Anda di halaman 1dari 12

FAKTOR – FAKTOR FISIOLOGIS YANG DIPERHATIKAN

SEBELUM MENETAPKAN SUATU KEPUTUSAN

Disusun untuk memenuhi salah satu mata kuliah Psikologi Manajemen

DISUSUN OLEH :

NAMA : FARHAN MAULANA


NIM : 19120005

DOSEN PEMBIMBING
Dr. KASMAN, MM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI


MANDAILING NATAL
2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang Maha Kuasa atas berkat
dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Faktor – Faktor
Fisiologis Yang Diperhatikan Sebelum Menetapkan Suatu Keputusan” ini tepat
pada waktunya tanpa halangan suatu apapun.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang.
Assalamu’alaikum wr wb

Panyabungan, 068 Juni 2021


Penyusun,

FARHAN MAULANA

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 2
A. Faktor – Faktor Fisiologis Yang Diperhatikan Sebelum Menetapkan
Suatu Keputusan .................................................................................. 2
a) Proses Pengambilan Keputusan ..................................................... 5
b) Dengarkan Naluri dan Intuisi Jiwa ................................................. 6
BAB III PENUTUP ................................................................................... 8
A. Kesimpulan .......................................................................................... 8
B. Saran.................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keputusan merupakan hasil pemecahan dalam suatu masalah yang harus
dihadapi dengan tegas. Dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan pengambilan
keputusan (Decision Making) didefinisikan sebagai pemilihan keputusan atau
kebijakan yang didasarkan atas kriteria tertentu. Proses ini meliputi dua
alternatif atau lebih karena seandainya hanya terdapat satu alternatif tidak
akan ada satu keputusan yang akan diambil.
Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran
dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur
tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses
pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final.
Pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk perbuatan berpikir
dan hasil dari suatu perbuatan itu disebut keputusan.5 Pengambilan keputusan
dalam Psikologi Kognitif difokuskan kepada bagaimana seseorang
mengambil keputusan. Dalam kajiannya, berbeda dengan pemecahan masalah
yang mana ditandai dengan situasi dimana sebuah tujuan ditetapkan dengan
jelas dan dimana pencapaian sebuah sasaran diuraikan menjadi sub tujuan,
yang pada saatnya membantu menjelaskan tindakan yang harus dan kapan
diambil. Pengambilan keputusan juga berbeda dengan penalaran, yang mana
ditandai dengan sebuah proses oleh perpindahan seseorang dari apa yang
telah mereka ketahui terhadap pengetahuan lebih lanjut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor fisiologis yang diperhatikan sebelum menetapkan suatu
keputusan?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Faktor – Faktor Fisiologis Yang Diperhatikan Sebelum Menetapkan


Suatu Keputusan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang dalam melakukan
pengambilan keputusan. Secara garis besar, ada dua faktor yang
mempengaruhi pengambilan keputusan, yaitu:
1. Faktor dari dalam
Menurut Noorderhaven, faktor-faktor dari dalam diri individu
yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan antara lain adalah
kematangan emosi, kepribadian, intuisi, umur.
Sedangkan Cervone dalam penelitiannya menemukan bahwa
suasana hati yang positif dapat meningkatkan kecepatan dan efisiensi
pengambilan keputusan.
Esensi dari sebuah pengambilan keputusan adalah proses
penentuan pilihan. Secara alami, manusia akan diperhadapkan
kepada berbagai pilihan dan secara alami juga ia dilatih mengambil
keputusan dari pilihan-pilihan hidup yang dialaminya.
Oleh karena itu sesungguhnya manusia akan terus menerus
menentukan pilihan hidup dari waktu ke waktu sampai akhir
kehidupan. Proses inilah yang disebut dengan pengambilan
keputusan.
2. Faktor dari luar diri individu
Menurut Millet dalam bukunya Hasan, faktor-faktor yang
berpengaruh dalam pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
a) Pria dan wanita
b) Peranan pengambil keputusan
c) Keterbatasan kemampuan

2
3

Perlu didasari adanya kemampuan yang terbatas dalam


pengambilan keputusan yang dapat bersifat institusional ataupun
bersifast pribadi.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Baradell & Klein
menyatakan bahwa peristiwa-peristiwa hidup yang tidak
menyenangkan berhubungan dengan rendahnya kualitas
pengambilan keputusan.
Menurut Terry (1989), Faktor-faktor yang perlu diperhatikan
dalam pengambilan keputusan yaitu :
a) Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang
emosional maupun yang rasional perlu diperhitungkan
dalam pengambilan keputusan.
b) Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk
mencapai tujuan organisasi.
c) Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan
pribadi, tetapi harus lebih mementingkan kepentingan
organisasi.
d) Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu
buatlah altenatif-alternatif tandingan.
e) Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari
tindakan ini harus diubah menjadi tindakan fisik.
f) Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu
yang cukup lama.
g) Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik
h) Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui
keputusan itu benar.
i) Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari
serangkaian kegiatan mata rantai berikutnya
4

Kemudian terdapat enam faktor lain yang juga ikut


mempengaruhi pengambilan keputusan :
1. Fisik
Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti
rasa tidak nyaman, atau kenikmatan. Ada kecenderungan
menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak
senang, sebaliknya memilih tingkah laku yang memberikan
kesenangan.
2. Emosional
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan
bereaksi pada suatu situasi secara subyektif.
3. Rasional
Didasarkan pada pengetahuan orang-orang
mendapatkan informasi, memahami situasi dan berbagai
konsekuensinya.
4. Praktikal
Didasarkan pada keterampilan individual dan
kemampuan melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi
diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuannya dalam
bertindak.
5. Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada.
Hubungan antar satu orang ke orang lainnya dapat
mempengaruhi tindakan individual.
6. Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik.
Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung
atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu.
5

a. Proses Pengambilan Keputusan


Proses pengambilan keputusan didefinisikan sebagai langkah yang
diambil oleh pembuat keputusan untuk memilih alternatif yang tersedia.
Adapun langkah sistematis yang harus dilakukan dalam proses
pengambilan keputusan adalah sebgai berikut :
1. Mengidentifikasi atau mengenali masalah yang dihadapi
2. Mencari alternatif perusahaan bagi masalah yang dihadapi
3. Memilih alternatif yang paling efisien dan efektif untuk
memecahkan masalah
4. Melaksanakan alternatif tersebut
5. Mengevaluasi apakah alternatif yang dilaksanakan berhasil dan
sesuai dengan yang diharapkan.
Langkah proses pengambilan keputusan ada 5, yaitu identifikasi
masalah, mencari alternatif pemecahan, pelaksanaan alternatif, dan
evaluasi. Berikut ini merupakan penjabaran proses pengambilan
keputusan.
1. Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan pada dasarnya adalah proses
pemecahan masalah yang menghalangi atau menghambat
tercapainya tujuan. Agar masalah dapat dipecahkan, terlebih
dahulu harus dikenali apa masalahnya.
2. Mencari alternatif pemecahan
Setelah masalh dikenali maka dapat dilakukan pencarian
terhadap alternatif-alrternatif yang mungkin dapat memecahkan
masalah yang dihadapi. Dalam mencari alternatif hendaknya
tidak mamikirkan masalah efisiensi dan efektifitas. Ynag
terpenting adalah mengumpulkan sebanyak-banyaknya
alternatif. Setelah alternatif terkumpul, barulah disusun
berurutan dari yang paling diinginkan sampai yang tidak
diinginkan.
6

3. Memilih alternatif
Setelah alternatif tersusun, barulah dapat dilakukan pilihan
alternatif yang dapat memberikan manfaat, dalam arti dapat
memecahkan masalah dengan cara yang paling efektif dan
efisien. Sebelum menjatuhkan pilihan pada sebuah alternatif,
ajukan pertanyaan untuk tiap-tiap alternatif.
4. Pelaksanaan alternatif
Setelah alternatif dipilih, tibalah saatnya melaksanakannya
ke dalam bentuk tindakan. pelaksanaan harus sesuai denga
rencana, agar tujuan memecahkan masalh dapat tercapai.
5. Evaluasi
Setelah alternatif dilaksanakan, bukan berarti proses
pengambilan keputusan telah selesai. Pelaksanaan alternatif
harus terus diamati, apakah berjalan sesuai dengan yang
diharapkan. Bila langkah-langkah pelaksanaan telah dilakukan
dengan benar tetapi hasil yang dicapai tidak maksimal, sudah
waktunya untuk mempertimbangkan kembali pemilihan
alternatif lainnya.

b. Dengarkan Naluri Dan Intuisi Jiwa


Intuisi dalam konteks pengambilan keputusan didefinisikan sebagai
"mode pemrosesan informasi non-sekuensial." Ini berbeda dari wawasan
(proses yang jauh lebih berlarut-larut) dan dapat dikontraskan dengan
gaya pengambilan keputusan deliberatif. Intuisi dapat mempengaruhi
penilaian baik melalui emosi atau kognisi , dan ada beberapa saran yang
mungkin menjadi sarana untuk menjembatani keduanya.
Individu menggunakan intuisi dan gaya pengambilan keputusan yang
lebih deliberatif secara bergantian, tetapi ada beberapa bukti bahwa orang
cenderung tertarik pada satu atau gaya lain secara lebih alami.
7

Orang-orang dalam suasana hati yang baik condong ke gaya intuitif,


sementara orang-orang dalam suasana hati yang buruk cenderung
menjadi lebih deliberatif. Cara-cara spesifik di mana intuisi benar-benar
mempengaruhi keputusan masih kurang dipahami. Penilaian cepat yang
dimungkinkan oleh heuristik kadang-kadang diidentifikasi sebagai
intuisi.
a) Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi
Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan
lebih bersifat subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh
luar, dan faktor kejiwaan lain. Pengambilan keputusan yang
berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat Untuk
masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya
pengambilan keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan
kepuasan.
Akan tetapi, pengambilan keputusan ini sulit diukur
kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya dengan
kata lain hal ini diakibatkan pengambilan keputusan intuitif
hanya diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain
sering diabaikan
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengambilan keputusan merupakan aktivitas yang sangat menentukan
dalam suatu organisasi. Pengambilan keputusan merupakan esensi/inti dari
kepemimpinan. Seorang pemimpin disebut pemimpin apabila dapat dan
mampu mengambil keputusan. Dalam kepemimpinan dikenal gaya-gaya
kepemimpinan. Salah satu di antaranya adalah kepemimpinan partisipatif.
Kepemimpinan partisipatif mengandaikan adanya kondisi pemimpin
memberikan ruang yang luas pada keterlibatan yang utuh dan mendalam dari
seluruh pimpinan dan anggota organisasi untuk ikut serta dalam pengambilan
keputusan

B. Saran
Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi para
pembaca, dan dapat menambah pengetahuan bagi rekan-rekan mahasiswa,
penulis berharap kritik dan saran yang konstruktif.

8
DAFTAR PUSTAKA

Noorderhaven, Neil G, Strategic Decision Making, Singapore, Addision Wesley,


1995
Pervin, L.A., Cervone, D., John, O.P., Personality: Theory and Research.
Hoboken, NJ: Wiley, 1991
Baradell, J.G., dan Klein, K. “Relationship of Life Stress and Body
Consciousnessti Hypervigilant Decision Making”. Journal of Personality
and Social Psychology, 1993, hal. 63

Anda mungkin juga menyukai