Anda di halaman 1dari 14

Prosiding Seminar Nasional dan Diseminasi Penelitian Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada

Tasikmalaya, 21 April 2018


ISBN: 978-602-72636-3-5

UAS SISTEM PERKEMIHAN

Oleh :
Nama : Mardiana
Npm : 1826010072
Dosen Pengampu : Ns.Neni Triana,S.Kep,M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKES TRI MANDIRI SAKTI
KOTA BENGKULU
2021
1
Prosiding Seminar Nasional dan Diseminasi Penelitian Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada
Tasikmalaya, 21 April 2018
ISBN: 978-602-72636-3-5

Faktor-Faktor Penyebab Infeksi Saluran Kemih (ISK)


(Literature Review)
1
Erna Irawan, Universitas BSI Bandung, Erna.ewn@bsi.ac.id
2
Hilman Mulyana, Stikes Mitra Tasik, h_main@ymail.com

ABSTRAK
Infeksi Saluran Kencing (ISK) menempati urutan kedua infeksi yang sering menyerang
setelah infeksi saluran pernafasan dengan jumlah 8,3 juta pertahun. Terdapat banyak
faktor yang menyebabkan terjadinya peningkatan angka kejadian ISK. Tujuan literature
review ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian infeksi
saluran kemih. Literature review dilakukan melalui jurnal yang berbasis elektronik yaitu
database proquest dan google scholar. Artikel yang digunakan sesuai dengan kata kunci
yaitu faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya ISK (risk factor of urinary tract
infection) dari tahun 2013-2018. Jenis penelitiannya adalah korelasi. Jumlah artikel yang
ditemukan adalah 508 dan 10 artikel yang diambil sesuai dengan topik tersebut. Teknik
penulisan menggunakan IMRAD. Faktor-faktor yang mempengaruhi angka kejadian
infeksi saluran kemih (ISK) dapat dipengaruhi oleh bakteri (uropatogen) pseudomonas
aeruginosa E.coli (UPEC) yang bermuatan P fimbriae, dan dapat dipengaruhi
faktorpenyakit seperti penyakit HIV, DM tipe 2, inkontinensia urin serta dapat
dipengaruhi oleh faktor lain seperti multi-drug resisten terhadap ISK, penggunaan popok
yang lama pada anak, kebisaan hygiene yang kurang baik dan anak yang belum di
sirkumsisi.

ABSTRACT

Urinary Tract Infection (UTI) ranks second infection that often attacks after respiratory
tract infections with the amount of 8.3 million per year. There are many factors that
cause an increase in the incidence of UTI. The purpose of this review literature is to
analyze the factors that influence the incidence of urinary tract infections. Literature
review is done through electronic journals based on proquest database and google
2
Prosiding Seminar Nasional dan Diseminasi Penelitian Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada
Tasikmalaya, 21 April 2018
ISBN: 978-602-72636-3-5

scholar. Articles used in accordance with the keywords are factors that affect the

3
Prosiding Seminar Nasional dan Diseminasi Penelitian Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada
Tasikmalaya, 21 April 2018
ISBN: 978-602-72636-3-5

occurrence of UTI (risk factor of urinary tract infection) from the year 2013-2018. The
type of research is correlation. The number of articles found is 508 and 10 articles are
taken according to the topic. Writing techniques using IMRAD. Factors affecting the rate
of urinary tract infection (UTI) can be affected by the bacteria (uropatogen)
pseudomonas aeruginosa E.coli (UPEC) containing P fimbriae, and may be affected by
factors such as HIV disease, type 2 diabetes, urinary incontinence and may be affected
by other factors such as multi-drug resistant to UTI, the use of old diapers in children,
poor hygiene and unopposed children.

Infeksi saluran kemih di Indonesia dan


PENDAHULUAN
prevalensinya tinggi. Jumlah penderita
Infeksi saluran kemih merupakan suatu
ISK di Indonesia adalah 95 kasus/ 104
infeksi baik pada saluran kemih atas dan
penduduk pertahunnya atau sekitar
atau bawah, yang mana jumlah bakteri
180.000 kasus baru pertahun (Depkes,
>105 koloni perunit bakteri permililiter
2014).
(CFU/ml) dalam satu speimen urin
(Bradley & Colgan et al, 2005). Terdapat banyak faktor yang
menyebabkan terjadinya peningkatan
Menurut Rowe & Juthani (2013) ISK
angka kejadian ISK. Bervariasinya
adalah salah satu infeksi yang paling
penyebab ISK, luasnya spektrum
sering didiagnosis pada anak dan lansia.
organisme yang menjadi penyebab, serta
Angka kejadian ISK adalah 1:100
sedikitnya uji klinis yang telah
pertahun. Insiden ISK meningkat pada
dilaksanakan, mempersulit penyusunan
anak menurun pada umur dewasa dan
antimikroba pilihan yang dapat
meningkat lagi pada lansia. >10%
digunakan dalam terapi ISK (Shirby &
wanita yang > 65 tahun melaporkan
Soeliongan, 2013). Faktor risiko yang
mengalami ISK dalam 12 tahun terakhir.
paling sering diidentifikasi adalah
Jumlah ini meningkat hampir 30% pada
penggunaan antibiotik sebelumnya dan
wanita >80 tahun. Menurut Sukandar
penggunaan katerisasi (Tenney et al,
(2006) ISK menempati urutan kedua
2017). ISK adalah infeksi yang paling
infeksi yang sering menyerang setelah
sering didapat di masyarakat dunia dan
infeksi saluran pernafasan dengan
patogen yang paling umum adalah E.
jumlah 8,3 juta pertahun.
Prosiding Seminar Nasional dan Diseminasi Penelitian
Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya, 21
April 2018
ISBN: 978-602-72636-3-5
coli (Klapaczyńska (2018). Dengan umur 50-59 tahun. Sebagian besar pasien
banyaknya faktor ISK maka penelitian ISK berjenis kelamin perempuan (Shirby
ini bertujuan literature review ini adalah & Soeliongan, 2013).
untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian infeksi saluran
kemih METODELOGI

LANDASAN TEORI Literature review dilakukan melalui


jurnal yang berbasis elektronik yaitu
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah jenis
database proquest & google scholar.
infeksi nosokomial yang paling umum
Artikel yang digunakan sesuai dengan
yang menyebabkan sekitar 40% dari
kata kunci yaitu faktor-faktor yang
semua infeksi per tahun. Selain itu,
berpengaruh terhadap terjadinya ISK
beberapa penelitian telah melaporkan
(risk factor of urinary tract infection)
bahwa sekitar 80% infeksi saluran kemih
dari tahun 2013-2018. Jenis
nosokomial terjadi setelah instrumentasi
penelitiannya adalah korelasi. Jumlah
terutama kateterisasi (Darmadi, 2008).
artikel yang ditemukan adalah 508 dan
Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan 10 artikel yang diambil sesuai dengan
penyakit infeksi yang sering ditemukan topik tersebut.
di praktik umum. Beberapa penelitian
menunjukkan adanya faktor-faktor yang HASIL

dapat menyebabkan terjadinya ISK Menurut Dawa et al (2014)


seperti umur, jenis kelamin, berbaring melakukan penelitian kepada 57 pasien
lama, penggunaan obat immunosupresan dengan kateter urin saat masuk rawat
dan steroid, pemasangan katerisasi, inap bedah dan ortopedi antara Mei dan
kebiasaan menahan kemih, kebersihan Juni 2013. Peneliti juga mengumpulkan
genitalia, dan faktor predisposisi lain data dari masing-masing kasus pasien
(Sholihah, 2017) menggunakan daftar periksa yang
meliputi: tanggal penyisipan kateter,
Angka kejadian ISK meningkat pada
tanggal pengangkatan, investigasi
pasien berumur 40 tahun ke atas dengan
laboratorium yang relevan misalnya,
puncak tertinggi yaitu pada kelompok
hasil kultur urin jika tersedia. Sampel

2
urin sama-sama diperoleh dari beberapa Cochrane dari 1966 hingga Februari
pasien untuk kultur. Hasil menunjukkan 2016 untuk artikel yang mengidentifikasi
ISK lebih banyak pada pasien laki laki faktor risiko untuk MDR UTI.
(26,3%) dibandingkan dengan pasien Didapatkan 25 penelitian termasuk
perempuan (19,3%), (15,7%) faktor usia 31.284 pasien dengan budaya positif
mengalami penurunan (11,5%) dari hasil memberikan bukti untuk 12 faktor risiko
7 penelitian sebelumnya, (50,9%) UTI MDR . Faktor risiko yang paling
memiliki kantong drainase penuh. sering diidentifikasi adalah penggunaan
Pertumbuhan bakteri yang signifikan antibiotik sebelumnya, sebagaimana
ditemukan pada 45,6% (26) pasien dibuktikan dalam 16 dari 20 penelitian
dengan kateter urin dibandingkan yang mengevaluasi faktor risiko ini.
dengan 54,4% (31) dari pasien yang Rentang waktu yang digunakan untuk
kultur urinnya tidak menghasilkan menentukan penggunaan antibiotik
pertumbuhan organisme yang signifikan. sebelumnya berkisar dari 2 hari hingga
Sekitar 84,2% (48) pasien berada di 365 hari. Faktor risiko lain dengan data
kateter urin berdiam, 21,1% (12) pasien pendukung terkuat adalah kateterisasi
pemasangan kateterisasi lebih dari urin, rawat inap sebelumnya, dan rumah
sepuluh hari setelah pemasangan kateter perawatan. 11 dari 14 penelitian yang
dan kateterisasi jangka panjang dapat menilai kateterisasi urin sebagai faktor
berrisiko signifikan infeksi saluran risiko memberikan bukti bahwa kateter
kemih. (84,7%) gram negatif adalah urin tidak hanya meningkatkan risiko
patogen yang paling umum termasuk pengembangan ISK, tetapi
Pseudomonas aeruginosa, E. coli, meningkatkan risiko ISK menjadi
Klebsiella spp dan Proteus spp. Multidrug resistant.

Menurut Tenney et al (2017) Menurut Janasiska et al (2017)


tujuan dari penelitian ini adalah untuk yang melakukan penelitian dengan
mengumpulkan data yang diterbitkan menggunakan desain penelitian cohort
saat ini untuk menentukan faktor risiko yang dikumpulkan menggunakan lembar
yang paling sering dan konsisten observasi. Penelitian ini sudah dilakukan
diidentifikasi untuk ISK. Database yang di RSU GMIM Pancaran Kasih Manado,
digunakan adalah PubMed, Embase, dan pada Bulan September- Oktober 2017.
Populasi pada penelitian ini adalah tidak terkena infeksi saluran kemih yaitu
seluruh responden yang ada di UGD dan berjumlah 6 responden (85.7%)
Ruang Rawat Inap RSU GMIM sedangakan responden dengan
Pancaran Kasih Manado. Sampel yang pemasangan kateter urine yang sesuai
digunakan yaitu sebanyak 30 orang. dan responden yang tidak terkena infeksi
Hasil penelitian didapatkan bahwa saluran kemih yaitu berjumlah 1
sebagian besar responden berada pada responden (14.3%). Terdapat hubungan
rentang usia 26-30 tahun yaitu sebanyak antara pemasangan kateter dengan
25 responden (83%), sebagian besar kejadian infeksi saluran kemih di RSU
pendidikan terakhir responden adalah GMIM Pancaran Kasih Manado.
diploma tiga (DIII) yaitu sebanyak 17
Menurut Shirby & Soeliongan
responden (53.5%). Lama bekerja
(2013) dengan sampel penelitian adalah
responden ≥1 berjumlah 27 responden
semua pasiensuspect ISK yang akan
(90%). Pada 30 kegiatan pemasangan
dilakukan pemeriksaan kultur urin di
kateter urine didapatkan sebagian besar
Laboratorium Mikrobiologi RSUP Prof.
pemasangan kateter urine tidak sesuai
dr. R. D. Kandou Manado periode
SPO yaitu sebanyak 23 responden (77%)
November sampai Desember 2012.
sedangkan pemasangan kateter urine
Bahan untuk sampel urin diambil dari
sesuai SPO yaitu sebanyak 7 responden
Urin Porsi Tengah (midstream urine).
(23%). Hasil analisis menunjukan bahwa
Sebelumnya diberikan penjelasan
dari 30 responden dengan pemasangan
mengenai cara pengambilan urin untuk
kateter urine tidak sesuai dan responden
menghindari kontaminasi. Kemudian
yang tidak terkena infeksi saluran kemih
dilakukan hitung bakteri. Jika jumlah
yaitu berjumlah 4 responden (17.4%),
bakteri >10per ml urin pemeriksaan
sedangkan responden dengan
dilanjutkan dengan isolasi dan
pemasangan kateter urine tidak sesuai
identifikasi. Bakteri selanjutnya
dan responden yang terkena infeksi
diinokulasi pada media isolasi dan
saluran kemih yaitu berjumlah 19
diinkubasi pada suhu 37ºC selama 24
responden (82.6%), sementara
jam. Kemudian dibuat pengecatan gram
responden dengan pemasangan kateter
untuk mendapatkan sifat gram dari
urine yang sesuai dan responden yang
kuman yang ditemukan. Selanjutnya
dilakukan identifikasi jenis bakteri Kejadian ISK terutama diidentifikasi
penyebab ISK. Hasil penelitian melalui diagnosis UTI rawat jalan /
menunjukkan 36 pasien dicurigai ISK rawat inap yang diamati. Hasil
dan hanya 30 pasien yang diperiksa menunjukkan jumlah kejadian ISK per
urinnya. Dari 15 sampel tersebut 1000 pasien-tahun. Faktor yang paling
ditemukan bahwa Escherichia penting yang terkait dengan risiko ISK
colimerupakan mikro organisme adalah usia yang lebih tua (Hazard Ratio
tersering yang menyebabkan ISK yaitu (HR) = 1,56-1,70 untuk > 79 tahun),
sebanyak 5 kasus (16,7%). Hal ini sesuai jenis kelamin perempuan (HR = 1,38-
dengan hasil penelitian yang dilaporkan 1,57), UTI dalam dua tahun sebelumnya
oleh Samirah, dkk. (2004) dan Mahesh (HR = 2.77- 5,94), jumlah penyakit
et al. (2011) yang menemukan E. coli penyerta yang diukur dengan CCI (HR =
sebagai jenis bakteri penyebab ISK 1,32-1,52 untuk CCI> 6) dan setidaknya
tersering. Saluran kemih merupakan satu cystoscopy pada tahun sebelumnya
tempat yang paling umum dari infeksi E. (HR = 2,06-5,48). Selain itu, nilai-nilai
coli, dan lebih dari 90% ISK tanpa HbA1c tinggi di tahun sebelumnya (HR
komplikasi disebabkan infeksi E. Coli. = 1,29-1,4 mengacu HbA1c> 9,5%) dan
Tingkat kekambuhan setelah infeksi E. fungsi ginjal yang buruk (HR = 1,11-
coli pertama adalah 44% selama 12 1,211 mengacu pada laju filtrasi
bulan. glomerulus (GFR) <60 ml / menit)

Menurut Wilke et al (2015) meningkatkan risiko ISK.

diabetes melitus tipe 2 (T2DM) terkait Kesimpulannya, risiko kejadian ISK

dengan tingkat peningkatan infeksi tinggi pada pasien DMT2. Pasien wanita

saluran kencing (ISK) (Chen, Jackson, & yang lebih tua yang memiliki

Boyko, 2009; Fu et al, 2014;. Hill, pengalaman ISK sebelumnya

Fayyad, & Jones, 2008;. Muller et al, menghadapi risiko ISK di atas rata-rata,

2005; Yeshitela, Gebre-Selassie, & terutama jika faktor-faktor risiko ini

Feleke, 2012). Penelitian kohort terkait dengan kontrol glikemik yang

dilakukan berdasarkan pada kumpulan buruk dan fungsi ginjal yang buruk

data yang di anonimkan dari data Menurut Klapaczyńska (2018) ISK


penyakit Jerman regional (2010-2012). adalah infeksi yang paling sering didapat
di masyarakat dunia dan patogen yang homoseksual. Rata-rata jumlah CD4 +
paling umum adalah E. coli. Pasien HIV limfosit median adalah 385 (IQR: 204–
positif juga rentan terhadap infeksi 565) sel / μl dan rata-rata sel CD4 nadir
saluran kemih. Insiden infeksi saluran limfosit 197 (86–306) sel / μl. Seratus
kemih pada populasi HIV jelas terkait delapan belas pasien secara aktif
dengan infeksi dan fungsi kekebalan terinfeksi HCV, sebagaimana
tubuh, ditentukan oleh limfosit jumlah didefinisikan oleh PCR real-time positif.
sel CD4+. Sebagaimana ditegaskan oleh Secara total 141 (23,2%) pasien
studi observasional kejadian berbagai memiliki kultur urin positif, patogen
infeksi bakteri pada pasien terinfeksi bakteri yang paling umum adalah E.coli
HIV, termasuk infeksi saluran kemih, (58,2%) dan E. faecalis (12,8%). Pasien
berbanding terbalik dengan jumlah CD4 dengan infeksi saluran kemih lebih
limfosit. Oleh karena itu tujuan dari cenderung wanita (51,8% vs 22,1%, p
penelitian ini adalah untuk menganalisis <0,0001), terinfeksi melalui selain mode
faktor yang terkait dengan kejadian dan homoseksual (80,1% vs 50,7%, p
spektrum patogen bakteri yang <0,0001), dengan jumlah CD4 nadir
diidentifikasi dalam kelompok pasien yang lebih rendah (139 vs 221 sel / μl, p
yang diikuti di HIV Out-Patient Clinic <0,0001) dan RNA HIV awal yang lebih
di Warsawa. Database klinik dari Klinik rendah (4,02 vs 4,35 log kopi / ml, p =
Rawat Jalan HIV di Warsawa 0,01) dan cenderung menjadi HCV RNA
mengumpulkan semua informasi medis positif (26,9% vs 49,2%, p = 0,01).
pada pasien yang secara rutin diikuti Dalam model regresi multivariat (OR =
sejak 1994 hingga 2015. Kultur urin 2,10; [95% CI: 1,24-3,56]), terinfeksi
positif didefinisikan ketika menunjukkan melalui selain mode homoseksual (2,05;
jumlah koloni bakteri lebih besar dari [1,18–3,56]) dan jenis kelamin
atau sama dengan 103 unit pembentuk perempuan (2,14; [1,33– 3.44])
koloni per μl organisme saluran kemih meningkat dan jumlah nadir CD4 +
tipikal. Secara total 608 pasien dilakukan menurun lebih tinggi (0,92; [0,85-0,99])
kultur urin, sebagian besar 432 (71,1%) kemungkinan infeksi saluran kemih.
adalah laki-laki, 378 (62,2%), 258
Menurut Girard & Gaujard ( 2017)
(42,4%) terinfeksi melalui kontak
melakukan penelitian di unit geriatri
rumah sakit universitas Lyon (Prancis), nefrostomi, dan penggunaan kondom
kelompok kerja multi-disiplin (grup dan popok. Kateterisasi intermiten hanya
NUTI) diimplementasikan dan dilakukan jika sebelum infeksi
dievaluasi tindakan korektif dari 2009 (kateterisasi sesekali untuk mikrobiologi
hingga 2015 sebanyak 4669 pasien pengujian dikecualikan). ISK secara
dilibatkan: 1510 pada tahun 2009, 1547 signifikan lebih sering terjadi pada
pada tahun 2012, dan 1612 pada tahun pasien wanita, pasien imunosupresif,
2015. Usia rata-rata pasien adalah 85,4 retensi akut, sisa post-void, riwayat
tahun (SD 7.2); perempuan lebih tua dari infeksi saluran kemih dalam 6 bulan
laki-laki (rata-rata: 86,4 versus 83,4 sebelumnya, dan pada pasien dengan
tahun p <0,001). Para pasien diikuti ISK pada inklusi.
untuk total 83 068 hari (rata-rata 17,8
Menurut Sholihah (2017) Infeksi
hari). 4045 pasien tanpa kateter diikuti
Saluran Kemih (ISK) merupakan
untuk total 73 134 hari (rata-rata 18,1
penyakit infeksi yang sering ditemukan
hari). Jumlah total NUTI adalah 189
di praktik umum. Beberapa penelitian
(4,0% pasien), dan 59,8% dari ini (n =
menunjukkan adanya faktor-faktor yang
113) diamati di antara 4045 pasien tanpa
dapat menyebabkan terjadinya ISK
kateter (2,8% pasien). ISK secara
seperti umur, jenis kelamin, berbaring
signifikan lebih sering terjadi pada
lama, penggunaan obat immunosupresan
pasien wanita, pasien imunosupresif,
dan steroid, pemasangan katerisasi,
retensi akut, sisa post-void, riwayat
kebiasaan menahan kemih, kebersihan
infeksi saluran kemih dalam 6 bulan
genitalia, dan faktor predisposisi lain.
sebelumnya, dan pada pasien dengan
Penelitian ini menggunakan desain
ISK pada inklusi.
potong-lintang. Teknik pengambilan
Menurut Reuven (2018) Faktor sampel yaitu total sampling dengan
risiko yang berhubungan dengan jumlah responden sebesar 30 orang.
perawatan didefinisikan sesuai dengan Pengumpulan data menggunakan
literatur. Ini termasuk jenis perawatan kuesioner dan hasil uji mikrobiologis.
(perawatan akut, rehabilitasi, atau lama Responden terdiagnosis ISK sebanyak
tinggal), jenis kateterisasi urin (berdiam, 23 orang (76,7%). Hasil analisis bivariat
intermiten, atau supra-pubik), kehadiran menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
yang bermakna antara kejadian ISK4.2. PEMBAHASAN
dengan umur (p = 1,000), jenis kelamin
A. Dari 10 penelitian didapatkan
(p=0,068, kebiasaan menahan kemih
bahwa faktor resiko isk
(p=0,120), dan riwayat ISK sebelumnya
disebabkan oleh :
(p=0,427). Kesimpulannya tidak ada
1. Organisme gram negatif
variabel dalam penelitian ini yang
bakteri “ pseudomonas
berhubungan dengan kejadian ISK.
aeruginosa” adalah patogen

Menurut Luailiyatul Maknunah yang paling umum yang

(2016) bertujuan menganalisis faktor bertanggung jawab untuk

risiko yang berhubungan dengan pengembangan infeksi

kejadian ISK pada anak di Poli Anak saluran kemih diantara pasien

RSUD Blambangan Kabupaten kateter yang didapatkan dari

Banyuwangi menggunakan pendekatan pemasangan kateter dalam

kasus kontrol (case control). Sampel jangka panjang, serta bisa

dalam penelitian ini adalah pasien rawat diakibatkan juga oleh hygine

jalan berusia 0-11 tahun di Poli Anak kateter, disfungsi bladder pada

RSUD Blambangan Kabupaten usia lanjut dan pemasangan


Banyuwangi pada bulan Januari- kateter yang tidak sesuai
September 2015. Jumlah sampel dengan SOP.

penelitian ini sebanyak 134 responden 2. Pola bakteri : Uropathogenic

(67 kontrol dan 67 kasus) dengan Escheria coli (UPEC) yang

metode stratified random sampling. bermuatan P fimbriae agen

Hasil analisis bivariabel menggunakan penyebab sebagian besar

uji chi-square dan uji cramer ISK, termasuk sytitis, serta

menunjukkan adanya hubungan yang BPH.

signifikan antara kebersihan genitalia, B. Menyatakan ISK terjadi


frekuensi penggantian popok sekali karena faktor pendukung
pakai, durasi penggunaan popok sekali (penyakit) :
pakai dan kebiasaan menahan BAK 1. Inkontensia urin :

dengan kejadian ISK (p-value < 0,05). pemasangan Sling –


miduteral yang
mengakibatkan terjadinya popok sekali pakai dengan
ISK setelah 1 tahun tindakan frekuensi penggantian popok
Sling-miduteral. Karena usia sekali pakai <4 kali perhari
lanjut yang mengakibatkan dan durasi penggunaan popok
menurunnya fungsi organ yang lama, serta kebiasaan
kemih menahan BAK.
2. Hiv : bakteri e coli (kontak
homoseksual) dan dampak
penyakit HIV 4.3. KESIMPULAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi
3. DM tipe 2 : karena kontrol
angka kejadian infeksi saluran
glikemik yang buruk dan
kemih (ISK) dapat dipengaruhi
fungsi ginjal yang buruk serta
oleh bakteri (uropatogen)
riwayat sik sebelumnya
pseudomonas aeruginosa
C. Faktor lainnya :
E.coli(UPEC) yang bermuatan P
1. Isk dapat disebabkan akibat
fimbriae, dan dapat dipengaruhi
resisten terhadap berbagai
faktorpenyakit seperti penyakit
obat antibiotik
HIV, DM tipe 2, inkontinensia
(sulfamethoxazole-
urin serta dapat dipengaruhi oleh
trimetropim) dalam isk serta
faktor lain seperti multi-drug
faktor lainnya misalnya :
resisten terhadap ISK,
kateterisasi urin, rawat inap
penggunaan popok yang lama
sebelumnya
pada anak, kebisaan hygiene yang
2. (Menurut Luailiyatul
kurang baik dan anak yang belum
Makmunah (2016))
di sirkumsisi.
menyatakan bahwa infeksi
saluran kemih anak
diakibatkan sebagian besar REFERENSI
pada anak laki-laki karena
tidak disirkumsisi , kebiasaan  Dawa K.K. Rn, Rm, Bnsc.,dkk
membersihkan genetalia yang (2014). Assessment Of Risk Factors
kurang baik, menggunakan Influencing The Development Of
Prosiding Seminar Nasional dan Diseminasi Penelitian
Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya, 21
April 2018
ISBN: 978-602-72636-3-5
Urinary Tract Infections Among  Skrzat-KlapaczynSka. dkk (2015).
Catheterized Patients In University Factors associated with urinary tract
Of Maiduguri Teaching Hospital infections among HIV-1 infected
(Umth). IOSR Journal of Nursing patient.Plos ONE 13(1):
and Health Science (IOSR- e0190564.https://doi.org/10.1371/jo
JNHS),64-71. urnal.pone.0190564. hal 1-5
 Justin Tenney,.dkk (2017).Risk  Thomas Wilke. dkk (2015).
factors for aquiring multidrug- Epidemiology of urinary tract
resistant organisms in urinary tract infections in type 2 diabetes mellitus
infections: A systematic literature patients: An analysis based on a large
review. Saudi Pharmaceutical sample of 456,586 German T2DM
Journal,1-7. patients. Else silvier Inc. All rights
 Nicolle LE, Bradley S, Colgan R et reserved. Hal 1016-1022
al (2005). Infectious Diseases  Adi Y. Weintraub,dkk (2017).
Society of America guidelines for Prevalence and risk factors for urinary
the diagnosis and treatment of tract infection up to one year following
asymptomatic bacteriuria in adults. midurethral sling incontinence
Clin. Infect. Dis. 40(5), 643–654 surgery. European Journal of
 Shirby A. CH. Sumolang, dkk Obstetrics & Gynecology and
(2013). Pola Bakteri Pada Penderita Reproductive Biology. Hal 146- 150.
Infeksi Saluran Kemih Di Blu Rsup  Raphaele Girard, MD,dkk(2017).
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Risk factors for urinary tract
Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 1 infections in geriatric hospitals.
No.1 Hal 597-601 Journal of Hospital Infection.Hal 1-
 Janasiska Kausuhe,dkk (2017). 19
Hubungan Pemasangan Kateter  Rowe, T. A., & Juthani-Mehta, M.
Urine Dengan Kejadian Infeksi (2013). Urinary tract infection in
Saluran Kemih Di Rsu GMIM older adults. Aging Health, 9(5),
Pancaran Kasih Manado. e-Journal 519–528.
Keperawatan (eKp) Volume 5 No. 2. https://doi.org/10.2217/ahe.13.38
Hal 1-7

10
 Luailiyatul Maknunah (2016) Faktor Infeksi Saluran Kemih (ISK) oleh
Risiko Kejadian Infeksi Saluran bakteri uropatogen di Puskesmas
Kemih Pada Anak Di Poli Anak Ciputat dan Pamulang
Rsud Blambangan Kabupaten  Dr.umami Vidia. At a Glance Ilmu
Banyuwangi Bedah. Jakarta: Penerbit Erlangga.
 Alfi Hidayatus Sholihah (2017) 2006.
Analisis Faktor Risiko Kejadian

Anda mungkin juga menyukai