Anda di halaman 1dari 68

Percobaan 1

PENGENALAN ALAT-ALAT DASAR


LABORATORIUM

OLEH :

Nama : Alma Nurul Sopia


NIM : 20012015
Kelas/ Semester : A S1RK / 1
Kelompok :3
Tanggal Pelaksanaan : 12 Desember 2020

PROGRAM STUDI S1 FARMASI REGULER KHUSUS


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN
FARMASI
BOGOR

56
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Tujuan
Mampu mengenal dan menggunakan alat-alat laboratoium
dan mengetahui fungsi dari masing-masing alat tersebut.

1.2. Dasar Teori


Laboratorium merupakan tempat dimana dilakukannya
berbagai penelitian dan juga praktikum. Di dalam laboratorium
terdapat berbagai macam alat yang dibutuhkan guna mendukung
kegiatan di dalam laboratorium. Sebelum memulai kegiatan praktikum
di laboratorium, kita sebagai praktikan harus mengenal alat-alat
laboratorium dan semua fungsi peralatan dasar yang biasa digunakan
dalam laboratorium. Hal ini sangat penting untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja dan gagalnya percobaan. Alat-alat laboratorium
biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika tidak sesuai dengan
prosedur pemakaian. Oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara
kerja peralatan laboratorium harus dikuasai oleh praktikan sebelum
melakukan praktikum di laboratorium.

56
BAB 2
ALAT

1. Piknometer 21. Cawan Penguap


2. Buret 22. Cawan Kurs
3. Erlenmeyer Biasa 23. Segitiga Porselen
4. Termo Suhu / Tg 24. Mortar / Alu
5. Beaker Glass 25. Corong Buchner
6. Kaca Arloji 26. Gegep
7. Labu Spiritus 27. Rak Tabung Reaksi
8. Labu Ukur 28. Bulp
9. Gelas Ukur 29. Botol Semprot
10. Pipet Volume 30. pH Meter
11. Pipet Ukur 31. Timbangan Teknis0,00
12. Erlenmeyer Asah 32. Tang Kurs
13. Corong Pisah 33. Statif
14. Corong 34. Ayakan / Mesh
15. Desikator 35. Pinset
16. Cawan Petri 36. Klem
17. Batang Pengaduk 37. Kawat Kasa
18. Kawat Ose (bulat) 38. Klem Ring
19. Kawat Ose (Jarum) 39. Kaki Tiga
20. Plat Tetes 40. Klem Buret

56
BAB 3
METODE ATAU CARA KERJA

Prosedur kerja yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu :


1. Dosen menunjukan alat-alat laboratorium yang akan dipelajari serta
menjelaskan fungsi dan alat-alat tersebut.
2. Mahasiswa mendengarkan serta memperhatikan dosen yang sedang
mengenalkan alat-alat laboratorium
3. Dosen mempraktikan salah satu alat laboratorium dan diikuti oleh
salah satu perwakilan dari mahasiswa
4. Mengumpulkan data pengamatan untuk diperiksa dan di tanda
tangani oleh dosen.

56
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

No Gambar Nama Alat Fungsi


1. Piknometer Untuk alat penetapan
bobot jenis larutan atau
cairan

Buret Digunakan untuk


meneteskan sejeumlah
reagen cair dalam
2.
eksperimen yang
memerlukan presisi,
seperti pada eksperimen
titrasi

Erlenmeyer 1. Menyimpan dan


3. 3. Biasa memanaskan larutan,
2. Menampung filtrat
hasil penyaringan
3. Menampung titran
(larutan titatsi) pada
proses titrasi.
4. Tempat membuat
larutan,

56
Termo Suhu / Sebagai alat untuk
4. Termo Gun mengukur suhu atau
temperatur, serta
perubahan suhu

Beaker Glass 1. Sebagai wadah untuk


menampung zat
5. kimia yang korosif
seperti asam atau zat
lainya.
2. Wadah pembuatan
larutan
3. Untuk mengukur
larutan secara tidak
teliti
4. Memanaskan cairan
5. Media pemanasan
cairan

6. Kaca Arloji 1. Wadah penimbangan


zat padat
2. Penutup beker glas
saat pemanasan air
bebas CO2, atau
memanaskan sampel
3. Untuk mengeringkan
padatan dalam
desikator

7. Labu Spiritus Untuk memanasi larutan


atau membakar zat proses
percobaan kimia

56
8. Labu Ukur 1. Wadah untuk
membuat larutan
dengan volume yang
tepat/teliti,
2. Wadah untuk
mengencerkan
larutan dengan teliti

9. Gelas Ukur Mengukur cairan secara


tidak teliti dan tidak
masuk dalam perhitungan

10. Pipet Volume Memipet atau


memindahkan volume
cairan dengan teliti atau
seksama

11. Pipet Ukur Memipet atau


memindahkan volume
cairan dengan ketelitian
atau tidak seksama

12. Erlenmeyer Untuk titrasi dengan


Asah pengocokkan kuat,

56
dihubungkan dengan alat
ekstraksi, alat destilasi
dan sebagainya

13. Corong Pisah Mengekstraksi zat cair


dengan zat cair

14. Corong Membantu memasukkan


cairan dalam suatu wadah
dengan ukuran mulut
kecil

15. Desikator Untuk menyimpan zat


supaya tetap kering atau
untuk mengeringkan zat

16. Cawan Petri Untuk wadah membuat


media, atau kultur
perbenihan mikrobiologi.

56
17. Batang Mengaduk larutan atau
Pengaduk suspensi dalam suatu
wadah

18. Kawat Ose Untuk inokulasi pada


(Bulat) media cair 

19. Kawat Ose Untuk inokulasi dengan


(Jarum) cara metode gores pada
media agar.

20. Plat Tetes Untuk mereaksikan zat


dalam jumlah sedikit
( pertetes)

21. Cawan Sebagai wadah untuk


Penguap menguapkan cairan pada
suhu yang tidak terlalu
tinggi

56
22. Cawan Kurs Untuk wadah pembakar/
mengarangkan/
mengabungkan zat pada
analisis Gravimetri

23. Segitiga Sebagai alat penopang


Porselen wadah bahan-bahan
seperti
cawan porselin yang akan
dipanaskan diatas kaki
tiga

24. Mortar / Alu 1.Mengerus atau


menghaluskan suatu
zat padat
2. Menghomogenkan
suatu sediaan semi
padat

25. Corong 1.Menyaring bahan kasar


Buchner dengan cepat.
2.Menyaring residu
khusus terlarut dalam
pelarut yang mudah
menguap

26. Gegep Kayu Menjepit tabung reaksi


saat mengangkat dari
penangas atau saat
pemanasan larutan
langsung pada bunsen

27. Rak Tabung Untuk menyimpan atau


Reaksi menopang tabung reaksi

28. Bulp Untuk membantu

56
menghisap larutan yang
akan dipipet

29. Botol Semprot Sebagai tempat


menyimpan aquadest.

30. pH Meter Untuk mengukur derajat


keasaman atau kebasaan
suatu cairan

31. Timbangan Alat yang dipakai


Teknis 0,00 melakukan pengukura

massa suatu benda

32. Tang Kurs Untuk menjepit gelas


kimia dan cawan pada
keadaan panas

56
33. Statif Rangka atau Dudukan
sebagai bingkai peralatan
saat proses ekstraksi,
destilasi, pengabuan, dan
lain sebagainya

34. Ayakan / Untuk memisahkan


Mesh bagian yang tidak
diinginkan berdasarkan
ukurannya, dari dalam
bahan curah dan bubuk
yang memiliki ukuran
partikel kecil dan bahan
adonan atau campuran
dari cairannya
35. Pinset Untuk mengambil,
memisakan atau menjepit
benda yang kecil

36. Klem Untuk menjepit peralatan


laboratorium

37. Kawat Kasa Untuk menahan/alas


wadah seperti beaker atau
erlenmayer pada waktu
pemanasan, atau ketika
pembakaran Bunsen, agar
di dalam penyebaran api
dan panas dapat merata

38. Klem Ring Klem pada statif


menyimpan corong
pemisah dalam proses
pemisahan cairan atau
saat proses penyaringan

56
39. Kaki Tiga Untuk penyangga
pembakar spirtus

40. Klem Buret Untuk menjepit buret


pada saat proses titrasi

4.2 Pembahasan

Dalam percobaan yang telah dilakukan, terdapat berbagai macam


alat, berikut akan diuraikan pengkategorian dan penanganan alat-alat
yang ada di laboratorium berdasarklan kemampuan yang dimiliki alat
untuk mendukung berbagai proses yang dilakukan dalam percobaan
kimia ini.
Pertama alat golongan dari gelas atau kaca yaitu piknometer, buret,
erlenmeyer biasa, termo suhu / termo gun, beaker glass, kaca arloji, labu
spiritus, labu ukur, gelas ukur. pipet volume, pipet ukur, erlenmeyer
asah, corong pisah, corong, desikator, cawan petri, dan batang Pengaduk
Kedua alat golongan porselen yaitu plat tetes, cawan penguap,
cawan kurs, Segitiga porselen, mortar / alu, dan corong buchner.

56
Ketiga alat golongan logam yaitu tang kurs, statif, ayakan / mesh,
pinset, klem, kawat kasa, klem ring, kaki tiga , dan klem buret.
Keempat alat golongan kayu yaitu gegep kayu, dan rak tabung
reaksi,. Kelima alat golongan elektronik yaitu timbangan teknis 0,00 dan
pH meter . Keenam alat golongan plastik yaitu botol semprot. Ketujuh
alat golongan karet yaitu bulp. Dan yang terakhir alat golongan kaca dan
logam yaitu kawat ose bulat dan kawat ose jarum.
1. Golongan Alat Gelas / Kaca
Piknometer adalah alat yang digunakan untuk menentukan massa
jenis dari suatu cairan. Sebuah piknometer biasanya terbuat
dari kaca, dengan penyumbat ketat dengan pipa kapiler yang
melaluinya, sehingga gelembung udara dapat lolos dari alat tersebut.
Buret adalah sebuah peralatan gelas laboratorium berbentuk
silinder yang memiliki garis ukur dan sumbat keran pada bagian
bawahnya. Ia digunakan untuk meneteskan sejumlah reagen cair
dalam eksperimen yang memerlukan presisi, seperti pada
eksperimen titrasi.
Erlenmeyer Biasa  juga dikenal sebagai labu berbentuk kerucut,
adalah jenis labu laboratorium yang banyak digunakan. Memiliki
tubuh berbentuk kerucut, leher silinder dan dilengkapi dengan
dasar.yang datar. Erlenmeyer berfungsi untuk menyimpan dan
memanaskan larutan, menampung filtrat hasil penyaringan,
menampung titran (larutan tritatsi) pada proses titrasi, dan tempat
membuat larutan.
Termo Suhu / Thermo Gun adalah alat yang berfungsi untuk
mengukur suhu atau temperatur. Dalam keperluan medis,
thermometer biasanya digunakan untuk memeriksa suhu tubuh.
Beaker Glass atau sering disebut gelas piala adalah sebuah wadah
penampung yang digunakan untuk mengaduk, mencampur, dan
memanaskan cairan yang biasanya digunakan dalam laboratorium.
Kaca Arloji atau Gelas Arloji adalah alat berbentuk bulat dan
cekung kebawah dan digunakansebagai tempat menimbang bahan
kimia berupa pasta,padatan atau bubuk.
Labu Spiritusbagian dari instrumen peralatan laboratorium yang
digunakan untuk memanasi larutan atau membakar zat proses
percobaan kimia. Pembakar spiritus termasuk alat pemanas
seperti pembakar Bunsen, tetapi memiliki suhu api yang lebih
rendah. Pembakar spiritus berbentuk labu kaca berisi alkohol.
Labu Ukursebuah perangkat yang memiliki kapasitas antara 5 mL
sampai 5 L dan biasanya instrumen ini digunakan untuk
mengencerkan zat tertentu hingga batas leher labu ukur dengan teliti
atau untuk mengukur volume larutan dengan teliti.
Pipet Volume merupakan salah satu alat ukur kuantitatif yang
memiliki tingkat ketelitian yang tinggi. Pipet volume hanya dapat
mengukur satu ukuran volume.

56
Pipet Ukur adalah alat untuk memipet cairan atau larutan secara
kurang teliti, serta tidak masuk dalam perhitungan pada penetapan
kadar.
Erlenmeyer Asah adalah alat yang digunakan untuk titrasi dengan
pengocokkan kuat, dihubungkan dengan alat ekstraksi, alat destilasi
dan sebagainya.
Corong Pisahperalatan laboratorium yang digunakan dalam
ekstraksi cair-cair untuk memisahkan komponen-komponen dalam
suatu campuran antara dua fase pelarut dengan densitas berbeda
yang takcampur.
Corong sebuah benda berbentuk kerucut dengan bentuk lubang di
ujung benda yang lebar dan lubang sempit dan panjang di ujung
lainnya. Corong berfungsi sebagai alat untuk membantu
memasukkan cairan dalam suatu wadah dengan ukuran mulut kecil.
Desikatoradah yang terbuat dari bahan gelas yang kedap udara
dan mengandung desikan yang berfungsi menghilangkan air dan
kristal hasil pemurnian. Desikator, bejana tertutup berisi zat
pengering untuk mengeringkan zat-zat lain, yang biasa dipakai ialah
asam sulfat pekat, kalsium klorida atau gel silika.
Cawan Petriatau Telepa Petri adalah sebuah wadah yang
bentuknya bundar dan terbuat dari kaca yang digunakan untuk
membiakkan sel. Cawan Petri selalu berpasangan, yang ukurannya
agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya.
Batang Pengaduk merupakan sebuah peralatan laboratorium yang
digunakan untuk mencampur bahan kimia dan cairan untuk
keperluan laboratorium. Biasanya terbuat dari kaca pejal, dengan
dengan ukuran hampir sama dengan sedotan minum, hanya sedikit
lebih panjang dan ujungnya membulat.

2. Golongan Alat Porselen


Plat Tetes adalah adalah sebagai alat penguji keasaman suatu
larutan atau mereaksikan larutan dalam jumlah sedikit. Plat tetes
terbuat dari bahan porselen dan umumnya tersedia dalam jumlah 6,
12, dan 16 lubang tetes.

Cawan Penguap adalah sebuah instrumen peralatan laboratorium


yang digunakan sebagai wadah atau tempat penguapan bahan dari
bahan yang tidak mudah menguap dalam suhu yang tidak terlalu
tinggi, seperti garam dapur, gula dan sejenisnya. Cawan ini terbuat
dari keramik atau porselen dan biasanya digunakan dalam proses
pemisahan campuran atau kristalisasi.
Cawan Kurs adalah adalah alat yang digunakan untuk wadah
pembakar/ mengarangkan/ mengabungkan zat pada analisis

56
Gravimetri. Alat ini digunakan pada proses pemanasan yang
menggunakan tempratur yang sangat tinggi.
Segitiga Porselen peralatan laboratorium non-gelas yang
digunakan sebagai penyangga atau penahan wadah seperti menahan
krus saat proses pemanasan api langsung.
Mortar / Alu adalah alat  yang digunakan untuk menggerus atau
menghaluskan sampel padatan menjadi serbuk.
Corong Buchner adalah ebuah peralatan laboratorium yang
digunakan dalam penyaringan vakum atau menyaring bahan kasar
dengan cepat.dan menyaring residu khusus terlarut dalam pelarut
yang mudah menguap. Corong Buchner di bagian atasnya terdapat
sebuah silinder dengan dasar yang berpori-pori.

3. Golongan Alat Logam


Tang Kurs adalah peralatan laboratorium yang digunakan ntuk
menjepit gelas kimia dan cawan pada keadaan panas.
Statif atau tegakan retota dalah salah satu dari instrumen peralatan
laboratorium non-gelas yang digunakan sebagai pendukung dalam
berbagai proses kimia, termasuk menjepit peralatan gelas seperti
buret dalam proses filtrasi, perlengkapan soxhlet, atau penjepit
kondensor pada proses pemanasan dengan pendingin balik.
Ayakan / Mesh adalah alat yang digunakan untuk memisahkan
bagian yang tidak diinginkan berdasarkan ukurannya, dari
dalam bahan curah dan bubuk yang memiliki ukuran partikel kecil
dan bahan adonan atau campuran dari cairannya. Mesh memiliki
ukuran yang berbeda-beda tergantung dari ukurannya. Semakin
tinggi ukurannya maka semakin halus material yang bisa terloloskan.
Pinset mempunyai banyak bentuk, tapi secara umum terbagi
menjadi dua bentuk utama yaitu: Pinset yang terdiri dari dua bilah
yang salah satu ujungnya saling menempel dan ujung lainnya dapat
bergerak bebas satu sama lain. Fungsi dari pinset yaitu Untuk
mengambil, memisakan atau menjepit benda yang kecil
Klem adalah salah satu peralatan laboratorium yang berfungsi
untuk menjepit peralatan laboratorium.
Kawat Kasa merupakan sebuah alat pelengkap dalam
laboratorium. Alat ini digunakan bersama dengan pembakar spiritus
atau bunsen dan juga penyangga kaki tiga. Ketiga alat tersebut
digunakan dalam proses pemanasan menggunakan bunsen.
Klem Ring Klem pada statif menyimpan corong pemisah dalam
proses pemisahan cairan atau saat proses penyaringan
Kaki Tiga adalah salah satu dari instrumen peralatan laboratorium
non-gelas yang digunakan sebagai penyangga alat dalam proses
pemanasan.
Klem Buret adalah alat laboratorium yang digunakan untuk
menjepit buret pada saat proses titrasi.

56
4. Golongan Alat Kayu
Gegep Kayu adalah alat yang digunakan untuk menjepit tabung
reaksi pada saat pemanasan, atau untuk membantu mengambil kertas
saring atau benda lain pada kondisi panas.
Rak Tabung Reaksi  merupakan salah satu dari instrumen
peralatan laboratorium non-gelas yang digunakan untuk menyimpan
atau menata beberapa tabung reaksi.

5. Golongan Alat Elektronik


Timbangan Teknis 0,00 adalahAlat yang dipakai
melakukan pengukuran massa suatu benda. Timbangan ini memiliki
resolusi 1gram – 0,1 gram dengan digit maksimal 2 digit .
pH Meter adalah sebuah alat elektronik yang berfungsi untuk
mengukur pH suatu cairan. Sebuah pH meter terdiri dari sebuah
elektrode yang terhubung ke sebuah alat elektronik yang mengukur
dan menampilkan nilai pH.

6. Golongan Alat Plastik


Botol Semprot merupakan peralatan yang terbuat dari plastik
berbentuk botol dengan penutup yang dilengkapi dengan pipa / slang
plastic. Alat ini digunakan untuk sebagai tempat menyimpan
aquadest.

7. Golongan Alat Karet


Bulp alat bantu yang berfungsi untuk meneyedot larutan, yang
dipasang pada pangkal pipet ukur maupun pipet volume.

8. Golongan Alat Kaca dan Logam


Kawat Ose berbentuk jarum adalah alat yang digunakan untuk
inokulasi dengan cara metode gores pada media agar.
Kawat Ose berbentuk bulat adalah alat yang digunakan untuk
inokulasi pada media cair.

56
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dalam percobaan diatas, dapat disimpulkan bahwa masing-masing
alat laboratorium memiliki prosedur tersendiri sesuai dengan guna dan
fungsinya. Peralatan di laboratorium terbagi menjadi beberapa kategori
yaitu golongan alat gelas / kaca, golongan alat porselen, golongan alat
logam, golongan alat kayu, golongan alat elektronik, golongan alat
plastik, golongan alat karet, dan golongan alat kaca dan logam.

5.2 Daftar Pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_alat_laboratorium_kimia
http://www.poltekkesdenpasar.ac.id/kesehatanlingkungan/laborato
rium-kimia-2/
https://ibs.co.id/en/alat-alat-laboratorium-beserta
fungsinya/#:~:text=Pembakar%20Spiritus&text=Dalam
%20laboratorium%20kimia%20spiritus%20digunakan
%20untuk%20membakar%20atau%20memanaskan
%20larutan.

56
Percobaan 2
PENGENALAN BAHAN KIMIA
LABORATORIUM

OLEH :

Nama : Alma Nurul Sopia


NIM : 20012015
Kelas/ Semester : A S1RK / 1
Kelompok :3
Tanggal Pelaksanaan : 12 Desember 2020

PROGRAM STUDI S1 FARMASI REGULER KHUSUS


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN
FARMASI

56
BOGOR

56
BAB 1
PENDAHULUAN

1.3. Tujuan
Mampu mengenal serta mengidentifikasi bentuk dan sifat-sifat fisik
bahan-bahan kimia di laboratorium.

1.4. Dasar Teori


Dalam mempelajari ilmu kimia kita tak pernah lepas dari bahan-
bahan kimia. Untuk itu kita perlu diperkenalkan tentang bahan-bahan
kimia. Bahan kimia di Laboratorium dapat berbentuk serbuk atau
powder, dan ada yang berbentuk cairan. Bahan-bahan bebebentuk
serbuk dikemas dalam botol plastic atau kaca dan disimpan dalam rak-
rak bahan di dalam Gudang penyimpanan bahan. Bahan-bahan kimia
berbentuk cairan pekat dan berbahaya dikemas dalam botol warna
coklat gelap dan disimpan dalam ruang asam. Bahan cairan yang
relative kurang berbahaya disimpan dalam gudang bahan.
Semua kemasan bahan kimia diberi etiket atau label yang berisikan
keterangan mengenai nama senyawa, tingkat kemurniannya, sifat fisika
(berat jenis, titik didih, titik leleh, mudah tidaknya terbakar), rumus
kimia dan bobot molekulnya.
Sifat fisik lain yang penting untuk dikenal adalah warna dan aroma
atau bau. Warna zat kimia disebut sebagaimana sebutan zat warna
standard umum dan kadang dinyatakan seperti tertentu misalnya hijau
daun, tupai, sindur, dan lain sebagainya. Mengenal aroma dilakukan
dengan mengipaskan uap zat kimia kehidung kita. Tidak dibolehkan
membaui langsung dari kemasan zat kimia, karena uap yang keluar dari
kemasan terlalu pekat dan berbahaya bagi kesehatan. Dengan jalan
mengipaskan, hanya sedikit uap yang kita hirup. Bau zat kimia
dinyatakan dengan asam, keras, menyengat, wangi atau dinyatakan
seperti bau bawang, bau telur busuk, bau pesing, atau tidak berbau, dan
lain sebagainya.

56
BAB 2
ALAT DAN BAHAN

2.1 Alat
1. Kaca Arloji
2. Spatel
3. Tissue
4. Sarung Tangan

2.2 Bahan
1. Amyl alcohol
2. Asamoksalatdihidrat
3. Asamamidosulfat
4. Ammonium peroksidasulfat
5. Natrium sulfit
6. Titriplex
7. Merkuri (II) iodida
8. Bismut (III) nitrat
9. Phenol
10. Blei (II) nitrat
11. Dimethyl phenylendiamin
12. Hydroxylammonium chloride
13. Acetaldehyde
14. Benzena
15. Dimethyl formamide
16. Toluene
17. 1- Propanol

56
BAB 3
METODE ATAU CARA KERJA

Prosedurkerja yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu :


1. Mencatat sifat-sifat fisik bahan kimia sesuai dengan yang tertera
pada label
2. Mengamati sifat fisik seperti bentuk (padatan atau serbuk, cair , gas )
3. Membuka kemasan, dan kibaskan dengan telapak tangan uap zat
kehidung dan mencatat baunya
4. Mengamati warna bahan kimia dengan cara mengeluarkan bahan
menggunakan spatel lalu di taruh di kaca arloji dan mencatatwarn
abahan kimia.
5. Mengumpulkan data pengamatan untuk diperiksa dan di
tandatangani oleh dosen.

56
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Hasil Pengamatan


No. Gambar Nama dan Bentu Warna Bau
Bahan Rumus k
Kimia
1. Amyl alcohol Cairan Bening Menyengat
C5H11.OH

2. Asam oksalat Kristal Putih Tidak


dihidrat Berbau
C2H2O4. H2O

3. Asam Kristal Putih Tidak


amidosulfat Berbau
H3NSO3

4. Ammonium Granul Putih Berbau


peroksida /
sulfat Kristal
(NH4)2S2O8

5. Natrium Serbuk Putih Tidak


Sulfit Berbau
Na2SO3

6. Titriplex Kristal Putih Tidak


56
C10H16N2O8 Berbau

7. Merkuri (II) Serbuk Merah Tidak


iodide Berbau
HgI2

8. Bismut (III) Granul Tidak Tidak


nitrat berwarn Berbau
Bi(NO3)3·5H2 a, Putih
O

9. Phenol Padata Putih Menyengat


C6H5OH n Tranpar
Kristal an

10. Blei (II) Serbuk Putih Berbau


Nitrat Kasar

11. Dimethyl Kristal Ungu Tidak


phenylendiam Kemera Berbau
in han
C8H12N2

56
12. Hydroxyl Kristal Putih Tidak
ammonium Berbau
chloride
[NH3OH]Cl

13. Acetaldehyde Cairan Bening / Menyengat


 CH3 CHO Tak
Berwarn
a

14. Benzena Cairan Bening / Berbau


C6H6 Tidak Menyengat
Berwarn
a

15. Dimethyl Cairan Tidak Berbau


formamide Berwarn
HCON(CH3)2 a/
Bening

16. Toluene Cairan Tidak Berbau


C7H8 Berwarn Menyengat
a/
Bening

17. 1- Propan Cairan Tidak Berbau


ol Berwarn Menyengat
CH3CH2CH a/
2OH Bening

56
1.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap bahan-bahan kimia yang


terdapat di Laboratorium, kita dapat mengetahui bentuk, warna, dan bau
dari bahan kimia tersebut, yaitu :
 Amyl alcohol mempunyai bentuk cairan, tidak berwarna atau bening
dan baunya menyengat.
 Asam oksalat dihidrat mempunyai bentuk seperti Kristal, warnanya
putih dan tidak berbau.
 Asam amidosulfat sama seperti Asam oksalat yaitu bentuknya
Kristal, warnanya putih dan tidak berbau.
 Ammonium peroksidasulfat mempunyai bentuk granul atau Kristal,
berwarna putih dan berbau.
 Natrium sulfat bentuknya serbuk, berwarna putih dan tidak berbau.
 Titriplex mempunyai bentuk Kristal, berwarna putih dan tidak
berbau.
 Merkuri (II) Iodide mempunyai bentuk serbuk, berwarna merah dan
tidak berbau
 Bismuth (III) nitrat bentuknya granul, tidak berwarna atau putih dan
tidak mempunyai bau.
 Phenol mempunya bentuk padatan Kristal, warnanya bening
transparan dan baunya yang menyengat.
 Blei (II) nitrat bentuknya berupa serbuk kasar, berwarna putih dan
berbau.
 Dimethyl phenilendiamin mempunya bentuk Kristal, warnanya ungu
kemerahan, tidak memiliki bau.
 Hydroxyl ammonium chloride mempunyai bentuk Kristal, berwarna
putih dan tidak berbau.
 Acetaldehyde bentuknya cairan, bening dan tidak berwarna, baunya
menyengat.
 Benzene bentukya cairan, bening dan tidak berwarna, memiliki bau
yang menyengat.
 Dimethyl formamide memiliki bentuk berupa cairan, tidak berwarna
atau bening, berbau.
 Toluene memiliki bentuk cairan, tidak berwarna atau bening, berbau
menyengat.
 1-propanol bentuknya cairan, tidak berwarna atau bening, dan
berbau menyengat.

56
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Perlu memperhatikan sifat dari bahan kimia karena ada yang
berbahaya apabila terhirup berlebihan atau terkena kulit.
2. Wujud dari bahan kimia antara lain berupa padatan (serbuk, granul,
Kristal) dan cair.
3. Teknik penyimpanan bahan kimia berdasarkan bentuk dan sifatnya.

5.2 Daftar Pustaka


1. Modul praktikum Dasar Laboratorim
2. Pelaksanaan praktikum
3. https://rumusrumus.com/category/rumus-kimia/

56
Percobaan 3
PEMBUATAN LARUTAN

OLEH :

Nama : Alma Nurul Sopia


NIM : 20012015
Kelas/ Semester : A S1RK / 1
Kelompok :3
Tanggal Pelaksanaan : 19 Desember 2020

PROGRAM STUDI S1 FARMASI REGULER KHUSUS


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN
FARMASI

56
BOGOR
BAB I
PENDAHULUAN

I.I Tujuan
Mahasiswa mampu menghitung dengan tepat dan mampu membuat
larutan untuk bahan-bahan reaksi yang digunakan dalam percobaan

I.2 Dasar Teori


Larutan adalah campuran homogeny dua zat atau lebih yang saling
melarutkan dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi
secara fisik. Larutan terdiri atas dua komponen, yanitu komponen zat
terlarut dan pelarut. Komponen dengan jumlah yang sedikit biasanya
dinamakan zat terlarut. Pelarut adalah komponen yang jumlahnya lebih
banyak atau yang strukturnya tidak berubah. Larutan umumnya berfase cair
(liquid = l ) dengan pelarut air, tetapi ada juga larutan yang berfase padat
(solid = s ) seperti kuningan, stainless steel, dan lain-lain, ataupun gas (g)
seperti udara.

56
BAB 2
ALAT DAN BAHAN
2.1 Alat
1. Neraca Digital
2. Labu Ukur 50ml
3. Gelas Beaker 100ml
4. Batang Pengaduk
5. Corong
6. Kaca Arloji
7. Spatula
8. Pipet Tetes
9. Labu Semprot

2.2 Bahan
1. Na2CO3
2. NaHCO3
3. NaOH
4. KIO3
5. KI
6. FeCl3
7. KSCN
8. CuSO4
9. K2CrO4
10. NaCl
11. Pb(NO3)2
12. Na2S2O3
13. CaCl2
14. CaCO3
15. FeCl3

56
BAB 3
METODE ATAU CARA KERJA

1. Hitung terlebih dahulu bahan yang akan dibuat sebagai larutan.


2. Tunjukkan kepada dosen/ asisten cara perhitungannya.
3. Timbang bahan tersebut sesuai perhitungan pada kaca arloji
4. Tuang ke gelas beaker asduk hingga homogen
5. Masukkan kedalam labu ukur sesuai permintaan modul, dan tepatkan
sampai pada tera pada labu ukur tersebut
6. Kocok perlahan dan tuangkan segara pada botol coklat ukuran yang
sesuai

56
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil

No Larutan Konsentrasi Volume Mr Bobo Volume


. Pembuatan t Zat Pelarut

1 Na2CO3 1% 50 ml - 0.5 gr ± 50 ml

2 NaHCO3 1% 50 ml - 0.5 gr ± 50 ml

3 NaOH 1M 50 ml 40 2 gr ± 50 ml

4 KIO3 1M 50 ml 214 10.7 ± 50 ml


gr
5 KI 10 % 50 ml - 5 gr ± 50 ml

6 FeCl3 10 % 50 ml - 5 gr ± 50 ml

7 KSCN 1M 50 ml 97 4.85 ± 50 ml
gr
8 CuSO4 0.1 M 50 ml 160 0.8 gr ± 50 ml

9 K2CrO4 10 % 50 ml - 5 gr ± 50 ml

10 NaCl 0.1 M 50 ml 58.5 0.3 gr ± 50 ml

11 Pb(NO3)2 0.1 M 50 ml 3310.5 1.65 ± 50 ml


gr
12 Na2S2O3 0.2 M 50 ml 158 1.58 ± 50 ml
gr
13 CaCl2 0.2 M 50 ml 111 1.11 ± 50 ml
gr
14 CaCO3 0.1 M 50 ml 100 0.5 gr ± 50 ml

15 FeCl3 0.1 M 50 ml 162.5 0.8 gr ± 50 ml

56
4.2 Pembahasan
Larutan adalah campuran yang selaras antara dua atau lebih zat.
Larutan dapat berupa cair maupun gas. Konsentrasi merupakan jumlah zat
terlarut dalam tiap satuan larutan atau pelarut. Dan dinyatakan untuk
menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif. Konsentrasi memiliki
macam-macam satuan yaitu, fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas,
persen berat, persen massa, persen volum. Konsentrasi didefinisikan sebagai
jumlah zat terlarut dalam tiap satuan larutan atau pelarut.’
Pada pembuatan larutan kali ini pertama diambil terlebih dahulu zat
yang akan dilarutkan dengan menimbangnya sesuai dengan berat yang akan
diambil. Kemudian dilarutkan dengan pelarut sampai mencapai volume
pembuatan yang diinginkan.

56
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum pembuatan larutan ini pembuatan
larutan bergantung pada kuantitas larutan (volume dan konsentrasi) dan
kuantitas zat terlarut (massa zat terlarut), serta larutan akan terbentuk jika
sifat dan komposisi pelarut dan larutannya sama (homogen).

5.2 Daftar Pustaka


1. Modul praktilum Dasar Laboratorium
2. Saintif.com

56
Percobaan 4
PENGENCERAN LARUTAN

OLEH :

Nama : Alma Nurul Sopia


NIM : 20012015
Kelas/ Semester : A S1 RK/ I
Kelompok :3
Tanggal Pelaksanaan : 19 Desember 2020

PROGRAM STUDI S1 FARMASI REGULER KHUSUS


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN
FARMASI
BOGOR

56
56
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Mahasiswa mampu menghitung dengan tepat dan mampu melakukan
pengenceran larutan untuk bahan-bahan reaksi yang digunakan dalam
percobaan dari larutan pekatnya.

1.2 Dasar Teori


Pengenceran adalah menurunkan atau memperkecil konsentrasi
larutan dengan menambahkan pelarut. Pada proses pengenceran,
volume dan molaritas berubah sedangkan jumlah molnya tetap. Oleh
karena itu berlaku rumus:
V1 . M1 = V2 . M2
Keterangan :
V1 : Volume larutan sebelum diencerkan (L atau ml)
M1 : Molaritas larutan sebelum diencerkan
V2 : Volume larutan setelah diencerkan (L atau ml)
M2 : Molaritas setelah diencerkan

Pengenceran yaitu suatu cara atau metode yang diterapkan pada


suatu senyawa dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral,
lazim dipakai yaitu aquadest dalam jumlah tertentu. Penambahan pelarut
dalam suatu senyawa dan berakibat menurunnya kadar kepekatan atau
tingkat konsentrasi dari senyawa yang dilarutkan/ diencerkan (Brady, 1999)

56
BAB 2
ALAT DAN BAHAN

2.1 Alat
1. Pipet Volum
2. Pipet Gondok
3. Labu Ukur 50 ml
4. Labu Semprot
5. Pipet Tetes
6. Bulp Merah dan Hitam
7. Corong

2.2 Bahan
1. Ammonia (p) atau 8 M
2. HCl (p) atau 4 M
3. H2SO4 (p) atau 4 M

56
BAB 3
CARA KERJA

Pengenceran larutan
1. Siapkan semua bahan dan alat yang diperlukan
2. Sedotlah larutan pekatnya sesuai bahan yang dikehendaki dengan
menggunakan pipa volumetric berukuran 10 sd 25 ml
3. Setelah itu pindahkan larutan pekat tersebut kedalam labu ukur yang
berukuran 50 ml atau 100 ml yang sudah diisi terlebih dahulu
dengan air (sesuaikan dengan ketersediaan alat gelasnya)
4. Tambahkan aquades kedalam labu ukur sampai pada batas miniskus
labu ukur 100 ml.
5. Kocok larutan tersebut yang telah ditambahkan aquades dalam labu
ukur hingga homogen

56
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
N Laruta Konsentras Volume Konsentras Volum Pengencera
o n Stok i Pembuata i Yang e Pekat n
(Pekat) n Larutan Dituju Yang
Encer Dipipe
t

1 H2SO4 4M 50 ml Encer 0.01 0.125 49.875 ml


M ml
2 HCl 4M 50 ml Encer 0.01 0.125 49.875 ml
M ml
3 NH4OH 8M 50 ml 6M 37.5 ml 12.5 ml

4 H2SO4 4M 50 ml 0.5 M 6.25 ml 43.75 ml

5 HCl 4M 50 ml 3M 37.5 ml 12.5 ml

6 HCl 4M 50 ml 1.5 M 18.75 31.25 ml


ml
7 HCl 4M 50 ml 0.75 M 9.375 40.625 ml
ml
8 NaOH 1M 50 ml 0.5 M 25 ml 25 ml

56
4.2 Pembahasan
1. H2SO4 pekat 4M
H2SO4 encer 0.01M
V2 50ml
V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 4 = 50 x 0.01
V1 = 0.125 ml H2SO4 4M
Pelarut = 50ml – 0.125 ml
= 49.875 ml

2. HCl pekat 4M
HCl encer 0.01M
V2 50ml
V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 4 = 50 x 0.01
V1 = 0.125 ml HCl 4M
Pelarut = 50ml – 0.125 ml
= 49.875 ml

3. NH4OH pekat 8M
NH4OH encer 6M
V2 50ml
V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 8 = 50 x 6
V1 = 37.5 ml NH4OH 8M
Pelarut = 50ml – 37.5 ml
= 12.5 ml

56
4. H2SO4 pekat 4M
H2SO4 encer 0.5M
V2 50ml
V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 4 = 50 x 0.5
V1 = 6.25 ml H2SO4 4M
Pelarut = 50ml – 6.25 ml
= 43.75 ml

5. HCl pekat 4M
HCl encer 3M
V2 50ml
V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 4 = 50 x 3
V1 = 37.5 ml HCl 4M
Pelarut = 50ml – 37.5 ml
= 12.5 ml

6. HCl pekat 4M
HCl encer 1.5M
V2 50ml
V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 4 = 50 x 1.5
V1 = 18.75 ml HCl 4M
Pelarut = 50ml – 18.75 ml
= 31.25 ml

56
7. HCl pekat 4M
HCl encer 0.75M
V2 50ml
V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 4 = 50 x 0.75
V1 = 9.375 ml HCl 4M
Pelarut = 50ml – 9.375 ml
= 40.625 ml

8. NaOH pekat 1M
NaOH encer 0.5M
V2 50ml
V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 1 = 50 x 0.5
V1 = 25 ml NaOH 1M
Pelarut = 50ml – 25 ml
= 25 ml

56
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum pengenceran adalah :
1. Pengenceran dapat dilakukan apabila larutan terlalu pekat
2. Rumus dari pengenceran V1 x M1 = V2 x M2
3. Bahan yang digunakan sebagai pelarut adalah aquadest
4. Jumlah zat pelarut lebih banyak dibandingkan jumlah zat terlarut

5.2 Daftar Pustaka


1. Modul praktikum Dasar Laboratorium
2. Pelaksanaan praktikum

56
Percobaan 5
TITRASI

OLEH :

Nama : Alma Nurul Sopia


NIM : 20012015
Kelas/ Semester : A S1 RK/ I
Kelompok :3
Tanggal Pelaksanaan : 02 Januari 2021

PROGRAM STUDI S1 FARMASI REGULER KHUSUS


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN
FARMASI
BOGOR

56
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Mahasiswa mampu melakukan prosesi titrasi dan
menghitung konsentrasi larutan.

1.2 Dasar Teori


Titrasi adalah suatu metode penentuan kadar (konsentrasi)
suatu larutan dengan larutan lain yang telah diketahui
konsentrasinya. Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan
kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui
konsentrasinya. Titrasi biasanya diibedakan berdasarkan jenis reaksi
yang terlibat didalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatkan
reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox
untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi
kompeksometri untuk titrasi yang melibatkan pembentukan reaksi
kompleks dan lain sebagainya.

56
BAB 2

ALAT DAN BAHAN

2.1 Alat

1. Buret
2. Statip
3. Corong
4. Labu semprot
5. Erlenmayer
6. Kertas HVS
7. Pipet Tetes
8. Hot Plate

2.2 Bahan

1. HCl 0.1M
2. NaOH 0.1M
3. Asam Oksalat 0.1M
4. Indicator PP
5. Indicator Metil orange

56
BAB 3
CARA KERJA

Standarisasi NaOH

 Memipet 10ml larutan Asam Oksalat 0.1M dan memasukkan ke


dalam Erlenmayer
 Menambahkan kedalam Erlenmayer 2 tetes indicator metal orangeb
(MO)
 Mengalirkan larutan NaOH yang ada dalam buret sedikit demi
sedikit sampai terbentuk terbentuk warna orange kemerahan yang
tidak hilang apabila gelas erlenmayer dipanaskan.
 Mencatat volume NaOH terpakai
 Menghitung konsentrasi NaOH

Menghitung konsentrasi HCl

 Memipet 10ml naOH yang sudah distandarisasi dan memasukkan


kedalam Erlenmayer
 Menambahkan kedalam erlenmayer 2 tetes indicator penolphtalein
(PP)
 Mengalirkan larutan HCl yang ada dalam buret sedikit demi sedikit
sampai terbentuk warna merah muda yang tidak hilang apabila gelas
erlenmayer digoyang.
 Mencatat volume HCl terpakai dan menghitung konsentrasi HCl

56
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil

Standarisasi NaOH

No V Asam Oksalat M Asam Oksalat V NaOH M NaOH

(dari buret) (standarisasi)

1 10ml 0.1 M 17.2ml 0.058 M

2 10ml 0.1 M 16.0ml 0.0625 M

3 10ml 0.1 M 16.0ml 0.0625 M

4 10ml 0.1 M 16.4ml 0.061 M

Sampel indicator PP

V NaOH M NaOH V Hcl M HCl


Standar Standar

11.7 ml 0.061 M 10ml 0.07 M

Indicator MO Sampel HCl

V NaOH M NaOH V HCl M HCl


Standar Standar

10.9 ml 0.111 M 10 ml 0.12 M

Indicator MO Standarisasi NaOH

No V Asam Oksalat M Asam Oksalat V NaOH M NaOH


1 10 ml 0.1 M 9.4 ml 0.106 M

2 10 ml 0.1 M 8.6 ml 0.116 M

3 10 ml 0.1 M 9 ml 0.111 M

4.2 Pembahasan

56
Titrasi adalah cara analisis tentang pengukuran jumlah larutan yang
di butuhkan untuk bereaksi secara tetap dengan zat yang terdapat dengan
larutan lain.

Pada praktikum ini menggunakan metode titrasi asam basa pada


Asam Oksalat dan Natrium Hidroksida. Hal yang pertama dilakukan adalah
memipet larutan Asam Oksalat dan dimasukkan ke dalam erlenmayer,
kemudian diberi tetesan indicator MO. Mengalirkan larutan NaOh yang ada
didalam buret sedikit demi sedikit sampaui warna berubah orange
kemerahan dan tidak ada perubahan warna apabila dipanaskan.

Setelah itu melakukan pencatatan terhadap NaOH yang terpakai dan


menghitung konsentrasi NaOH.

56
BAB 5

PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Titrasi adalah prosedur untuk menentukan kadar (konsentrasi) suatu


larutan berdasarkan reaksi asam basa dengan larutan yang sudah
diketahui kadarnya. Larutan standar adalah larutan yang disiapkan
dengan cara menimbang secara akurat suatu zat yang memiliki
kemurnian tinggi dan melarutkannya dengan sejumlah tertentu pelarut
dalam labu ukur. Larutan standar yang dipersiapkan dengan cara seperti
ini disebut sebagai larutan standart primer, sedangkan larutan standar
yang kemolarannya ditetapkan dengan larutan standar primer disebut
sebagai larutan standar sekunder. Sebelum digunakan dalam percobaan,
buret harus dibilas dengan larutan yang akan dimasukkan agar tidak
terdapat cairan/ zat-zat lain yang masih tersisa di dalam buret, sehingga
buret bersifat netral.

5.2 Daftar Pustaka

Modul praktikum Dasar Laboratorium

Pelaksanaan praktikum

https://www.studiobelajar.com/titrasi-asam-basa/

56
Percobaan 6
TEKNIK PEMISAHAN

OLEH :

Nama : Alma Nurul Sopia


NIM : 20012015
Kelas/ Semester : A S1 RK/ I
Kelompok :3
Tanggal Pelaksanaan : 02 Januari 2021

PROGRAM STUDI S1 FARMASI REGULER KHUSUS


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN
FARMASI
BOGOR

56
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan


Mahasiswa mampu memahami konsep pemisahan larutan.
(Filtrasi, Dekantasi, Destilasi, Corong Pisah, Kromatografi,
Ekstraksi)

1.2 Dasar Teori


Campuran memang adalah materi yang tersusun dari sua
jenis zat murni atau lebih dan masih memiliki sifat-sifat zat
penyusunnya. Kebanyakan materi yang berada di ala mini tidak
murni, melainkan masih berupa campuran. Seperti halnya udara
yang kita hirup setiap hari sampai air laut yang berada di samudera.
Udara sendiri terdiri dari beberapa macam zat seperti oksigen,
nitrogen, uap air dan yang lainnya. Sedangkan air terdiri dari air,
garam, dan zat yang lainnya.

Untuk memperoleh zat murni, kita harus memisahkannya


dari campurannya. Prinsisp pemisahan campuran didasarkan pada
perbedaan sifat-sifat fisis zat penyusunnya, diantaranya seperti
wujud zat, ukuran partikel, titik, leleh, titik didih, sifat magnetic,
kelarutan, dan lain sebagainya.

56
BAB 2

ALAT DAN BAHAN

Alat dan yang digunakan pada percobaan kali ini yaitu diantaranya :

 Erlenmayer
 Corong
 Kertas saring
 Batang pengaduk
 Gelas beaker
 Botol semprot
 Set adaestilasi
 Set aeaxtrasi soxlet

56
BAB 3

DATA PENGAMATAN

No Metode Sampel Prinsip kerja


Pemisahan
1 Penyaringan Pemisahan dengan
penyaringan adalah adanya
beda ukuran antara zat
yang akan dipisahkan. Jadi
campuran dua zat yang
memiliki ukuran yang
berbeda dapat dipisahkan
dengan teknik penyaringan
(filtrasi).

Gambar penyaringan pada


ektrak teh.

2 Destilasi Melakukan proses


pemisahan ekstrak dari
cairan penyarinya.

56
BAB 4

PEMBAHASAN

Teknik pemisahan metode penyaringan


Campuran air dan teh dapat dipisahkan dengan cara penyaringan. Zat yang
memiliki ukuran lebih besar dari lubang atau pori penyaring akan tertinggal
diatas saringan, dan zat yang memiliki ukuran lebih kecil dari lubang atau
pori penyaring akan lolos menembus penyaring.

Penyaringan akan menghasilkan dua produk yang ukurannya lebih besar


dari ukuran lubang penyaring dan satu lagi yang ukurannya lebih kecil dari
lubang penyaring.

Penyaringan ini menghasilkan produk filtrasi atau filtrat yang biasanya


bening atau keruh dan residu (ampas).

Teknik pemisahan metode destilasi

Destilasi digunakan untuk memisahkan campuran dari dua atau lebih cairan
yang mempunyai titik didih yang berbeda.

Komponen zat penyusun campuran yang memiliki titik didih lebih rendah
akan menguap terlebih dahulu. Uap ini kemudian dilewatkan melalui suatu
pendingin dan selanjutnya keluar dari pendingin dalam bentuk cairan yang
disebut destilat.komponen yang akan keluar sebagai destilat adalah air
murni. Sedangkan teh sebagai residunya.

56
BAB 5

PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah:


1. Prinsip kerjanya adalah memisahkan suatu senyawa atau zat dari
sumbernya melalui pemanasan secara vakum
2. Prinsip ekstraksi senyawa secara vakum adalah proses pemisahan suatu
zat dari campurannya dengan pembagian sebuah zat terlarut antara dua
pelarut yang tidak dapat tercampur untuk mengambil zat telarut
tersebut dari suatu pelarut ke pelarut yang lain dengan bantuan
pemansan dalam ruang hampa udara (vakum).
3. Proses pemisahan campuran antara cairan dan partikel padat secara
sederhana. Zat sisa hasil penyaringan disebut residu, dan Zat hasil
penyaringan disebut filtrat.

5.2 Daftar Pustaka

1. Modul Praktikum Dasar Laboratorium

2. Pelaksanaan Praktikum

3.https://ardra.biz/topik/pengertian-pemisahan-campuran-dengan-
penyaringan-filtrasi/

56
Percobaan 7
PENGENALAN DAN PENGGUNAAN
INSTRUMEN

OLEH :

Nama : Alma Nurul Sopia


NIM : 20012015
Kelas/ Semester : A S1 RK/ I
Kelompok :3
Tanggal Pelaksanaan : 09 Januari 2021

PROGRAM STUDI S1 FARMASI REGULER KHUSUS


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN
FARMASI
BOGOR
56
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan


Mahasiswa dapat mengenal dan menggunakan alat-alat instrument

1.2 Latar Belakang


Praktikum atau penelitian dilaboratorium tak lepas dari bantuan alat-
alat piranti elektronik sebagai alat bantu dalam pengukuran, terutama
pengukuran terhadap hasil praktikum. Missal perhitungan kadar, tingkat
keasaman, tingkat kerapuhan, sterilisasi alat-alat, peremajaan bakteri,
penimbangan bahan, pemisahan larutan dan lain sebagainya.
Semakin berkembang ilmu pengetahuan, maka semakin banyak
piranti elektronik yang semakin baik dan modern, maka dituntut untuk dapat
mengenal dan memahami alat-alat yang digunakan dilaboratorium.

56
BAB 2
ALAT DAN BAHAN
Alat dan Bahan

 Neraca Digital
 Autoklaf
 Oven
 Incubator
 Spektrofotometer
 Mikroskop
 Ph meter
 Rotary evaporatos
 Kerapuhan tablet
 Waktu hancur
 Sentrifuge
 Waterbath

56
BAB 3
DATA PENGAMATAN

No Nama Alat Gambar Cara Kerja Alat

1 Dissolution tester Untuk menguji


kelarutan obat

2 Granulate Flow Menguji waktu alir dan


Tester granul pada obat

3 Sentrifuge Memisahkan larutan


berdasarkan gaya
sentrifugal,
menyimpannya harus
seimbang dan
volumenya harus sama.

4 Ph Meter Mengukur ph asam basa


bukan solid

5 Konduktometer Untuk mengukur


konduktivitas listrik
pada suatu larutan/
cairan

56
6 Viscometer Untuk menguji
brookfield kekentalan

7 Spektronik untuk analisis


kuantitatif suatu zat
dalam sampel dengan
dasar nilai serapannya
terhadap radiasi sinar
tampak yang
mengenainya
8 Spektrofotometer Menguji kadar dari
sediaan obat

9 Mesin cetak tablet Untuk mencetak sediaan


manual tablet secara manual

56
10 Mesin cetak tablet Untuk mencetak sediaan
otomatis tablet secara otomatis

11 Disintegrator Untuk menguji berapa


lamanya kehancuran
obat didalam lambung

12 Timbangan digital mengukur suatu berat


atau beban maupun
massa pada suatu zat

13 Ph meter stik Mengukur ph asam basa


suatu cairan

14 Hot plate Pemanasan dan bias


juga untuk pengadukan
untuk larutan yang
membutuhkan
pengadukan lama

56
15 Mikroskop untuk melihat objek
yang terlalu kecil untuk
dilihat secara kasat
mata.

16 Water bath Untuk penguapan air


pada ekstrak

17 Oven incubator Sebagai alat sterilisasi


dengan menggunakan
panas kering.

18 Autoklaf Untuk sterilisasi basah

56
19 Oven memmert Mengukur kadar air
dengan suhu 150o C atau
bias untuk sterilisasi
alat gelas.

20 Ruangan LAF digunakan dalam


(Laminator Air pekerjaan persiapan
Flow) bahan tanaman,
penanaman, dan
pemindahan tanaman
dari sutu botol ke botol
yang lain dalam kultur
in vitro

21 Ruangan Asam peralatan ventilasi lokal


yang didesain untuk
mengurangi paparan
dari gas berbahaya, uap
beracun, mau pun debu

22 Tanur Untuk pengukuran


kadar abu obat (suhu
max 1300)

56
Demikian pemaparan singkat mengenai pengenalan dan penggunaan
alat-alat instrument. Sebenarnya masih ada banyak lagi peralatan khusus
yang digunakan dilaboratorium. Dengan mengetahui nama alat dan apa
fungsinya di laboratorium tersebut, dapat menunjang kegiatan praktikum.

56
DAFTAR PUSTAKA
1. Modul praktikum Dasar Laboratorium
2. Pelaksanaan praktikum.

56

Anda mungkin juga menyukai