BY : YOLO
PILIHAN GANDA
Jawa : Falsafah
- Narimo ing pandum -> sikap hidup serba pasrah dengan segala keputusan yang ditentukan
oleh Tuhan.
- Samadya -> hidup dan harapannya sebaiknya tidak terlalu tinggi, namun juga tidak terlalu
rendah.
- Suwarga nunut, neraka katut -> Seorang istri itu patuh sama suami. Apapun yang suami
perintahkan, istri pasti kena dampaknya. Jika suami melakukan perbuatan baik, istri pun
akan ikut merasakan hasilnya. Sebaliknya, jika suami melakukan hal yang tak pantas maka
istri pun ikut menanggung aibnya.
Sistem kekerabatannya bersifat bilateral, garis keturunan ditarik dari pihak bapak dan ibu. Dalam
Sunda, dikenalnya ‘panca kaki’ yaitu istilah menunjukkan kekerabatan.
Garis vertikal:
- Euncu (cucu)
- Piyut (buyut)
- Bao
- Canggahwareng/janggawareng
- Udeg-udeg
- Kaitsiwur/Gantungsiwur
Garis horizontal:
- Anak paman
- Bibi atau uwa
- Anak dari saudara kakek atau nenek
- Anak saudara piyut
- Klen (Clan) yang sering pula disebut kerabat luas atau keluarga besar. Klen merupakan suatu
kesatuan keturunan (genealogis), kesatuan kepercayaan (religiomagis) dan kesatuan adat
(tradisi), merupakan sistem sosial yang berdasarkan ikatan darah atau keturunan yang sama
baik memalui garis ayah (patrilineal) maupun garis ibu (matrilineal).
- Orang-orang klen di Bali adalah orang yang setingkat kedudukannya dalam agama dan kasta.
Sehingga berusaha untuk kawin dalam batas klennya agar terjaga dari kemungkinan
ketegangan keluarga terutama agar wanita dari kasta yang tinggi jangan sampai kawin
dengan pria yang lebih rendah kastanya. Apabila hal itu terjadi, suami istri akan dihukum
buang atau maselong.
Dayak : Falsafah
- Vertikal (Basengat Ka’ Jubata) – Berkaitan langsung dengan sang Ada atau sang Tuhan,
disebut Jubata. Sifatnya kodrati melekat sejak manusia lahir.
- Horizontal (Bacuramin Ka’ Saruga) – Sebagai idealnya kehidupan. Etika dasar yang
mengarahkan pandangannya pada kehidupan surgawi sebagai tatanan moral yang harus
mereka ikuti di kehidupan dunia mengatasi hukum adat dan tradisi dayak yang mencakup
ketiga norma kehidupan manusia, yaitu norma sopan santun, norma hukum dan norma
moral.
- Dimensi Sosial (Adil Ka’ Talino) – Pengejawantahan (Penjabaran) dan perwujudan dari
dimensi vertikal dan horizontal. Mengetahui hak dan kewajibannya, manusia harus berbuat
adil kepada seluruh makhluk hidup.
1. Waring
2. Sanggah
3. Datu
4. Kai (kakek) + Nini (Nenek)
5. Abah (ayah) + Uma (ibu)
6. Kakak <ULUN> Ading
7. Anak
8. Cucu
9. Buyut
10. Intah/Muning
Banjar : Falsafah
Suku Banjar menempati sebagian besar Propinsi Kalimantan Selatan, Timur dan Tengah.
Minahasa : Sistem Budaya
Lambang Minahasa – Perisai gambar burung hantu, simbol kebijaksanaan dan kearifan. Mereka
menyebutnya Burung Manguni. Sayap sebanyak 17 helai, lambang hari kemerdekaan RI. Bulu ekor 5
helai, melambangkan Pancasila. Di bagian dada ada lambang pohon kelapa, artinya sebagai komoditi
utama Minahasa.
Minahasa : Falsafah
Slogan : ‘I Yayat Uu Santi’ artinya siap dan bertekad bekerja keras demi pembangunan. Arti
harafiahnya angkatlah dan acung-acungkanlah pedangmu.
- ‘Si Tou Timou Tumou Tou’ artinya manusia hidup untuk menghidupkan manusia
- ‘Si Tou Timou Toua’ artinya pemimpin harus dapat menerapkan pola kepemimpinan sayang
menyangi, baik hati dan saling mengingat kepada sesama manusia.
Dalam mitologi orang Minahasa dahulu mengenal banyak dewa. Roh leluhurnya adalah Opo. Dewa
penting setelah dewa tertinggi adalah Karema. Dewa tertinggi adalah Opo Wailan Wangko (dianggap
sebagai pencipta alam dan isinya).
a. Batu-batu Megalit
Dibedakan menjadi beberapa megalit:
o Peti kubur
o Menhir (tumotoa sebagai tanda pendirian daerah atau desa)
o Lumpang batu
o Batu bergores
o Altar batu
o Batu dakon
o Arca batu
o Arca menhir
b. Waruga (Peti kubur batu atau Kuna)
Wale dan maruga. Wale adalah rumah. Maruga adalah badan yang hancur lebur menjadi
batu. Terdiri dari 2 bagian, yaitu badan dan tutup.
Mayat laki-laki posisi tangganya kunci tangan kalo perempuan kepal tangan. Posisi jongkok
seperti bayi dalam rahim. Filosofinya manusia mengawali hidup seperti itu dan
mengakhirinya juga dengan posisi yang sama.
c. Watu Tumotowa
Batu tegak berbentuk tugu untuk menandai pembangunan sebuah desa.
d. Lesung Batu
Batu tunggal bentuknya bermacam-macam menyerupai dandang, tifa, bundar seperti bola.
e. Watu Pinawetengan
Terdapat goresan beberapa motif dibuat oleh tangan manusia. Goresan berbentuk
menyerupai kemaluan pria dan wanita. Watu Pinawetengan menjadi tempat permohonan
orang dari kesembuhan penyakit dan perlindungan marabahaya. Dipandu seorang tona’as
(mediator spiritual).
Kepercayaan tradisional pada Dewa Matahari-Bulan-Bumi. Sebelum agama Katolik, sudah mengenal
Tuhan Yang Maha Kuasa yang disebut Lera Wulan Tanah Ekan atau Tuhan Langit dan Bumi.
- Lera Wulan Tanah Ekan Noon Matan : Tuhan mempunyai mata untuk melihat yang berarti
Tuhan mengetahuinya. Ia Maha Tau, Maha Adil dan akan bertindak adil.
- Lera Wulan Tanah Ekan Guti Naen : Tuhan mengambil pulang milik-Nya.
Tautau adalah salah satu bagian dari prosesi budaya yang menegaskan nilai-nilai kolektifitas.
Penempatan tautau pada tebing yang dipahat dan menghadap ke Timur (Gunung Sinaji)
dimaksudkan sebagai permintaan akan kesejahteraan hidup masyarakat. Tautau adalah perwujudan
leluhur yang masih dianggap hidup. Mereka menganggap bahwa kematian bukanlah hal yang
mendasar.
1. Tana’bulaan : bangsawan tinggi atau sebagai pewaris Aluk (kepercayaan) untuk memimpin
agama.
2. Tana’basi : bangsawan menengah atau sebagai pewaris kepemimpinan.
3. Tana’karurun : rakyat kebanyakan.
4. Tana’kuakua : hamba sahaya.
1. Bahasa
Bahasa Toraja (Sa’dan)
2. Sistem Organisasi Sosial
Tongkonan berasal dari tongkon yang berarti duduk merupakan rumah yang dulunya
merupakan pusat pemerintahan. Tongkonan yang memiliki kewajiban sosial budaya:
1. Tongkonan Pesio’Aluk, tempat menciptakan dan menyusun aturan sosial keagamaan.
2. Tongonan Pekeindoran/Pakembaran/Kapangeresan, sebagai tempat mengurus atau
mengatur pemerintahan adat.
3. Sistem Pengetahuan
Toraya Mamal adalah melandasi pengetahuan untuk modernisasi dan pembangunan tanah
Toraja. Toraya Mamal dicanangkan program kerja 5 tahunan, diarahkan pada bagian
pendidikan, pertanian dan pariwisata. Tekad yang diusung untuk menjadikan Toraja unggul
adalah:
1. Perkataan (Berani dan Penuh Percaya Diri)
2. Penguasaan Iptek (Cerdas dan Terampil)
3. Penebaran Kasih (Saling Hormat dan Mengasihi)
4. Pariwisata (Kebudayaan dan Alam)
4. Sistem Teknologi
Sistem arsitektur dan sipil bangunan rumah adat Toraja. Bangunan Tongkonan adalah papan
berwarna merah yang menopang bangunan yang bentuknya seperti perahu yang megah.
Estetika Tongkonan adalah digantungkannya deretan tanduk kerbau yang dipasang di depan
rumah.
5. Sistem Ekonomi
Rarabuku artinya keluarga. Sistem perekonomian masyarakat Toraja berdasarkan
kekeluargaan.
6. Sistem Religi
Agama kepercayaan Aluk Todolo (Kepercayaan Asli). Diturunkan oleh Puang Matua (Sang
Pencipta). Diturunkan kepada Datu Lauku tentang aturan manusia yang harus menyembah
Puang Matua. Kepercayaannya disebut Sa’dan.
7. Upacara Adat
a. Rambu Tuka
Merupakan syukuran. Dikenal dengan nama Ma’bua’, Meroek atau Mangrara Banua
Sura’.
b. Rambu Solo
Merupakan upacara kematian. Menyelenggarakan pesta sebagai bentuk
kehormatan.
c. Strata Rambu Solo
i. Dipasang Bongi : 1 malam
ii. Dipatalung Bongi : 3 malam
iii. Dipalimang Bongi : 5 malam
iv. Dipapitung Bongi : 7 malam
8. Kesenian
a. Seni Musik Tradisional
i. Passuling, diiringi suling
ii. Pa’pelle/Pa’barrung, dibuat dari batang padi mirip terompet
iii. Pa’pompang/Pa’bass, musik bambu
iv. Pa’karobi, alat kecil dengan benang halus pada bibir
v. Pa’tulali, bambu kecil
vi. Pa’geso’geso, alat musik gesek dari kayu dan tempurung
b. Seni Tari
i. Mak Gelu
Upacara kegembiraan
ii. Bone bala
Sukuran
iii. Pa’gelu
Acara pesta Rabu Tuka
iv. Burake
Pemujaan Puang Marua dan Deata
Hak waris adalah bilateral. Seorang wanita mewarisi hak untuk memukul sagu baik dari ayah
maupun ibu. Seseorang dapat membuka kebun di tanah yang ada di bawah hak famili ibu ulayat.
Seorang wanita yang sudah kawin tidak harus tinggal di keluarga suaminya.
Menerapkan sistem strata dalam masyarakat yang diwarisi secara turun temurun dengan nama dan
struktur berbeda dari setiap suku. Hal tersebut mempengaruhi kepemimpinan dalam masyarakat.
Kebiasaan menginang (makan sirih pinang) = nilai kekeluargaan dan persaudaraan yang kuat serta
rasa sosial yang tinggi. Menginang sebagai sarana komunikasi. Orang disebut anak adat kalau ia
menawarkan sirih dan pinang pada orang lain.
Ajaran agama Tao mengajarkan konsep yin dan yang. Mengakui dan menyembah adanya Tuhan
Yang Maha Esa. Yang terkenal dan amat dipuja adalah Amitabha Budha mengenal konsep
reinkarnasi dan karma.
Beradasar pada filsafat Konghucu. Mengajarkan hubungan anak dan orang tua. Dalam pemujaan
leluhur memelihara abu dalam rumah, ayah menjadi pemuka upacara yang diturunkan kepada anak
laki-laki yang sulung. Anak perempuan tidak disebutkan dalam pemujaan leluhur. Anak laki-laki
dianggap sangat penting juga untuk mempertahankan she nya (nama keluarga) untuk menggantikan
ayahnya untuk merawat abu leluhur.
ESSAY
Jawa: Falsafah
NTB : Pariwisata
1. Jojaro
Terdiri dari muda mudi dewasa yang belum kawin.
2. Ngurare
Sekumpulan pemuda yang belum kawin.
3. Muhabet
Organisasi yang berkaitan dengan kematian.
Mereka menerapkan sistem gotong royong. Pada daerah pedesaan Maluku Tengah terdapat 3
pengelompokkan masyarakat:
*****************************************************************************
Kenapa pas meninggal orang Cina/Tionghoa diletakkan mutiara di (mata, hidung, telinga) mulutnya?
- Pulau Komodo
- Pantai Lasiana
- Pantai Pasir Panjang
- Pantai Timor
- Pantai Tablolong
- Pantai Neam
- Pulau Kera
- Pulau Semau
- Pantai Kolbano
- Air Terjun Oenesu
- Air Terjun Olehala
- Danau Kelimutu
- Pulau Lombok
- Kepulauan Gili
- Gunung Rinjani
- Pura Batu Bolong
- Pantai Senggigi
- Pantai Kuta
- Taman Narmada
- Air Terjun Sendang Gile
- Danau Segara Anak
- Pantai Sire
- Hutan Monyet Pusuk
- Batu Layar
- Pantai Sekotong
Posisi Jawa:
Lapisan Masyarakat:
1. Dhara/ningrat (bangsawan)
2. Priyayi (birokrat)
3. Wong dagang atau saudagar
4. Wong cilik (rakyat kecil)