Aqbar Pontoh - Refarat Rehab Medik
Aqbar Pontoh - Refarat Rehab Medik
Oleh:
Aqbar Saputra Pratama Pontoh S.Ked
19014101026
Masa KKM: 10 Mei – 16 Mei 2021
Supervisor Penguji
dr. Gloria E. Rondonuwu, SpKFR
Mengetahui,
Supervisor Penguji
i
DAFTAR ISI
A. Definisi.............................................................................................. 3
B. Epidemiologi ..................................................................................... 3
D. Penatalaksanaan ................................................................................ 8
Kesimpulan ............................................................................................ 18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
disebabkan oleh panas (api, cairan/lemak panas, uap panas), radiasi, listrik, kimia.
Luka bakar merupakan jenis trauma yang merusak dan merubah berbagai sistem
tubuh.1
Luka bakar merupakan salah satu kondisi yang memiliki pengaruh yang
pengobatannya.2,3,4
Luka bakar menjadi salah satu masalah kesehatan dunia yang menyebabkan
sekitar 180.000 kematian setiap tahunnya. Sebagian besar kasus luka bakar terjadi
keselamatan dasar pencegahan risiko cedera luka bakar di wilayah tersebut. Luka
psikologis, dan gangguan kualitas hidup yang dialami penderita. Luka bakar sering
mortalitas akibat luka bakar.5,6 Aspek medikolegal menuntut seorang dokter untuk
melakukan pemeriksaan terhadap seseorang yang mengalami luka bakar, baik yang
1
Cedera luka bakar terutama pada luka bakar yang lebih dalam dan luas
merupakan penyebab utama kematian. Anak-anak dan orang tua usia lanjut
merupakan kelompok yang berisiko tinggi mengalami luka bakar yang lebih dalam
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
disebabkan oleh panas (api, cairan/lemak panas, uap panas), sengatan matahari,
radiasi, listrik, dan bahan kimia. Luka bakar merupakan jenis trauma yang
B. Epidemiologi
Sekitar 2 juta orang menderita luka bakar di Amerika Serikat, tiap tahun,
dengan 100.000 yang dirawat di rumah sakit dan 20.000 yang perlu dirawat
dalam pusat-pusat perawatan luka bakar. Insiden puncak luka bakar pada orang
dewasa muda terdapat pada umur 20-29 tahun, diikuti oleh anak umur 9 atau
lebih muda. Luka bakar jarang terjadi pada umur 80 tahun ke atas. Sekitar 80%
luka bakar terjadi di rumah. Pada anak di bawah umur 3 tahun, penyebab luka
Pada umur 3-14 tahun, penyebab paling sering adalah dari nyala api yang
membakar baju. Dari umur ini sampai 60 tahun, luka bakar paling sering
disebabkan oleh kecelakaan industri. Setelah umur ini, luka bakar biasanya
3
terjadi karena kebakaran di rumah akibat rokok yang membakar tempat tidur
diklasifikasikan menjadi IV tingkat, yakni tingkat I, II, III, dan IV. (Gambar 1)
epidermis. Kulit akan tampak eritema, nyeri, sedikit edema, dan tidak ada bulla.
Jenis luka ini biasanya diakibatkan oleh sengatan matahari dan biasanya sembuh
dalam 5-7 hari serta tidak menimbulkan jaringan parut setelah sembuh. 9,10
ketebalan kulit yang melibatkan semua epidermis dan sebagian dermis. Pada
basah, berair, nyeri sensitif pada udara. Luka bakar derajat II mencapai
kedalaman dermis, tetapi masih ada elemen epitel sehat yang tersisa. Elemen
epitel tersebut, misalnya sel epitel basal, kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan
4
pangkal rambut. Dengan adanya sisa epitel ini, luka dapat sembuh sendiri.
Penyembukan terjadi secara spontan dalam waktu 10-14 hari tanpa terbentuk
Pada luka bakar derajat III (full thickness burn), kerusakan terjadi pada
seluruh lapisan atau kedalaman kulit dan mungkin subkutis, atau organ yang
lebih dalam. Tidak ada lagi elemen epitel hidup yang tersisa yang
terbentuknya jaringan parut. Kulit akan tampak terlihat putih pucat abu-abu
gelap atau kehitaman dan kaku, kulit rusak, tampak jaringan lemak, permukaan
kulit kering, edema, tidak ada bulla dan tidak nyeri. .9,10
telah mencapai lapisan otot, tendon, dan tulang. Kerusakan meliputi seluruh
lapisan dermis, organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar sebasea, dan
kelenjar keringat. Pada luka bakar ini kulit tampak menghitam seperti arang
Untuk melakukan penilaian area luas luka bakar secara baik dan benar
menghasilkan persentasi total luas luka bakar (%TBSA) (8). “Rules of Nine”
yang diestimasi menjadi 1%. Formula ini sangat berguna karena dapat
5
Gambar 2. Rules of Nine Dewasa
Sedangkan untuk mengestimasi luas luka bakar pada luka bakar yang tidak
luas dapat menggunakan area palmar (jari dan telapak tangan) dari tangan pasien
yang dianggap memiliki 1% total body surface area (TBSA). Metode ini sangat
berguna bila pasien memiliki luka bakar kecil yang tersebar sehingga tidak dapat
dewasa, namun tidak akurat bila digunakan pada pasien anak. Hal ini disebabkan
6
karena proporsi luas permukaan tubuh pada anak sangat berbeda dengan pasien
dewasa. Anak-anak memiliki proporsi paha dan kaki yang kecil dan bahu dan
kepala yang lebih besar dibandingkan orang dewasa. Oleh karena itu,
dengan luka bakar (Gambar 4). Namun setiap peningkatan umur pada anak,
dari area kepala dan 0,5% ditambahkan pada dua area kaki anak. Setelah anak
mencapai usia 10 tahun, tubuh anak sudah proporsional sesuai dengan tubuh
dewasa.
dikategorikan menjadi tiga yaitu ringan, sedang, dan berat.12, 13 Disebut ringan
jika TBSA <15% pada dewasa, TBSA <10% pada anak, dan luka bakar full-
7
thickness dengan TBSA <2% pada anak maupun dewasa tanpa mengenai daerah
mata, telinga, wajah, tangan, kaki, atau perineum untuk total luas luka bakar.
Luka bakar sedang ialah luka bakar dengan TBSA 15-25% pada dewasa
dengan kedalaman luka bakar full-thickness <10%, TBSA 10-20% pada luka
bakar partial-thickness pada pasien anak dibawah 10 tahun dan dewasa usia
diatas 40 tahun, dan TBSA <10% pada luka bakar full-thickness pada anak atau
dewasa tanpa masalah kosmetik atau mengenai daerah mata, wajah, telinga,
Sedangkan untuk luka bakar berat yaitu luka bakar dengan TBSA >25%,
TBSA >20% pada anak usia dibawah 10 tahun dan dewasa usia diatas 40 tahun,
TBSA >10% pada luka bakar full-thickness, semua luka bakar yang mengenai
daerah mata, wajah, telinga, tangan, kaki, atau perineum yang dapat
menyebabkan gangguan fungsi atau kosmetik. semua luka bakar listrik, dan
semua luka bakar yang disertai trauma berat atau trauma inhalasi.
D. PENATALAKSANAAN
Prinsip penanganan awal pada pasien luka bakar ialah dengan primary
survey:12,13
1. Airway
8
2. Breathing
b. Berikan oksigen 100% high flow 10-15 liter per menit melalui masker
non-rebreathing
3. Circulation
a. Cek nadi sentral, cek tekanan darah, dan cek capillary refill time (normal
c. Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap, analisis gas darah
arteri
d. Resusitasi cairan
4. Disability
5. Environment
a. Lepaskan semua pakaian dan aksesoris yang melekat pada tubuh pasien
9
6. Fluid
Pasien dewasa dengan luka bakar lebih besar dari 20% TBSA dan pasien anak
dengan luka bakar lebih besar dari 10% TBSA, harus dilakukan resusitasi
b. Setengah dari jumlah cairan diberikan pada 8 jam pertama dan setengah
Glukosa 5%.
diyakini tidak ada atau telah diatasi. Tujuan akhirnya ialah menegakkan
10
E (Events) : Peristiwa yang terjadi saat trauma
adaptasi fungsi pada disabilitas permanen. Penentuan target tata laksana KFR
kedalaman luka di tingkat kutan dan subkutan, kedalaman luka di tingkat otot
dan tendon dengan prognosis pemulihan baik serta kedalaman luka di tingkat
Fase akut pada luka bakar merupakan gejala dan atau tanda proses
inflamasi, nyeri, dan peningkatan edema yang terjadi sampai 36 jam pasca-
cedera.
11
Tujuan program KFR pada fase ini meliputi:
terjadinya kontraktur
1) Pengaturan posisi
Pengaturan posisi yang sesuai merupakan terapi lini pertama dan sejauh
Pengaturan posisi ini harus disertai dengan latihan lingkup gerak sendi
yang sesuai, sebab posisi yang dipertahankan terlalu lama juga akan
kontraktur.
12
3) Splinting
yang cedera dan dapat diberikan sejak fase awal. Pada kasus yang sulit
untuk dilakukan positioning, yaitu pada geriatri, anak, atau pasien yang
splinting biasanya dilakukan bila pasien memiliki luka bakar deep partial
tendon, untuk mencegah agar tendon tidak ruptur dan melindungi sendi
yang terkena.
13
Gambar 4. Functional Splint.
a) Memposisikan bagian tubuh atau sendi pada pasien luka bakar dengan
Fase subakut pada luka bakar merupakan fase terjadinya penutupan luka
primer, remodelling scar dan kontraksi scar. Pada fase ini berbagai
1) Terapi latihan
dalam kedokteran fisik dan rehabilitasi yang meliputi latihan aktif dan
pasif. Terapi latihan dapat dimulai dari sendi-sendi mayor (baik yang
14
terkena atau yang tidak terkena luka bakar), dapat dimulai sejak 5-7 hari
setelah skin graft (atau sesuai saran dokter bedah) berupa latihan lingkup
graft pada regio resipien. Pada sendi yang tidak terkena, latihan
mengunakan alat bantu latihan seperti pulleys dan beban. Pemberian obat
peregangan.
Latihan penguatan dan ketahanan otot diberikan tidak hanya pada sisi
yang sakit, tetapi juga diberikan pada sisi yang sehat. Pemberian latihan
Jenis terapi modalitas fisik yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
15
b) Laser therapy, untuk membantu proses penyembuhan luka dan
mengurangi nyeri
c) Prostesis:
shoulder/elbow/wrist/hand)
Program tata laksana KFR pada luka bakar dalam jangka panjang masih
diperlukan, karena sering terjadi keterbatasan lingkup gerak sendi dan parut
16
luka bakar merupakan fase dimana proses penyembuhan luka berlanjut
sampai dua tahun (maturasi dan remodeling jaringan parut). Program ini
dimulai sejak pasien keluar dari perawatan di rumah sakit berupa lanjutan
program tata laksana KFR pada fase subakut dan evaluasi kapasitas
17
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
disebabkan oleh panas (api, cairan/lemak panas, uap panas), radiasi, listrik, kimia
dan merupakan jenis trauma yang merusak dan merubah berbagai sistem tubuh.
Luka bakar masih menjadi masalah kesehatan dunia yang mempunyai morbiditas
darurat. Hal terpenting dari luka bakar ialah area permukaan tubuh yang terkena,
kedalaman luka bakar, lokasi luka bakar, umur pasien, keadaan umum, dan
Secara garis besar, penatalaksanaan luka bakar dimulai dari primary survey,
secondary survey, dan rehabilitasi pasca trauma. Tata laksana Kedokteran Fisik dan
18
DAFTAR PUSTAKA
1. Jong W. Buku Ajar Bedah. Edisi ke-2 EGC. Jakarta: EGC; 2005. hal. 66-8.
5. A WHO plan for burn prevention and care [Internet]. 2018 Diambil dari:
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail /burns.
http://emedicine.medscape.com/article/1278244
8. Sabiston DC. Buku Ajar Bedah. Oswari J, penyunting. Jakarta: EGC; 1995.
hal.165.
Life Support Student Course Manual Edisi Bahasa Indonesia. Edisi ke-9.
Jakarta: IKABI;2014
10. Sjamsuhidajat R, Prasetyono TO, Rudiman R, et al. Buku Ajar Ilmu Bedah.
11. Tulaar, ABM, Wahyuni LK. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Fisik dan
19
12. James A.B. Medical Science of Burning, First Edition. Australia: Melbourne
19