Anda di halaman 1dari 7

TEKNIK ANALISIS PENELITIAN KUALITATIF

Oleh Misdalina
Teknik analisis penelitian kualitatif berkaitan dengan data yang berbentuk
deskripsi atau kualitas yang berbentuk pernyataan, persepsi, atau hasil dokumen. Hasil
analisis berupa gambaran/deskriptif jawaban dari permasalahan pada rumusan
masalah penelitian.
Teknik analisis data yang akan digunakan dapat ditentukan dengan memperhatikan:
1. Rumusan masalah penelitian
2. Jenis data penelitian

A. Penelitian deskriptif kualitatif


Beberapa contoh teknik analisis data dari rumusan masalah penelitian, sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan pembelajaran online pada masa covid-19 di Universitas
PGRI Palembang?
2. Bagaimana hasil pembelajaran mahasiswa matematika pada materi kalkulus
diferensial menggunakan blended learning di Universitas PGRI Palembang?
3. Bagaimana peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematika mahasiswa
menggunakan pendekatan PMRI?

Teknik analisis rumusan masalah nomor 1:


1. Bagaimana penerapan pembelajaran online pada masa covid-19 di Universitas
PGRI Palembang?
Data dikumpulkan berupa hasil angket, wawancara (jika ada), dan dokumen
pembelajaran.
Selanjutnya dianalisis berdasarkan data yang ada (dengan sebelumnya data yang
dikumpulkan tersebut dicek keabsahannya/tri angulasi), sebagai berikut:
a. Data angket dikelompokkan berdasarkan kisi2 indikator perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi, tindak lanjut, dan peningkatan pembelajaran online
pada masa covid-19. Selanjutnya dipersentasekan, dan diinterprestasikan.
b. Data wawancara (jika ada) dideskripsikan pertanyaan peneliti yang berkaitan
dengan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, tindak lanjut, dan peningkatan
pembelajaran online pada masa covid-19 dan jawaban responden, selanjutnya
dibuat kesimpulan hasil wawancara tersebut.
c. Data dokumen dideskripsikan sesuai dokumen yang ada:
1) Dokumen perencanaan, berupa silabus dan RPS pembelajaran, materi,
forum diskusi, tugas, dan kelas virtual (jika ada) yang disiapkan dosen,
ada pada aplikasi pembelajaran online.
2) Dokumen pelaksanaan, berupa hasil login dosen dan mahasiswa, aktifitas
kegiatan forum diskusi, tugas, dan kelas virtual (jika ada) pada aplikasi
pembelajaran online.
3) Dokumen evaluasi, berupa hasil kuis, UTS, dan UAS mahasiswa
4) Dokumen tindak lanjut, berupa remedial hasil evaluasi.
5) Dokumen peningkatan, berupa pemutakhiran materi belajar, forum diskusi,
tugas, dan kelas virtual.

Teknik analisis rumusan masalah nomor 2:


2. Bagaimana hasil pembelajaran mahasiswa matematika pada materi kalkulus
diferensial menggunakan blended learning di Universitas PGRI Palembang?
Data dikumpulkan berupa hasil tes, dan wawancara (jika ada), Selanjutnya dianalisis
berdasarkan data yang ada, sebagai berikut:
a. Data hasil tes, dicari rata-rata hasil belajar lalu diinterprestasikan dengan
kategori sangat baik/baik/cukup/kurang/sangat kurang dengan membuat
interval kategori tersebut.
b. Data wawancara (jika ada), dideskripsikan pertanyaan peneliti kepda
responden/mahasiswa yang mendapat nilai rata-rata terkecil. Tentukan 3 atau
4 responden.

Teknik analisis rumusan masalah nomor 3:


3. Bagaimana peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematika mahasiswa
menggunakan pendekatan PMRI?
Data dikumpulkan berupa hasil tes sebelum pembelajaran dan setelah pembelajaran.
Selanjutnya dianalisis berdasarkan data yang ada, sebagai berikut:
a. Gunakan rumus Gain, untuk mendapatkan nilai peningkatan.
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝐺𝑎𝑖𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 < 𝑔 >= 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

b. Interprestasi peningkatan yang terjadi tersebut dengan kategori


tinggi/sedang/rendah.
Tabel 1. Kriteria Interprestasi N-gain
N-gain Krteria Interprestasi
1,00 ≤ 𝑔 ≤ 0,00 Turun
g = 0,00 Tetap
0,00 < g < 0,30 Rendah
0,30 ≤ g < 0,70 Sedang
0,70 ≤ g ≤ 1,00 Tinggi
Sumber: Kesumawati, Retta, & Sari (2017:161)

B. Penelitian pengembangan/desain riset


Beberapa contoh teknik analisis data dari rumusan masalah penelitian, sebagai berikut:
1. Bagaimanakah hasil pengembangan LKPD berbasis problem solving pada
materi integral siswa kelas XI SMA Negeri 3 Palembang yang valid, praktis,
dan mempunyai efek potensial?
2. Bagaimanakah desain riset pembelajaran mobile learning pada materi
persamaan diferensial linier tingkat-n?

Teknik analisis rumusan masalah nomor 1:


1. Bagaimanakah hasil pengembangan LKPD berbasis problem solving pada
materi integral siswa kelas XI SMA Negeri 3 Palembang yang valid, praktis,
dan mempunyai efek potensial?
Data dikumpulkan berupa prototipe LKPD berbasis problem solving pada materi
integral siswa kelas XI, review tenaga ahli dan guru, hasil angket/uji coba prototipe
pada sekelompok siswa, hasil tes uji coba prototipe.
Selanjutnya dianalisis berdasarkan data yang ada, sebagai berikut:
a. Fase self evaluation
Berdasarkan self evaluation/evaluasi diri peneliti yang dibuat dengan
memperhatikan kurikulum materi tersebut, pengguna materi, dan prototipe
sebelumnya (jika ada) akan dihasilkan Prototipe. Prototipe dideskripsikan
mulai dari judul, kompetensi dasar, IPK, dan tujuan pembelajaran, materi, soal
latihan, dan evaluasi, serta keterangan penjelasan pembelajaran yang terjadi
dan prediksi yang akan terjadi pada siswa.
b. Fase one to one
Data prototipe hasil fase self evaluation, selanjutnya direview oleh
expert/tenaga ahli (dosen dan guru) menggunakan walktrough lembar
review, berupa catatan-catatan hasil review prototipe dan angket berkaitan
dengan isi prototipe dengan indicator penyajian materi, isi materi, kegrafikan,
dan bahasa.
Tabel 2. Kategori Tingkat kevalidan
Rata – Rata Kategori
3,41 – 4,00 Sangat Valid
2,61 – 3,4 Valid
1,81 – 2,6 Tidak Valid
1,00 – 1,8 Sangat Tidak Valid
(Modifikasi Widoyoko, 2012)
c. Fase small group
Data prototipe hasil fase one to one, selanjutnya diujicobakan pada
sekelompok siswa (5 atau 6 siswa sesuai kelas yang menerima materi tersebut,
namun bukan siswa yang akan nanti diteliti pada field test). Hasil pekerjaan
siswa dapat dijadikan catatan penting jika perlu direvisi dan angket respon
siswa untuk melihat kepraktisan/kemudahan dalam penggunaan prototipe.
Tabel 3. Kategori Tingkat kepraktisan
Rata – Rata Kategori
3,41 – 4,00 Sangat Praktis
2,61 – 3,4 Praktis
1,81 – 2,6 Tidak Praktis
1,00 – 1,8 Sangat Tidak Praktis
(Modifikasi Widoyoko, 2012)

d. Fase Field test


Perangkat pembelajaran dikatakan efektif apabila siswa berhasil dalam proses
pembelajaran dan terdapat kekonsistenan antara kurikulum, pengalaman
belajar siswa, serta pencapaian proses pembelajaran. Dalam hal ini, prototipe
dikatakan efektif dapat dibuktikan dengan tes hasil belajar siswa yang sesuai
dengan KKM.
Tes diberikan pada tahap Field test yaitu dengan tujuan untuk mengetahui
dampak potensial prototipe. Tes dilakukan dari hasil pengumpulan data yang
diperoleh dari jawaban siswa dalam menjawab soal-soal pre-test dan post-test
yang diberikan sebelum pembelajaran dan setelah pembelajaran.
Peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari nilai N-gain hasil pretest dan
posttest dengan rumus sebagai berikut.
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝐺𝑎𝑖𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 < 𝑔 >= 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

Adapun kategori interprestasi N-Gain ditunjukan pada tabel 1.

Teknik analisis rumusan masalah nomor 2:


2. Bagaimanakah desain dikdaktis pembelajaran mobile learning pada materi
persamaan diferensial linier tingkat-n ditinjau dari learning obstacles,
hypothetical learning trajectory, dan meminimalisir terjadinya learning
obstacles pada mahasiswa Universitas PGRI Palembang?

Data dikumpulkan berupa prototipe pembelajaran mobile learning pada materi


persamaan diferensial linier tingkat-n, data observasi learning obstacles, data
semistructure interview dengan menyampaikan pertanyaan kepada narasumber/dosen
secara terbuka lalu dilanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan mendalam yang
mengarah pada aspek yang hendak dikaji. Data dokumen yang
menunjukkan/memperkuat hasil interview atau learning obstacles. Data Rekaman
video adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk merekam
kronologis proses pembelajaran di dalam kelas dengan berbantuan kamera. Proses
pembelajaran yang direkam ialah pada saat siswa belajar secara individu maupun
belajar secara berkelompok. Pada rekaman video juga berisi interaksi antara guru dan
siswa, siswa dengan siswa. Dalam hal ini juga bisa disebut interaksi antara peneliti
dengan subjek penelitian. Rekaman video pembelajaran pada penelitian ini adalah
berupa rekaman video saat uji coba prototipe. Dan data tes sebelum pembelajaran
untuk mendapatkan learning obstacles dan setelah pembelajaran untuk mendapatkan/
mengidentifikasi pencapaian siswa (masih muncul tidak learning obstacles).
Selanjutnya dianalisis berdasarkan data yang ada (dengan sebelumnya data yang
dikumpulkan tersebut dicek keabsahannya/tri angulasi), sebagai berikut:
Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan
data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi
hipotesis. Sugiyono (2014) mendefinisikan bahwa:
Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilah mana yang penting dan akan
dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami diri sendiri dan orang
lain.
Proses dalam menganalisis terdiri dari reduksi data, ketegorisasi data, sintesisasi, dan
diakhiri menyusun hipotesis kerja.
a. Reduksi data
1) identifikasi satuan (unit). Adanya satuan bagian terkecil yang ditemukan
dalam data dan memilik makna hilang dikaitkan dengan fokus dan masalah
penelitian pada awal identifikasi data, identifikasi ini dilakukan ketika
wawancara terhadap dosen materi persamaan diferensial tingkat-n dan
rekaman video pembelajaran. Data yang direduksi adalah data hasil
wawancara dan transkip video pembelajaran untuk mengidentifikasi satuan
terkecil tersebut.
2) setelah satuan terkecil tersebut didapatkan berupa data hasil wawancara
dan rekaman video pembelajaran, kemudian data tersebut dipisahkan
sesuai dengan jenisnya, langkah selanjutnya adalah membuat koding.
Membuat koding artinya memberikan kode tertentu pada setiap data yang
terkumpul supaya dapat ditelusuri sumber data atau satuannya.
b. Kategorisasi
1) menyusun kategori dalam arti memilah-milah setiap satuan ke dalam
bagian-bagian yang mempunyai kesamaan. Pengkategorian ini dilakukan
pada saat identifikasi learning obstacles yang terjadi pada siswa. Data hasil
tes diagnostik dan tes prasyarat.
2) setiap kategori yang yang telah disusun tersebut kemudian diberi nama
yang disebut dengan “label”.
c. Sintesisasi
1) Sintesisasi artinya mencari kaitan antara satu kategori dengan kategori
lainnya. Kaitan yang dimaksud adalah hubungan antara hasil kajian
terhadap learning obstacles dengan hasil wawancara dosen. Data hasil
identifikasi learning obstacles dengan hasil wawancara terhadap dosen
materi tersebut yang selanjutnya dikoreksi untuk melihat keterkaitan antara
kedua data tersebut.
2) dari kaitan antara kedua data tersebut kemudian diberi nama yang disebut
“label”.
d. Menyusun hipotesis kerja
Hipotesis kerja adalah suatu teori substantif yang berasal dan berkaitan dengan
data. Dalam penelitian kualitatif inti dari suatu proses dalam kajian adalah
suatu proses yang saling berhubungan antara deskripsi suatu kejadian atau
fenomena, klasifikasi dari fenomena tersebut, dan kaitan antara konsep-konsep
yang muncul dari fenomena tersebut antara satu dengan yang lainnya. Proses
tersebut dalam penelitian ini adalah bahwa penelitian ini merupakan suatu
proses metapedadidaktik untuk menunjukkan hubungan antara mahasiswa,
dosen dan materi merupakan satu kesatuan antara yang satu dengan yang
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai