Anda di halaman 1dari 11

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

DOSEN PENGAMPU :
I Gusti Ngurah Sanjaya,SE.,M.Si.,Ak.CA

OLEH:
Ida Ayu Diah Wulandari (1933122059)
Ni Putu Ayunda Astyka Dewi (1933122051)
I Made Deni Setiawan (202033122061)
KELOMPOK 9

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS WARMADEWA
DENPASAR
2021
A.  Komponen Dasar Basis Data

Dalam membuat basis data harus memiliki komponen dasar. Agar terciptanya basis
data maka hal yang diperhatikan adalah tersedianya:

         Data: representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek yang direkam
dalam bentuk angka, huruf, symbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya.

         Hardware: terdiri dari semua peralatan perangkat keras komputer yang digunakan
untuk mengelola sistem basis data berupa: peralatan penyimpanan (disk, drum, tape),
peralatan input dan output, atau peralatan komunikasi.

         Software: sebagai perantara antara pemakai dengan data fisik pada basis data,
dapat berupa: Database Management System (DBMS) atau program- program
aplikasi dan prosedur-prosedur.

         User (Pemakai): terbagi menjadi 4 klasifikasi, yaitu:

1.      System Engineer: tenaga ahli yang bertanggung jawab atas pemasangan sistem basis
data, dan juga mengadakan peningkatan dan melaporkan kesalahan dari sistem
tersebut kepada pihak penjual.

2.      Administrator Basis Data: tenaga ahli yang mempunyai tugas untuk mengontrol
sistem basis data secara keseluruhan, meramalkan kebutuhan akan sistem basis data,
merencanakannya dan mengaturnya.

3.      Programmer: membuat program aplikasi yang diperlukan oleh pemakai akhir


dengan menggunakan data yang terdapat dalam sistem basis data. 
Pemakai Akhir: tenaga ahli yang menggunakan data untuk mengambil keputusan
yang diperlukan untuk kelangsungan usaha.

Satu kali pembaruan data. Karena setiap elemen data hanya terdapat pada sutu tempat,
dibutuhkan hanya satu kali pembaruan data. Ini tentu mengurangi waktu dan biaya
untuk menjaga kekinian data
Gambar 8.1 Gamabaran umum file daftar versus pendekatan basis data

B.          Istilah-Istilah Basis Data

         Enterprise

Suatu bentuk organisasi seperti : bank, universitas, rumah sakit, pabrik, dsb. Data
yang disimpan dalam basis data merupakan data operasional dari suatu enterprise.
Contoh data operasional : data keuangan, data mahasiswa, data pasien.

         Entitas

Suatu obyek yang dapat dibedakan dari lainnya yang dapat diwujudkan dalam basis
data. Contoh Entitas dalam lingkungan bank terdiri dari : Nasabah, Simpanan,
Hipotik. Contoh Entitas dalam lingkungan universitas terdiri dari : Mahasiswa, mata
kuliah. Kumpulan dari entitas disebut Himpunan Entitas. Contoh : semua nasabah,
semua mahasiswa.

         Atribut (Elemen Data)

Karakteristik dari suatu entitas. Contoh : Entitas Mahasiswa atributnya terdiri dari
Nim, Nama, Alamat, Tanggal lahir.

         Nilai Data (Data Value)

Isi data / informasi yang tercakup dalam setiap elemen data. Contoh Atribut Nama
Mahasiswa dapat berisi Nilai Data : Diana, Sulaeman, Lina
         Kunci Elemen Data (Key Data Element)

Tanda pengenal yang secara unik mengidentifikasikan entitas dari suatu kumpulan
entitas. Contoh Entitas Mahasiswa yang mempunyai atribut-atribut npm, nama,
alamat, tanggal lahir menggunakan Kunci Elemen Data npm.

         Record Data

Kumpulan Isi Elemen data yang saling berhubungan. Contoh : kumpulan atribut npm,
nama, alamat, tanggal lahir dari Entitas Mahasiswa berisikan : "10200123",
"Sulaeman", "Jl. Sirsak 28 Jakarta", "8 Maret 1983".

C.        Database Management System (DBMS)

Seperti yang telah dikemukakan di awal, pada bagian ini kita akan mengulas lebih
spesifik lagi mengenai Sistem Manajemen Basis Data atau populernya disebut
Database Management System atau disingkat DBMS. Yang mana adalah perangkat
lunak yang berfungsi untuk mengelola database, mulai dari membuat database itu
sendiri sampai dengan proses-proses yang berlaku dalam database tersebut, baik
berupa entry, edit, hapus, query terhadap data, membuat laporan dan lain sebagainya
secara efektif dan efisien. Salah satu jenis DBMS yang sangat terkenal saat ini adalah
Relational DBMS (RDBMS), yang merepresentasikan data dalam bentuk tabel-tabel
yang saling berhubungan. Sebuah tabel disusun dalam bentuk baris (record) dan
kolom (field). Banyak sekali berkembang perangkat lunak RDBMS ini, misalnya
MySQL, Oracle, Sybase, dBase, MS. SQL, Microsoft Access (MS. Access) dan lain-
lain. Ada 3 kelompok perintah yang digunakan dalam mengelola dan
mengorganisasikan data dalam RDBMS, yaitu :

a.       Data Definition Language: merupakan perintah-perintah yang digunakan oleh


seorang Database Administrator untuk mendefinisikan struktur dari database, baik
membuat tabel baru, menentukan struktur penyimpanan tabel, model relasi antar
tabel, validasi data, dan lain sebagainya.
b.      Data Manipulation Language (DML): perintah-perintah yang digunakan untuk
memanipulasi dan mengambil data pada suatu database. Manipulasi yang dapat
dilakukan terhadap data adalah :

1) Penambahan data
2) Penyisipan data
3) Penghapusan data
4) Pengubahan data

c.       Data Control Language: bagian ini berkenaan dengan cara mengendalikan data,
seperti siapa saja yang bisa melihat isi data, bagaimana data bisa digunakan oleh
banyak user, dan lain-lain. Lebih mengarah ke segi sekuritas data.

D.          Arsitektur Basis Data

Sebuah basis data memiliki penjelasan terstruktur dari jenis fakta yang tersimpan di
dalamnya, penjelasan ini disebut skema. Arsitektur sistem basis data memberikan
kerangka kerja bagi pembangunan basis data. Menurut ANSI/SPARC, arsitektur basis
data terbagi atas tiga level yaitu :

a.       Internal/Physical Level: level terendah untuk merepresentasikan basis data,


berhubungan dengan bagaimana data disimpan secara fisik (physical storage). Record
disimpan dalam media penyimpanan dalam format byte. Didefinisikan sebagai sebuah
Skema Internal.

b.      External/View Level: level user, berhubungan dengan bagaimana data di


representasikan dari sisi setiap user. Yang dimaksud dengan user adalah programmer,
end user atau DBA. Setiap user mempunyai ‘bahasa’ yang sesuai dengan
kebutuhannya.
Gambar 8.2 Interaksi organisasi.

Sudut pandang pemakai (user view) mendefinisikan bagaimana seorang pemakai


tertentu melihat database.Ini adalah bagian dari database di mana seorang pemakai
individual memiliki otorisasi untuk mengaksesnya. Bagi pemakai, sudut pandang
pemakai adalah database.

Gambar 8.3 Subskema

E.          Database Independence

Dalam kebebasan data, aplikasi disekat dari bagaimana data disimpan dan
distrukturkan. Kebebasan data adalah salah satu keuntungan utama dari penggunaan
DBMS. Tujuan utama dari arsitektur 3 level di atas adalah untuk menyediakan data
independence, dimana level di atasnya tidak berpengaruh oleh perubahan untuk level
di bawahnya.

F.        Model Basis Data

Model data adalah kumpulan konsep yang terintegrasi yang menggambarkan data,
hubungan antara data dan batasan-batasan data dalam suatu organisasi. Fungsi dari
sebuah model data untuk merepresentasikan data sehingga data tersebut mudah
dipahami. Untuk menggambarkan data pada tingkat eksternal dan konseptual
digunakan model data berbasis objek atau model data berbasis record.

a.       Model Data Berbasis Objek menggunakan konsep entitas, atribut dan hubungan
antar entitas. Beberapa jenis model data berbasis objek yang umum adalah :  Entity-
Relationship, Semantic, Functional, Object-Oriented

b.      Model Data Berbasis Record, basis data terdiri dari sejumlah record dalam bentuk
yang tetap yang dapat dibedakan dari bentuknya. Ada 3 macam jenis model data
berbasis record yaitu :

1.      Model Data Relasional (Relational), merupakan model data yang paling populer
saat ini. Menggunakan model berupa tabel berdimensi dua yang disebut relasi atau
tabel. Memakai kunci tamu (foreign key) sebagai penghubung dengan tabel lain.

2.      Model Data Hierarkhi (Hierarchical), dikenal pula sebagai model pohon. Model
Data Jaringan (Network), disebut jjuga model CODASYL. Setiap anak bisa memiliki
llebih dari satu orangtua.

G.        Bahasa Query Formal dan Komersial


Bahasa query yaitu pernyataan yang diajukan untuk mengambil informasi. Dan
bahasa query ini adalah bahasa pada model data relasional yang terbagi menjadi 2,
yaitu:

         Bahasa Que\\ry Formal : bahasa query yang diterjemahkan dengan


menggunakan simbol-simbol matematis terdiri dari :

1.      Prosedural, yaitu pemakai memberi spesifikasi data apa yang dibutuhkan dan
bagaimana cara mendapatkannya. Contoh: Aljabar Relasional, yaitu dimana query
diekspresikan dengan cara menerapkan operator tertentu terhadap suatu tabel/relasi.

2.      Non Prosedural, yaitu pemakai menspesifikasikan data apa yang dibutuhkan tanpa
menspesifikasikan bagaimana untuk mendapatkannya. Contohnya Kalkulus
Relasional, dimana query menjelaskan set tuple yang diinginkan dengan cara
menjelaskan predikat tuple yang diharapkan. Kalkulus Relasional ini terbagi 2:

a.       Kalkulus Relasional Tupel

b.      Kalkulus Relasional Domain

         Query Komersial: bahasa query yang dirancang sendiri oleh programmer menjadi
suatu program aplikasi agar pemakai lebih mudah menggunakannya (user friendly).
Contoh :

1.      QUEL: berbasis pada bahasa kalkulus relasional

2.      QBE: berbasis pada bahasa kalkulus relasional

H.           Structure Query Language

Structure Query Language (SQL) merupakan komponen bahasa relational database


system. SQL merupakan bahasa baku (ANSI/SQL), non procedural, dan berorientasi
himpunan (set-oriented language). SQL dapat digunakan baik secara interaktif atau
ditempelkan (embedded) pada sebuah program aplikasi.
Gambar 8.4 Hubungan antara tabeel relasional

Komponen-Komponen SQL

a.      Data Definition Language (DDL). Digunakan untuk mendefinisikan data dengan


menggunakan perintah : create, drop, alter.

b.      Data Manipulation Language (DML). Digunakan untuk memanipulasi data


dengan menggunakan perintah : select, insert, update, delete. Data Manipulation
Language merupakan bagian terpadu bahasa SQL. Perintah-perintahnya dapat dibuat
secara interaktif atau ditempelkan pada sebuah program aplikasi. Pemakai hanya perlu
menentukan 'APA' yang ia inginkan, DBMS menentukan 'BAGAIMANA' cara
mendapatkannya.

c.       Data Control Language (DCL). Digunakan untuk mengontrol hak para pemakai


data dengan perintah : grant, revoke.

I.           Keuntungan Sistem Basis Data

1.      Terkontrolnya kerangkapan data dalam basis data hanya mencantumkan satu kali
saja field yang sama yang dapat dipakai oleh semua aplikasi yang memerlukannya.

2.      Terpeliharanya keselarasan (kekonsistenan) data apabila ada perubahan data pada


aplikasi yang berbeda maka secara otomatis perubahan itu berlaku untuk keseluruhan.

3.      Data dapat dipakai secara bersama (shared) data dapat dipakai secara bersama-sama
oleh beberapa program aplikasi (secara batch maupun on-line) pada saat bersamaan.
4.      Dapat diterapkan standarisasi dengan adanya pengontrolan yang terpusat maka
DBA dapat menerapkan standarisasi data yang disimpan sehingga memudahkan
pemakaian, pengiriman maupun pertukaran data.

5.      Keamanan data terjamin DBA dapat memberikan batasan-batasan pengaksesan data,


misalnya dengan memberikan password dan pemberian hak akses bagi pemakai
(misal : modify, delete, insert, retrieve).

6.      Terpeliharanya integritas data jika kerangkapan data dikontrol dan kekonsistenan


data dapat dijaga maka data menjadi akurat.

7.      Terpeliharanya keseimbangan (keselarasan) antara kebutuhan data yang berbeda


dalam setiap aplikasi struktur basis data diatur sedemikian rupa sehingga dapat
melayani pengaksesan data dengan cepat.

8.      Data independence (kemandirian data) dapat digunakan untuk bermacam-macam


program aplikasi tanpa harus merubah format data yang sudah ada.

Kelemahan Sistem Basis Data

1.      Memerlukan tenaga spesialis

2.      Kompleks

3.      Memerlukan tempat yang besar

4.      Mahal

*****

DAFTAR PUSTAKA

ANDI (2017). Sistem Informasi Akuntansi . Yogyakarta: TM BOOKS


Ardana, Cenik & Hendro Lukman (2016). Sistem Informasi
Akuntansi. Jakarta:Mitra Wacana

H. Bodnar George &William (2008). Sistem Informasi Akuntansi


edisi 9. Yogyakarta: ANDI

Ikhsan, Arfan & IB. Teddy Prianthara. (2008). “Sistem Akuntansi


Perhotelan” Malang: GRAHA ILMU

Rujukan Artikel Web. Ipisnas.id “Sistem Informasi Akuntansi”.


Denpasar: Deep Publish. Diakses pada 24 April, 2021 15:30
WITA.

Rujukan Artikel Web. Repository-UIN-Malang”. Denpasar: Deep


Publish. Diakses pada 5 Mei, 2021 20:30 WITA.

Saldana, Jhonny (2009).  The Coding Manual for Qualitative. London:


Sage

Sarosa Samiaji (2009). Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Gramedia


Widiwasarana Indonesia

Anda mungkin juga menyukai