Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH HEALTHA EDUCATION DENGAN TINGKAT

PENGETAHUAN PENJUAL IKAN TENTANG UPAYA

PENCEGAHAN DERMATITIS KONTAK

DI PASAR IKAN TULEHU

KECAMATAN SALAHUTU

PROPOSAL

Oleh :

RAMALIA PATTIEKON

NPM.1420117195

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)

MALUKU HUSADA

KAIRATU

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyakit akibat kerja merupakan suatu kondisi kesehatan yang buruk dan

terjadi pada manusia, kejadian atau keparahan yang terkait dengan paparan faktor

faktor pada ruang lingkup suatu pekerjaan dan atau lingkungan kerja. Faktor-

faktor tersebut dapat berupa faktor fisik, kimia, biologis, psikososial serta

mekanik (WHO, 2001). Menurut Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (2008),

bahwa penyakit kulit akibat kerja merupakan setiap penyakit kulit yang

disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja yang berupa faktor mekanik,

fisik, kimia, biologi dan psikologi.Salah satu penyakit kulit akibat kerja yang bisa

diderita oleh pekerja ialah dermatitis kontak.

Salah satu pekerjaan yang berisiko terhadap kejadian dermatitis kontak

ialah pekerja yang mengalami kontak langsung dengan air. Hal tersebut

dikarenakan air merupakan salah satu penyebab terjadinya dermatitis kontak

iritan (English, 2004). Air dapat menembus relatif mudah melalui stratum

korneum. Bagian tersebut berada dilapisan epidermis dari struktur kulit manusia.

Paparan air yang terjadi secara terus-menerus menyebabkan pembengkakan dan

penyusutan stratum korneum dan dapat menyebabkan dermatitis tangan.

Berdasarkan hal tersebut, pekerjaan yang mengalami kontak secara

terusmenerus dengan air ialah pedagang ikan.(Utama, 2018).


Pedagang ikan merupakan salah satu pekerjaan yang mempunyai resiko

untuk terkena dermatitis kontak akibat kerja. Seorang pedagang ikan dalam

pekerjaannya sering kontak langsung dengan air. Air merupakan bahan potensial

iritan yang relatif mudah menembus melalui stratum korneum. Sering terpapar

dengan air dapat menyebabkan bengkak dan menyusutnya stratum korneum dan

bisa menyebabkan dermatitis tangan. Sejalan dengan ikan yang mampu

menghasilkan suatu reaksi imunologis maupun non-imunologis berupa dermatitis

kontak iritan. Hal tersebut dikarenakan protein ikan yang dapat menimbulkan

iritasi. Selain itu, perut ikan serta pepsin dan trypsin pada ikan dapat

menyebabkan penurunan terhadap epidermal kulit manusia, serta menimbulkan

suatu reaksi yang dapat menimbulkan pembengkakan (Rutina, 2018)

Menurut badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO)

tahun 2016, dermatitis merupakan masalah kulit yang umum dimana terdapat 5,7

juta kunjungan dokter pertahun akibat penyakit dermatitis. Pada umumnya

penyakit dermatitis sering terjadi pada remaja atau dewasa yang berlangsung

lama, kemudian cenderung menurun dan membaik (sembuh) setelah usia 30

tahun, jarang sampai usia pertengahan, hanya sebagian kecil terus berlangsung

sampai tua, Di dunia Insiden dari penyakit kulit akibat kerja di beberapa negara

adalah sama yaitu 50-70 kasus per 100.000 pekerja pertahun. (Sartiwi, 2016)

Di Indonesia menurut studi epidemiologi tahun 2020 yang telah

dilakukan memperlihatkan data bahwa 97% dari 389 kasus adalah dermatitis
kontak, yang terbagi menjadi 66,3% untuk kejadian dermatitis kontak iritan dan

33,7% untuk kejadian dermatitis kontak alergi.(Valda, 2020)

Di Maluku data tentang penyakit dermatitis sulit ditemukan. Kejadian

penyakit kulit di Maluku pada tahun 2013 berada pada urutan kedelapan yaitu

kasus penyakit kulit sebanyak 1587 sedangkan pada tahun 2014 angka kejadian

penyakit kulit mengalami peningkatan dengan jumlah kasus 2.480. keadaa nini

menggambarkan kurangnya prilaku hidup bersih dan sehat sehingga terjadinya

peningkatan jumlah kasus penyakit.(Profil Kesehatan Maluku, 2014)

Dermatitis kontak merupakan suatu reaksi inflamasi pada kulit terhadap

fisik atau kimia secara langsung. Semua individu rentan terhadap pengembangan

dermatitis kontak apabila terpapar toksik yang cukup. Adapun faktor yang

mempengaruhi kejadian dermatitis kontak, yaitu jenis iritan (struktur kimia, pH),

jumlah penetrasi iritan (kelarutan, durasi paparan), suhu tubuh, faktor mekanik

(tekanan, gesekan, abrasi), kondisi iklim (suhu, kelembapan, dan kecepatan

angin). Adapun faktor endogen meliputi kerentanan individu terhadap iritasi,

kondisi kulit yang sensitif, riwayat atopi, lokasi kulit, faktor ras, usia, serta

sensitivitas terhadap sinar ultraviolet (UV).(Frosch dan John, 2011 dalam Valda,

2020).

Menurut sartiwi (2016) Pencegahan yang paling penting dalam

menghadapi dermatitis akibat kerja adalah menghindari kontak dengan sabun

yang keras, deterjen, bahan bahan pelarut pengelantang, kelembaban dan lain-

lain. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan penjual ikan pada penyakit
dematitis adalah dengan cara memperhatikan pemakaian alat pelindungan diri

untuk mengurangi resiko serta memperhatikan personal hygiene seperti

membiasakan menggunakan sarung tangan dan sepatu boots dalam bekerja.

(Sarfiah dkk, 2016).

Dari Penelitian yang dilakukan oleh Selvi Afrida, tahun 2015 menunjukkan

bahwa masyarakat yang memiliki pengetahuan kurang baik lebih besar tidak

melakukan upaya pencegahan terjadinya penyakit dermatitis kontak alergi,

dengan proporsi 57,1%, dibanding yang melakukan upaya pencegahan.

Sedangkan masyarakat yang memiliki pengetahuan baik lebih kecil kemungkinan

melalukan tidak melakukan upaya pencegahan terjadinya penyakit dermatitis

kontak alergi, dengan proporsi 26,9%, dibanding yang melakukan upaya

pencegahan. Dari Penelitian yang dilakukan Kalalo dkk, 2016 menyatakan

bahwa pekerja yang memiliki pengetahuan tinggi akan berusaha menghindari

kecelakaan ringan karena kecelakaan ringan akan menyebabkan kecelakaan kerja

yang lebih parah. Jika pekerja memiliki pengetahuan yang baik maka mereka

akan bertindak positif dan berusaha untuk menghindari kecelakaan kerja.

Sebaliknya pekerja yang memiliki pengetahuan rendah akan cenderung

mengabaikan bahaya disekitarnya dan tidak melakukan pekerjaan sesuai

prosedur karena ketidaktahuan akan resiko akan diterima. Oleh karena itu

pengetahauan pekerja yang rendah akan kesehatan dan


keselamatan kerja dapat menimbulkan kecelakaan ringan dan kecelakaan kerja

yang lebih parah.(Valda, 2020)

Pendidikan kesehatan atau health education adalah suatu kegiatan atau

usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau

individu. Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut, maka

masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang

kesehatan yang lebih baik. Dan pada akhirnya pengetahuan tersebut diharapkan

dapat berpengaruh terhadap perilaku. Dimana tujuan dari pendidikan kesehatan

ini adalah agar masyarakat, kelompok atau individu dapat berperilaku sesuai

dengan nilai-nilai kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan salah satu

tindakan keperawatan yang mempunyai peranan yang penting dalam

memberikan pengetahuan praktis kepada masyarakat, kelompok atau individu

(Rahmawati, 2009 dalam Sartiwi, 2018).

Pengetahuan merupakan tindakan yang diambil untuk mengetahui

sesuatu. Ketika seseorang telah mengetahui atau mendapatkan informasi

mengenai sesuatu maka ia akan melaksanakannya. Menurut Notoatmodjo (2012),

pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya respon

batin dalam bentuk sikap yang akhirnya akan menimbulkan respon yang lebih

jauh seperti tindakan seseorang dalam menjaga kebersihan diri. Upaya

pencegahan penyakit dermatitis yang kurang baik oleh penjual ikan dipengaruhi

oleh pengetahuannya tentang penyakit ini. Pengetahuan penjual ikan yang rendah
akan menyebabkan kegagalan dalam tindakan pencegahan penyakit dermatitis.

(Herlina, 2017)

Berdasarkan catatan data penyakit Puskesmas Tulehu kecamatan salahutu jumlah

penderita penyakit kulit di Desa Tulehu pada tahun 2018 sampai dengan tahun

2020 yaitu sebanyak 2.407 penderita di antaranya penyakit kulit infeksi sebanyak

502 penderita, penyakit kulit alergi sebanyak 824 penderita, pada tahun 2020

penyakit kulit infeksi sebanyak 215 penderita, sedangkan penyakit kulit akibat

alergi sebanyak 251 penderita. (Profil Puskesmas Tulehu, 2021)

Situasi lokasi penelitian di Desa Tulehu Kecamatan Salahutu. Desa

Tulehu terletak di Kecamatan Salahutu dengan jumlah penduduk Desa Tulehu

pada tahun 2018 sampai dengan 2019 sebanyak 28.761 jiwa, laki laki sebanyak

14.222 jiwa sedangkan perempuan 14.539 jiwa. Di desa Tulehu yang berprofesi

sebagai penjual ikan sebanyak 43 orang. Berdasarkan hasil surfei pada penjual

ikan yang ada di desa tulehu kecamatan salahutu, penjual ikan di desa tulehu saat

menjual ikan tidak menggunakan alat alat pelindung diri seperti sarung tangan

dan sepatu boots. Dan dari 43 orang penjual ikan terlihat 32 penjual ikan

mengalami gatal dan timbul kemerahan di daerah tangan dan kaki mereka. 11

tidak terlihat bercak merah yang timbul pada kulit mereka. setelah saya mencoba

mewawancarai 17 penjual ikan tentang penyakit dermatitis dan bagaimana

pencegahan dermatitis mereka mengatakan bahwa tidak tau tentang penyakit

dermatitis bahkan mereka mengatakan ini hanya gatal gatal biasa tinggal beli
obat ampisilin dan ctm di apotik saja gatal gatal akan hilang dan kemerahan di

kulitpun akan hilang dan kering kering.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentang, “Pengaruh Health Education Dengan Tingkat

Pengetahuan Penjual Ikan Tentang Upaya Pencegahan Dermatitis Kontak Di

Desa Tulehu Kecamatan Salahutu”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Pengaruh Health Education Dengan Tingkat Pengetahuan

Penjual Ikan Tentang Upaya Pencegahan Dermatitis Kontak Di Desa Tulehu

Kecamatan Salahutu”

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui apakah ada Pengaruh Health Education Dengan Tingkat

Pengetahuan Penjual Ikan Tentang Upaya Pencegahan Dermatitis Kontak

Di Desa Tulehu Kecamatan Salahutu.?

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan tentang upaya pencegahan

dermatitis Sebelum Dilakukan Health Education pada penjual ikan di

Pasar ikan Desa Tulehu Kecamatan Salahutu.


2. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan tentang upaya pencegahan

dermatitis sesudah Dilakukan Health Education pada penjual ikan di

Pasar ikan Desa Tulehu Kecamatan Salahutu.

3. Menganalisis perbedaan tingkat pengetahuan tentang Upaya

Pencegahan Dermatitis Kontak sebelum dan sesudah di lakukan

Helath Education Pada penjual ikan Di Pasar Tulehu Kecamatan

Salahutu.

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

1. Sebagai bahan masukan bagi peniliti lebih lanjut Pengaruh Health

Education Dengan Tingkat Pengetahuan Penjual Ikan Tentang Upaya

Pencegahan Dermatitis Kontak Pada Penjual Ikan yang mengarah

pada sub variabel yang lain dalam mengembangkan ilmu

pengetahuan dan teknologi Kesehatan.

2. Merupakan pengalaman berharga bagi peneliti dalam rangka

menambah wawasan dan pengalaman dalam bidang penelitian.

1.4.2 Manfaat praktis

1. Memberi gambaran mengenai pentingnya penggunaan alat pelindung

diri bagi penjual ikan di desa tulehu kecamatan salahutu.

2. Dengan penelitian ini di harapkan dapat memberikan pengetahuan

kepada para penjual ikan tentang dermatitis kontak


3. Dengan penelitian ini di harapkan dapat meningkatkan kesadaran akan

pentingnya kebersihan pribadi maupun kebersihan lingkungan pada

penjual ikan di pasr ikan di desa tulehu kecamatan salahutu.

Anda mungkin juga menyukai