oleh :
KELOMPOK PEMINATAN JIWA
Salwa Nirwanawati 206070300111003
Dessy Ekawati 206070300111007
Dewa Ayu Anggi G 206070300111011
Atin Humayya 206070300111014
Ridwan Sofian 206070300111024
Puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat, rahmat dan karunia-Nya, makalah review pendahuluan tesis yang
berjudul “Pengalaman Remaja Yang Menjadi Korban Bullying (ST
Fenomenologi) & Studi Fenomenologi Pengalaman Siswa SMA Yang Melakukan
Percobaan Bunuh Diri di Kota Malang” oleh mahasiswa Magister Keperawatan
Peminatan Keperawatan Jiwa tahun 2020 ini dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini, telah disusun semaksimal dan seoptimal mungkin sesuai dengan
point-point yang diminta dan berdasarkan pada literature atau jurnal yang kami
dapatkan. Namun, kami hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan
dalam penulisan maupun tata bahasa.
Dengan segala kerendahan hati, tim penyusun menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, tim penyusun mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
3. Rumusan Masalah
Menurut penulis, penelitian ini sudah sesuai dengan penelitian
kualitatif dimana peneliti ingin menggali tentang bagaimana makna
pengalaman hidup remaja sebagai korban bullying. Pertanyaan penelitian
melibatkan sebuah permasalahan yang dibahas oleh peneliti secara tajam,
jelas dan akurat. Dibawah ini pertanyaan mengenai penelitian yaitu: (Aziz
Hidayat, 2021)
a. Apa fenomena yang diteliti ?
b. Apa masalah yang timbul pada fenomena penelitian ?
c. Apa yang dipelajari dari fenomena penelitian ini ?
d. Bagaimana partisipan menjalani fenomena ini ?
e. Bagaimana partisipan memaknai fenomena ini ?
Hasil Analisa :
Disesuaikan dengan pedoman penulisan tesis 2020-2021 Prodi
Magister Keperawatan Univ. Brawijaya, rumusan masalah telah
dipaparkan dengan ringkas, singkat, dan juga jelas mengenai topik yang
menjadi focus penelitian. Rumusan masalah juga disusun secara empiris
dan dimungkinkan pengumpulan data dengan observasi dan wawancara.
Menurut Sugiyono (2019), rumusan masalah harus bersifat holistic
(menyeluruh, tidak dapat dipisahkan). Hal ini sesuai dengan rumusan
masalah penelitian yang diangkat yaitu pengalaman (bersifat holistic).
4. Tujuan
Tujuan umum pada penelitian yaitu mengeksplorasi makna
pengalaman remaja yang menjadi korban bullying. Selain itu terdapat
tujuan khusus pada penelitian ini yaitu:
a. Mengeksplorasi perasaan remaja yang menjadi korban bullying
b. Mengeksplorasi mekanisme koping pada remaja yang menjadi korban
bullying
c. Mengeksplorasi dukungan sosial (orang tua, teman sebaya, guru) pada
remaja yang menjadi korban bullying
d. Mengeksplorasi harapan pada remaja yang menjadi korban bullying.
Menurut peneliti tujuan tersebut sudah sesuai dengan prinsip metode
penelitian kualitatif karena penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
pengalaman dari partisipan selama menjadi korban bullying yang nantinya
informasi tersebut akan dimasukkan ke dalam data penelitian.
Pada penelitian kualitatif sangat penting untuk menggunakan
pemilihan kata. Kata akan lebih menjadi bermakna jika di dalamnya
mengembangkan instrumentasi kualitatif yang mencerminkan sifat
interpretatif. Misalnya, menggunakan kata-kata seperti mengeksplorasi,
mengungkap, menemukan, menafsirkan, mengasumsikan makna, menilai,
mendeskripsikan, memahami, dan mempersepsikan berhubungan langsung
dengan sifat muncul dari penelitian kualitatif (Billups, 2019). Peneliti
menggunakan kata “mengeksplorasi” dalam tujuan penelitiannya.
Hasil Analisa :
Mengacu pada paradigma strres dan adaptasi menurut Stuart (2016)
tersebut, peneliti sudah menyesuaikan tujuan dengan panduan paradigma
tersebut. Tetapi saat pelaksanaan, diharapkan peneliti dapat melakukan
penelitian secara urut dimulai dari :
a. mengeksplore perasaan remaja yang menjadi korban bullying
(Appraisal of Stressor)
b. mengeksplore dukungan sosial korban bullying (sumber koping)
c. menentukan mekanisme koping yang digunakan korban bullying.
d. mengeksplorasi mengenai harapan korban bullying.
Selain itu, karena peneliti ingin melihat makna pengalaman, maka
tujuannya perlu di tambah “mengeksplore kemampuan personal korban
bullying”. Sehingga didalam pembahasan juga dijelaskan bagaimana
pengalaman dan kemampuan personal korban dalam menghadapi bullying.
5. Manfaat Penelitian
Penelitian kualitatif bermanfaat untuk memberikan informasi serta
pengetahuan yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah dan mengambil
keputusan berdasarkan fenomena yang terjadi. Selain itu, manfaat
penelitian juga dapat digunakan untuk pengembangan program,
pengembangan teori, dan kepentingan ilmu pengetahuan (Anggito &
Setiawan, 2018).
Berdasarkan hal tersebut penelitian yang telah menyajikan manfaat
penelitian terhadap pengembangan ilmu pengetahuan (knowledge
production) dan sektor kesehatan (health sector). Menurut Darmalaksana
(2020) pada manfaat penelitian bergantung pada tujuan yang ditetapkan
pada suatu penelitian. Sehingga menurut penulis dapat ditambahkan
manfaat penelitian bagi narasumber karena tujuan dari penelitian tersebut
berfokus pada eksplorasi peneliti pada pengalaman narasumber sebagai
korban bullying.
Hasil Analisis :
Sementara jika disesuaikan dengan pedoman penulisan tesis 2020-
2021 Prodi Magister Keperawatan Univ. Brawijaya, seharusnya manfaat
pada penelitian menguraikan kegunaan dan pentingnya penelitian baik
bagi pengembangan ilmu dan institusi (manfaat pendidikan) maupun bagi
masyarakat dalam arti luas (manfaat praktis).
DAFTAR PUSTAKA
Anggito, A., & Setiawan, J. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. Sukabumi:
CV Jejak.
Almalki, S. (2016). Integrating Quantitative And Qualitative Data In Mixed
Methods Research--Challenges And Benefits. Journal Of Education And
Learning, 5(3), 288-296.
Bachri, B. S. (2010). Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi Pada
Penelitian Kualitatif. Jurnal Teknologi Pendidikan, 10(1), 46-62.
Billups, F. D. (2019). Qualitative Data Collection Tools: Design, Development,
And Applications (Vol. 55). SAGE Publications.
Creswell, Jhon W. (2016). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Darmalaksana, W. (2020). Cara Menulis Proposal Penelitian. Fakultas
Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
FKUB. (2020). Pedoman Penulisan Tesis 2020-2021. Malang: Program Studi
Magister Keperawatan Jurusan Keperawatan
Herdiansyah, Haris. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu
Sosial. Jakarta Selatan: Salemba Humanika.
Hidayat, A, Aziz. (2021). Metodologi Keperawatan Untuk Pendidikan Vokasi.
Surabaya: Healt Books Publishing.
Hilal, A. H., & Alabri, S. S. (2013). Using Nvivo For Data Analysis In Qualitative
Research. International Interdisciplinary Journal Of Education, 2(2), 181-
186.
Mujib, A. (2015). Pendekatan Fenomenologi Dalam Studi Islam. Al-Tadzkiyyah:
Jurnal Pendidikan Islam, 6(2), 167-183.
Mursitama, F Karim (2015). Mahir Menulis Akademik: Mendapatkan Nilai
Terbaik Dalam Tugas, Makalah, dan Ujian Kuliah. Depok: Linea Pustaka
Nurdin, Ismail., Hartati, Sri. (2019). Metodologi Penelitian Sosial. Surabaya :
Media Sahabat Cendekia
Nuryana, A., Pawito, P., & Utari, P. (2019). Pengantar Metode Penelitian Kepada
Suatu Pengertian yang Mendalam Mengenai Konsep Fenomenologi.
Ensains Journal, 2(1), 19-24.
Pirmanto, D., Jundillah, M. L., & Widagdo, K. A. (2014). Jenis Penelitian
Menurut Kedalaman Analisis Data.
Stuart, G. W, Keliat, B. A, Pasaribu. J. (2016). Prinsip dan Praktik Keperawatan
Kesehatan Jiwa Stuart. Edisi Indonesia (Buku 1). Singapura: Elsevier
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
PT Alfabet
Suwendra, I Wayan. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Ilmu Sosial,
Pendidikan, Kebudayaan dan Keagamaan. Bandung: Nilacakra.
Umrati., Wijaya Hengky. (2020). Analisis Data Kualitatif Teori Konsep Dalam
Penelitian. Makassar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray.
Utari, A. (2021). Tak Kenal Maka Tak Sayang, Penelitian Kualitatif dalam
Pelayanan Masyarakat. Cetakan Ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Pendahuluan Tesis Pengalaman Remaja Yang Menjadi Korban Bullying
(ST Fenomenologi)
BAB 1
PENDAHULUAN
Tujuan pada penelitian ini terdiri atas dua tujuan. Tujuan pertama adalah
tujuan umum. Tujuan kedua adalah tujuan khusus
1.4 Manfaat
Manfaat penelitian ini terbagi menjadi lima tingkatan manfaat, pertama
knowledge production, kedua capacity building, ketiga informing policies
and product development, keempat health sector, & kelima economic and
social (Hanney et al., 2004). Namun, pada penelitian ini hanya
menggunakan dua manfaat yaitu manfaat produksi pengetahuan dan
manfaat sektor kesehatan.
LAMPIRAN 2
Studi Fenomenologi Pengalaman Siswa Sma Yang Melakukan Percobaan
Bunuh Diri Di Kota Malang
BAB 1
PENDAHULUAN
adalah menjaga pola tidur yang sehat, berolahraga secara teratur mengembangkan
masalah kondisi kesehatan jiwa, dengan kondisi tidak terdiagnosis dan diobati
2018). Tujuh masalah kesehatan jiwa banyak ditemukan pada remaja. Pertama
adalah gangguan emosi seperti marah, frustrasi dan depresi (Nanyakarra, 2013).
pada remaja dengan dampak berupa penarikan diri, kesepian dan bunuh diri.
perilaku destruktif yang merupakan penyebab utama keenam beban penyakit pada
dengan bentuk dan berat badan yang berdampingan dengan masalah depresi,
ansietas dan penyalahgunaan zat. Keempat adalah psikosis yang terjadi pada
remaja akhir, berdampak terhadap stigma dan pelanggaran HAM pada remaja.
Kelima adalah bunuh diri. Bunuh diri pada remaja menempati penyebab ketiga
penyalahgunaan zat dan perilaku seks bebas yang terjadi pada 13.6% remaja di
tahun 2016. Ketujuh adalah kekerasan pada remaja dan bullying yang menempati
Bunuh diri termasuk faktor kematian kedua pada remaja umur (15-24
tahun) (Plemmons et al., 2018). Angka rata-rata kematian akibat bunuh diri
adalah 11.4% per 100.000 populasi (WHO, 2015). Hampir 90% remaja dunia
tinggal di negara berpenghasilan rendah atau menengah dan lebih dari 90%
remaja yang bunuh diri adalah di antara remaja yang tinggal di negara-negara itu
jiwa. Depresi, gangguan kesehatan jiwa dan penyalahgunaan narkoba pada remaja
adalah faktor risiko utama terjadinya bunuh diri (Stuart, 2014). Bunuh diri sendiri
dapat diartikan sebagai tindakan yang disadari dengan tujuan untuk mengakhiri
kehidupannya sendiri secara sadar. Sehingga bunuh diri dapat diartikan sebagai
Menurut Cho and Haslam (2010), faktor-faktor resiko tersebut dapat saling
mempengaruhi. Hal ini sejalan dengan Penelitian Ibrahim et al. (2014), yang
menunjukan adanya hubungan faktor psikologis seperti stress, kecemasan dan
depresi dengan ide bunuh diri. Hal tersebut juga selaras dengan hasil penelitian
Lee et al. (2013), yang menyebutkan jika resiko bunuh diri lebih tinggi terjadi
adalah lingkungan sosial, hasil penelitian Pisani et al. (2013), menunjukan bahwa
remaja memiliki ide bunuh diri sebesar 13,9%. Keinginan akan bunuh diri sering
dewasa (23%). Sehingga faktor ini dianggap penting pada kasus bunuh diri di usia
remaja. Faktor lainnya ialah orientasi seksual. Hal ini sejalan dengan penelitian
O’Donnell el al. (2011), yang menunjukan bahwa pada remaja LGBT di Italia
memiliki resiko tinggi suicide ideation. Faktor lain yaitu riwayat bunuh diri
sebelumnya. Resiko tinggi terjadi pada dua tahun pertama setelah usaha bunuh
laki- laki, namun laki-laki lebih sukses dalam merealisasikan tindakan tersebut.
Data WHO (2018), menunjukan 30% kejadian bunuh diri di dunia disebabkan
oleh racun, yang sebagian besar terjadi di daerah yang jauh dari perkotaan dan di
dengan orang tuanya. Metode yang digunakan untuk percobaan bunuh diri adalah
diri pada tahun 2012, dan pada tahun 2013 berjumlah 921. Bunuh diri di Kota
Malang pada tahun 2019 tercatat 16 kasus, dengan 1 kejadian bunuh diri yang
melibatkan remaja. Angka ini meningkat dibandingkan tahun 2018 lalu dengan
kasus sebanyak
11 orang (Polres Malang). Hal ini sangat bertolak belakang dengan mayoritas
penduduk Kota Malang adalah suku Jawa dengan mayoritas muslim, yang
mana percobaan bunuh diri sendiri adalah tindakan yang tidak dibenarkan apapun
tujuannya.
menunjukan dari 869 siswa di dapatkan 108 siswa (12,4%) menunjukkan ide
bunuh diri yang tinggi dan 98 orang (11,3%) menunjukkan ide bunuh diri yang
rendah sedangkan sisanya menunjukan tidak ada ide bunuh diri. Berdasarkan hasil
orang tua yang broken home, teman dan pacar. Nn “Y” telah mengatakan ingin
mati saja karena tidak ada lagi yang perduli kepadanya, terlebih bapak yang sering
melakukan kekerasan dalam rumah tangga dan pada diri Nn “Y”, sehingga cara
penyelesaian yang dilakukan saat terjadi masalah adalah diam, menangis dan
belum bisa di dapatkan oleh Nn “Y” yang pada akhirnya membuat Nn “Y”
dengan judul pengalaman siswa yang melakukan percobaan bunuh diri di Kota
percobaan bunuh diri yaitu ide bunuh diri, isyarat bunuh diri, ancaman hingga
percobaan bunuh diri khususnya pada remaja. Alasan tersebut yang mendorong
yang melakukan percobaan bunuh diri. Berdasarkan paparan diatas maka fokus
yang melakukan percobaan bunuh diri di Sekolah Menengah Atas di Kota Malang
bunuh diri
yang beresiko melakukan bunuh diri, diantaranya tema kecewa pada orang tua
dapat dijadikan penguatan pengkajian pada aspek afektif, tema merasa sakit hati
pengkajian pada aspek perilaku dan sosial. Selanjutnya untuk tema merasa putus
asa, takut mati dan menyesal karena telah melakukan percobaan bunuh diri dapat
dijadikan penguatan pengkajian pada aspek sumber koping yaitu personal ability.
melakukan percobaan bunuh diri, bisa menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya
yang ingin melakukan penelitian tentang pengalaman keluarga dengan anak yang
refleksi diri bagi partisipan, sehingga partisipan bisa memaknai hal yang sudah
dilakukan dan dapat melakukan hal yang terbaik di masa mendatang. Hasil
penelitian ini juga bisa menjadi bahan masukan untuk pemerintah dalam membuat
membuat suatu klinik pencegahan bunuh diri yang melibatkan orang tua dan para
Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu bahan referensi bagi
perawat diwilayah kerja setempat untuk bekerjasama dengan pihak sekolah dalam