Oleh :
BAGIAN NEUROLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
MANADO
2020
BAB 1 ( Agung M. S. Dewi, Putri Wijaya )
1. Bagaimana cara menentukan antara bangkitan epileptik dan non epileptik berdasarkan
gejala klinis?
Jawab:
3. Jelaskan apa perbedaan antara bangkitan non epileptik dan bangkitan epileptik
berdasarkan defenisinya!
Jawab:
Bangkitan epileptik adalah terjadinya tanda/gejala yang bersifat sesaat akibat aktivitas
neuronal yang abnormal dan berlebihan di otak
Bangkitan non epileptik adalah terjadinya tanda/gejala yang tidak diakibatkan oleh
aktivitas neuronal yang abnormal dan berlebihan di otak
5. Pemeriksaan penunjang apa yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis suatu bangkitan?
Jawab:
1) Pencitraan
2) Laboratorium (pemeriksaan darah rutin tes fungsi ginjal, tes fungsi hepar, kadar gula,
kadar albumin, elektrolit untuk menyingkirkan bangkitan simptomatik akut, prolaktin)
3) Analisa cairan serebrospinal (pada kasus yang dicurigai SSP)
4) Elektrioensefalografi (EEG) dengan video
5) Elektrokardiografi
1. Obat anti-epilepsi apa yang berpengaruh dan berdampak pada atensi seseorang ?
- Pemberian OAE dapat menyebabkan beberapa gejala inti dari ADHD, seperti
hiperaktivitas, agresif, dan distractibility. Topiramat, fenobarbital,
benzodiazepine, tiagabin dan zonisamid mempunyai efek negative terhadap atensi.
2. Apa saja komplikasi epilepsi pada kehamilan dan apa yang mempengaruhi frekuensi
bangkitan pada kehamilan ?
- Kehamilan berkaitan dengan peningkatan kadar estrogen dan progesteron yang
bermakna serta perubahan metabolisme hormone dan obat anti epilepsi. Kedua hal
tersebut akan memengaruhi frekuensi bangkitan epilepsi pada wanita hamil.
Epilepsi pada kehamilan dapat menyebabkan komplikasi maternal dan
fetal/neonatal. Komplikasi maternal yang dapat terjadi, yaitu perdarahan
pervaginam, aborsi spontan, preeklampsia, persalinan lama, bangkitan berulang
(hipoksia), status epileptikus, bangkitan saat persalinan, hipertensi persalinan,
persalinan preterm, dan sudden unexplained death in epilepsy (SUDEP).
Komplikasi ada fetal/neonatal yang bisa terjadi adalah keguguran (2 kali lebih
sering dari normal), kelainan kongenital (2-3 kali lebih sering dari normal),
hipoksia, berat badan lahir rendah, kelahiran prematur, IQ rendah, dan perilaku
abnormal.
1. Reseksi
a. Mengangkat fokus epileptik fokal: lobektomi temporal anterior atau
amigdala hipokampektomi selektif (epilepsi lobus temporal).
b. Mengangkat jaringan luas: hemisferektomi (sindrom Rassmusen, sindrom
Struge weber).
2. Paliatif
a. Diskoneksi, yaitu memutus jaras penyebaran bangkitan, digunakan pada
prosedur: korpus kalosotomi (bangkitan drop attack), transeksi multiple
sub pial (epilepsi Landau Kleffner).
b. Stimulasi: untuk menurunkan eksitabilitas otak (vagal nerve stimulation/
VNS, deep brain stimulation/DBS
4. Jelaskan bagaimana tipe bangkitan yang dapat terjadi pada Epilepsi Lena pada anak?
Jawaban:
Tipe bangkitan yang terjadi yaitu ditandai dengan adanya aktivitas volunteer tiba-tiba,
hilangnya kesadaran/respons, pandangan kosong, bengong, atau mata ke atas dan
berkedip-kedip.
5. Jelaskan manifestasi klinis yang khas yang dapat kita temukan pada pasien dengan
Sindrom West?
Jawaban:
Pada Sindrom West bisa ditemukan trias: spasme epileptic terutama saat bangun tidur,
keterlambatan perkembangan dan gambaran EEG hypsarrhytmia.
Selain itu dapat juga ditemukan gejala seperti bangkitan yang berbentuk
fokal,asimetrik atau unilateral.
2. Diketahui bahwa status epileptikus bisa dialami orang dengan atau tanpa epilepsi,
terutama pada pasien usia tua. Secara umum diagnosis etiologi pada status epileptikus
dapat diklarifikasikan. Sebutkan dan berikan contoh ……..
Jawaban :
a. Etiologi Simtomatik SE
Contoh : Sistem Serebral (etiologi) dapat terjadi kerusakan serebral
hipoksi/metabolik, infeksi , tumor intrakranial, trauma kepala. Dll
b. Etiologi Non-Konvulsivus SE
(SENK) tanpa koma tipe Lena :
Contoh : Faktor OAE yaitu penghentian OAE mendadak atau konsumsi OAE
tidak teratur
(SENK) disertai koma :
Contoh : Koma-GED terjadi gangguan otak primer atau sekunder dan Koma-LED
terjadi lesi otak fokal.
3. Untuk dapat mendiagnosis SENK ditegakan berdasarakan data klinis dan EEG,
kriteria EEG yang digunakan untuk menegakkan SENK adalah Kriteria Salzburg
Modifikasi. Sebutkan dan jelaskan apa saja yang termasuk dalam kriteria
tersebut .........
Jawaban :
Perubahan EEG memenuhi kriteria, jika >10 detik
A. Pasien tanpa diketahui ensefalopati epileptik (minimal memenuhi 1 dari 3 kriteria
NCSE)
o Gelombang epileptiform >2,5 Hz
o Tipikal iktal spatiotemporal dengan
Gelombang epileptiform atau aktivitas ritmik (>0.5 Hz)
o Fenomena klinis iktal subtle dengan
Gelombang epileptiform atau aktivitas ritmik (>0.5 Hz)
o Jika kriteria 1-3 tidak terpenuhi, temukanlah 1 dari gambaran berikut
dengan pemberian OAE yang sesuai :
- Gelombang epileptiform <2,5 Hz dengan fluktuasi atau,
- Aktivitas ritmik >0,5 Hz dengan fluktuasi atau
- Aktivitas ritmik >0,5 Hz tanpa fluktuasi.
B. Pasien dengan ensefalopati epileptik (pasien memenuhi kriteria A dengan 1 dari
hal berikut)
o Peningkatan frekuensi dibandingkan irama dasar dengan mangamati
keadaan klinis
o Perbaikan klinis dan gambaran EEG dengan OAE IV
5. Apa sajakah pengobatan untuk SE Lena Tipikal yang harus diberikan ………
Jawaban :
Pilih salah satu : Diazepam 10mg IV atau Lorazepam 4mg IV
Jika bangkitan berlanjut dapat diulang atau berikan salah satu dibawah ini :
- Asam valporat IV 25-45 mg/kg (6mg/kg per menit)
- Fenobarbital IV 20 mg/kg (50 mg/kg per menit), dengan observasi
ketat
1. Apa yang dimaksud dengan epilepsi resinstan obat dan apa saja faktor-faktor
resikonya?
Jawab:
a. Definisi
Kegagalan pengobatan epilepsi yang adekuat menggunakan dua atau lebih OAE
yang sesuai, baik sebagai monoterapi maupun politerapi.
b. Faktor resiko epilepsi resistan obat:
Respons yang buruk terhadap pengobatan pertama
Bangkitan yang tidak terkontrol dalam jangka waktu yang lama
Riwayat status epileptikus
Gangguan kognitif dan retardasi mental
Gambaran EEG tertentu, seperti aktivitas epileptiform multifokal
Onset bangkitan pada usia dini
Memiliki lebih dari satu tipe bangkitan
Memiliki riwayat penyakit otak atau kelainan struktur otak tertentu
(misalnya displasia kortikal)
5. Apa yang dimaksud dengan bedah epilepsi, indikasi dan kontra indikasinya?
Jawab:
a. Bedah epilepsi dilakukan bila penyakit epilepsi sudah mengalami resistan
terhadap obat. Tujuan tindakan bedah epilepsi adalah tercapainya bebas bangkitan
atau menurunkan frekuensi dengan efek samping minimal.
b. Bedah epilepsi diindikasikan pada kasus epilepsi yang berpotensi akan membaik
dengan tindakan bedah (remediable), seperti:
Sclerosis hipokamus
Ganglioglioma, dysembrioplastic neuroepithelial tumor (DNET), cavernous
angioma, dysplasia kortek
Ensefalitis Rasmussen, hemimegalensefali, sturge weber
Syndrome lennox Gestaut
c. Kontra indikasi:
Kontra indikasi absolut
Latar belakang penyakit degeneratif atau gangguan metabolik
Kelainan neurologi progresif
Sindrom epilepsi benigna
Kontra indikasi relative
Tidak patuh minum OAE
Psikosis interiktal
IQ kurang dari 70
Zona epileptogenic bilateral atau difus
Jawaban :
Stigma adalah gambaran perbedaan pada seorang manusia dan devaluasi nilai
oleh masyarakat akibat perbedaan tersebut
Jawaban :
Bangkitan epileptik adalah terjadinya tanda/gejala yang bersifat sesaat akibat
aktivitas neuronal yang abnormal dan berlebihan di otak
Bangkitan refleks adalah bangkitan yang muncul segera (dalam detik atau
menit) sebagai respons atas stimulus spesifik
1) Pencitraan
2) Laboratorium ( pemerikasaan darah rutin tes fungsi ginjal, tes fungsi
hepar, kadar gula, kadar albumin, eletrolit, untuk menyingkirkan
bangkitan simtomatik akut, prolaktin)
3) Analisa cairan serebrospinal (pada kasus yang di curigai infeksi SSP)
4) Elektoensefalografi (EEG) dengan Video
5) Elektrokardiografi
6)
BAB 2 + BAB 4 ( Juandi Kasengke, Larisa Pontoh )