ABSTRACT
This study aims to gain learning model of character education on thematic learning in
SD Muhammadiyah Malang 9. The learning model is composed of a device and guide student
learning. Obtaining the model begins with a literature study, observations were made during
this study, the analysis then compiled draft design model and continued with limited testing
in class 1A.
The results of the trials, it is known that the draft model prepared still need to be
refined, especially in the student guide. This is because at the time of trial, the guidelines are
still not able to guide students in learning. Sentences in the guide is still biased. In interviews,
students feel bothered utilizing the student guide. In addition to its unusual use as well as
user guide manual is not so clear. But overall, this model is useful to be one of the guidelines
in determining the measures or policies related to improving the quality of learning in SD
Muhammadiyah Malang 9, especially in a class test.
Dyah Worowirastri Ekowati1, Rina Wahyu Setyaningrum2, Husamah3. Model Pembelajaran Pendidikan Karakter 117
pada Pembelajaran Tematik di SD Muhammadiyah 9 Kota Malang
Versi online / URL :
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/
Dyah Worowirastri Ekowati1, Rina Wahyu Setyaningrum2, Husamah3 issue/view/241/showToc
Menurut Abdurrahman (2007: 74) Oleh karena itu, pada masa ini seluruh
proses pembelajaran meliputi keseluruhan potensi yang dimiliki anak perlu didorong
unsur baik kognitif, afektif dan psikomotorik. sehingga akan berkembang secara optimal
Apabila proses pembelajaran tidak berjalan (Supandi, 1992). Usia mereka berada pada
secara simultan maka akan terjadi split rentangan usia enam sampai dengan tujuh
personality (diri yang terpisah) pada setiap tahun. Pada usia ini hampir seluruh aspek
siswa. Gejala split personality ini mulai perkembangan kecerdasan, misalnya IQ,
tampak dalam perjalanan dunia pendidikan EQ, dan SQ sedang bertumbuh dan
kita khususnya pada saat Sekolah Dasar kelas berkembang sangat pesat. Tingkat
1 (kelas rendah; usia dini). Menurut Freud perkembangan anak tersebut merupakan
dalam Erikson (1968) kegagalan penanaman suatu kesatuan yang utuh (holistik) dan
kepribadian yang baik di usia dini ini akan hanya mampu memahami hubungan antara
membentuk pribadi yang bermasalah di konsep secara sederhana. Begitu pula dalam
masa dewasanya kelak. Kesuksesan proses pembelajaran, mereka juga
membimbing anak dalam mengatasi konflik bergantung pada obyek-obyek yang bersifat
kepribadian di usia dini sangat menentukan konkret dan pengalaman yang dialaminya
kesuksesan anak dalam kehidupan sosial di secara langsung atau secara empiris
masa dewasanya kelak Sejalan dengan itu, (Indrawati, 2009).
menurut Hidayat (2011) kegagalan guru Berkaitan dengan hal tersebut, ada
dalam menumbuhkan karakter anak didiknya, beberapa tugas perkembangan siswa
disebabkan seorang guru yang tak mampu sekolah (Makmun, 1995: 68), diantaranya:
memperlihatkan dan menujukkan karakter (a) mengembangkan konsep-konsep yang
sebagai seorang yang patut didengar dan perlu bagi kehidupan sehari-hari, (b)
diikuti. mengembangkan kata hati, moralitas, dan
Menurut Hidayat (2011) jika karakter suatu skala, nilai-nilai, (c) mencapai
anak telah terbentuk sejak masa kecil mulai kebebasan pribadi, (d) mengembangkan
dari lingkungan sosial sampai Sekolah Dasar, sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok
maka generasi masyarakat Indonesia akan dan institusi-institusi sosial. Beberapa
menjadi manusia-manusia yang keterampilan akan dimiliki oleh anak yang
berkarakter—yang dapat menjadi penerus sudah mencapai tugas-tugas perkembangan
bangsa demi terciptanya masyarakat yang pada masa kanak-kanak akhir dengan
adil, jujur, bertartanggung jawab—sehingga rentang usia 6-13 tahun (Soesilowindradini,
tercipta masyarakat yang aman dan tentram 1996). Keterampilan yang dicapai
sebuah suatu negara. Pendidikan yang diantaranya, yaitu social-help 2 skills dan
bertujuan melahirkan insan cerdas dan play skill. Social-help skills berguna untuk
berkarakter kuat itu, juga pernah dikatakan membantu orang lain di rumah, di sekolah,
Dr. Martin Luther King, yakni; intelligence dan di tempat bermain seperti membersihkan
plus character… that is the goal of true halaman dan merapikan meja kursi.
education (kecerdasan yang berkarakter Keterampilan ini akan menambah perasaan
adalah tujuan akhir pendidikan yang harga diri dan menjadikannya sebagai anak
sebenarnya). yang berguna, sehingga anak suka bekerja
Seperti yang telah diketahui, bahwa sama (bersifat kooperatif). Dengan
siswa kelas 1 SD (kelas awal) merupakan keterampilan ini pula, anak telah dapat
subyek yang perlu mendapatkan perhatian menunjukkan keakuannya tentang jenis
sejak dini. Masa usia dini ini merupakan masa kelamin, mulai berkompetisi dengan teman
yang pendek tetapi merupakan masa yang sebaya, mempunyai sahabat, mampu
sangat penting bagi kehidupan seseorang. berbagi, dan mandiri. Sementara itu, play
skill terkait dengan kemampuan motorik materi yang harus diajarkan dan dikuasai
seperti melempar, menangkap, berlari, serta direalisasikan oleh peserta didik dalam
keseimbangan. Anak yang terampil dapat kehidupan sehari-hari. Ini berarti pendidikan
membuat penyesuaian-penyesuaian yang karakter di sekolah tersebut selama ini baru
lebih baik di sekolah dan di masyarakat. menyentuh pada tingkatan pengenalan
Anak telah dapat melompat dengan kaki norma atau nilai-nilai, dan belum pada
secara bergantian, dapat mengendarai tingkatan internalisasi dan tindakan nyata
sepeda roda dua, dapat menangkap bola dan dalam kehidupan sehari-hari.
telah berkembang koordinasi tangan dan Berdasarkan dari uraian tersebut maka
mata untuk dapat memegang pensil maupun perlu dirumuskan desain model
memegang gunting. pembelajaran pembelajaran tematik
Sesuai dengan tahapan perkembangan berbasis karakter di SD Muhammadiyah 9
anak, karakteristik cara anak belajar, Kota Malang. Model pembelajaran tematik
konsep belajar dan pembelajaran bermakna berbassis karakter tersebut akan
sebagaimana diuraikan di atas maka kegiatan dikembangkan secara lebih operasional
pembelajaran bagi anak SD kelas awal sehingga mudah diimplementasikan di
sebaiknya dilakukan dengan Pembelajaran sekolah. Dengan demikian model
tematik. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang diperoleh akan sangat
pembelajaran tepadu yang menggunakan berguna untuk menentukan langkah atau
tema untuk mengaitkan beberapa mata kebijakan terkait dengan pendidikan
pelajaran sehingga dapat memberikan karakter baik berupa langkah perbaikan-
pengalaman bermakna kepada siswa. perbaikan ataupun peningkatkan kualitas SD.
(Sukayati, 2004). Mengingat sejatinya proses
pengembangan pendidikan karakter dimulai METODE PENELITIAN
dari kelas 1 SD atau tahun pertama (Hasan,
2010) maka dengan demikian dalam praktek Metode
penerapannya di sekolah terintegrasi dalam
pembelajaran tematik . Berdasarkan tujuan penelitian pada
Hal ini juga didasarkan pada data tahun pertama ini yaitu menemukan desain
bahwa salah satu sekolah binaan model pembelajaran pendidikan karakter
Universitas Muhammadiyah Malang yaitu pada pembelajaran di SD Muhammadiyah 9
SD Muhammadiyah 9 Malang merupakan Malang, maka metode penelitian yang
salah satu sekolah di bawah binaan digunakan adalah metode penelitian dan
Universitas Muhammadiyah Malang yang pengembangan (Research an
menuntut perlunya pengembangan dan Development) yang digabungkan dengan
pembinaan karakter siswa. Namun di sisi lain, Metode Penelitian Tindakan. Sedangkan
sesuai hasil hasil wawancara dengan tahapan penelitian yang dilakukan adalah
Wakasek SD Muhammadiyah 9 Kota sebagai berikut.
Malang untuk kelas 1 pada pembelajaran
Tahap Studi Lapang untuk Menemukan
tematik belum memasukkan unsur
Model Faktual.
pendidikan karakter dalam pelaksanaan atau
implementasinya. Ditegaskan pula bahwa a.) Pada tahap ini melakukan studi
pada kurikulum kelas 1 belum menerapkan dokumentasi dan melakukan studi
pembelajaran pendidikan karakter. Selama lapang di sekolah untuk menemukan
yang ada hanya sebatas pengenalan teoritik model faktual tentang pembelajaran
atau wacana pendidikan karakter. pendidikan karakter pada
Pembinaan karakter belum termasuk dalam pembelajaran tematik dengan
Dyah Worowirastri Ekowati1, Rina Wahyu Setyaningrum2, Husamah3. Model Pembelajaran Pendidikan Karakter 119
pada Pembelajaran Tematik di SD Muhammadiyah 9 Kota Malang
Versi online / URL :
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/
Dyah Worowirastri Ekowati1, Rina Wahyu Setyaningrum2, Husamah3 issue/view/241/showToc
Dyah Worowirastri Ekowati1, Rina Wahyu Setyaningrum2, Husamah3. Model Pembelajaran Pendidikan Karakter 121
pada Pembelajaran Tematik di SD Muhammadiyah 9 Kota Malang
Versi online / URL :
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/
Dyah Worowirastri Ekowati1, Rina Wahyu Setyaningrum2, Husamah3 issue/view/241/showToc
kesabaran, dan ketaatan beribadah, serta signifikan antara skor rerata kelompok
suasana sekolah dikumpulkan dengan eksperimen dan kelompok kontrol, dan
angket, sedangkan aktualisasi nilai-nilai ditemukan peningkatan kultur sekolah,
tersebut dalam perilaku sehari-hari digali disimpulkan bahwa Model Pendidikan
dengan pengamatan. Data hasil studi Karakter Terintegrasi Pada Pembelajaran
dikumpulkan dengan tes dan pengamatan. Tematikdi SD Muhammadiyah 9 Malang
yang dikembangkan melalui penelitian ini
Teknik Analisis Data layak diuji lagi pada tahap pilot project
dengan subjek uji SD Muhammadiyah 9
Malang kelas 2 dan 3. Kemudian
Teknik Analisis Data Untuk Penemuan
dilanjutkan pada tahap diseminasi di SD
Model Faktual
Muhammadiyah 1 Malang sehingga dapat
dijadikan dasar untuk pengajuan usul
Analisis dalam penelitian kualitatif
kebijakan dalam bidang pendidikan karakter.
dilakukan sejak sebelum memasuki
lapangan, selama di lapangan, setelah di HASIL DAN PEMBAHASAN
lapangan, dan berlangsung sampai ditemukan
model. Data yang diperoleh kemudian Pada tahun pertama, dilakukan tahap
dikumpulkan untuk diolah secara sistematis. studi lapang yang meliputi studi
Dimulai dari wawancara, observasi, dokumentasi, observasi pembelajaran
mengedit, mengklasifikasi, mereduksi, tematik yang saat ini dilakukan, deskripsi dan
selanjutnya aktivitas penyajian data serta analisis temuan (model faktual), temuan draf
menyimpulkan data. Teknis analisis data desain model pembelajaran karakter
dalam penelitian ini menggunakan model pembelajaran tematik, penyusunan perangkat
analisis interaktif. model pembelajaran karakter pada
pembelajaran tematik dan uji coba terbatas.
Teknik Analisis Data untuk Berikut paparan dari tahapan penelitian pada
Pengembangan Model tahun pertama.
Misalkan yang dicontohkan adalah gambar Di sisi lain, menurut Wakil Kepala
rumah bersih, rumah yang nyaman. Sekolah Bidang Kesiswaan Bapak Lutfi
Dengan memberikan contoh tersebut, Kariyono, S.Pd pendidikan karakter sudah
maka pendidikan karakter telah dikembangkan dan diimplementasikan
dikembangkan. Hal ini secara tidak langsung menjadi visi sekolah. Selanjutnya,
merangsang karakter anak untuk dimplementasikan pada perangkat
berkembang. Selain itu, pada lembar pembelajaran, penilaian sholat, kegiatan
penilaian karakter dan keterampilan social, outbond. Meskipun demikian, menurut Waka
nilai-nilai pendidikan karakter sudah secara Kesiswaan pengembangannya masih perlu
eksplisit dicantumkan. disempurnakan. Oleh karena itu, perlu
dikembangkan pendidikan karakter dalam
Observasi pembelajaran tematik yang pembelajaran yang dilaksanakan di kelas 1
saat ini dilakukan yaitu pembelajaran tematik. Namun, secara
keseluruhan pendidikan karakter pada
Observasi terhadap pembelajaran
pembelajaran tematik di SD binaan UMM ini,
tematik yang saat ini dilaksanakan di kelas
belum ada model baku sehingga perlu ada
1 SD Muhammadiyah 9 Malang, dilakukan
model pendidikan karakter pada
melalui observasi langsung terhadap
pembelajaran tematik.
pembelajarannya juga dengan observasi tak
langsung. Khusus pada observasi tak
Deskripsi dan analisis temuan (model
langsung, dilakukan dengan memberikan
faktual) dan penyusunan draf model
angket pada Guru kelas tersebut atas nama
perangkat model pembelajaran karakter
Ibu Triana Cahyaning, S.Si dan Wakil Kepala
pada pembelajaran tematik.
Sekolah Bidang Kesiswaan Bapak Lutfi
Kariyono, S.Pd.
Berdasarkan hasil analisis terhadap
Hasil observasi langsung terhadap
pendidikan karakter dalam pembelajaran
pembelajaran tematik, diketahui bahwa
tematik di kelas 1 SD Muhammadiyah 9
dalam pelaksanaannya di kelas, pendidikan
Malang, diketahui bahwa dalam rangka
karakter belum secara maksimal
meningkatkannya diperlukan suatu
dikembangkan. Meskipun guru telah
panduanbagi guru yang tercantum pada RPP
berusaha mengembangkannya pada kegiatan
dan panduan siswa. Panduan tersebut
pembelajaran, tetapi tidak semua siswa
memuat panduan aktivitas-aktivitas untuk
memahami yang disampaikan oleh guru.
mengembangkan pendidikan karakter dalam
Oleh karena itu, pengembangan pendidikan
pembelajaran tematik. Adapun draf model
karakter masih harus ditingkatkan.
pendidikan karakter pada pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi tak
tematik terlampir.
langsung pada guru kelas mengenai
pendidikan karakter, diketahui bahwa
Uji coba terbatas
pendidikan karakter sudah diterapkan dalam
setiap KBM dan juga melalui pembiasaan Uji coba terbatas dilakukan pada
sehari-hari. Pemantauan terhadap tanggal 22 Mei 2012 di kelas 1 A dengan
penerapan pendidikan karakter juga sudah guru pendamping yaitu Ibu Triana cahyaning
dilaksanakan oleh pihak sekolah yaitu melalui S.Si dan Ibu Nur Istikhoroh, S.Ag. Setelah
kegiatan supervisi oleh Kepala Sekolah. dilakukan uji coba dilakukan wawancara
Selain itu juga melalui diskusi dan pelaporan pada guru pendamping dan pada siswa.
rutin oleh tim guru kelas setiap 1 minggu Adapun hasil wawancara pada siswa,
sekali. diketahui bahwa panduan siswa yang
diberikan pada saat uji coba di kelas belum
Dyah Worowirastri Ekowati1, Rina Wahyu Setyaningrum2, Husamah3. Model Pembelajaran Pendidikan Karakter 123
pada Pembelajaran Tematik di SD Muhammadiyah 9 Kota Malang
Versi online / URL :
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/
Dyah Worowirastri Ekowati1, Rina Wahyu Setyaningrum2, Husamah3 issue/view/241/showToc
memberikan kebermaknaan dalam belajar. yang mereka lakukan dengan jujur. Rupanya
Hal ini karena, selain karena tidak biasa, orang tua juga sudah ikut menanamkan
panduan siswa tersebut belum memberikan kebiasaan jujur tersebut sehingga tidak
petunjuk yang jelas bagi siswa. Namun, meminta anaknya untuk berbohong bahwa
adanya panduan siswa mampu pekerjaan tersebut dia kerjakan sendiri.
meningkatkan keaktivan belajar siswa. Sebab
KESIMPULAN DAN SARAN
dalam panduan, tercantum hampir 90%
gambar-gambar yang mendukung
Kesimpulan
pembelajaran juga teks yang diperlukan
dalam belajar. Oleh karena itu, panduan
Model Pendidikan Karakter
siswa ini perlu disempurnakan.
Terintegrasi Pada Pembelajaran Tematik di
Selain itu, hasil wawancara dengan guru
SD Muhammadiyah 9 Malang yang
pendamping diketahui bahwa pada
dikembangkan melalui penelitian ini layak
pembelajaran tematik, pendidikan karakter
diuji lagi pada tahap pilot project dengan
lebih mudah dimasukkan karena tidak
subjek uji SD Muhammadiyah 9 Malang
tergantung pada saat kapan dan pelajaran
kelas 2 dan 3. Kemudian dilanjutkan pada
yang mana yang harus dimasuki pendidikan
tahap diseminasi di SD Muhammadiyah 1
karakter. Siswa telah terbiasa dengan etika,
Malang sehingga dapat dijadikan dasar untuk
dan peraturan/ kontrak belajar. Sehingga,
pengajuan usul kebijakan dalam bidang
mereka telah terbiasa dengan mana yang
pendidikan karakter.
boleh dan tidak, dan mana yang baik dan
yang tidak. Ketika ada temannya yang tidak
Saran
mematuhi peraturan, atau misalnya tidak
mau bekerjasama, maka siswa saling Pengembangan model pendidikan
mengingatkan. Jadi lebih fleksibel. Kadang karakter pada pembelajaran tematik masih
kita harus memperhatikan mood siswa juga, perlu disempurnakan, khususnya pada
karena kadangkala siswa akan lebih belajar panduan siswa.
ketika pada titik tertentu mereka
memutuskan sendiri apa yang akan DAFTAR PUSTAKA
mereka kerjakan untuk mempelajari sesuatu.
Sebagai contoh, pada pembelajaran Abdullah, A. 2010. Pendidikan Karakter:
tentang bangun datar, anak-anak diminta Mengasah Kepekaan Hati Nurani.
untuk membuat desain rumah, robot, Disampaikan pada acara Sarasehan
binatang, atau sesuai dengan imaginasinya Nasional Pendidikan Karakter
masing-masing, dari bangun datar yang telah Direktorat Jenderal Pendidikan
mereka pelajari. Desain dibuat di sekolah, Tinggi Kementerian Pendidikan
dan diselesaikan di rumah. Tapi beberapa Nasional Hotel Santika, Yogyakarta,
siswa sudah sempat menggunting kertas 15 April 2010.
yang akan ditempel pada desainnya dari
sekolah. Ketika pengumpulan tugas, nampak Anwar, Q. 2010. Nilai Agama Sebagai
beberapa siswa mempunyai pekerjaan yang Acuan Membangun Karakter Bangsa.
sangat bagus, tapi siswa tersebut mengaku Makalah dipresentasikan dalam
dengan jujur bahwa pekerjaannya tersebut Sarasehan Nasional Pendidikan
dikerjakan bersama orang lain di rumah. Jadi Karakter, Jakarta, 12 April 2010.
dalam hal ini siswa tidak hanya
menginginkan nilai bagus, tetapi kebiasaan Berita Indonesia. 2010. Kaltim Peringkat 10
berlaku jujur membuat mereka mengakui apa Kasus Korupsi Tertinggi di
Indonesia. Harian Berita Indonesia Erikson, E.H. 1968. Identity: Youth and
Edisi Minggu, 31 Januari 2010. Crisis. NewYork: Norton.
Dyah Worowirastri Ekowati1, Rina Wahyu Setyaningrum2, Husamah3. Model Pembelajaran Pendidikan Karakter 125
pada Pembelajaran Tematik di SD Muhammadiyah 9 Kota Malang
Versi online / URL :
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/
Dyah Worowirastri Ekowati1, Rina Wahyu Setyaningrum2, Husamah3 issue/view/241/showToc
Alexandria, VA: Association for Supervision Saukah , A., (Ed). 2000. Pedoman
and Curriculum Development. Penulisan Karya Ilmiah. Malang:
Megawangi, R dan Williams, R., T. Universitas Negeri Malang. Sauri, S.
2007. Kecerdasan Plus Karakter. 2010. Membangun Karakter Bangsa
Jakarta: Indonesia Heritage Foundation. Melalui Pembinaan Profesionalisme
Dyah Worowirastri Ekowati1, Rina Wahyu Setyaningrum2, Husamah3. Model Pembelajaran Pendidikan Karakter 127
pada Pembelajaran Tematik di SD Muhammadiyah 9 Kota Malang