Anda di halaman 1dari 7

Struktur Rantai DNA

Secara umum, struktur DNA yang konvensional adalah heliks ganda (double helix);
tersusun atas basa nitrogen Adenin, Guanin, Timin dan Sitosin; dan merupakan polimer dari
monomer nukleotida (fosfat-gula deoksiribosa-basa nitrogen). Adenin dan Guanin termasuk
purin. Sedang Sitosin dan Timin tergolong pirimidin.

Menurut Crick & Watson, struktur DNA heliks ganda tersusun atas dua utas
polinukleotida yang saling terhubung oleh ikatan hidrogen yang lemah. Ikatan hidrogen tersebut
terbentuk antara dua basa nitrogen, Purin dan Pirimidin, yang saling berpasangan. Adenin (basa
purin) berpasangan dengan Timin (basa pirimidin) yang terhubung dengan ikatan rangkap dua,
sementara Guanin (basa purin) berpasangan dengan Sitosin (basa pirimidin) yang terhubung
dengan ikatan rangkap tiga. Nah, berikut ini struktur molekul dari Adenin dan Guanin, serta
Timin dan Sitosin.

Basa nitrogen tersebut terhubung ke suatu gula deoksiribosa pada rantai punggung DNA.
Gula deoksiribosa merupakan modifikasi dari gula ribosa, yaitu gula dengan 5 atom karbon, di
mana pada atom karbon nomor 2 kehilangan atom oksigennya. Oleh karena itu, gula tersebut
dinamakan de-oksi yang berarti kehilangan oksigen. Pada rantai punggung DNA (DNA
backbone), gula deoksiribosa kemudian terhubung dengan suatu gugus fosfat, tepatnya pada
atom karbon nomor 5 dari gula deoksiribosa.

A. Struktur Double Helix Dna


Friederich Miescher untuk pertama kali memisahkan DNA dari inti sel dalam
tahun 1896 dan menamakan zat yang baru ditemukan itu "nuklein", suatu awal dari istilah
asam nukleat. Walaupun DNA secara luas dipelajari selama tahun-tahun berikutnya,
namun peranan biologiknya sebagai pembawa informasi genetik tetap tidak jelas hingga
selama masa akhir tahun 1940-an ketika Averi dan kawan-kawan menunjukkan bahwa
DNA yang dimurnikan dapat memindahkan khasiat keturunan dari suatu turunan bakteri
ke yang lain. Pada tahun 1953, penelitian kristalografik dengan sinar-X oleh James
Watson dan Francis Crick mengungkapkan struktur tiga dimensi DNA dan segera
menyimpulkan replikasinya. Pencapaian yang menakjubkan ini merupakan salah satu
yang paling berarti dalam sejarah biologi karena membuka jalan untuk pemahaman
tentang fungsi gen pada tingkat molekul. Watson & Crick melakukan analisis gambaran
difraksi sinar-X serat-serat DNA yang dibuat oleh Rosalind Franklin dan Maurice
Wilkins dan menetapkan satu model struktural yang pada dasarnya terbukti benar. Ciri-
ciri penting model DNA mereka adalah:
 Dua rantai heliks polinukleotida melingkar mengelilingi satu sumbu. Kedua rantai
memiliki arah yang berlawanan.

 Basa purin dan pirimidin terdapat di bagian dalam heliks, sedangkan siribosa
terdapat di bagian luar. Bidang-bidang basa tegak lurus terhadap sumbu heliks.
Bidang-bidang gula hampir tegak lurus terhadap bidang basa.
 Diameter heliks adalah 20 A. Jarak antara basa yang bersebelahan ialah 3,4 A
pada poros heliks dengan sudut rotasi sebesar 36°. Dengan demikian, putaran
heliks berulang setelah 10 residu pada setiap rantai, yaitu pada interval 3,4 A.
 Kedua rantai saling berhubungan melalui ikatan hidrogen antara pasangan-
pasangan basa. Adenin selalu berpasangan dengan timin; guanin selalu
berpasangan dengan sitosin.
 5. Urutan basa sepanjang rantai polinukleotida tidak dibatasi dengan cara apapun.
Urutan yang tepat basa-basa itu mengandung informasi genetik.

Aspek yang paling penting pada DNA heliks ganda adalah pasangan basa
yang spesifik. Watson dan Crick menyimpulkan bahwa adenin harus berpasangan
dengan timin, dan guanin dengan sitosisn, karena faktor-faktor sterik ikatan
hidrogen. Pembatasan sterik ini disebabkan oleh sifat heliks tulang punggung gula
fosfat yang teratur pada setiap rantai polinukleotida. lkatan-ikatan glikosidik
antara gula dan. basa yang berpasangan berjarak kira-kira 10,8 A. Pasangan basa
purinpirimidin sesuai benar dalam ruangan itu. Sebaliknya disitu tidak terdapat
cukup ruangan untuk dua purin. Terdapat ruangan lebih dari cukup untuk dua
pirimidin, tetapi keduanya akan terlalu jauh terpisah untuk memberikan ikatan
hidrogen. Karena itu satu anggota pasangan basa dalam suatu heliks DNA harus
selalu berupa purin dan yang lain berupa pirimidin, karena faktor-faktor sterik.
Pasangan basa ini lebih jauh dibatasi oleh kebutuhan pengikatan hidrogen. Atom-
atom hidrogen dalam basa purin dan pirimidin mempunyai posisi yang sudah
tertentu. Adenin tidak dapat berpasangan dengan sitosin karena akan terdapat dua
hidrogen di dekat salah satu tempat pengikatan dan tidak ada hidrogen di tempat
yang lainnya. Demikian pula guanin tidak berpasangan dengan timin. Sebaliknya
adenin membentuk dua ikatan hidrogen dengan timin, sedangkan guanin
membentuk tiga ikatan hidrogen
dengan sitosin. Daya tarik antara kedua
pasangan basa paling kuat pada orientasi
dan jarak ikatan hidrogen ini.

Skema pasangan basa ini sangat didukung oleh hasil kajian terdahulu
tentang komposisi basa DNA pada berbagai species. Pada tahun 1950, Erwin
Chargaff menemukan bahwa rasio adenin terhadap timin dan guanin terhadap
sitosin mendekati 1,0 pada semua species yang diamati. Arti penemuan ini baru
menjadi nyata pada waktu Watson-Crick dikemukakan. Baru pada waktu itu dapat
dilihat bahwa penemuan-penemuan di atas mencerminkan segi esensial struktur
dan fungsi DNA species pasangan basa. Struktur DNA heliks ganda yang
diperlihatkan pada Gambar 3.3 adalah DNA bentuk B (B-DNA). Model heliks
ganda segera menyarankan metode replikasi DNA. Watson & Crick
mengemukakan hipotesis sebulan setelah mereka menyajikan model struktural
DNA dalam risalah sederhana dan mudah dimengerti sebagai berikut :
“Bila susunan basa yang sebenarnya pada salah satu rantai diketahui, dapat
dituliskan dengan tepat susunan basa pada rantai pasangannya karena
pembentukan pasangan adalah spesifik. Jadi, satu rantai merupakan komplemen
rantai yang lain, dan inilah gambaran yang menunjukkan bagaimana molekul
asam deoksiribonukleat dapat melakukan duplikasi.”

Perbedaan DNA dengan RNA

Terdapat perbedaan antara DNA dengan RNA :

1. Bedasarkan Strukturnya
Perbedaan DNA dan RNA yang paling jelas adalah bentuknya. DNA tersusun dari Heliks
ganda bentuk-B. DNA adalah molekul beruntai ganda yang terdiri dari rantai panjang
nukleotida. Seluruh kromosom sebenarnya hanyalah satu molekul DNA. DNA berada di
inti sel eukariotik. Sementara RNA tersusun dari Heliks bentuk-A. RNA biasanya berupa
heliks untai tunggal yang terdiri dari rantai nukleotida yang lebih pendek. RNA berada di
sel sitoplasma. RNA terdiri dari tiga jenis, mRNA, tRNA, dan rRNA.
2. Berdasarkan Komposisi Gula
Baik DNA dan RNA dibangun dengan tulang punggung gula, tetapi gula dalam DNA
disebut deoksiribosa, gula dalam RNA hanya disebut ribosa. Perbedaan DNA dan RNA
ini terletak pada gugusnya. DNA mengandung gula deoksiribosa, sedangkan RNA
mengandung gula ribosa. Satu-satunya perbedaan antara ribosa dan deoksiribosa adalah
ribosa memiliki satu gugus -OH lebih banyak daripada deoksiribosa, yang memiliki -H
terikat pada karbon kedua (2 ') di dalam cincin.
3. Berdasrkan Komposisi Basanya
Perbedaan DNA dan RNA terlihat dalam komposisi basa. Basa nitrogen dalam DNA
adalah unit dasar kode genetik, dan susunan serta pasangannya yang benar penting untuk
fungsi biologis. Empat basa yang menyusun kode ini adalah adenin (A), timin (T), guanin
(G), dan sitosin (C). Basa berpasangan bersama dalam struktur heliks ganda, pasangan ini
adalah A dan T, serta C dan G. DNA dan RNA juga memiliki basa nitrogen yang hampir
identik. Keduanya memiliki basa adenin, sitosin, dan guanin. Namun, DNA
menggunakan basa keempat yang disebut timin. Basis keempat RNA adalah urasil. Satu-
satunya perbedaan di sini adalah urasil tidak memiliki gugus metil.
4. Berdasarkan Fungsinya
Perbedaan DNA dan RNA yang tak kalah penting adalah fungsinya. DNA dan RNA
memiliki fungsi yang berbeda pada manusia. DNA bertanggung jawab untuk menyimpan
dan mentransfer informasi genetik, sedangkan RNA secara langsung mengkode asam
amino dan bertindak sebagai pembawa pesan antara DNA dan ribosom untuk membuat
protein. DNA berfungsi sebagai informasi genetik jangka panjang. DNA menjadi
transmisi informasi genetik untuk membuat sel lain dan organisme baru. Sementara RNA
digunakan untuk mentransfer kode genetik dari inti ke ribosom untuk membuat protein.
RNA digunakan untuk mengirimkan informasi genetik pada beberapa organisme dan
mungkin merupakan molekul yang digunakan untuk menyimpan cetak biru genetik pada
organisme primitif.
5. Berdasarkan Perkembangan
Perbedaan DNA dan RNA bisa dilihat dari proses pembentukan dan perkembangannya.
DNA bisa mereplikasi diri sendiri. Replikasi DNA adalah proses dasar duplikasi
informasi genetik yang penting untuk kelangsungan hidup semua sel hidup. Sementara
RNA merupakan disintesis dari DNA sesuai kebutuhan. Molekul RNA disintesis melalui
proses yang disebut transkripsi. RNA - dalam peran ini - adalah "fotokopi DNA" dari sel.
6. Berdasarkan Lokasi
Perbedaan DNA dan RNA lainnya adalah lokasi tempat keduanya berada. DNA berlokasi
di sel eukariotik, di mana ia ditampung dalam nukleus. Nukleus berada dalam bentuk
yang sangat padat yang disebut kromosom. DNA ini merupakan DNA inti. Selain DNA
inti, beberapa DNA hadir dalam mitokondria penghasil energi, organel kecil yang
ditemukan mengambang bebas di sitoplasma, area sel di luar nukleus. Sementara itu,
ketiga jenis RNA ditemukan di lokasi berbeda. mRNA dibuat di dalam nukleus, dengan
setiap fragmen mRNA disalin dari bagian relatif DNA-nya, sebelum meninggalkan
nukleus dan memasuki sitoplasma. tRNA, seperti mRNA, adalah molekul yang bergerak
bebas yang bergerak di sekitar sitoplasma. Jika menerima sinyal yang benar dari ribosom,
ia kemudian akan memburu subunit asam amino di sitoplasma dan membawanya ke
ribosom untuk dibangun menjadi protein5. rRNA, seperti yang disebutkan sebelumnya,
ditemukan sebagai bagian dari ribosom.
7. Berdasarkan Reaktivitas
Perbedaan DNA dan RNA juga bisa dikenali dari reaktivitasnya. Ikatan C-H dalam DNA
membuatnya cukup stabil, ditambah tubuh menghancurkan enzim yang akan menyerang
DNA. Lekukan kecil di heliks juga berfungsi sebagai perlindungan, memberikan ruang
minimal bagi enzim untuk menempel. Ikatan O-H di ribosa RNA membuat molekul lebih
reaktif, dibandingkan dengan DNA. RNA tidak stabil dalam kondisi basa, ditambah alur
besar dalam molekul membuatnya rentan terhadap serangan enzim. RNA secara konstan
diproduksi, digunakan, didegradasi, dan didaur ulang. DNA rentan terhadap kerusakan
UV. Sementara RNA relatif tahan terhadap kerusakan akibat sinar UV.

Daftar Pustaka

Dennis Kunkel. (2004). http://rabi.phvs.virainia.edu/HTW/book.html. www.Cellsbio.com.

Freeman. (2004). The Science of Biology, 4th Edition, by Sinauer Associates


(www.sinauer.com) and (www.whfreeman.com).

Lubert, Styer. (2000). Biokomia. Vol I. Edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Liputan 6. Perbedaan DNA dengan RNA. https://hot.liputan6.com/read/4506355/7-perbedaan-


dna-dan-rna-dalam-genetika-punya-fungsi-berbeda. Diakses pada tangga 5 Mei 2021.

Anda mungkin juga menyukai