Anda di halaman 1dari 9

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MAKASSAR

(STIEM-BONGAYA) 2020

TUGAS : BUAT MATERI TENTANG SEJARAH,


KEDUDUKAN, DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

NAMA : ADYTIA BAGASKARA PUTRA


NIM : 202010038
KELAS :G
DOSEN : NUZUL TENRIANA, S.Pd, M.Pd
Sejarah Bahasa Indonesia
1) Perkembangan Bahasa Indonesia Sebelum Merdeka

Pada dasarnya Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu di
pakai sebagai bahasa penghubung antar suku di Nusantara dan sebagai bahasa yang di gunakan dalam
perdagangan antara pedagang dari dalam Nusantara dan dari luar Nusantara.
Perkembangan dan pertumbuhan Bahasa Melayu tampak lebih jelas dari berbagai peninggalan-
peninggalan misalnya:

1.      Tulisan yang terdapat pada batu Nisan di Minye Tujoh, Aceh pada tahun 1380
2.      Prasasti Kedukan Bukit, di Palembang pada tahun 683.
3.      Prasasti Talang Tuo, di Palembang pada Tahun 684.
4.      Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat, pada Tahun 686.
5.      Prasati Karang Brahi Bangko, Merangi, Jambi, pada Tahun 688.

Dan pada saat itu Bahasa Melayu telah berfungsi sebagai:

1.      Bahasa kebudayaan yaitu bahasa buku-buku yang berisia aturan-aturan hidup dan sastra.
2.      Bahasa perhubungan (Lingua Franca) antar suku di indonesia
3.      Bahasa perdagangan baik bagi suku yang ada di Indonesia maupun pedagang yang berasal dari luar
indonesia.

Bahasa resmi kerajaan.


Bahasa melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di
wilayah Nusantara, serta makin berkembang dan bertambah kokoh keberadaannya karena bahasa
Melayu mudah di terima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antar pulau, antar
suku, antar pedagang, antar bangsa dan antar kerajaan. Perkembangan bahasa Melayu di wilayah
Nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa persatuan bangsa
Indonesia, oleh karena itu para pemuda indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan
secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa indonesia menjadi bahasa persatuan untuk
seluruh bangsa indonesia. (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928).

2) Perkembangan Bahasa Indonesia Sesudah Merdeka

Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok
Nusantara berkumpul dalam rapat, para pemuda berikrar:
1. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah Air Indonesia.
2. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia.
3. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Ikrar para pemuda ini di kenal dengan nama “Sumpah Pemuda”. Unsur yang ketiga dari “Sumpah
Pemuda” merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa
indonesia. Pada tahun 1928 bahasa Indonesia di kokohkan kedudukannya sebagai bahasa nasional.
Bahasa Indonesia di nyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945,
karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 di sahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia. Di dalam UUD 1945 di sebutkan bahwa “Bahasa Negara Adalah Bahasa Indonesia,
(pasal 36). Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, telah
mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara. Kini
bahasa indonesia di pakai oleh berbagai lapisan masyarakat indonesia.
Peresmian Nama Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahas persatuan bangsa indonesia.
Bahasa indonesia di resmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerekaan Indonesia, tepatnya
sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, Bahasa Indonesia
berposisi sebagi bahasa kerja. Dari sudut pandang Linguistik, bahasa indonesia adalah salah satu dari
banyak ragam bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu-Riau dari abad ke-19.
Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaannya sebagi bahasa kerja di
lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan
“Bahasa Indonesia” di awali sejak di canangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk
menghindari kesan “Imperialisme bahasa” apabila nama bahasa Melayu tetap di gunakan.
Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang di
gunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, bahasa indonesia merupakan bahasa
yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari
bahasa daerah dan bahasa asing. Meskipun di pahami dan di tuturkan oleh lebih dari 90% warga
indonesia, bahasa indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga
indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di indonesia sebagai bahasa Ibu. Penutur
Bahasa indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari (kolokial) atau mencampur adukkan dengan
dialek Melayu lainnya atau bahasa Ibunya.
Meskipun demikian , bahasa indonesia di gunakan di gunakan sangat luas di perguruan-perguruan. Di
media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya,
sehingga dapatlah dikatakan bahwa bahasa indonesia di gunakan oleh semua warga indonesia. Bahasa
Melayu dipakai dimana-mana diwilayah nusantara serta makin berkembang dengan dan bertambah
kukuh keberadaannya. Bahasa Melayu yang dipakai didaerah-daerah diwilayah nusantara dalam
pertumbuhan dipengaruhi oleh corak budaya daerah. Bahasa Melayu menyerap kosa kata dari berbagai
bahasa, terutama dari bahasa sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa.
Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan dialek. Perkembangan
bahasa Melayu diwilayah nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan
persatuan bangsa Indonesia. Komikasi rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Komunikasi
antar perkumpulan yang bangkit pada masa itu menggunakan bahasa Melayu menjadi bahasa
Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia dalam sumpah pemuda 28
Oktober 1928. Untuk memperoleh bahasa nasionalnya, Bangsa Indonesia harus berjuang dalam waktu
yang cukup panjang dan penuh dengan tantangan.
Perjuagan demikian harus dilakukan karena adanya kesadaran bahwa di samping fungsinya sebagai alat
komunikasi tunggal, bahasa nasional sebagai salah satu ciri cultural, yang ke dalam menunjukkan
sesatuan dan keluar menyatakan perbedaan dengan bangsa lain.
Ada empat faktor yang menyebabkan Bahasa melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia, yaitu:

1. Bahasa melayu adalah merupakan Lingua Franca di Indonesia, bahasa perhubungan dan bahasa
perdagangan.
2.  Sistem bahasa melayu sederhana, mudah di pelajari karena dalam bahasa melayu tidak di kenal
tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus).
3. Suku Jawa, Suku Sunda, dan Suku2 yang lainnya dengan sukarela menerima bahasa melayu menjadi
bahasa indonesia sebagai bahasa nasional.
4. Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk di pakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang
luas.
Kedudukan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia ialah bahasa yang terpenting di kawasan republik kita.Pentingnya peranan bahasa itu
antara lain bersumber pada ikrar ketiga sumpah pemuda 1928 yang berbunyi : "Kami poetra dan poetri
Indonesia mendjoeng-djoeng bahasa persatoean,bahasa indosesia" dan pada Undang -- Undang Dasar
1945 kita yang di dalamnya tercantum pasal khusus yang menyatakan bahwa "bahasa Negara ialah
bahasa Indonesia".Penting tidaknya suatu bahasa dapat juga didasari patokan seperti jumlah
penutur,luasnya penyebaran,dan perananya sebagai sarana ilmu,seni sastra,dandan pengungkap
budaya.

Patokan pertama,yaitu jumlah penutur,maka bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu,jumlah penuturnya
munngkin tak sebanyak bahasa Jawa atau bahasa Sunda.Akan tetapi jika ditambahkan dengan penutur
dwibahasawan maka jumlah yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama atau kedua
berada di peringkat pertama karena bahasa Indonesia sangat dibutukan dalam beberapa hal.Pertama
adalah arus perpindahan penduduk dari desa kekota yang menyebabkan diperlukannya bahasa
pemersatu.Kedua adalah perkawinan antar suku yang menyebabkan konsolidasi sehingga mendorong
orang tua untuk berbahsa Indonesia pada anaknya.Hal itu terjadi jika kedua bahasa daerah ibu dan
ayahnya banyak perbedaan.Ketiga yang bertalian dengan patokan kedua di atas,generasi muda
golongan warga Negara yang berketurunan Asing ada merasa lgi tidak perlu mempelajari seluruh bahasa
daerah leluhur keturunannya.Keempat,orang tua masa kini yang sama atau berbeda latar
budayanya,ada yang mengambil keputusan untuk menjadikan anaknya penutur asli bahasa Indonesia.

Patokan yang kedua yakni luas penyebaran,jelas menempatkan bahasa Indonesia di baris depan.Sebagai
bahasa kedua,pemencarannya dapat disaksikan dari ujung barat sampai ke ujung timur dan dari puncak
utara sampai ke batas selatan negeri kita.

Patokan ketiga,yakni sebagai sarana ilmu,seni sastra,dan pengugkap budaya,menunjukkan bahwa


bahasa Indonesia telah benar-benar menjadi satu-satunya wahana dalam penyampaian  ilmu
pengetahuan serta media untuk mengungkapkan seni sastra dan budaya bagi semua warga Indonesia
dengan latar belakang serta bahasa daerah yang berbeda-beda.

Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang lebih penting dari pada bahasa daerah.Kedudukan yang
penting itu sekali-kali bukan karena mutunya sebagai bahasa,bukan karena besar kecilnya jumlah kosa
kata atau keluwesan dalam tata kalimatnya,dan bukan pula karena kemampuan daya ungkapnya.

Menurut (Arifin,dkk.2008;12) bahasa Indonesia juga berkedudukan sebagai bahasa Negara,hal ini dalam
UUD 1945 tercantum pasal khusus (Bab XV,pasal 36).Jadi dapat disimpulkan jika kedudukan bahasa
Indonesia adalah bahasa nasional dan bahasa Negara.hal ini yang selama ini tidak di ketahui oleh semua
kaum muda dan pelajar,dimana bahasa Indonesia begitu vital di Negara Kesatuan Republik Indoneisa
ini.Bahasa Indonesia menjadi jantung dari bangsa Indonesia yang sudah menjadi keharusan sebagai
generasi penerus untuk menjaga dan mengembangkannya

Dalam kedudukannya bahasa Indonesia harus benar-benar dipahami oleh semua kalangan terutama
kaum muda dan pelajar,agar jiwa patriotoisme dan nasionalisme mereka terus terjaga,hal ini berkenan
dengan keadaan saat ini yang semakin hari semakin krisi akan jiwa nasionalisme tersebut.kaum muda
dan pelajar lebih bangga akan bahasa asing seperti bahasa inggris,mandarin,arab dan lainnya,yang
menyampingkan bahasa nasional dan negara kita,hal ini karena bahasa Indonesia adalah bahasa ibu
yang mudah untuk dipahami dan tidak memerlukan belajar khusus.dalam hasil penelitian tentang
kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia dalam kegiatan belajar mengajar terlihat jika sebagian besar
pelajar tidak menggunakan bahsa Indonesia yang baik dan benar mereka lebih sering menggunakan
daerah dengan campuran bahasa asing yang sudah jelas merusak tatanan kebahsaan yang telah
dibakukan di indoneisa.
Fungsi Bahasa Indonesia
Fungsi Bahasa Indonesia Sebagai Dasar Jiwa Nasinalisme

a. Lambang Kebanggan Kebangsaan

Didalam fungsinya sebagai lambing kebanggaan kebangsaan,bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai


sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan.atas dasar kebanggan ini,bahasa Indonesia harus terus
dijaga,pelihara dan kembangkan serta rasa kebanggan pemakainya senantiasa kita bina

b.Lambang Identitas Nasional

Bahasa Indonesia fungsinya sebagainidentitas nasional,yang mengarah pada penghargaan terhadap


bahasa Indonesia sekain bendera dan lambing Negara.di dalam fungsinya bahasa indoensia tentulah
harus memiliki identitasnya sendiri sehingga serasi dengan lambing kebangsaan yang lain.bahasa
Indonesia memiliki identitasnya sendiri apabila masyarakat pemakainya terutama kaum muda dan
pelajar membina dan mengembangkannya sedemikian rupa sehingga bersih dari unsur-unsur bahasa
lain.

c.Alat Perhubungan Antar Warga,Antar Daerah,Antar Budaya

Bahasa Indonesia memiliki peranan yang vital di masyarakat umum dan nasional.berkat adanya bahasa
Indonesia masyarakat dapat berhubungan satu dengan yang lain sedemikian rupa sehingga kesalah
pahaman sebagai akibat dari perbedaan latar belakang social budaya dan bahasa tidak peril di
khawatirkan masyarakat dapat berpergian dapat berpergian ke seluruh pelosok tanah air sengan hanya
memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai satu-satunya alat komunikasi.

d.Alat Pemersatu Suku Budaya Dan Bahasanya

Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu suku,budaya dan bahasa,maksudnya bahasa memungkinkan
keserasian diantara suku-suku tanpa harus menghilangkan  identitas kesukuan dan kesetiaankepada
nilai-nilai social budaya

Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara

a.Bahasa Resmi Kenegaraan

Maksud dari bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan adaah bahwa bahasa Indonesia dipakai
didalam kegiatan -- kegiatan resmikenegaraan seperti upacara,peristiwa dan kegiatan knegaraan baik
dalam bentuk lisan maupun dalam bentuk tulisan.Salah satu kegiatan tersebut adalah penulisan
dokumen dan putusan-putusan serta surat-surat yang dikeluarkan oleh pemerintah dan badan-badan
kenegaraan lainnya,serta pidato-pidato kenegaraan.
b.Bahasa Pengantar dalam Pendidikan

Bahasa Indonesia memiliki fungsi vital di dunia pendidikan di nusantara ini,mulai dari taman kanan-
kanak sampai dengan perguruan tinggi di seluruh Indonesia,kecuali pada daerah tertentu yang masih
menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar.Seperti aceh,batak,Sunda,Jwa,Madura,Bali dan
Makasar,akan tetapi sampai taun ketiga sekolah dasar

c.Alat perhubungandalm tingkat Nasional

Dalam hal ini bahasa Indonesia bukan saja dipakai sebagai alat komunikasi timbal balik antara
pemerintah dan masyarakat luas,dan bukan saja sebagai alat perhubungan antar daerah,dan antar
usku,melainkan juga sebagai alat perhubungan di dalam masyarakat yang sama latar belakang
social,budaya dan bahasanya.

d.Alat Pengembangan Kebudayan,Ilmu Pengetahuan,Dan Teknologi

Di dalam hubungan ini,bahasa Indonesia adalah satu satunya alat yang memungkinkan kita membina
dan mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga bahasa Indonesia memiliki ciri-ciri
dan identitasnya sendiri yang membedakannya dengan budaya daerah.

.Bahasa Baku

Fungsi Kata Baku dalam Bahasa Indonesia

Kata baku merupakan kata yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Adapun kaidah yang menjadi
tolok ukur kata baku adalah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) serta Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI). Kata ini sering dipakai pada kalimat maupun percakapan resmi seperti pidato, ceramah, ataupun
saat melakukan percakapan dengan orang yang lebih dihormati.

Kata baku juga biasa digunakan untuk hal-hal berikut ini, yaitu:

 Penulisan karya ilmiah.


 Penulisan surat dinas, lamaran kerja, dan surat resmi lainnya.
 Rapat, diskusi, ataupun musyawarah.
 Kegiatan surat menyurat antar organisasi atau lembaga.

kata baku dikatakan mempunyai sejumlah ciri, yaitu:

 Tidak dapat berubah setiap saat.


 Tidak terpengaruh bahasa daerah dan bahasa asing.
 Bukan bahasa yang digunakan untuk percakapan sehari-hari.
 Penggunaannya sesuai dengan konteks kalimat.
 Tidak bermakna rancu.
 Tidak adanya pleonasme atau penambahan keterangan pada kata baku, serta tidak mengandung
unsur hiperkorek (membetulkan suatu kata secara berlebihan, sehingga kata tersebut justru salah dan
menjadi tidak baku).
 Adanya penggunaan macam-macam imbuhan di dalamnya.

Menurut Waridah (2014:60), fungsi kata baku dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Pemersatu

Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu. Hal ini telah termaktub dalam salah satu bunyi Sumpah
Pemua, yaitu: "Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Adapun bahasa Indonesia yang mesti digunakan adalah bahasa baku yang sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia. Kekhasan dialek setiap daerah di Indonesia dapat dipersatukan lewat bahasa Indonesia yang
baku, sehingga setiap daerah tersebut menyatu menjadi kesatuan bangsa Indonesia.

2. Pemberi Kekhasan

Penggunaan bahasa baku dapat menjadi ciri khas bagi setiap penggunanya, baik itu individu maupun
kelompok. Dengan digunakannya bahasa baku dalam keseharian, maka individu ataupun kelompok
tersebut akan menjadi pembeda diantara individu atau kelompok lainnya.

3. Pembawa Kewibawaan

Selain menjadi ciri khas, bahasa baku ternyata bisa menjadi pembawa kewibawaan bagi penggunanya.
Orang atau kelompok yang menggunakan kata baku dalam kesehariannya akan diangggap sebagai orang
yang berwibawa dan patut dihormati. Hal ini dikarenakan bahasa baku identik dengan formalitas dan
kesantunan. Selain itu, orang atau kelompok yang menggunakan bahasa baku juga identik sebagai orang
yang memahami dan menjunjung tinggi bahasa Indonesia yang baik juga benar. Oleh karenanya, bahasa
Indonesia yang baku dapat membawa kewibawaan bagi siapapun yang menggunakannya, baik individu
maupun kelompok.

4. Kerangka Acuan

Bahasa baku dapat menjadi acuan seseorang dalam berbahasa. Hal ini karena bahasa baku merupakan
bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, sehingga layak untuk menjadi acuan berbahasa
seseorang. Bila seseorang mampu menggunakan bahasa baku dengan baik, maka orang tersebut
dianggap sudah menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Begitu pun sebaliknya, orang yang
belum bisa menggunakan bahasa baku dengan baik, akan dianggap belum menguasai bahasa Indonesia
yang baik dan benar.

SEKIAN DAN TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai