Anda di halaman 1dari 8

Masa bayi adalah masa di mana pertumbuhan dan perubahan berjalan pesat baik secara

fisik maupun psikologis, dengan cepatnya pertumbuhan ini perubahan tidak hanya terjadi dalam
penampilan tetapi juga dalam kemampuan.Berkurangnya ketergantungan pada orang lain
merupakan efek dari pesatnya perkembangan pengendalian tubuh yang memungkinkan bayi
duduk, berdiri, berjalan, menggerakkan benda-benda dan lain-lain.Pengelolaan makan yang baik
dan benar pada bayi sangat diperlukan untuk mendapatkan tumbuh kembang yang optimal.
Pemberian makan selain dari sisi makanan itu sendiri juga perlu melibatkan lingkungan dimana
bayi tersebut tinggal, jadwal waktu makan yang tepat serta prosedur pemberian yang benar.

Pengelolaan makan yang baik dan benar pada bayi sangat diperlukan untuk mendapatkan
tumbuh kembang yang optimal. Pemberian makan selain dari sisi makanan itu sendiri juga perlu
melibatkan lingkungan dimana bayi tersebut tinggal, jadwal waktu makan yang tepat serta
prosedur pemberian yang benar.

A. Angka Kecukupan Gizi


Suatu kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi semua orang menurut golongan umur,
jenis kelamin, ukuran tubuh, aktivitas tubuh untuk mencapai derajat kesehatan yang
optimal. AKG merupakan kecukupan pada tingkat konsumsi sedangkan pada tingkat
produksi dan penyediaan perlu diperhitungkan kehilangan dan penggunaan lainnya dari
tingkat produksi sampai tingkat konsumsi. AKG ditulis dalam bentuk tabel. Pada kolom
pertama, tertulis kelompok umur dan jenis kelamin mulai dari bayi hingga usia lanjut serta
tambahan energi dan zat gizi untuk ibu hamil dan ibu menyusui. Pada kolom berikutnya
tertulis BB (kg) dan TB (cm) yang merupakan rata-rata BB dan TB pada kelompok umur
tersebut. Pada kolom keempat dan seterusnya berisi kecukupan energi dan zat gizi sehari
untuk kelompok umur dan jenis kelamin tertentu. Zat gizi yang dicantumkan terdiri dari zat
gizi makro yaitu karbohidrat, protein, lemak, serat dan air, serta vitamin dan mineral.
Manfaat AKG adalah pertama sebagai acuan dalam menilai kecukupan gizi; kedua
sebagai acuan dalam menyusun makanan sehari-hari termasuk perencanaan makanan di
institusi; ketiga sebagai acuan perhitungan dalam perencanaan penyediaan pangan tingkat
regional maupun nasional; keempat sebagai acuan pendidikan gizi serta sebagai acuan label
pangan yang mencantumkan informasi nilai gizi.
 Cara Menggunakan AKG
Lihat tabel AKG pada usia dan jenis kelamin seorang individu yang ingin
dipelajari. Perhatikan BB-nya, jika BB individu yang ingin diketahui kebutuhan atau
kecukupan gizinya berbeda dengan BB di tabel AKG maka lakukan koreksi BB.
Kemudian hitung kecukupan atau kebutuhan energi dan zat gizi berdasarkan BB yang
telah dikoreksi. Sebagai contoh, jika seorang anak laki-laki A usia 8 tahun, BB 24 kg,
maka BB standar di Tabel 1.1 AKG adalah 27kg.
Sehingga faktor koreksi BB adalah BB anak saat ini/BB standar pada tabel AKG
yaitu 24/27 = 0.88. Kecukupan energi dan protein anak laki-laki A usia 8 tahun adalah
1850 Kalori, protein 49 g maka kecukupan/kebutuhan energi untuk anak tersebut
adalah 0.88 x 1850 = 1628 Kalori dan kecukupan/kebutuhan protein adalah 0.88 x 49
g = 43,12g.
Angka Kecukupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat, Serat dan Air yang dianjurkan untuk
orang Indonesia (per orang per hari)
Angka Kecukupan Vitamin Larut Lemak yang dianjurkan untuk orang Indonesia (per orang
per hari)
Angka Kecukupan Vitamin Larut Air yang dianjurkan untuk orang Indonesia
(per orang per hari)
Angka Kecukupan Mineral Makro yang dianjurkan untuk orang Indonesia (per orang per hari)
Angka Kecukupan Mineral Mikro yang dianjurkan untuk orang Indonesia (per orang per hari)
B. Penilaian Status Gizi
Tingkat kesehatan seseorang dipengaruhi beberapa faktor di antaranya bebas dari
penyakit atau cacat, keadaan sosial ekonomi yang baik, keadaan lingkungan yang baik, dan
status gizi juga baik. Orang yang mempunyai status gizi baik tidak mudah terkena penyakit,
baik penyakit infeksi maupun penyakit degeneratif. Status gizi merupakan salah satu faktor
penting dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal. Namun pada masyarakat kita masih
ditemui berbagai penderita penyakit yang berhubungan dengan kekurangan gizi.
Masalah gizi pada dasarnya merupakan refleksi konsumsi zat gizi yang belum mencukupi
kebutuhan tubuh. Seseorang akan mempunyai status gizi baik, apabila asupan gizi sesuai
dengan kebutuhan tubuhnya. Asupan gizi yang kurang dalam makanan, dapat menyebabkan
kekurangan gizi, sebaliknya orang yang asupan gizinya berlebih akan menderita gizi lebih.
Jadi status gizi adalah gambaran individu sebagai akibat dari asupan gizi sehari-hari.
Status gizi dapat diketahui melalui pengukuran beberapa parameter, kemudian hasil
pengukuran tersebut dibandingkan dengan standar atau rujukan. Peran penilaian status gizi
bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya status gizi yang salah. Penilaian status gizi
menjadi penting karena dapat menyebabkan terjadinya kesakitan dan kematian terkait
dengan status gizi. Oleh karena itu dengan diketahuinya status gizi, dapat dilakukan upaya
untuk memperbaiki tingkat kesehatan pada masyarakat
Status gizi seseorang tergantung dari asupan gizi dan kebutuhannya, jika antara asupan
gizi dengan kebutuhan tubuhnya seimbang, maka akan menghasilkan status gizi baik.
Kebutuhan asupan gizi setiap individu berbeda antarindividu, hal ini tergantung pada usia,
jenis kelamin, aktivitas, berat badan ,dan tinggi badan. Kebutuhan protein antara anak balita
tidak sama dengan kebutuhan remaja, kebutuhan energi mahasiswa yang menjadi atlet akan
jauh lebih besar daripada mahasiswa yang bukan atlet. Kebutuhan zat besi pada wanita usia
subur lebih banyak dibandingkan kebutuhan zat besi laki-laki, karena zat besi diperlukan
untuk pembentukan darah merah (hemoglobin), karena pada wanita terjadi pengeluaran
darah melalui menstruasi secara periodik setiap bulan.
Kelebihan asupan gizi dibandingkan dengan kebutuhan akan disimpan dalam bentuk
cadangan dalam tubuh. Misal seseorang yang kelebihan asupan karbohidrat yang
mengakibatkan glukosa darah meningkat, akan disimpan dalam bentuk lemak dalam
jaringan adiposa tubuh. Sebaliknya seseorang yang asupan karbohidratnya kurang
dibandingkan kebutuhan tubuhnya, maka cadangan lemak akan diproses melalui proses
katabolisme menjadi glukosa darah kemudian menjadi energi tubuh.
Anak yang berat badannya kurang disebabkan oleh asupan gizinya yang kurang, hal ini
mengakibatkan cadangan gizi tubuhnya dimanfaatkan untuk kebutuhan dan aktivitas tubuh.
Skema perkembangan individu yang kekurangan asupan gizi dapat mengakibatkan status
gizi kurang, dapat dilihat pada skema (Bagan 1.1).

Anda mungkin juga menyukai