ibu/ART lainnya pernah mengalami peristiwa berikut 2 Tidak ke Ibu dalam situasi tersebut?
selama 12 bulan terakhir? 3 Tidak ingat rincian 1 Menerima
9 Tidak relevan berikut 2 Menerima dengan terpaksa
3 Menolak dengan halus
nya
4 Menolak dengan tegas
(1) (2) (3)
601 Pernahkah Bapak/Ibu/ART lainnya ditawari uang/barang/fasilitas untuk memilih
kandidat tertentu dalam PILKADES, PILKADA, atau PEMILU yang terakhir?
602 Pernahkah Bapak/Ibu/ART lainnya ditawari oleh seseorang untuk
memasukkan anggota rumah tangga agar diterima menjadi pegawai negeri/
swasta dengan keharusan membayar sejumlah uang tertentu?

id
Pernahkah Bapak/Ibu/ART lainnya ditawari bantuan oleh saudara/teman
603
agar anggota rumah tangga diterima menjadi pegawai negeri/swasta?

.
go
604 Pernahkah Bapak/Ibu/ART lainnya ditawari bantuan oleh saudara/teman
agar anggota rumahtangga lolos seleksi penerimaan masuk sekolah?
605 Pernahkah Bapak/Ibu/ART lainnya ditawari untuk membayar uang damai
saat ditilang oleh petugas polisi lalu lintas?
p s.
VII. PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PERILAKU TERTENTU
.b

Pada bagian ini kami akan menanyakan pemahaman dan pengetahuan Bapak/Ibu tentang beberapa perilaku di masyarakat
w

1 Ya
w

Menurut pemahaman dan pengetahuan Bapak/Ibu, perilaku berikut ini termasuk perilaku korupsi atau bukan? 2 Tidak
9 Tidak Tahu
//w

(1) (2)
701 Memberi uang damai kepada Polisi agar tidak ditilang
s:

702 Memberi uang/barang/fasilitas dalam proses penerimaan menjadi pegawai negeri/swasta


703 Memberi uang lebih kepada petugas untuk mempercepat urusan administrasi kependudukan (KTP, KK, SKTM, dll)
tp

704 Petugas KUA meminta uang tambahan untuk transport ke tempat acara akad nikah ketika acaranya di luar KUA
ht

705 Menerima pembagian uang/barang/fasilitas pada pelaksanaan PILKADES/PILKADA/PEMILU


706 Menjamin keluarga/saudara/teman dalam proses penerimaan menjadi pegawai negeri/swasta
707 Guru mendapat jaminan (jatah) anaknya diterima masuk ke sekolah tempat dia mengajar
708 Seorang pegawai negeri menggunakan kendaraan dinas untuk kepentingan di luar dinas

VIII. SUMBER INFORMASI TENTANG PENGETAHUAN ANTI KORUPSI


Pada bagian ini kami akan menanyakan sumber informasi tentang pengetahuan antikorupsi yang Bapak/Ibu peroleh
Sangat Kadang- Tidak Tidak Tahu Kode
Seberapa sering Bapak/Ibu mendapatkan pengetahuan tentang ANTI Sering
Sering kadang Pernah (Jangan Pengolahan
KORUPSI dari beberapa sumber berikut selama 12 bulan terakhir :
Dibacakan)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

801 Keluarga/kerabat/teman 1 2 3 4 9
802 Tokoh agama (ulama, ustad, pendeta, dll) 1 2 3 4 9

803 Tokoh masyarakat (Ketua RT/RW, tokoh adat, dll) 1 2 3 4 9

804 Akademisi (Guru, dosen, dll) 1 2 3 4 9

805 Organisasi kemasyarakatan/LSM (YLKI, ICW, TII, Fitra, dll) 1 2 3 4 9

806 Pemerintah (Pemerintah Desa, Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat) 1 2 3 4 9

807 KPK dan Lembaga Negara Lainnya (Ombudsman, Komisi Yudisial, dll) 1 2 3 4 9

808 Dari sumber tersebut mana yang menurut pendapat Bapak/Ibu paling EFEKTIF (mudah diterima) dalam memberikan
pengetahuan tentang ANTI KORUPSI Bacakan Pilihan Jawaban :
1 Keluarga/kerabat/teman 3 Tokoh masyarakat 5 Organisasi kemasyarakatan/LSM 7 KPK dan Lembaga Negara Lainnya
2 Tokoh agama 4 Akademisi 6 Pemerintah

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 79


Lampiran

VIII. SUMBER INFORMASI TENTANG PENGETAHUAN ANTI KORUPSI (LANJUTAN)


Pada bagian ini kami akan menanyakan media informasi tentang pengetahuan antikorupsi yang Bapak/Ibu peroleh

Seberapa sering Bapak/Ibu mendapatkan pengetahuan tentang Sangat Kadang- Tidak Tidak Tahu Kode
Sering (Jangan
ANTI KORUPSI dari beberapa media berikut selama 12 bulan Sering kadang Pernah Pengolahan
dibacakan)
terakhir :
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
809 Televisi 1 2 3 4 9
810 Radio 1 2 3 4 9
811 Koran/majalah 1 2 3 4 9
812 Internet/media sosial 1 2 3 4 9
813 Alat peraga (spanduk, pamflet, brosur, stiker, dsb) 1 2 3 4 9

814 Penyampaian secara langsung (pidato, khutbah, nasehat, dsb ) 1 2 3 4 9

815 Dari media tersebut mana yang menurut pendapat Bapak/Ibu paling EFEKTIF (mudah diterima) dalam memberikan
pengetahuan tentang ANTI KORUPSI Bacakan Pilihan Jawaban :
1 Televisi 2 Radio 3 Koran/majalah 4 Internet/media sosial 5 Alat peraga 6 Penyampaian secara langsung

IX. PERSEPSI TERHADAP PEMBERANTASAN KORUPSI

id
Pada bagian ini kami ingin menanyakan pendapat masyarakat tentang pemberantasan korupsi yang terjadi di Indonesia
a. Selama setahun terakhir, seberapa sering memperoleh informasi terkait kasus korupsi dari media (televisi, radio,

.
go
koran/majalah, internet/media sosial, dll)?
1 Sangat sering 2 Sering 3 Kadang-kadang 4 Tidak pernah → R.902
b. Media apa yang paling banyak memberikan informasi terkait kasus korupsi ? s.
901
1 Televisi 2 Radio 3 Koran/majalah 4 Internet/media sosial
p
c. Apa pengaruh utama yang Bapak/Ibu dapatkan dari pemberitaan kasus korupsi tersebut? jawaban tidak dibacakan
.b

1 Mengetahui cara orang melakukan korupsi 3 Menjadi prihatin 5 Lainnya


w

2 Mengetahui korupsi merupakan hal lumrah 4 Membenci korupsi


w

Bagaimana penilaian Anda terhadap jumlah kasus korupsi di Indonesia saat ini dibandingkan setahun sebelumnya?
902
//w

1 Semakin Meningkat 2 Sama Saja 3 Semakin Menurun 4 Tidak Tahu jangan dibacakan
Bagaimana penilaian Anda tentang peluang seseorang melakukan korupsi di Indonesia saat ini dibandingkan setahun
903 sebelumnya?
s:

1 Semakin Mudah 2 Sama Saja 3 Semakin Sulit 4 Tidak Tahu jangan dibacakan
tp

Bagaimana menurut Anda peluang koruptor di Indonesia mendapat vonis/keputusan bebas saat ini dibandingkan setahun
904 sebelumnya?
ht

1 Semakin Mudah 2 Sama Saja 3 Semakin Sulit 4 Tidak Tahu jangan dibacakan
Bagaimana penilaian Anda terhadap kemampuan aparat penegak hukum di Indonesia dalam membongkar kasus korupsi saat ini
905 dibandingkan setahun sebelumnya?
1 Semakin Baik 2 Sama Saja 3 Semakin Buruk 4 Tidak Tahu jangan dibacakan

Bagaimana penilaian Anda terhadap penegakan hukum di Indonesia terkait kasus-kasus korupsi saat ini dibandingkan setahun
906 sebelumnya?
1 Semakin Baik 2 Sama Saja 3 Semakin Buruk 4 Tidak Tahu jangan dibacakan

907 Bagaimana kepuasan Anda terhadap pemberantasan korupsi di Indonesia saat ini dibandingkan setahun sebelumnya?
1 Semakin Puas 2 Sama Saja 3 Semakin Tidak Puas 4 Tidak Tahu jangan dibacakan

X. CATATAN

80 INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019


Lampiran

Lampiran 6. Catatan Teknis

6.1. Kerangka Sampel

Kerangka sampel yang digunakan pada Survei Perilaku Anti Korupsi 2019
terdiri dari tiga jenis, yaitu:
1. Kerangka sampel penarikan tahap pertama adalah daftar kabupaten/kota di
masing-masing provinsi dilengkapi jumlah rumah tangga hasil SP2010.
2. Kerangka sampel penarikan tahap kedua adalah daftar blok sensus terpilih
Susenas 2012 triwulan 3 di masing-masing kabupaten/kota terpilih SPAK 2012-
2016.
3. Kerangka sampel penarikan tahap ketiga adalah daftar rumah tangga hasil
pemutakhiran terakhir di blok sensus terpilih Susenas 2012 triwulan 3 yang

id
terpilih dalam SPAK 2012-2016.

.
4. Kerangka sampel tahap keempat adalah daftar kepala rumah dan pasangannya

go
(istri/suami) pada rumah tangga terpilih.
s.
p
6.2. Desain Sampling
.b
w

Sampel blok sensus Survei Perilaku Anti Korupsi 2017-2019 adalah subsampel
w

dari blok sensus terpilih Susenas 2012 triwulan 3. Pengambilan sampel adalah
//w

Multistages Two Phase Rotation Sampling, sebagai berikut:


s:

1. Pertama, memilih sejumlah kabupaten/kota dengan metode PPS sistematik


tp

dengan pengembalian (with replacement) dengan size jumlah rumah tangga


ht

SP2010. Dengan metode ini kabupaten/kota terpilih lebih dari 1 kali akan memiliki
alokasi sampel blok sensus lebih banyak.
2. Kedua, memilih sejumlah blok sensus dari blok sensus terpilih Susenas triwulan 3
2012 di kabupaten terpilih dengan cara sistematik. Sampel blok sensus dibedakan
atas daerah urban (perkotaan) dan rural (pedesaan).
3. Ketiga, dari sampel blok sensus Susenas triwulan 3, untuk tahun 2017 ini
dilakukan penarikan sampel rumah tangga berdasarkan hasil pemutakhiran
terakhir sebanyak 15 rumah tangga. Selanjutnya petugas mewawancarai 10
rumah tangga pertama sebagai sampel utama. Sedangkan 5 sampel terakhir
sebagai sampel cadangan. Penarikan sampel menggunakan nilai angka random
pertama (R1) yang berbeda dengan R1 Susenas. Selanjutnya realisasi 10 rumah
tangga yang diwawancarai akan menjadi sampel panel 2018-2019. Dengan
demikian, sampel ruta 2019 untuk paket bukan rotasi akan mengikuti target
sampel 2017. Untuk ruta yang non response tahun 2018 yang disebabkan seperti

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 81


Lampiran

responden sedang bepergian, sakit/tidak bisa diwawancarai (ruta tunggal),


tidak dapat ditemui sampai akhir pencacahan, akan tetap akan didata di tahun
2019. Untuk tahun 2019 pemberian sampel cadangan akan diberikan hanya
untuk paket sampel rotasi saja. Ruta cadangan untuk paket rotasi berasal dari
dari hasil pemutakhiran terakhir jika blok sensus tersebut pernah terpilih survei
sebelumnya.
4. Keempat, dari setiap rumah tangga terpilih, selanjutnya dipilih responden kepala
rumah tangga atau pasangannya menggunakan Tabel Kish.

6.3. Cakupan dan Jumlah Sampel

Survei Perilaku Anti Korupsi 2017-2019 dilaksanakan di 170 Kab/Kota seluruh


Indonesia. Jumlah sampel blok sensus adalah 1000 blok sensus sehingga jumlah

id
sampel rumahtangga adalah 10000 rumah tangga. Sampel 1000 blok tersebut adalah

.
sampel pada level nasional yang selanjutnya didistribusikan ke dalam populasi blok

go
sensus di kabupaten/kota terpilih. s.
p
6.4. Pembentukan Paket Sampel Blok Sensus dan Kelompok Sampel
.b

Rumah Tangga
w
w

Untuk keperluan pelaksanaan Panel Survei hingga tahun 2019, dilakukan


//w

sampling rotasi, dimana awal pembentukannya mengikuti kondisi 2017. Dari 1000
s:

sampel blok sensus kondisi 2017 selanjutnya dibagi menjadi 4 paket sampel yang
tp

sebelumnya merupakan paket 2012-2016 dengan nama paket sampel 1, paket


ht

sampel 2, paket sampel 3, dan paket sampel 4. Setiap paket sampel berukuran 250
blok sensus dan antar paket sampel tidak saling tumpang tindih.

Setiap blok sensus yang memuat paket rumah tangga rotasi selanjutnya
ditentukan 2 kelompok sampel rumah tangga yang masing-masing berukuran 10
rumah tangga sebagai sampel utama, dimana setiap kelompok disediakan sampel
cadangan 5 rumah tangga. Kelompok sampel rumah tangga dibentuk dengan prinsip
saling berdekatan atau prinsip n+1. Selanjutnya target 10 rumah tangga tahun
2017 akan menjadi panel rumah tangga untuk tahun 2018-2019. Panel penuh untuk
paket 3 dan 4, sedangkan untuk blok sensus yang dapat rotasi disediakan sampel
cadangan. Antar kelompok sampel rumah tangga dibuat sedemikian rupa sehingga
tidak saling tumpang tindih atau berbeda satu sama lain.

82 INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019


Lampiran

Tabel 6.1.
Kelompok Sampel Rumah Tangga dalam Paket Sampel Blok Sensus
Paket Sampel Kelompok Sampel
Blok Sensus Rumah Tangga
(1) (2)
1 A dan E
2 B dan F
3 C
4 D

Selanjutnya dilakukan pengaturan rotasi kelompok sampel setiap tahun

pencacahan sebagai berikut:

id
Tabel 6.2.

.
go
Pembagian Paket Sampel Blok Sensus SPAK 2017-2019
Paket Sampel s.
Kelompok Sampel Rumah Tangga
p
Blok Sensus 2017 2018 2019
.b

(1) (2) (3) (4)


w

1 A E E
w

2 B B F
//w

3 C C C
s:

4 D D D
tp
ht

6.5. Kegiatan 2019

Berdasarkan metodologi di atas, pada tahun 2019 untuk paket 1, 3, dan


4 (bukan rotasi) akan mengikuti realisasi pencacahan 2018. Dengan demikian,
rumah tangga yang nonrespon tahun 2018 dengan alasan seperti responden sedang
bepergian, sakit/tidak bisa diwawancarai (rumah tangga tunggal), menolak, atau
tidak dapat ditemui sampai akhir pencacahan, selanjutnya tidak akan didata di tahun
2019 jika blok sensus tersebut tidak mengalami rotasi.

Sedangkan untuk paket 2 (paket rotasi) pada DSRT berisi 10 rumah tangga
sampel utama yang bersumber dari kelompok rumah tangga yang kedua (kelompok
F) dan 5 (lima) rumah tangga cadangan. Rumah tangga cadangan untuk paket rotasi
diambil dari hasil pemutakhiran survei terakhir jika blok sensus tersebut pernah
terpilih survei sebelumnya.

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 83


Lampiran

6.6. Pemilihan Sampel Rumah Tangga

Misalkan jumlah rumah tangga di blok sensus ke-i dari hasil pemutakhiran
adalah Mi , maka interval untuk penarikan sampel sistematik adalah .
Penentuan sampel rumah tangga ke-n (n=2,3,…,10) secara sistematik menggunakan
rumus:

Sampel rumah tangga yang pertama ( Ri ) untuk setiap paket sampel


ditentukan dengan rumus:
1. Paket sampel 1 :
2. Paket sampel 2 :

id
3. Paket sampel 3 :

.
go
4. Paket sampel 4 :
s.
6.7. Teknik Estimasi
p
.b

6.7.1. Desain Weight


w
w

Design Weight merupakan kebalikan dari fraksi sampling. Sehingga fraksi


//w

sampling untuk blok sensus SPAK dapat dijabarkan sebagai berikut:


bp dipilih secara PPS sistematik dari populasi kab/kota di
s:

Sampel kabupaten/kota :
tp

suatu provinsi sehingga fraksi sampling kab/kota ke-k adalah:


ht


Sampel blok sensus : n ' dipilih secara sistematik dari sampel blok sensus
Susenas triwulan 3 tahun 2012, sehingga fraksi sampling blok sensus ke-i dibedakan
urban/rural adalah:

84 INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019


Lampiran

Jumlah sampel ruta blok sensus SPAK 2019 adalah 10, sehingga fraksi
sampling rumah tangga ke-j terpilih dibedakan urban/rural adalah:

Overall sampling fraction untuk rumah tangga SPAK 2019 ke-j blok sensus
ke-i, kabupaten ke-p dibedakan urban/rural adalah:

. id
go
Sehingga design weight SPAK 2019 per kabupaten/kota ke-p menurut urban/
s.
rural adalah :
p
.b
w
w
//w
s:

dimana :
tp

whpij : weight rumah tangga ke-j, blok sensus ke-i, provinsi ke-p strata ke-h
ht

Mp : banyaknya rumah tangga provinsi ke-p


Mpk : banyaknya rumah tangga kabupaten/kota ke-k, provinsi ke-p
Mh 0 : banyaknya populasi rumah tangga provinsi ke-p, strata ke-h
Mhi : banyaknya rumah tangga blok sensus ke-i, strata ke-h
M ' hi : banyaknya rumah tangga hasil pemutakhiran blok sensus ke-i, strata ke-h
n'h : banyaknya sampel blok sensus, strata ke-h
mh : banyaknya sampel rumah tangga di setiap blok sensus, strata ke-h

6.7.2. Estimasi Karakteristik

Misalkan yij dan xij masing-masing merupakan nilai karakteristik Y dan X


rumah tangga terpilih ke-j di blok sensus terpilih ke-i di suatu provinsi di suatu strata,
maka estimasi total karakteristik Y, X, dan rasio R serta varians rasio dirumuskan
sebagai berikut:

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 85


Lampiran

a. Estimasi total nilai karakteristik X :


n m
Xˆ = ∑∑ Wij xij
=i 1 =j 1

b. Estimasi total nilai karakteristik Y :

c. Estimasi rasio dan varians rasio :

id
.
go
s.
p
.b
w
w
//w

dengan :
n : jumlah blok sensus terpilih
s:
tp

: estimasi total karakteristik Y dalam blok sensus ke-i


ht

: estimasi total karakteristik X dalam blok sensus ke-i


f : fraksi penarikan sampel blok sensus

6.7.3. Daftar Sampel Blok Sensus (SPAK.DSBS)

Daftar sampel blok sensus 2017 sd 2019 merupakan blok sensus panel dari
tahun 2013, sehingga tidak ada penggantian sampel blok sensus. Seperti dijelaskan
sebelumnya, DSBS dibagi 4 paket sampel yang setiap paket sudah diatur sedemikian
rupa pergantian rotasi sampel rumah tangganya sampai dengan tahun 2019.

86 INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019


Lampiran

id
.
go
6.7.4. Daftar Sampel Rumah Tangga (SPAK19.DSRT)
s.
p
Pemilihan sampel rumah tangga di setiap blok sensus terpilih dilakukan di
.b

BPS Pusat. File dikirim ke daerah dalam bentuk DSRT. Untuk kegiatan SPAK 2017
w

sampai dengan 2019, DSRT sudah ditentukan berdasarkan hasil updating terakhir
w
//w

di blok sensus SPAK dimaksud. Tidak ada lagi pemutakhiran rumah tangga karena
sesuai ketersediaan biaya, sehingga rotasi sampel rumah tangga disusun sedemikian
s:

rupa sehingga terpenuhi sampai dengan 2019.


tp
ht

Untuk paket sampel baru (fresh sample) dilakukan pemilihan responden,


dengan terlebih dahulu melakukan listing eligible responden, karena informasi rumah
tangga di paket sampel ini benar-benar baru.

Keberadaan rumah tangga tahun 2019 untuk paket rotasi (Paket F):
1. Ditemukan, adalah kondisi dimana nama kepala rumah tangga dan alamat pada
saat pencacahan sama dengan nama kepala rumah tangga dan alamat yang
tercetak pada DSRT SPAK 2018. Termasuk dalam kondisi ini adalah bila nama
kepala rumah tangga berbeda yang diakibatkan karena nama yang tercantum
adalah kesalahan dalam penulisan nama panggilan/alias dan alamat.
2. Ganti Kepala Rumah Tangga, adalah kondisi dimana alamat pada saat
pencacahan rumah tangga sama dengan alamat pada DSRT SPAK 2018 tetapi
terjadi pergantian kepala rumah tangga yang diakibatkan nama kepala rumah
tangga yang tercantum pada daftar ini telah pindah, meninggal, atau sebab

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 87


Lampiran

lain misalnya bercerai. Termasuk dalam kondisi ini adalah terjadinya kesalahan
pengklasifikasian KRT.
3. Pindah di dalam blok sensus, adalah kondisi dimana alamat pada saat pencacahan
rumah tangga berbeda dengan alamat rumah tangga pada DSRT SPAK 2018
sedangkan nama kepala rumah tangga tetap sama. Tidak termasuk perbedaan
alamat rumah tangga karena terjadi kesalahan penulisan alamat pada DSRT
SPAK 2018.
4. Pindah keluar blok sensus, adalah kondisi dimana rumah tangga yang tercantum
di DSRT pada saat pencacahan tidak ditemukan, dan setelah dikonfirmasikan
dengan tetangga di sekitarnya diperoleh informasi bahwa rumah tangga tersebut
telah pindah tempat tinggal diluar blok sensus. Termasuk rumah tangga tunggal
yang pada saat pencacahan telah meninggal dunia. Untuk tahun 2018, jika ada

id
rumah tangga lain yang tinggal di bangunan tersebut maka tetap dikategorikan

.
go
pindah keluar blok sensus.
• Untuk sampel rotasi, jika ada rumah tangga sampel utama yang pindah
s.
p
keluar blok sensus maka gunakan rumah tangga cadangan sebagai
.b

sampel pengganti. Jika rumah tangga cadangan habis, isikan kode ‘4’.
w

• Untuk sampel bukan rotasi, jika ada rumah tangga yang pindah keluar
w

blok sensus maka dapat menggunakan mekanisme dwelling yaitu


//w

digantikan oleh rumah tangga yang sekarang menempati bangunan


s:

tersebut. Untuk rumah tangga dwelling, kode keberadaan rumah tangga


tp

adalah kode 2 (Ganti Kepala Rumah Tangga). Jika tidak ada rumah
ht

tangga yang menempati bangunan tersebut, isikan kode ‘4’.

Hasil Pencacahan Responden :


1. Berhasil : responden berhasil diwawancarai
2. Berhasil Diganti : responden berhasil diwawancarai setelah rrelaksasi
3. Menolak : responden menolak untuk diwawancarai
4. Pergi : responden bepergian dan belum kembali sampai dengan
berakhirnya pencacahan
5. Sakit : responden tidak memungkinkan untuk diwawancarai
karena alasan kesehatan/ sakit, gangguan jiwa, atau pikun karena usia lanjut

Penjelasan:
a. Penggantian sampel hanya dilakukan untuk responden panel.
b. Kode 2 tidak berlaku untuk fresh sample.

88 INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019


Lampiran

Contoh SPAK19-DSRT untuk paket C (bukan rotasi) sebagai berikut.

. id
go
p s.
Penjelasan DSRT:
.b

1. Seluruh rumah tangga yang menjadi target pencacahan 2018 paket 1,3,4 harus
w

didatangi kembali tahun 2019, termasuk rumah tangga yang ditemukan tetapi
w
//w

responden non respon. Nama KRT kol (5) dan nama responden kol (7) adalah
nama kepala rumah tangga dan nama responden hasil pencacahan tahun 2018.
s:

2. Jika nama KRT kol (5) isi dan nama responden kol (7) kosong maka pada tahun
tp

2018 rumah tangga tersebut ditemukan tetapi responden non respon. Lakukan
ht

pendataan/pemilihan ulang responden di rumah tangga tersebut pada tahun


2019.
3. Jika ada rumah tangga yang pindah keluar blok sensus maka dapat menggunakan
mekanisme dwelling yaitu digantikan oleh rumah tangga yang sekarang
menempati bangunan tersebut. Untuk rumah tangga dwelling, kode keberadaan
rumah tangga kol (8) adalah kode 2 (Ganti Kepala Rumah Tangga).
4. Petugas dapat melakukan koreksi nama KRT dan nama responden (mencoret
dan menuliskan nama yang sesuai) apabila:
a) Ada perbedaan nama dengan kondisi di lapangan, atau
b) Ganti kepala rumah tangga (KRT), atau
c) Ganti responden.

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 89


Lampiran

Contoh SPAK19-DSRT untuk paket F (rotasi) adalah sebagai berikut:

. id
go
p s.
.b
w
w
//w

Penjelasan:
s:

1. Disediakan 15 sampel rumah tangga yang terdiri dari 10 rumah tangga sampel
tp

utama dan 5 rumah tangga sampel cadangan. Pemilihan sampel rumah tangga
ht

berdasarkan hasil pemutakhiran terakhir di blok sensus terpilih.


2. Jika ada rumah tangga sampel utama yang pindah keluar blok sensus maka
gunakan rumah tangga cadangan sebagai sampel pengganti. Penggunaan
sampel cadangan dimulai dari nomor urut yang terkecil.
3. Nama KRT kol (5) isi dan nama responden kol (7) kosong, selanjutnya dilakukan
pemilihan eligible responden.
4. Petugas dapat melakukan koreksi nama KRT (mencoret dan menuliskan nama
yang sesuai) apabila:
a) Ada perbedaan nama dengan kondisi di lapangan, atau
b) Ganti kepala rumah tangga (KRT).

Untuk paket sampel rotasi kelompok rumah tangga baru (fresh sample)
dilakukan pemilihan responden, dengan terlebih dahulu melakukan listing eligible
respondent, karena informasi rumah tangga di paket sampel ini benar-benar baru.

90 INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019


Lampiran

Tabel Kish digunakan setelah dilakukan listing eligible respondent, dan jika responden
tidak dapat ditelusuri keberadaannya maka dapat diganti dengan eligible lainnya.

6.8. Teknik Estimasi

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2019 merupakan indikator komposit


yang datanya diperoleh dari Survei Perilaku Anti Korupsi (SPAK) 2019. SPAK 2019
mencakup tiga fenomena utama korupsi, yaitu penyuapan (bribery), pemerasan
(extortion), dan nepotisme. Variabel penyusun IPAK dipilih dari sejumlah pertanyaan
dengan menggunakan Explanatory Factor Analysis (EFA).

Secara lengkap, tahapan dalam penghitungan IPAK 2019 adalah sebagai


berikut:
a. Cleaning data,

id
b. Melakukan recode variabel,

.
go
c. Penghitungan bobot setiap indikator dengan Principal Component Analysis (PCA),
d. Penghitungan Indeks Sub Dimensi, Indeks Dimensi, dan IPAK.
s.
p
Indeks merupakan rata-rata tertimbang dari seluruh jawaban pada variabel
.b
w

penyusun indeks dengan penimbang bobot terstandardisasi masing-masing.


w
//w
s:
tp

bi : bobot terstandardisasi
ht

Xi : variabel, sub dimensi, dimensi

IPAK memiliki rentang nilai 0-5. Nilai indeks semakin mendekati 5 menunjukkan
bahwa masyarakat berperilaku semakin anti korupsi. Dalam memaknainya, nilai IPAK
bisa dikelompokkan ke dalam 4 kategori, sebagai berikut:

Tabel 6.3.
Pengelompokkan Nilai IPAK dan maknanya

Nilai IPAK Maknanya


(1) (2)
0 - 1,25 Sangat Permisif
1,26 - 2,50 Permisif
2,51 - 3,75 Anti Korupsi
3,76 - 5 Sangat Anti Korupsi

INDEKS PERIL AKU ANTI KORUPSI 2019 91


DATA .b
s.
p
go
id
.
w
w

MENCERDASKAN BANGSA
//w
s:
tp
ht

BADAN PUSAT STATISTIK


Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710
Telp (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax: (021)
3857046 Homepage: http://www.bps.go.id E-mail:
bpshq@bps.go.id

Anda mungkin juga menyukai