Anda di halaman 1dari 10

http://journal.unj.ac.id/unj/index.

php/jpud
Volume 12 Edisi 2 November 2018

JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI


DOI: https://doi.org/10.21009/JPUD.122 DOI: https://doi.org/10.21009/JPUD.122.11

STIMULASI METODE PERMAINAN KREATIF BERDESAIN CREATIVE


MOVEMENT DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN SPASIAL ANAK
DENGAN MEMPERTIMBANGKAN BUDI PEKERTI

Putu Aditya Antara


Universitas Pendidikan Ganesha
E-Email: putuaditya.antara@undiksha.ac.id

ABSTRAK

The aims of this research to obtain empirical information from experiment on the effect of the method of
creative games and character to the spatial abilities of children. This research was conducted toward
children who study in group B of kindergarten at Buleleng District, Buleleng Regency, Bali in 2017.
Samples were taken using multistage random sampling technique with 72 children. The empirical
findings of this study indicate that there are significant use of creative movement and role play in spatial
abilities of children, in addition to the spatial abilities of children who use creative movement higher
than using role play. There is significant interaction between method of creative play and character to
the spatial abilities of children. It was also found that the spatial abilities of children who get creative
movement and has a high character gets a higher yield than the spatial abilities of children who get to
role play and have a high character.

Keywords: creative movement, character, spatial abilities of children.

Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan informasi melalui eksperimen tentang pengaruh metode
permainan kreatif dan budi pekerti terhadap kemampuan spasial anak. Penelitian ini dilakukan pada anak
yang belajar di kelompok B Taman Kanak-kanak yang ada pada Kecamatan
Buleleng, Kabupaten Buleleng, Bali pada tahun 2017. Sampel diambil menggunakan teknik multistage
random sampling dengan 72 orang anak. Temuan empiris penelitian ini mengindikasikan bahwa terdapat
pengaruh gerak kreatif dan bermain peran terhadap kemampuan spasial, selain itu kemampuan spasial
anak yang menggunakan gerak kreatif lebih tinggi daripada bermain peran. Selain itu, terdapat pengaruh
interaksi antara metode permainan kreatif berdesain gerak kreatif dan budi pekerti terhadap kemampuan
spasial anak. Ditemukan juga bahwa kemampuan spasial anak yang mendapatkan gerak kreatif dan
memiliki budi pekerti tinggi mendapat hasil yang lebih tinggi daripada kemampuan spasial anak yang
mendapatkan bermain peran dan memiliki budi pekerti tinggi.

Kata kunci: gerak kreatif, budi pekerti, kemampuan spasial anak.

yang terintegrasi daripada bersifat


PENDAHULUAN parsial karena anak memiliki berbagai
Paradigma penyelenggaraan potensi yang harus dikembangkan
pendidikan anak usia dini lebih secara maksimal untuk berbagai
mengutamakan proses pembelajaran kemampuan dalam memecahkan

301
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 12 Edisi 2, November 2018 E-ISSN:2503-0566

masalah kehidupannya di masa depan. gerak kreatif (creative movement)


Perkembangan potensi anak yang yang dalam operasionalnya
dicapai merupakan integrasi aspek membutuhkan kebebasan ekspresi
pemahaman nilai-nilai agama dan anak sehingga memberi kesempatan
moral, kognitif, bahasa, fisik, sosial- anak untuk membangun pengetahuan
emosional serta seni (Kementerian sendiri. Gerak kreatif yang merupakan
Pendidikan dan Kebudayaan, 2015). bagian dari metode permainan kreatif
Melalui pengamatan peneliti pada akan mampu mengembangkan
beberapa Taman Kanak-kanak di berbagai potensi yang dimiliki anak
Kecamatan Buleleng, Kabupaten salah satunya kemampuan spasial..
Buleleng, Propinsi Bali tentang Mencermati berbagai konsep
pengembangan aspek kognitif anak idealis di atas maka penting untuk
terlihat banyak anak-anak yang belum dilakukan sebuah penelitian terkait
menguasai konsep spasial dan posisi berbagai hal tersebut. Secara
ruang padahal kegiatan tersebut sudah positivistik penelitian ini akan
sering diberikan guru dalam proses mengkaji pengaruh metode permainan
pembelajaran. Pemerolehan kreatif (gerak kreatif dan bermain
kemampuan spasial yang baik pada peran) dan budi pekerti terhadap
anak bisa terjadi akibat ada interaksi kemampuan spasial anak taman
antara anak dengan anak lainnya. kanak-kanak. Sesuai dengan latar
Persepsi visual yang menjadi inti dari belakang di atas, maka rumusan
kemampuan spasial melibatkan masalah dalam penelitian ini yaitu
kepekaan anak dengan anak lainnya apakah terdapat perbedaan
dalam berinteraksi sosial sehingga kemampuan spasial anak Taman
mereka membutuhkan sikap yang baik Kanak-kanak yang diberikan gerak
sekaligus nilai-nilai budi pekerti ketika kreatif dan yang diberikan bermain
melakukan proses pembelajaran di peran?, apakah terdapat pengaruh
dalam kelas (Dakhi, 2001). Ketika interaksi antara variabel metode
anak mampu melakukan perilaku permainan kreatif dan budi pekerti
berbudi pekerti yang baik cenderung terhadap kemampuan spasial anak
kelas menjadi kondusif dan produktif Taman Kanak-kanak?, untuk anak
sehingga dalam beraktifitas anak Taman Kanak-kanak yang memiliki
mudah melakukan gerakan bebas budi pekerti tinggi, apakah terdapat
tanpa dibebani konflik maupun perbedaan kemampuan spasial anak
masalah lainnya. Gerakan terstruktur yang diberikan gerak kreatif dengan
dalam permainan anak pada usia anak yang diberikan bermain peran?,
taman kanak-kanak dikenal sebagai untuk anak Taman Kanak-kanak yang

302
Stimulasi Metode Permainan kreatif…….
Putu Aditya

memiliki budi pekerti rendah, apakah mengungkapkan konsep ruang


terdapat perbedaan kemampuan dengan aspek kedekatan, pemisahan,
spasial anak yang diberikan gerak urutan, pembatasan, dan ukuran.
kreatif dengan anak yang diberikan
bermain peran? Gerak Kreatif (Creative Movement)
Gerak kreatif digunakan sebagai
KAJIAN TEORITIK cara mengekspresikan diri anak secara
bebas sesuai dengan imajinasinya.
Kemampuan Spasial Anak
Dengan mengekspresikan berbagai
Kemampuan spasial anak
imajinasinya anak mampu
terlihat dari perkembangan kognitif
mengembangkan berbagai potensi
yang dimiliki anak dengan
lainnya. Menurut Dodge dan Colker
mengasimilasi berbagai informasi dari
gerak kreatif memberikan kontribusi
lingkungan sosial sekitar anak.
besar pada sosial-emosional, kognitif,
Konsep kemampuan spasial dijelaskan
dan perkembangan fisik anak (Dodge,
Smith dengan menyatakan bahwa
2000). Selanjutnya, Hawkins
perkembangan kemampuan spasial
menegaskan kembali kegiatan yang
membutuhkan pengalaman topologis
perlu dilakukan dalam pelaksanaan
yang dilatih melalui pengalaman anak
gerak kreatif yang dikaitkan dengan
mempelajari ruang dengan berbagai
proses kreatif yaitu merasakan
bentuk dan ukuran. Konsep topologis
(menyerap), menghayati,
tersusun dengan berbagai konsep yaitu
mengkhayalkan, mengejawantahkan
(1) kedekatan (proximity) yang berupa
dan memberi bentuk (Hawkins &
konsep hubungan antar anak terhadap
Bibia, 2003).
objek, (2) pemisahan (separation)
Mencermati berbagai pendapat di
yang bermakna sebuah objek selalu
atas, dapat disimpulkan bahwa gerak
terdiri dari bagian-keseluruhan (3)
kreatif adalah gerak yang
urutan (order) merupakan pemahaman
dikombinasikan untuk
akan konsep sebelum-sesudah (4)
mengekspresikan pengalaman batin
pembatasan (enclosure) merupakan
dan mengungkapkan perasaan
posisi objek yang dibatasi benda yang
seseorang serta dilakukan dengan
ada disekitarnya baik itu atas dan
memberikan kebebasan pada anak
bawah, kanan dan kiri, sisi depan dan
untuk bergerak sesuai imajinasinya
belakang (Smith, 2009).
dengan memperhatikan waktu, ruang
Memperhatikan berbagai
dan penekanan serta memiliki tahapan
konsep di atas maka kemampuan
merasakan (menyerap), menghayati,
spasial adalah kesanggupan anak
untuk memahami dan

303
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 12 Edisi 2, November 2018 E-ISSN:2503-0566

menghayalkan, mengejawantahkan bermain peran dokter-dokteran


dan memberi bentuk. (Sheridan, 2011).
Mencermati berbagai teori dan
Bermain Peran (Role Play) pendapat yang dikemukakan di atas
Konsep bermain peran (role dapat disimpulkan bahwa bermain
playing) sendiri berakar pada hakikat peran adalah proses pembelajaran
manusia sebagai makhluk individu dan melalui bermain agar anak
sosial. Tahapan bermain peran menemukan makna dan peran diri (jati
memiliki beberapa prosedur yang jelas diri) dalam dunia sosial. Adapun
yang terdiri dari mempelajari konteks, langkah yang digunakan dalam
membuat daftar materi, kegiatan bermain peran yaitu
mempersiapkan peralatan dan mempelajari konteks, membuat daftar
mengatur lokasi, menyampaikan topik materi, mempersiapkan peralatan,
dan teknis pelaksanaannya, menyampaikan topik, mempraktekkan
mempraktekkan, bermain peran yang bermain peran, menghayati peran,
menyenangkan, menghayati, menyimpulkan aktivitas dalam
mengajak anak menyimpulkan bermain peran.
aktivitas bermain peran(Lendrum,
2001). Secara khusus tentang bermain Budi Pekerti
peran, Erikson mengatakan bahwa Perkembangan budi pekerti anak
bermain peran memiliki tahapan sangat dipengaruhi oleh kondisi anak
bermain sesuai dengan usia yang dan lingkungan sosialnya, baik orang
dimiliki oleh anak seperti autocosmic tua, teman sebaya dan masyarakat
play yaitu bermain pada usia tahun sekitar. Selanjutnya Zuriah
pertama dalam peran mengeksplorasi mengatakan bahwa pendidikan budi
seluruh tubuhnya contohnya meraba pekerti merupakan program
wajah, microspheric play yaitu pengajaran di sekolah yang bertujuan
bermain pada usia dua tahun dalam mengembangkan watak atau tabiat
perannya sebagai manusia yang mulai siswa dengan cara menghayati nilai-
mengenal berbagai objek yang lebih nilai dan keyakinan masyarakat
kecil untuk dimainkan contohnya sebagai kekuatan moral dalam
bermain mobil-mobilan kecil, hidupnya melalui kejujuran, dapat
macrospheric play yaitu bermain anak dipercaya, empati, disiplin, dan
sekitar usia tiga tahun dalam perannya bertanggung jawab yang menekankan
sebagai individu yang mulai mengenal ranah afektif (perasaan dan sikap)
lingkungan sosial masyarakat seperti tanpa meninggalkan ranah kognitif
(berpikir rasional) dan ranah

304
Stimulasi Metode Permainan kreatif…….
Putu Aditya

skill/psikomotorik (terampil mengolah METODOLOGI PENELITIAN


informasi, dan kerja sama) (Zuriah, Metode penelitian yang
2008). Hal ini secara lebih detail digunakan dalam penelitian ini adalah
ditegaskan Dewantara dengan metode eksperimen dengan
mengatakan bahwa tujuan pendidikan Kemampuan Spasial sebagai variabel
budi pekerti adalah agar anak dapat terikat sedangkan variabel bebas
ngerti, ngrasa, dan nglakoni berupa Metode Permainan kreatif
(menyadari, menginsyafi, dan (dalam penelitian ini adalah kegiatan
melakukan) perbuatan yang sesuai Gerak Kreatif dan kegiatan Bermain
dengan norma-norma yang dianut Peran) dan Budi Pekerti. Penelitian ini
masyarakat (Dewantara, 2004). merupakan penelitian eksperimen
Namun disisi lain, harus dipahami dengan rancangan desain treatment by
bersama bahwa perbedaan pengasuhan level 2 x 2. Oleh karena itu, analisis
yang diberikan pada anak akan data menggunakan ANAVA dua jalur,
menterjadikan perbedaan kepemilikan jika teruji adanya perbedaan,
nilai budi pekerti anak sehingga dalam dilanjutkan dengan Uji Tukey untuk
konteks penilaian akan ada kategori menentukan mana yang lebih tinggi.
budi pekerti anak yang tergolong Kedua variabel baik Kemampuan
tinggi dan tergolong rendah. Terkait Spasial dan Budi Pekerti datanya
hal itu maka penelitian ini akan diambil menggunakan instrumen
meninjau tinggi dan rendah budi otentik dengan model rubrik. Kriteria
pekerti yang dimiliki anak. yang digunakan untuk mengukur
Memperhatikan berbagai kemampuan spasial yaitu skor 1, 2 dan
pendapat di atas maka dapat dikatakan 3. Dengan kategori 3 = mampu, 2 =
bahwa budi pekerti adalah nilai-nilai sedang, 1 = tidak mampu. Data
perilaku yang mengembangkan dikumpulkan dalam waktu 7 bulan
potensi-potensi pembawaan manusia pada bulan April 2017 sampai dengan
untuk berperilaku baik, benar dan tepat Oktober 2017 di kelompok B Taman
dengan memperhatikan aspek-aspek Kanak-kanak Lab School Undiksha
seperti kerjasama, komunikasi, empati,
dan Taman Kanak-kanak Negeri
memahami aturan, dan bertanggung Pembina. Instrumen variabel-variabel
jawab yang diimplementasikan ini telah telah valid dan reliabel serta
dengan komprehensif berdasarkan dilakukan uji reliabilitas antar rater
pada nilai mulia dan budaya yang ada dengan status reliabel juga. Populasi
dalam masyarakat. terjangkau dalam penelitian ini adalah
kelompok B Taman Kanak-kanak di
Kecamatan Buleleng yang berjumlah

305
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 12 Edisi 2, November 2018 E-ISSN:2503-0566

24 kelas pada 14 Taman Kanak-kanak. diberikan permainan bermain


Sedangkan populasi tidak terjangkau peran.
yaitu seluruh kelompok B Taman Mencermati perhitungan Analisis
Kanak-kanak di Kabupaten Buleleng varians dua jalur tentang perbedaan
yang berjumlah 120 kelas pada 59 kemampuan spasial pada kelompok
Taman kanak-kanak. Penentuan anak yang diberikan gerak kreatif dan
sampel menggunakan teknik bermain peran seperti pada tabel
multistage random sampling dengan rangkumam hasil uji analisis,
jumlah sampel penelitian sebanyak 72 menunjukkan bahwa F(hitung) =
orang anak dengan rincian masing- 4,612 dan F(tabel) = 3,98 pada taraf
masing kelompok penelitian sejumlah signifikansi 0,05, maka F(hitung) >
18 orang anak. F(tabel). Dengan demikian H0 ditolak,
sehingga dapat disimpulkan bahwa
HASIL DAN PEMBAHASAN
secara keseluruhan terdapat perbedaan
Berdasarkan analisis variansi dua jalur kemampuan spasial antara anak yang
yang merupakan suatu teknik diberi gerak kreatif dan bermain peran.
perhitungan yang bertujuan untuk Menurut hasil analisis data pada
menyelidiki dua pengaruh, yaitu main hipotesis pertama dari penelitian ini
effect dan interaction effect dapat menunjukkan bahwa secara
dipaparkan sebagai berikut. keseluruhan gerak kreatif memberikan
pengaruh yang lebih baik
Tabel 01. Rangkuman perhitungan dibandingkan dengan bermain peran
ANAVA Dua Jalur
terhadap kemampuan spasial anak.
Hasil analisis tersebut sesuai dengan
pernyataan Martin, bahwa melalui
gerak kreatif merupakan gerak yang
bisa mengungkapkan ekspresi dari
segala pengalaman emosional manusia
dan pengalaman fisik yang paling
Berdasarkan pada hasil analisis elementer sehingga sangat dinikmati
ANAVA yang terdapat pada anak (Martin, 1965). Sedangkan pada
rangkuman di atas, maka dapat kegiatan bermain peran anak lebih
dijelaskan sebagai berikut: menikmati akan peran dalam
kehidupan sosial dan mencari
Kemampuan Spasial anak yang pemecahan masalah dalam kehidupan
diberikan permainan gerak kreatif kelompok meskipun dalam
lebih tinggi dari anak yang implementasi pelaksanaannya

306
Stimulasi Metode Permainan kreatif…….
Putu Aditya

pengembangan konsep ruang tetap pekerti rendah lebih baik diberikan


diberikan, namun hasil penelitian ini bermain peran dibandingkan gerak
menunjukkan bahwa gerak kreatif jauh kreatif. Hal ini sangat beralasan karena
lebih efektif dari bermain peran dalam gerak kreatif memberikan kesempatan
meningkatkan kemampuan spasial kepada anak untuk bebas bergerak
anak, khususnya yang menjadi subjek sambil memahami ruang dengan lebih
dalam penelitian ini. maksimal (Hawkins & Bibia, 2003).
Karena terdapat interaksi antara
Pengaruh interaksi antara Metode anak yang diberikan permainan gerak
Permainan Kreatif dan Budi kreatif dan permainan bermain peran
Pekerti terhadap Kemampuan terhadap kemampuan spasial anak,
Spasial anak maka analisis dilanjutkan untuk
Berdasarkan pada hasil analisis pengujian simple effect dengan Uji
varians (ANAVA) dua jalur dengan Tuckey. Hasil perhitungan tersebut
taraf signifikasi α = 0,05 diperoleh disesuaikan dengan kriteria pengujian
perhitungan Fh interaksi sebesar uji Tuckey bahwa Terima H0 jika
29,838 dan Ft sebesar 3,98, maka Qhitung < Qtabel dan Tolak Ho jika Qhitung
F(hitung) > F(tabel). Dengan demikian > Qtabel maka antara kelompok A1B1 -
H0 ditolak, dapat disimpulkan bahwa A2B1 didapatkan Qhitung sebesar 7,61
terdapat pengaruh interaksi antara lebih besar dari Qtabel sebesar 3,74
metode permainan kreatif dan budi maka kesimpulannya tolak H0
pekerti terhadap kemampuan spasial sedangkan antara kelompok A1B2 -
anak. A2B2 didapatkan Qhitung sebesar 3, 31
Pengujian pada hipotesis yang lebih kecil dari Qtabel sebesar 3, 74
kedua melalui analisis varians dua maka kesimpulannya H0 diterima.
jalur menunjukkan terdapat pengaruh Penjelasan lebih jauh tentang
interaksi antara permainan kreatif dan pengujian simple effect akan
budi pekerti terhadap kemampuan dideskripsikan di bawah ini.
spasial anak. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa kemampuan spasial Perbedaan Kemampuan Spasial
anak tergantung pada permainan anak yang memiliki Budi Pekerti
kreatif yang diberikan dan budi pekerti tinggi antara yang diberikan
anak. Gerak kreatif memberikan permainan Gerak Kreatif (creative
pengaruh lebih baik terhadap movement) dan permainan Bermain
kemampuan spasial anak yang Peran.
memiliki budi pekerti tinggi. Mencermati hasil pengujian lanjut
Sedangkan anak yang memiliki budi dengan menggunakan uji Tuckey,

307
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 12 Edisi 2, November 2018 E-ISSN:2503-0566

diperoleh harga Qhitung sebesar 7,61 dengan baik dalam pikiran jika
lebih besar dari Qtabel pada taraf memiliki respon yang baik pula ketika
signifikansi α = 0,05 dengan n = 18 informasi visual diterima. Jika terjadi
dan dbkekeliruan = 68 didapatkan Qtabel respon yang tidak baik ketika
sebesar 3,74, maka Qhitung > Qtabel menerima informasi spasial maka
sehingga H0 ditolak. Dengan demikian perhatian terhadap objek akan
dapat disimpulkan bahwa terdapat menurun dan informasi spasial tidak
perbedaan yang sangat signifikan bisa diterima secara utuh bahkan tidak
kemampuan spasial anak memiliki detail (Hurlock, Elisabeth, 1978).
budi pekerti tinggi yang distimulasi
dengan gerak kreatif dibandingkan Perbedaan Kemampuan Spasial
yang distimulasi dengan bermain anak yang memiliki Budi Pekerti
peran. Selain itu dapat dikatakan pula rendah antara yang diberikan
bahwa kemampuan spasial anak lebih permainan gerak kreatif dan
tinggi pada anak yang distimulasi permainan bermain peran.
dengan gerak kreatif dan memiliki Memperhatikan hasil pengujian
budi pekerti tinggi dibandingkan lanjut dengan menggunakan uji
kemampuan spasial anak yang Tuckey, diperoleh harga Qhitung
distimulasi dengan bermain peran dan sebesar 3,31 lebih kecil dari Qtabel pada
memiliki budi pekerti tinggi. taraf signifikansi α = 0,05 dengan n =
Terkait hipotesis penelitian 18 dan dbkekeliruan = 68 didapatkan Qtabel
ketiga, dapat dikatakan bahwa sebesar 3,74, maka Qhitung < Qtabel
kemampuan spasial anak yang sehingga H0 diterima. Dengan
memiliki budi pekerti tinggi lebih demikian dapat disimpulkan bahwa
tinggi atau baik dibandingkan anak tidak terdapat perbedaan yang
yang memiliki budi pekerti rendah. signifikan kemampuan spasial anak
Hal ini sesuai dengan sintesa teori yang memiliki budi pekerti rendah
pada kajian teoretik, bahwa budi yang distimulasi menggunakan gerak
pekerti yang dimiliki anak bisa kreatif dibandingkan dengan yang
membangun identitas perseptual dari distimulasi menggunakan bermain
sebuah objek serta mampu peran. Namun disisi lain, ditemukan
mempermudah anak memahami bahwa kemampuan spasial anak lebih
materi karena anak lebih tenang serta rendah pada anak yang distimulasi
komunikatif dengan temannya. gerak kreatif dan memiliki budi
Dengan budi pekerti tinggi dan pekerti rendah dibandingkan dengan
diberikan gerak kreatif tentu materi kemampuan spasial anak yang
pembelajaran di kelas akan terekam

308
Stimulasi Metode Permainan kreatif…….
Putu Aditya

distimulasi dengan bermain peran dan spasial antara anak yang mendapatkan
memiliki budi pekerti rendah. permainan kreatif berdesain gerak
Sesuai dengan pengujian hipotesis kreatif dengan anak yang diberikan
yang keempat, ditunjukkan bahwa permainan kreatif berdesain bermain
tidak terdapat perbedaan yang peran. Hal ini ditegaskan pada hasil
signifikan pada kemampuan spasial penelitian menyatakan bahwa
anak yang memiliki budi pekerti kemampuan spasial anak yang
rendah yang distimulasi menggunakan mendapatkan gerak kreatif lebih tinggi
gerak kreatif dibandingkan dengan dari pada yang mendapatkan bermain
yang distimulasi menggunakan peran. Pertama, secara keseluruhan
bermain peran. Dilihat secara realitas terdapat pengaruh penggunaan
sosial, temuan ini bisa sangat permainan kreatif terhadap
beralasan jika dikaitkan dengan kemampuan spasial anak. Kedua,
kondisi masyarakat yang sebenarnya. terdapat pengaruh permainan kreatif
Jika dicermati pada gerak kreatif terhadap kemampuan spasial anak
beserta tahapan pelaksanaan bergantung pada budi pekerti. Ketiga,
kegiatannya, terlihat jelas gerak kreatif kemampuan spasial anak yang
mudah dipahami oleh berbagai mendapatkan permainan kreatif
karakteristik anak (Leseho, Johanna dengan gerak kreatif dan memiliki
dan Maxwell, 2010). Sehingga anak budi pekerti tinggi, lebih tinggi
yang memiliki budi pekerti rendah pun daripada kemampuan spasial anak
tentu mudah menguasai seluruh gerak yang mendapatkan permainan kreatif
yang dilakukan dalam proses stimulasi dengan bermain peran dan memiliki
gerak kreatif. Hal inilah yang budi pekerti tinggi. Penelitian ini
menyebabkan gerak kreatif mudah berimplikasi pada pengembangan nilai
dipahami dan dikuasi oleh anak moral dan agama anak karena
meskipun dengan budi pekerti rendah kemampuan spasial yang
dan tentunya berpengaruh dengan dikembangkan dengan
kemampuan spasial anak. memperhatikan budi pekerti anak akan
membuat anak memiliki kesantunan
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN dan pengaturan diri untuk bersikap
SARAN lebih baik sesuai nilai dan aturan yang
Memperhatikan hasil penelitian ada. Saran kepada guru, agar
dan pembahasan yang telah mengembangkan kemampuan spasial
dijelasakan pada bagian sebelumnya anak dengan memperhatikan budi
maka kesimpulan dari penelitian yaitu pekerti anak dan menggunakan
terdapat perbedaan kemampuan permainan kreatif berbentuk gerak

309
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 12 Edisi 2, November 2018 E-ISSN:2503-0566

kreatif dalam proses pembelajaran Kebudayaan. Peraturan Menteri


secara berkelanjutan, selain itu kepada Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia No. 137 Tahun
peneliti lain agar meneliti tentang 2013 tentang Standar Nasional
pengembangan gerak kreatif untuk Pendidikan Anak Usia Dini (2015).
aspek selain kognitif seperti sosial
emosional, dan bahasa. Lendrum, S. (2001). Case Material and
Role Play in Counseling Training.
New York: Routledge.
DAFTAR PUSTAKA
Dakhi, E. Y. Z. dkk. (2001). Terbang Leseho, Johanna dan Maxwell, L. R.
dengan Dua Sayap; Sukses (2010). Coming alive: CREATIVE
Pelatihan Budi Pekertitle. Jakarta: MOVEMENT as a Personal Coping
PT Grasindo Strategy on The Path To Healing and
. Growth. British Journal of Guidance
Dewantara, K. H. (2004). Bagian & Counselling, 38.
Pertama: Pendidikan. Yogyakarta:
Majelis Luhur Persatuan Taman Martin, J. (1965). The Modern Dance.
Siswa. New York: Dance Horizons, Inc.

Dodge, D. T. & C. (2000). No Title. Sheridan, M. D. (2011). Play in Early


Washington: Teaching Strategic inc. Childhood: From Birth to Six. New
York: Routledge.
Hawkins, A. M., & Bibia, I. W. (2003).
Bergerak Menurut Kata Hati. Smith, S. S. (2009). Early Childhood
Metode Baru dalam Menciptakan Mathematics. Boston: Pearson
Tari. Jakarta: Ford Foaundation dan Education.
Masyarakat Seni Indonesia.
Zuriah, N. (2008). Pendidikan Moral &
Hurlock, Elisabeth, B. (1978). Budi Pekerti dalam Perspektif
Perkembangan Anak, Jilid 2. Perubahan; Menggagas Platform
Jakarta: Erlangga. Pendidikan Budi Pekerti secara
Kontekstual dan Futuristik. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Bumi Aksara.

310

Anda mungkin juga menyukai