Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ADYTIA BAGASKARA PUTRA

NIM : 202010038
KELAS : MANAGEMEN G
MATA KULIAH : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DOSEN : Halima, S. Ag., M.A
“ STIEM BONGAYA “

TUGAS AGAMA ISLAM

1. Mengapa kita harus berpegang teguh pada al-qur’an dan sunnah


=> kita harus memegang teguh pada al-quran dan  hadits karena AL quran dan hadist merupakan
sumber hukum utama dalam islam. Namun cara kita berpegang teguh pada quran dan hadsit ini
adalah dengan mengikuti cara pemahaman ulama-ulama terdahulu, tidak dengan asal membaca
terjemahan.
Islam merupakan agama yang sempurna, satu-satunya agama yang didalamnya terdapat berbagai
macam penjelasan mengenai cara menjalani kehidupan. baik itu hukum keluarga, muamalat
( perdata ), jinayat ( pidana ), murafaat ( acara ),  ketatanegaraan, hukum ekonomi, keuangan,
bahkan hubungan antar bangsa. Tidak adasatupun permasalah yang terjadi dalam kehidupan ini
tanpa adanya hukum yang mengatur dalam islam.

maka para ulama berpendapat bahwa ada 4 sumber-sumber hukum yang digunakan di dalam islam,
yaitu : Al Quran, as Sunnah ( hadist ), Ijma dan qiyas yang akan kaka jelaskan dibawah ini
1. Al Quran. Al Quran merupakan firman ALLAH yang diturunkan kepada Rasulullah untuk seluruh umat
manusia. dalam sejarah kehidupan Rasulullah, AL quran ini turun secara bertahap, dan setiap ayat yang
turun selalu disertai dengan asbabun nuzul ( sebab turunnya ayat ) yaitu persitiwa atau permasalahan
yang dihapdai Rasulullah dan kaum muslimin. AL quran merupakan sumber hukum utama, bila telah
jelas hukumnya didalam AL Quran maka tidak perlu mencari sumber hukum lainnya. Dan hukum dalam
Al Quran sifatnya kekal dan dapat diagunakan hingga hari kiamat.
2. As sunnah / hadist. Sunnah adalah segala segala perkataan, perbuatan, persetujuan dan cara berpikir
Rasulullah Shalallahu Alaihi wasalam yang diriwayatkan oleh para sahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in hingga
para ulama hadist yang tujuh yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Hadist digunakan
untuk mencari keterangan lebih lanjut dari ayat-ayat quran yang bersifat umum. Untuk melengkapi atau
menjelaskan maksud dari ALLAH. Hadist ada yang merupakan kalam Rasul, ada yang merupakan kalam
ALLAH lewat Rasul atau disebut dengan hadist qudsi.
3. Kemudian ada ijtihad, yaitu cara ulama ahli fikihdalam memahami AL qurna dan hadist. Ijtihad dapat
dibagi menjadi 2, yaitu :
• Ijma, yaitu sebuah kesepakatan ulama mengeanai  suatu perkara bila tidak ditemukan hukumnya yang
jelas dalam AL quran dan hadist. Ulama sampaikan arti ijma adalah “Kebulatan pendapat semua ahli
ijtihad umat Muham-mad, sesudah wafatnya pada suatu masa, tentang suatu perkara (hukum)."
•  Qiyas , yaitu penentuan suatu hukum yang belum ada ketentuan hukumnya baik dari Al Quran, Hadist
maupun ijma. Dengan cara membandingkan atau mengibaratkan dengan suatu hukum yang telah ada ,
yang ada persamaan didalamnya.
sebagai orang beriman kita harus menjadikan AL Quran dan Hadsit sebagai sumber hukum utama dalam
menentukan hukum. Karena dalam AL quran dan ahdist adalah sumber hukum utama yang dijamin
kebenarannya .  Bila tidak ada solusinya maka baru kemudian  kita lihat pendapat khulafahu Rasyidin
( abu bakar, umar bin khatab, utsman bin afwan, ali bin abi tholib radhiyallahu anhum ) , bila tidak ada
maka kita ikuti pendapat imam madzab ( imam syafi’i. Maliki, hambali, hanafi ), bila tidak ada juga maka
kita ikuti pendapat ijtma ulama yang mutawatir , yaitu yang umum dan digunakan sebagian besar ulama.
Ini kaedah mencari sumber hukum dalam islam.

2. Sebutkan 3 aspek yang terpenting di dalam ajaran agama islam


=> Aspek ajaran islam terdiri atas 3 hal, yaitu :

1. Aqidah merupakan fondasi agama Islam yang sifat ajarannya pasti, mutlak kebenarannya, terperinci
dan monoteistis. Inti ajarannya adalah mengesakan Allah SWT.

2. Syariah secara bahasa berarti “jalan yang harus dilalui” sedangkan menurut istilah berarti “ketentuan
hukum Allah yang mengatur hubungan manusia dengan Allah yang mengatur hubungan manusia
dengan Allah, manusia dengan manusia, manusia dengan flora dan founa serta alam sekitarnya.

Syariah dibagi menjadi beberapa bidang, yaitu:

 Ibadah adalah hubungan manusia dengan Allah. Ibadah dibagi menjadi 2 macam yaitu
Mahmudah dan Ghoiru Mahmudah.
 Muamalah yaitu aturan tentang hubungan manusia dalam rangka memenuhi kepentingan
hidupnya.
3. Akhlaq menurut bahasa berarti “perbuatan”, sedangkan menurut istilah adalah aturan tentang
perilaku lahir dan batin yang dapat membedakan antara yang terpuji dan tercela. Akhlak yang benar
menurut islam adalah yang dilandasi iman yang benar. Secara garis besar akhlaq islam mencakup
manusia kepada Allah, diri sendiri, sesama manusia, maupun terhadap flora dan fauna serta alam sekitar
kita.

3. Jelaskan tentang kedudukan agama dalam perilaku manusia.


=> Kedudukan agama adalah sebagai pedoman dan petunjuk perilaku manusia dalam kehidupannya
sehari-hari. Agama islam khususnya tak hanya mengajarkan tauhid saja melainkan juga akhlak.
Secara istilah, AKHLAK ini diartikan sebagai tingkah laku manusia yang didorong keinginannya untuk
melakukan perbuatan baik.
AKHLAK berbeda dengan ETIKA dan MORAL sebab tolak ukur dari akhlak manusia bukanlah pikiran
atau kebiasaan masyarakat setempat melainkan ukuran AL-QURAN dan juga AL-HADIST. Baik
buruknya akhlak atau perilaku seseorang adalah dilihat dari sudut pandang ketetapan Allah SWT dan
Rasulullah SAW.

Akhlak atau tingkah laku yang baik ini adalah salah satu pokok Al-Quran selain akidah dan syariah. Lewat
Al-Quran, Allah SWT menuntun bagaimana seharusnya perilaku dan budi pekerti yang baik bagi manusia
dalam berhubungan dengan sesama manusia, dengan Allah SWT dan sesama makhluk ciptaan Allah SWT
lainnya.

4. Sebutkan dan jelaskan hakekat manusia.


=> Hakikat Manusia Menurut Pandangan Islam :

1. Sebagai Hamba Allah

Hakikat manusia yang utama adalah sebagai hamba atau abdi Allah SWT. Sebagai seorang hamba maka
manusia wajib mengabdi kepada Allah SWT dengan cara menjalani segala perintahnya dan menjauhi
segala larangannya. Sebagai seorang hamba, seorang manusia juga wajib menjalankan ibadah
seperti shalat wajib, puasa ramadhan (baca puasa ramadhan dan fadhilahnya), zakat (baca syarat
penerima zakat dan penerima zakat), haji (syarat wajib haji) dan melakukan ibadah lainnya dengan
penuh keikhlasan dan segenap hati sebagaimana yang disebutkan dalam ayat berikut ini

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-
Nya dalam menjalankan agama yang lurus …,” (QS:98:5).

2. Sebagai al- Nas


Dalam al- Qur’an manusia juga disebut dengan al- nas. Kata al nas dalam Alquran cenderung mengacu
pada hakikat manusia dalam hubungannya dengan manusia lain atau dalam masyarakat. Manusia
sebagaimana disebutkan dalam ilmu pengetahuan, adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa
keberadaan manusia lainnya (baca keutamaan menyambung tali silaturahmi). Sebagaimana yang
dijelaskan dalam firman Allah SWT berikut

“Hai sekalian manusia, bertaqwalaha kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri,
dan dari padanya Allah menciptakan istirinya, dan dari pada keduanya Alah memperkembangbiakkan
laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah dengan (mempergunakan)
namanya kamu saling meminta satu sama lain dan peliharalah hubungan silaturahim. Sesungguhnya
Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS: An Nisa:1).
“Hai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu disisi Allah adalah yang paling taqwa di antara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS: Al Hujurat :13).

3. Sebagai khalifah Allah

Telah disebutkan dalam tujuan penciptaan manusia bahwa pada hakikatnya, manusia diciptakan oleh
Allah SWt sebagai khlaifah atau pemimpin di muka bumi.(baca fungsi alqur’an bagi umat manusia)
“Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (peguasa) di muka bumi, maka berilah
keputusan di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu. Karena ia akan
menyesatkan kamu dari jalan Allah. …”(QS Shad:26).
Sebagai seorang khalifah maka masing-masing manusia akan dimintai pertanggung jawabannya kelak di
hari akhir.

4. Sebagai Bani Adam

Manusia disebut sebagai bani Adam atau keturunan Adam agar tidak terjadi kesalahpahaman bahwa
manusia merupakan hasil evolusi kera sebagaimana yang disebutkan oleh Charles Darwin. Islam
memandang manusia sebagai bani Adam untuk menghormati nilai-nilai pengetahuan dan hubungannya
dalam masyarakat. Dalam Alqur’an Allah SWT berfirman

“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu
dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu
adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, semoga mereka selalu ingat. Hai anak Adam
janganlah kamu ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga,
…” (QS : Al araf 26-27).

5. Sebagai al- Insan

Tidak hanya disebut sebagai al nas, dalam Alqur’an manusia juga disebut sebagai Al insan merujuk pada
kemampuannya dalam menguasai ilmu dan pengetahuan serta kemampuannya untuk berbicara dan
melakukan hal lainnya (baca hukum menuntut ilmu). Sebagaimana disebutkan dalam surat Al hud
berikut ini

“Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat, kemudian rahmat itu kami cabut dari padanya,
pastilah ia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih.” (QS: Al Hud:9).

6. Sebagai Makhluk Biologis (al- Basyar)

Manusia juga disebut sebagai makhluk biologis atau al basyar karena manusia memiliki raga atau fisik
yang dapat melakukan aktifitas fisik, tumbuh, memerlukan makanan, berkembang biak dan lain
sebagainya sebagaimana ciri-ciri makhluk hidup pada umumnya. Sama seperti makhluk lainnya di bumi
seperti hewan dan tumbuhan, hakikat manusia sebagai makhluk biologis dapat berakhir dan mengalami
kematian, bedanya manusia memiliki akal dan pikiran serta perbuatannya harus dapat
dipertanggungjawabkan kelak di akhirat.

Segala hakikat manusia adalah fitrah yang diberikan Allah SWT agar manusia dapat menjalankan peran
dan fungsinya dalam kehidupan. Manusia sendiri harus dapat memenuhi tugas dan perannya sehingga
tidak menghilangkan hakikat utama penciptaannya. (baca juga fungsi agama dalam kehidupan
manusia dan hidayah Allah kepada manusia)

SEKIAN DAN TERIMA KASIH IBU 

Anda mungkin juga menyukai