Anda di halaman 1dari 11

JURNAL HUMANITY, ISSN: 0216-8995 Versi online / URL :

Volume 8, Nomor 1, September 2012 : 117 - 127 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/issue/view/241/showToc

MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN


TEMATIK DI SD MUHAMMADIYAH 9 KOTA MALANG

Dyah Worowirastri Ekowati1, Rina Wahyu Setyaningrum2, Husamah3

Staf Pengajar 1Jurusan Matematika, 2Jurusan Bahasa Inggris, 3Jurusan Biologi


Fakulktas Keguruan dan Ilmu Pendididkan
Universitas Muhammadiyah Malang
Email :1dyah_umm@yahoo.com,2rinawahyus2004@yahoo.com,3usya_bio@yahoo.com

ABSTRACT

This study aims to gain learning model of character education on thematic learning in
SD Muhammadiyah Malang 9. The learning model is composed of a device and guide student
learning. Obtaining the model begins with a literature study, observations were made during
this study, the analysis then compiled draft design model and continued with limited testing
in class 1A.
The results of the trials, it is known that the draft model prepared still need to be
refined, especially in the student guide. This is because at the time of trial, the guidelines are
still not able to guide students in learning. Sentences in the guide is still biased. In interviews,
students feel bothered utilizing the student guide. In addition to its unusual use as well as
user guide manual is not so clear. But overall, this model is useful to be one of the guidelines
in determining the measures or policies related to improving the quality of learning in SD
Muhammadiyah Malang 9, especially in a class test.

Keywords: Models of Learning, character education, Thematic Learning

PENDAHULUAN sebagai suatu persoalan sederhana


(Dimyati, 2010:85-86). Contoh perilaku
Dunia pendidikan dewasa ini tidak jujur dalam dunia pendidikan yang
dihadapkan pada tuntutan yang semakin dilakukan siswa misalnya mencontek,
berat, terutama untuk mempersiapkan menjiplak hasil karya orang lain tanpa
peserta didik agar mampu menghadapi menyertakan sumber, dan mencari-cari
berbagai dinamika perubahan yang alasan untuk lari dari tanggung jawab atas
berkembang dengan sangat cepat tugas-tugas sekolah yang diberikan oleh guru
khususnya pergeseran aspek nilai dan moral (Koesoema, 2009:183).
dalam kehidupan masyarakat. Dekadensi Banyak orang berpandangan bahwa
moral dan karakter buruk yang ditunjukkan kondisi demikian berawal dari apa yang
siswa merupakan contoh bagian yang tidak dihasilkan oleh dunia pendidikan. Dunia
terpisahkan dalam dunia pendidikan. Selain pendidikan, sesungguhnya memberikan
perilaku kekerasan, isu-isu moralitas di kontribusi paling besar terhadap situasi ini.
kalangan remaja seperti penggunaan Dalam konteks pendidikan formal di sekolah,
narkotika, pornografi, pornoaksi, tawuran salah satu penyebabnya karena pendidikan
pelajar, aborsi perkosaan, perampasan, di Indonesia lebih meninikberatkan pada
pencurian, pembunuhan, dan tindakan- pengembangan intelektual semata. Aspek-
tindakan amoral sudah menjadi masalah aspek yang lain yang ada dalam diri siswa,
sosial yang hingga saat ini belum dapat diatasi yaitu aspek afektif dan kebajikan moral
secara tuntas. Akibat yang ditimbulkan kurang mendapatkan perhatian (Koesoema,
cukup serius dan tidak dapat lagi dianggap 2009:14).

Dyah Worowirastri Ekowati1, Rina Wahyu Setyaningrum2, Husamah3. Model Pembelajaran Pendidikan Karakter 117
pada Pembelajaran Tematik di SD Muhammadiyah 9 Kota Malang
Versi online / URL :
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/
Dyah Worowirastri Ekowati1, Rina Wahyu Setyaningrum2, Husamah3 issue/view/241/showToc

Menurut Abdurrahman (2007: 74) Oleh karena itu, pada masa ini seluruh
proses pembelajaran meliputi keseluruhan potensi yang dimiliki anak perlu didorong
unsur baik kognitif, afektif dan psikomotorik. sehingga akan berkembang secara optimal
Apabila proses pembelajaran tidak berjalan (Supandi, 1992). Usia mereka berada pada
secara simultan maka akan terjadi split rentangan usia enam sampai dengan tujuh
personality (diri yang terpisah) pada setiap tahun. Pada usia ini hampir seluruh aspek
siswa. Gejala split personality ini mulai perkembangan kecerdasan, misalnya IQ,
tampak dalam perjalanan dunia pendidikan EQ, dan SQ sedang bertumbuh dan
kita khususnya pada saat Sekolah Dasar kelas berkembang sangat pesat. Tingkat
1 (kelas rendah; usia dini). Menurut Freud perkembangan anak tersebut merupakan
dalam Erikson (1968) kegagalan penanaman suatu kesatuan yang utuh (holistik) dan
kepribadian yang baik di usia dini ini akan hanya mampu memahami hubungan antara
membentuk pribadi yang bermasalah di konsep secara sederhana. Begitu pula dalam
masa dewasanya kelak. Kesuksesan proses pembelajaran, mereka juga
membimbing anak dalam mengatasi konflik bergantung pada obyek-obyek yang bersifat
kepribadian di usia dini sangat menentukan konkret dan pengalaman yang dialaminya
kesuksesan anak dalam kehidupan sosial di secara langsung atau secara empiris
masa dewasanya kelak Sejalan dengan itu, (Indrawati, 2009).
menurut Hidayat (2011) kegagalan guru Berkaitan dengan hal tersebut, ada
dalam menumbuhkan karakter anak didiknya, beberapa tugas perkembangan siswa
disebabkan seorang guru yang tak mampu sekolah (Makmun, 1995: 68), diantaranya:
memperlihatkan dan menujukkan karakter (a) mengembangkan konsep-konsep yang
sebagai seorang yang patut didengar dan perlu bagi kehidupan sehari-hari, (b)
diikuti. mengembangkan kata hati, moralitas, dan
Menurut Hidayat (2011) jika karakter suatu skala, nilai-nilai, (c) mencapai
anak telah terbentuk sejak masa kecil mulai kebebasan pribadi, (d) mengembangkan
dari lingkungan sosial sampai Sekolah Dasar, sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok
maka generasi masyarakat Indonesia akan dan institusi-institusi sosial. Beberapa
menjadi manusia-manusia yang keterampilan akan dimiliki oleh anak yang
berkarakter—yang dapat menjadi penerus sudah mencapai tugas-tugas perkembangan
bangsa demi terciptanya masyarakat yang pada masa kanak-kanak akhir dengan
adil, jujur, bertartanggung jawab—sehingga rentang usia 6-13 tahun (Soesilowindradini,
tercipta masyarakat yang aman dan tentram 1996). Keterampilan yang dicapai
sebuah suatu negara. Pendidikan yang diantaranya, yaitu social-help 2 skills dan
bertujuan melahirkan insan cerdas dan play skill. Social-help skills berguna untuk
berkarakter kuat itu, juga pernah dikatakan membantu orang lain di rumah, di sekolah,
Dr. Martin Luther King, yakni; intelligence dan di tempat bermain seperti membersihkan
plus character… that is the goal of true halaman dan merapikan meja kursi.
education (kecerdasan yang berkarakter Keterampilan ini akan menambah perasaan
adalah tujuan akhir pendidikan yang harga diri dan menjadikannya sebagai anak
sebenarnya). yang berguna, sehingga anak suka bekerja
Seperti yang telah diketahui, bahwa sama (bersifat kooperatif). Dengan
siswa kelas 1 SD (kelas awal) merupakan keterampilan ini pula, anak telah dapat
subyek yang perlu mendapatkan perhatian menunjukkan keakuannya tentang jenis
sejak dini. Masa usia dini ini merupakan masa kelamin, mulai berkompetisi dengan teman
yang pendek tetapi merupakan masa yang sebaya, mempunyai sahabat, mampu
sangat penting bagi kehidupan seseorang. berbagi, dan mandiri. Sementara itu, play

118 JURNAL HUMANITY, Volume 8, Nomor 1, September 2012: 117 - 127


JURNAL HUMANITY, ISSN: 0216-8995 Versi online / URL :
Volume 8, Nomor 1, September 2012 : 117 - 127 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/issue/view/241/showToc

skill terkait dengan kemampuan motorik materi yang harus diajarkan dan dikuasai
seperti melempar, menangkap, berlari, serta direalisasikan oleh peserta didik dalam
keseimbangan. Anak yang terampil dapat kehidupan sehari-hari. Ini berarti pendidikan
membuat penyesuaian-penyesuaian yang karakter di sekolah tersebut selama ini baru
lebih baik di sekolah dan di masyarakat. menyentuh pada tingkatan pengenalan
Anak telah dapat melompat dengan kaki norma atau nilai-nilai, dan belum pada
secara bergantian, dapat mengendarai tingkatan internalisasi dan tindakan nyata
sepeda roda dua, dapat menangkap bola dan dalam kehidupan sehari-hari.
telah berkembang koordinasi tangan dan Berdasarkan dari uraian tersebut maka
mata untuk dapat memegang pensil maupun perlu dirumuskan desain model
memegang gunting. pembelajaran pembelajaran tematik
Sesuai dengan tahapan perkembangan berbasis karakter di SD Muhammadiyah 9
anak, karakteristik cara anak belajar, Kota Malang. Model pembelajaran tematik
konsep belajar dan pembelajaran bermakna berbassis karakter tersebut akan
sebagaimana diuraikan di atas maka kegiatan dikembangkan secara lebih operasional
pembelajaran bagi anak SD kelas awal sehingga mudah diimplementasikan di
sebaiknya dilakukan dengan Pembelajaran sekolah. Dengan demikian model
tematik. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang diperoleh akan sangat
pembelajaran tepadu yang menggunakan berguna untuk menentukan langkah atau
tema untuk mengaitkan beberapa mata kebijakan terkait dengan pendidikan
pelajaran sehingga dapat memberikan karakter baik berupa langkah perbaikan-
pengalaman bermakna kepada siswa. perbaikan ataupun peningkatkan kualitas SD.
(Sukayati, 2004). Mengingat sejatinya proses
pengembangan pendidikan karakter dimulai METODE PENELITIAN
dari kelas 1 SD atau tahun pertama (Hasan,
2010) maka dengan demikian dalam praktek Metode
penerapannya di sekolah terintegrasi dalam
pembelajaran tematik . Berdasarkan tujuan penelitian pada
Hal ini juga didasarkan pada data tahun pertama ini yaitu menemukan desain
bahwa salah satu sekolah binaan model pembelajaran pendidikan karakter
Universitas Muhammadiyah Malang yaitu pada pembelajaran di SD Muhammadiyah 9
SD Muhammadiyah 9 Malang merupakan Malang, maka metode penelitian yang
salah satu sekolah di bawah binaan digunakan adalah metode penelitian dan
Universitas Muhammadiyah Malang yang pengembangan (Research an
menuntut perlunya pengembangan dan Development) yang digabungkan dengan
pembinaan karakter siswa. Namun di sisi lain, Metode Penelitian Tindakan. Sedangkan
sesuai hasil hasil wawancara dengan tahapan penelitian yang dilakukan adalah
Wakasek SD Muhammadiyah 9 Kota sebagai berikut.
Malang untuk kelas 1 pada pembelajaran
Tahap Studi Lapang untuk Menemukan
tematik belum memasukkan unsur
Model Faktual.
pendidikan karakter dalam pelaksanaan atau
implementasinya. Ditegaskan pula bahwa a.) Pada tahap ini melakukan studi
pada kurikulum kelas 1 belum menerapkan dokumentasi dan melakukan studi
pembelajaran pendidikan karakter. Selama lapang di sekolah untuk menemukan
yang ada hanya sebatas pengenalan teoritik model faktual tentang pembelajaran
atau wacana pendidikan karakter. pendidikan karakter pada
Pembinaan karakter belum termasuk dalam pembelajaran tematik dengan

Dyah Worowirastri Ekowati1, Rina Wahyu Setyaningrum2, Husamah3. Model Pembelajaran Pendidikan Karakter 119
pada Pembelajaran Tematik di SD Muhammadiyah 9 Kota Malang
Versi online / URL :
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/
Dyah Worowirastri Ekowati1, Rina Wahyu Setyaningrum2, Husamah3 issue/view/241/showToc

menggunakan pendekatan deskriptif kejujuran, kedisiplinan, kesabaran, kerja


kualitatif. Sekolah yang akan menjadi sama, tanggung jawab, keadilan, kepedulian,
tempat penelitian adalah SD dan ketaatan beribadah pada siswa, guru,
Muhammadiyah 9 Kota Malang. pimpinan sekolah, dan pegawai administrasi,
b.) Desain model faktual yang didapat akan serta peningkatan secara signifikan
diujicobakan secara terbatas di SD pembelajaran tematik.
Muhammadiyah 9 Kota Malang, Jl. R
Tumenggung Suryo Kota Malang. Tahap pengembangan.
Alasan pemilihan sekolah ini karena
Model Faktual yang diperoleh pada
berbagai alasan yang menguatkan,
tahun pertama diujicobakan/divalidasi
sebagai berikut.
dengan menggunakan penelitian tindakan,
1.)Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah
dengan subjek uji yang lebih luas dan
9 Malang memiliki reputasi yang
lebih bervariasi karakteristiknya. Subjek uji
baik yaitu dengan berbagai reputasi
pada tahap pilot project ini adalah SD
yang dimiliki.
Muhammadiyah 9 pada kelas 2 dan 3.
2.) SD Muhammadiyah 9 Malang
Selanjutnya hasil ujicoba tersebut dievaluasi
merupakan SD binaan FKIP UMM.
dan disempurnakan/ direvisi sehingga
3.) Saat ini, di bawah kepemimpinan
mendapatkan model hipotetik.
ibu Dr. Ribut Wahyu E., M.Pd,
sekolah SD Muhammadiyah 9
Tahap evaluasi dan desiminasi.
Kota Malang berstatus sebagai
sekolah yang “terakreditasi A”
Tahap berikutnya, model hipotetik
sekaligus sebagai salah satu SD
tersebut didiseminasi di SD Muhammadiyah
Muhammadiyah unggulan se jawa
1 Malang agar model yang dihasilkan dapat
timur.
digunakan. Hasil deseminasi dari model
4.) SD Muhammadiyah 9 Malang
hipotetik tersebut kemudian dievaluasi untuk
didukung dengan 25 tenaga pendidik
kemudian menghasilkan Model Final
dan 4 karyawan.
Pembelajaran Pendidikan Karakter
Untuk menciptakan suasana Terintegrasi pada Pembelajaran Tematik di
pembelajaran yang unggul dan menarik, SD SD Muhammadiyah 9 Kota Malang. Secara
Muhammadiyah 9 Kota Malang menerapkan umum tahapan di atas digambarkan pada
pembelajaran tematik di kelas bawah (1-3) gambar 1 di bawah ini.
dan menerapkan menerapkan model
pembelajaran moving class sesuai dengan
mata pelajaran yang dilakukan dan
bertempat di laboratorium-laboratorium
yang tersedia. Seperti lab. IPA, lab. IPS, lab.
Matematika, lab Bahasa dan lab. Agama.
Selain itu juga, membiasakan siswa untuk
sholat dhuha serta mengaji al-Quran 15 menit
pada jam pertama setiap pagi.
Kriteria yang digunakan untuk melihat
keefektifan model faktual adalah
peningkatan kemampuan guru dalam
membuat perangkat dan peningkatan
perilaku siswa yang sesuai dengan nilai-nilai:

120 JURNAL HUMANITY, Volume 8, Nomor 1, September 2012: 117 - 127


JURNAL HUMANITY, ISSN: 0216-8995 Versi online / URL :
Volume 8, Nomor 1, September 2012 : 117 - 127 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/issue/view/241/showToc

Gambar 1. Tahap evaluasi dan desiminasi


Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 2 Teknik pengumpulan data penelitian
tahun dengan lokasi penelitian adalah ini melalui observasi, wawancara in-
SD Muhammadiyah 9 Kota Malang. depth, dan dokumentasi. Adapun luaran
Instrumen penelitian yang diharapkan dari teknik pengumpulan
data tersebut seperti pada tabel di bawah ini.
1. Instrumen
Tabel 1. Teknik Pengumpulan data
a. Untuk menemukan model faktual
maka dalam penelitian ini metode
penelitian yang digunakan adalah
metode penelitian dan Teknik Pengumpulan Luaran/hasil
pengembangan (Research and data
Development). Oleh karena itu, Observasi Catatan lapangan
instrumen yang digunakan adalah
Wawancara in-dept Transkrip wawancara
human instrument, lembar
observasi dan draf wawancara. Dokumentasi Perangkat
b. Untuk mengevaluasi menganalisis uji pembelajaran
coba menggunakan penelitian
tindakan. Oleh karena itu, instrumen b. Teknik Pengumpulan Data untuk
yang digunakan adalah lembar Pengembangan Model
observasi aktivitas guru dan siswa.
Teknik pengumpulan data yang
Teknik pengumpulan data digunakan adalah sebagai berikut. Data
mengenai pemahaman dan sikap terhadap
a. Teknik Pengumpulan Data untuk nilai-nilai kejujuran, keadilan, kedisiplinan,
Penemuan Model Faktual kerjasama, tanggung jawab, kepedulian,

Dyah Worowirastri Ekowati1, Rina Wahyu Setyaningrum2, Husamah3. Model Pembelajaran Pendidikan Karakter 121
pada Pembelajaran Tematik di SD Muhammadiyah 9 Kota Malang
Versi online / URL :
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/
Dyah Worowirastri Ekowati1, Rina Wahyu Setyaningrum2, Husamah3 issue/view/241/showToc

kesabaran, dan ketaatan beribadah, serta signifikan antara skor rerata kelompok
suasana sekolah dikumpulkan dengan eksperimen dan kelompok kontrol, dan
angket, sedangkan aktualisasi nilai-nilai ditemukan peningkatan kultur sekolah,
tersebut dalam perilaku sehari-hari digali disimpulkan bahwa Model Pendidikan
dengan pengamatan. Data hasil studi Karakter Terintegrasi Pada Pembelajaran
dikumpulkan dengan tes dan pengamatan. Tematikdi SD Muhammadiyah 9 Malang
yang dikembangkan melalui penelitian ini
Teknik Analisis Data layak diuji lagi pada tahap pilot project
dengan subjek uji SD Muhammadiyah 9
Malang kelas 2 dan 3. Kemudian
Teknik Analisis Data Untuk Penemuan
dilanjutkan pada tahap diseminasi di SD
Model Faktual
Muhammadiyah 1 Malang sehingga dapat
dijadikan dasar untuk pengajuan usul
Analisis dalam penelitian kualitatif
kebijakan dalam bidang pendidikan karakter.
dilakukan sejak sebelum memasuki
lapangan, selama di lapangan, setelah di HASIL DAN PEMBAHASAN
lapangan, dan berlangsung sampai ditemukan
model. Data yang diperoleh kemudian Pada tahun pertama, dilakukan tahap
dikumpulkan untuk diolah secara sistematis. studi lapang yang meliputi studi
Dimulai dari wawancara, observasi, dokumentasi, observasi pembelajaran
mengedit, mengklasifikasi, mereduksi, tematik yang saat ini dilakukan, deskripsi dan
selanjutnya aktivitas penyajian data serta analisis temuan (model faktual), temuan draf
menyimpulkan data. Teknis analisis data desain model pembelajaran karakter
dalam penelitian ini menggunakan model pembelajaran tematik, penyusunan perangkat
analisis interaktif. model pembelajaran karakter pada
pembelajaran tematik dan uji coba terbatas.
Teknik Analisis Data untuk Berikut paparan dari tahapan penelitian pada
Pengembangan Model tahun pertama.

Setelah model pembelajaran Studi dokumentasi


pendidikan karakter pada pembelajaran
tematik di SD Muhammadiyah 9 Malang Pada tahapan studi dokumentasi
diperoleh, maka harus divalidasi atau diuji dilakukan studi terhadap perangkat
coba keefektifannnya, yaitu dengan menguji pembelajaran yang meliputi RPP, silabus,
apakah model tersebut dapat diterapkan di materi pembelajaran, media pembelajaran,
sekolah dengan mengunakan penelitian lembar kegiatan, lembar penilaian kognitif
tindakan. Bahasa Indonesia, IPS, Matematika,
Teknik analisis data yang digunakan Lembar Penilaian Karakter dan
meliputi: (1) ANOVA dengan taraf Keterampilan Sosial yang digunakan di kelas
signifikansi 5% untuk menghitung perbedaan 1 SD Muhammadiyah 9 Malang (terlampir).
skor rerata hasil tes dan angket sebelum dan Hasil dari studi dokumentasi diketahui bahwa
sesudah eksperimen; (2) analisis dengan pendidikan karakter sudah tercantum secara
statistik deskriptif dan kualitatif untuk jelas pada RPP dan silabus. Namun untuk
menemukan pola perubahan perilaku komponen lain seperti pada materi
berdasarkan data hasil pengamatan. pembelajaran, media pembelajaran, lembar
Apabila pada tahap ujicoba di SD kegiatan, lembar penilaian kognitif Bahasa
Muhammadiyah 9 Malang, setelah Indonesia, IPS, Matematika, pendidikan
eksperimen ditemukan perbedaan yang karakter sudah secara implisit dicantumkan.

122 JURNAL HUMANITY, Volume 8, Nomor 1, September 2012: 117 - 127


JURNAL HUMANITY, ISSN: 0216-8995 Versi online / URL :
Volume 8, Nomor 1, September 2012 : 117 - 127 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/issue/view/241/showToc

Misalkan yang dicontohkan adalah gambar Di sisi lain, menurut Wakil Kepala
rumah bersih, rumah yang nyaman. Sekolah Bidang Kesiswaan Bapak Lutfi
Dengan memberikan contoh tersebut, Kariyono, S.Pd pendidikan karakter sudah
maka pendidikan karakter telah dikembangkan dan diimplementasikan
dikembangkan. Hal ini secara tidak langsung menjadi visi sekolah. Selanjutnya,
merangsang karakter anak untuk dimplementasikan pada perangkat
berkembang. Selain itu, pada lembar pembelajaran, penilaian sholat, kegiatan
penilaian karakter dan keterampilan social, outbond. Meskipun demikian, menurut Waka
nilai-nilai pendidikan karakter sudah secara Kesiswaan pengembangannya masih perlu
eksplisit dicantumkan. disempurnakan. Oleh karena itu, perlu
dikembangkan pendidikan karakter dalam
Observasi pembelajaran tematik yang pembelajaran yang dilaksanakan di kelas 1
saat ini dilakukan yaitu pembelajaran tematik. Namun, secara
keseluruhan pendidikan karakter pada
Observasi terhadap pembelajaran
pembelajaran tematik di SD binaan UMM ini,
tematik yang saat ini dilaksanakan di kelas
belum ada model baku sehingga perlu ada
1 SD Muhammadiyah 9 Malang, dilakukan
model pendidikan karakter pada
melalui observasi langsung terhadap
pembelajaran tematik.
pembelajarannya juga dengan observasi tak
langsung. Khusus pada observasi tak
Deskripsi dan analisis temuan (model
langsung, dilakukan dengan memberikan
faktual) dan penyusunan draf model
angket pada Guru kelas tersebut atas nama
perangkat model pembelajaran karakter
Ibu Triana Cahyaning, S.Si dan Wakil Kepala
pada pembelajaran tematik.
Sekolah Bidang Kesiswaan Bapak Lutfi
Kariyono, S.Pd.
Berdasarkan hasil analisis terhadap
Hasil observasi langsung terhadap
pendidikan karakter dalam pembelajaran
pembelajaran tematik, diketahui bahwa
tematik di kelas 1 SD Muhammadiyah 9
dalam pelaksanaannya di kelas, pendidikan
Malang, diketahui bahwa dalam rangka
karakter belum secara maksimal
meningkatkannya diperlukan suatu
dikembangkan. Meskipun guru telah
panduanbagi guru yang tercantum pada RPP
berusaha mengembangkannya pada kegiatan
dan panduan siswa. Panduan tersebut
pembelajaran, tetapi tidak semua siswa
memuat panduan aktivitas-aktivitas untuk
memahami yang disampaikan oleh guru.
mengembangkan pendidikan karakter dalam
Oleh karena itu, pengembangan pendidikan
pembelajaran tematik. Adapun draf model
karakter masih harus ditingkatkan.
pendidikan karakter pada pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi tak
tematik terlampir.
langsung pada guru kelas mengenai
pendidikan karakter, diketahui bahwa
Uji coba terbatas
pendidikan karakter sudah diterapkan dalam
setiap KBM dan juga melalui pembiasaan Uji coba terbatas dilakukan pada
sehari-hari. Pemantauan terhadap tanggal 22 Mei 2012 di kelas 1 A dengan
penerapan pendidikan karakter juga sudah guru pendamping yaitu Ibu Triana cahyaning
dilaksanakan oleh pihak sekolah yaitu melalui S.Si dan Ibu Nur Istikhoroh, S.Ag. Setelah
kegiatan supervisi oleh Kepala Sekolah. dilakukan uji coba dilakukan wawancara
Selain itu juga melalui diskusi dan pelaporan pada guru pendamping dan pada siswa.
rutin oleh tim guru kelas setiap 1 minggu Adapun hasil wawancara pada siswa,
sekali. diketahui bahwa panduan siswa yang
diberikan pada saat uji coba di kelas belum

Dyah Worowirastri Ekowati1, Rina Wahyu Setyaningrum2, Husamah3. Model Pembelajaran Pendidikan Karakter 123
pada Pembelajaran Tematik di SD Muhammadiyah 9 Kota Malang
Versi online / URL :
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/
Dyah Worowirastri Ekowati1, Rina Wahyu Setyaningrum2, Husamah3 issue/view/241/showToc

memberikan kebermaknaan dalam belajar. yang mereka lakukan dengan jujur. Rupanya
Hal ini karena, selain karena tidak biasa, orang tua juga sudah ikut menanamkan
panduan siswa tersebut belum memberikan kebiasaan jujur tersebut sehingga tidak
petunjuk yang jelas bagi siswa. Namun, meminta anaknya untuk berbohong bahwa
adanya panduan siswa mampu pekerjaan tersebut dia kerjakan sendiri.
meningkatkan keaktivan belajar siswa. Sebab
KESIMPULAN DAN SARAN
dalam panduan, tercantum hampir 90%
gambar-gambar yang mendukung
Kesimpulan
pembelajaran juga teks yang diperlukan
dalam belajar. Oleh karena itu, panduan
Model Pendidikan Karakter
siswa ini perlu disempurnakan.
Terintegrasi Pada Pembelajaran Tematik di
Selain itu, hasil wawancara dengan guru
SD Muhammadiyah 9 Malang yang
pendamping diketahui bahwa pada
dikembangkan melalui penelitian ini layak
pembelajaran tematik, pendidikan karakter
diuji lagi pada tahap pilot project dengan
lebih mudah dimasukkan karena tidak
subjek uji SD Muhammadiyah 9 Malang
tergantung pada saat kapan dan pelajaran
kelas 2 dan 3. Kemudian dilanjutkan pada
yang mana yang harus dimasuki pendidikan
tahap diseminasi di SD Muhammadiyah 1
karakter. Siswa telah terbiasa dengan etika,
Malang sehingga dapat dijadikan dasar untuk
dan peraturan/ kontrak belajar. Sehingga,
pengajuan usul kebijakan dalam bidang
mereka telah terbiasa dengan mana yang
pendidikan karakter.
boleh dan tidak, dan mana yang baik dan
yang tidak. Ketika ada temannya yang tidak
Saran
mematuhi peraturan, atau misalnya tidak
mau bekerjasama, maka siswa saling Pengembangan model pendidikan
mengingatkan. Jadi lebih fleksibel. Kadang karakter pada pembelajaran tematik masih
kita harus memperhatikan mood siswa juga, perlu disempurnakan, khususnya pada
karena kadangkala siswa akan lebih belajar panduan siswa.
ketika pada titik tertentu mereka
memutuskan sendiri apa yang akan DAFTAR PUSTAKA
mereka kerjakan untuk mempelajari sesuatu.
Sebagai contoh, pada pembelajaran Abdullah, A. 2010. Pendidikan Karakter:
tentang bangun datar, anak-anak diminta Mengasah Kepekaan Hati Nurani.
untuk membuat desain rumah, robot, Disampaikan pada acara Sarasehan
binatang, atau sesuai dengan imaginasinya Nasional Pendidikan Karakter
masing-masing, dari bangun datar yang telah Direktorat Jenderal Pendidikan
mereka pelajari. Desain dibuat di sekolah, Tinggi Kementerian Pendidikan
dan diselesaikan di rumah. Tapi beberapa Nasional Hotel Santika, Yogyakarta,
siswa sudah sempat menggunting kertas 15 April 2010.
yang akan ditempel pada desainnya dari
sekolah. Ketika pengumpulan tugas, nampak Anwar, Q. 2010. Nilai Agama Sebagai
beberapa siswa mempunyai pekerjaan yang Acuan Membangun Karakter Bangsa.
sangat bagus, tapi siswa tersebut mengaku Makalah dipresentasikan dalam
dengan jujur bahwa pekerjaannya tersebut Sarasehan Nasional Pendidikan
dikerjakan bersama orang lain di rumah. Jadi Karakter, Jakarta, 12 April 2010.
dalam hal ini siswa tidak hanya
menginginkan nilai bagus, tetapi kebiasaan Berita Indonesia. 2010. Kaltim Peringkat 10
berlaku jujur membuat mereka mengakui apa Kasus Korupsi Tertinggi di

124 JURNAL HUMANITY, Volume 8, Nomor 1, September 2012: 117 - 127


JURNAL HUMANITY, ISSN: 0216-8995 Versi online / URL :
Volume 8, Nomor 1, September 2012 : 117 - 127 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/issue/view/241/showToc

Indonesia. Harian Berita Indonesia Erikson, E.H. 1968. Identity: Youth and
Edisi Minggu, 31 Januari 2010. Crisis. NewYork: Norton.

Darmodjo, H. 1992. Pendidikan IPA II. Ghopur, A. 2010. Pendidikan Karakter


Jakarta: P2TK Dikti Depdikbud. yang Terlupakan. (Online). (http://
www.detik.com, diakses 16 Mei 2010).
Dedy. 2010. Peningkatan Keprofesionalan
Peneliti, Pendidik dan Praktisi MIPA Hasan, S.H. 2010. Perkembangan
untuk Mendukung Pembangunan Kurikulum SMP (dari Masa Hindia
Karakter Bangsa. Press Release Belanda, Pendudukan Jepang dan
Seminar Nasional Penelitian, Zaman Kemerdekaan). Jakarta: Pusat
Pendidikan dan Penerapan MIPA. Kurikulum Depdiknas.
FMIPA Universitas Negeri
Yogyakarta Sabtu 15 Mei 2010. Hidayat, T. 2011. Pentingnya Pendidikan
Karakter di Sekolah dasar di
Devi, P. K; Sofireni, R; Rosendi, Y. 2010. Indonesia. Jakarta: LPI- DD.
Pendekatan Keterampilan Proses
pada Pembelajaran IPA. Bandung: Indrawati. 2009. Model Pembelajaran
SMP N 5. Terpadu Di Sekolah Dasar. Jakarta:
Pusat Pengembangan dan
Dimyati. 2010. Peran Guru Sebagai Model Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
dalam Pembelajaran Karakter dan Kependidikan Ilmu Pengetahuan
Kebajikan Moral Melalui Pendidikan Alam (PPPPTK IPA).
Jasmani. Cakrawala Pendidikan, Mei
2010, Th. XXIX. Dirdjosoemarto et al. Juniarso, T. 2010. Pendidikan Karakter di
2004. Strategi Belajar Mengajar Sekolah ( Character Education In
Biologi. Bandung : FPMIPA UPI dan School) Sebuah Usulan Gagasan
JICA IMSTEP. : Pengembangan Model Kontrak
Belajar Dengan Pelibatan
Djalil, S.A. dan Megawangi, R. 2006. Masyarakat Untuk Penguatan
Peningkatan Mutu Pendidikan di Aceh Karakter Siswa Dalam Pembelajaran
melalui Implementasi Model Pendidikan Sains. trimanunipa@yahoo.com.
Holistik Berbasis Karakter. Makalah
Orasi Ilmiah pada Rapat Senat Karsidi. 2007. Model Kurikulum Tingkat
Terbuka dalam Rangka Dies Natalis Satuan Pendidikan SD/MI. Solo: Tiga
ke 45 Universitas Syiah Kuala Serangkai. Kilpatrick, W. 1992. Moral
Banda Aceh, 2 September 2006. Illiteracy. Chapter 6 in Why Johnny
Can’t Tell Right from Wrong
Dwikoranto. 2010. Membangun Karakter
Melalui Pembelajaran Berbasis Nilai di and What We Can Do About It_. Edited by
Fullday School. Proseding Seminar J.H. Clarke. New York: A Touchstone
Nasional Pendidikan IPA Tahun Book. Koesoema, A. D., 2007,
2010 dengan tema Membangun Pendidikan Karakter: Strategi
Profesionalisme Guru IPA melalui Mendidik Anak di Zaman Global,
Penyelenggaraan Pendidikan
Profesi Guru (PPG). FMIPA Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana
Universitas Negeri Yogyakarta. Indonesia.

Dyah Worowirastri Ekowati1, Rina Wahyu Setyaningrum2, Husamah3. Model Pembelajaran Pendidikan Karakter 125
pada Pembelajaran Tematik di SD Muhammadiyah 9 Kota Malang
Versi online / URL :
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/
Dyah Worowirastri Ekowati1, Rina Wahyu Setyaningrum2, Husamah3 issue/view/241/showToc

......... 2009. Pendidik Karakter di Zaman


Keblinger. Jakarta: Penerbit PT Muslich, M. 2008. Karya Tulis Ilmiah: Ciri
Grasindo. dan Sikap Ilmiah. (Online). (http://
menulisbukuilmiah.blogspot.com/,
.......2010a. Pendidikan Karakter Diakses November 2009).
Integral. Harian Kompas Edisi Kamis,
11 Februari 2010. Narmoatmojo, W. 2010. Pendidikan Nilai di
Era Global. Makalah disajikan dalam
......2010b. Pendidikan Karakter. (Online). Seminar Regional Implementasi
(www.kompas.com, diakses 16 Mei Pendidikan Nilai di Era Global
2010). Kompas. 2010. Pengguna tanggal 22 September 2010 di Aula
Narkoba Mencapai 3,6 Juta Orang. Pascasarjana UNISRI Surakarta.
Edisi Senin, 26 April 2010. Lickona, T.
2007. Character Matters: How to Nasution, N. 1992. Psikologi Pendidikan.
Help Our Children Develop Good Jakarta: P2TK-Depdikbud.
Judgement,
PKS Bojonggede. 2009. Kondisi Nasional
Integrity, and Other Essential Virtues. dan Akar Permasalahan Bangsa
USA: Simon & Schuster Adult (bagian I). (Online). (pks-
Publishing. Makmun, A. S. 2002. bojonggede.blogspot.com, diakses 16
Psikologi Pendidikan Perangkat Mei 2010).
Pengajaran Modul. Bandung:
Remaja Rosdakarya. Pimpinan Pusat Muhammadiyah.2009.
Revitalisasi Visi dan Karakter
Malik, A. 2007. 45% Remaja Lakukan Bangsa.Yogyakarta:
Free Sex. (Online). http:// PP Muhammadiyah.
ferrysirait.multiply.com/journal/item/15/
45_R emaja _La kukan_F r ee_ Sex ” Program Pengembangan Kompetensi
_45% Remaja Lakukan Free Sex. Profesi Pendidik (PPKPP).2009.
Seputar Indonesia Edisi 21 Mei 2007. Identitas dan Karakteristik Peserta
Didik Usia Sekolah Menengah
Masduki. 2010. Jawa Timur Juara Satu Pertama. Yogyakarta: Universitas
dalam Jumlah Korupsi. “http:// Ahmad Dahlan.
www.republika.co.id/breaking-news/
nasional/10/04/27/113089-jawa-timur- Pusat Kurikulum. 2007. Naskah
ju ar a -s a tu - da lam- ju mla h- ka s us - Akademik Kajian Kebijakan
korupsi” _Jawa Timur “Juara Satu” Kurikulum SMP. Jakarta: Depdiknas.
dalam Jumlah Kasus Korupsi. _Harian
Republika Edisi Selasa, 27 April 2010. Pusat Kurikulum. 2007. Naskah Akademik
Kajian Kebijakan Kurikulum SD.
McBrien, J. L., & Brandt, R. S. 1997. The Jakarta: Depdiknas. Rustaman, et al.
language of learning: A guide to 2004. Strategi Belajar Mengajar
education terms. Biologi. Bandung: UPI.

Alexandria, VA: Association for Supervision Saukah , A., (Ed). 2000. Pedoman
and Curriculum Development. Penulisan Karya Ilmiah. Malang:
Megawangi, R dan Williams, R., T. Universitas Negeri Malang. Sauri, S.
2007. Kecerdasan Plus Karakter. 2010. Membangun Karakter Bangsa
Jakarta: Indonesia Heritage Foundation. Melalui Pembinaan Profesionalisme

126 JURNAL HUMANITY, Volume 8, Nomor 1, September 2012: 117 - 127


JURNAL HUMANITY, ISSN: 0216-8995 Versi online / URL :
Volume 8, Nomor 1, September 2012 : 117 - 127 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/issue/view/241/showToc

Guru Berbasis Pendidikan Nilai. Unijianto, B. 2009. Pembelajaran Sains


Makalah Sarasehan Nasional untuk Membentuk Karakter Siswa.
“Pengembangan Pendidikan Cyber News Edisi 29 Nopember 2009.
Budaya dan Karakter Bangsa” oleh
Kopertis Wilayah 3 DKI Jakarta, 12 Williams, M. 2000. “Models of Character
Januari 2010. Education: Perspectives and
Developmental Issues”. Journal of
Sirajuddin, N. 2010. Mereorientasi Humanistic Counseling, Education
Pendidikan Karakter Indonesia. and Development, 39, pp. 32-40.
Harian Fajar Metro Edisi Rabu, 05 Mei Williams, M., & Schnaps, E. (Eds.)
2010. 1999. Character Education: The
foundation for teacher Education.
Somantri, R. G. 2008. Pelajaran Sains Washington, DC: Character Education
Masih Bersifat Hafalan. Harian Partnership.
Kompas. Selasa 4 Nopember 2008
Halaman 12 Kolom 1. Wiyono, B. B. 2009. Penelitian Tindakan
Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah.
Sudarisman, S. 2010. Membangun Karakter Cetakan I. Malang: Penerbit
Peserta Didik melalui Pembelajaran Universitas Negeri Malang.
Biologi Berbasis Keterampilan Proses.
Proceeding Seminar Nasional VII
Pendidikan Biologi FKIP UNS,
Surakarta, 31 Juli 2010.

Sukayati. 2004. Pembelajaran Tematik di


SD Merupakan Terapan dari
Pembelajaran Terpadu.

Yogyakarta: PPPG Matematika-Depdiknas.

Supandi. 1992. Strategi Belajar Mengajar


Pendidikan Jasmani. Jakarta:
Depdikbud. Soesilowindradini. 1996.
Psikologi Perkembangan (Masa
Remaja). Surabaya: Usaha Nasional.
Suyatno. 2010. Peran Pendidikan
Sebagai Modal Utama Membangun
Karakter Bangsa. Makalah ini
disampaikan dalam Sarasehan
Nasional “Pengembangan
Pendidikan Budaya dan Karakter
Bangsa” oleh Kopertis Wilayah 3
DKI Jakarta, 12 Januari 2010.

Thornburg, H.D. 1982. Developmental


Psychology. 2nd ed. Monterey,
California: Brooks and Cole Publishing
Company.

Dyah Worowirastri Ekowati1, Rina Wahyu Setyaningrum2, Husamah3. Model Pembelajaran Pendidikan Karakter 127
pada Pembelajaran Tematik di SD Muhammadiyah 9 Kota Malang

Anda mungkin juga menyukai