Anda di halaman 1dari 2

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalihan fungsi hutan di Blora Kecamatan Cepu

Kabupaten Jawa Tengah, sangat berdampak terhadap flora dan fauna yang terdapat di hutan yang
mengakibatkan banyak sekali fauna kehilangan tempat tinggal sehingga fauna yang terdapat di
hutan tersebut berpindah ke pemukiman warga. Sedangkan hutan merupakan paru-paru dunia
tempat berbagai satwa hidup, pohon-pohon, tambang dan berbagai sumber daya lainnya yang
biasa kita dapatkan dari hutan yang tak ternilai harganya bagi manusia. Hutan yang terdapat di
Blora Kecamatan Cepu Kabupaten Jawa Tengah di alih fungsikan menjadi lahan pertanian yang
sekarang lahan hutan tersebut ditanami pohon oleh masyarakat sekitar. Bahwa ternyata ada
beberapa faktor pendorong yang mempengaruhi alih fungsi lahan hutan tersebut, diantaranya
yaitu:
a. Faktor Ekonomi
Dengan bertambahnya jumlah anggota keluarga maka kebutuhan hidup dalam rumah
tangga pun akan berpengaruh. Hal inilah yang menjadi motivasi masyarakat secara
berbondong-bondong menggarap lahan hutan untuk mengalih fungsikan-nya menjadi
lahan pertanian guna untuk menopang kebutuhan ekonomi dalam rumah tangga. Alih
fungsi lahan dapat dipandang sebagai bentuk konsekuensi logis dari adanya pertumbuhan
dan transformasi perubahan struktur sosial ekonomi masyarakat yang sedang berkembang
yang tercermin dari pertumbuhan aktivitas pemanfaatan sumber daya akibat
meningkatnya permintaan kebutuhan masyarakat.
b. Faktor Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat yang rendah bisa saja menjadi faktor pendorong, hal ini
yang membuat mereka memperoleh sumber pendapatan dengan cara berkebun/bertani.
Karena dengan keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki oleh
masyarakat maka peluang untuk memperoleh sumber pendapatan ekonomi pun sangat
terbatas, yang mengakibatkan mereka memanfaatkan hutan sebagai lahan untuk mereka
berkebun. Keterbatasan pengetahuan petani biasanya menjadi kendala. Tingkat
pendidikan petani baik informal, formal maupun non formal akan mempengaruhi cara
berpikir yang diterapkan pada usahanya yaitu dalam rasionalisasi usaha dan kemampuan
memanfaatkan setiap kesempatan yang ada.
c. Faktor Demografi
Pengalihan fungsi lahan hutan juga tidak hanya merubah fungsi hutan menjadi lahan
perkebunan/pertanian saja melainkan untuk kebutuhan pemukiman warga yang memang
jumlah penduduk dari tahun ketahun mengalami peningkatan. Sebaiknya alih fungsi
lahan hutan ini dapat segera diminimalisir, walaupun alih fungsi lahan hutan menjadi
lahan pertanian sangat menguntungkan bagi masyarakat sekitar karena untuk
meningkatkan perekonomian masyarakat tetapi hal ini juga akan merugikan juga karena
selain kehilangan ekosistem yang terdapat di hutan hal ini juga dapat mengakibatkan
bencana alam yang nantinya akan mengancam kehidupan masyarakat sekitar.
Berdasarkan wawancara dengan salah satu responden yang mengakui telah menanam kubis pada
hutan,   karena tidak mempunyai lahan dan pekerjaan sampingan, maka keterdesakan ekonomi
membawa warga untuk menanam di lahan hutan. Sementara itu, responden mengetahui manfaat
hutan bagi kehidupan, namun ia meyakini bahwa luasan lahan yang diolah tersebut masih lebih
rendah dibandingkan luasan hutan yang ada sehingga menanam kubis pada lahan yang sempit
tidak akan mempengaruhi luasan hutan. Di sisi lain, salah satu responden dengan pendapatan
yang tinggi mengakui selain mengolah di lahan Perhutani, ia pun memiliki pekerjaan sampingan
serta mampu mempekerjakan orang dalam pengolahan lahannya tersebut. Pada umumnya,
sebagian responden mengetahui bahwa dalam pemanfaatan panas bumi memerlukan pembukaan
lahan hutan dan mengeluhkan bahwa adanya pembukaan hutan tersebut menyebabkan luasan
hutan menjadi berkurang. Lebih jauh lagi, dinyatakan bahwa bisa saja mengakibatkan perluasan
lahan dalam kawasan hutan yang lebih besar yang disebabkan oleh ketidaktahuan masyarakat.
Penjelasan di atas mengindikasikan bahwa meningkatnya aktivitas pertanian akan mendorong
peningkatan luas kebutuhan lahan yang berakibat pada konversi di berbagai penutupan lahan
menjadi lahan budidaya. Terlebih dengan harga kebutuhan rumah tangga yang cenderung
meningkat dari waktu ke waktu, maka para petani dituntut untuk terus berupaya meningkatkan
usaha pertanian mereka sehingga pencarian lahan subur akan terus diupayakan demi
meningkatkan hasil panen dan lahan hutan akan terus digarap. Dengan demikian, perlu adanya
penyuluhan mengenai upaya peningkatan hasil panen, khususnya melalui diversifikasi komoditi
dan pentingnya sosialisasi secara berkala kepada masyarakat mengenai fungsi, manfaat
kelestarian hutan dan dampak kerusakan hutan terhadap kehidupan manusia. Di sisi lain,
pengawasan yang ketat dan penegakan hukum yang tegas serta peningkatan peran dan kerjasama
dari pemerintah daerah, dan para pemangku  kepentingan lainnya dalam menggandeng
masyarakat desa hutan akan memacu mereka dalam hal mengurangi ketergantungan terhadap
sumberdaya hutan dan perambahan kawasan.

Anda mungkin juga menyukai