Pelayanan TB-RO
dr. Retno Kusuma Dewi, MPH
Fokal Person TB RO - Subdit TB
Organisasi &
Jejaring
Layanan TB-RO
Organisasi & Jejaring layanan TB-RO
Subdit TB
Dinkes
Prov Skema Sistem Rujukan (berdasarkan PP No 1 tahun 2012)
Dinkes
Kab/Kota
Fasyankes
TB RO
Juknis Penatalaksanaan TB RO, 2020
Jejaring Layanan Fasyankes
INTERNAL EKSTERNAL
Jejaring di Jejaring
FKTP dan Jejaring
dalam Jejaring Kasus Pencatatan
FKRTL Logistik
fasyankes dan Pelaporan
Jejaring Internal Fasyankes
Malut : 6 RS
Papua Barat : 8 RS
Sumut : 31 RS
Papua : 13RS
Babel : 8 RS
Sumbar : 4 RS
Jambi : 1 RS
DKI : 15 RS Kalteng : 8 RS
Maluku : 7 RS
Jabar : 9 RS
Banten : 3 RS Jatim : 12 Sultra : 3 RS
DIY : 2 RS Bali : 10 RS NTT : 18 RS
RS NTB : 6 RS
Gap Penemuan dan Enrollment TB RO 2015 – 2020
35000
32000 32000
Gap Gap Gap
30000 Penemu Penemu Penemu
an kasus an kasus an kasus
61,7% 52,2% 50,4%
25000 24000 24000 24000
23000
20000 19285
17761
16052
14747 Gap
15000 Gap
enrollment Gap
11967 enrollment enrollme
51,2% 11463 51,7%
nt
10000 9180 44,4%
7954
5208 5531
4476
5000 3160 4425
2788
1896
1581 1962
768 947 884
0
Source : e-TB dan SITB
2015 2016 2017 2018 2019 2020*
per 1 Februari 2021 Perkiraan kasus TB RO Target NSP #Penemuan kasus Rif Res #enrollment #berhasil diobati
Instrumen Peningkatan Kualitas
Layanan TB RO
Monthly interim cohort analysis
(MICA)
Audit klinis
Monthly Interim Cohort Analysis (MICA)
• Dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kota
• Tujuan:
• Memastikan semua pasien TB RO di kabupaten/kota memulai
pengobatan
• Mengetahui status pengobatan setiap pasien (masih dalam
pengobatan, pindah mangkir, meninggal), termasuk catatan
tentang alasan mangkir dan penyebab kematian (jika diketahui)
dan manajemen efek samping obat
• Menyelesaikan masalah kepatuhan pengobatan dan pelacakan
pasien TB RO
• Validasi data pengobatan pasien TB RO
• Komunikasi status investigas kontak dan hasilnya
Instrumen yang
digunakan:
Form tolok ukur
MTPTRO
Tujuan:
Penilaian Mandiri Mengetahui situasi Frekuensi
pelaksanaan:
layanan TB RO
Layanan TB RO terhadap standar
nasional
Setiap 6 bulan
Pelaksana:
Tim TB RO di
fasyankes (bersama
Dinas Kesehatan)
Luaran yang diharapkan Komponen Penilaian Mandiri
Telaah Peningkatan
manajemen kapasitas tim
Intervensi dini
klinis pasien TB klinis secara Validasi /
(klinis/program)
RO (paduan peer-to-peer kelengkapan
berdasarkan
pengobatan, melalui data pasien
kondisi pasien
dosis, kemajuan pembahasan
pengobatan) kasus
Tujuan Audit Klinis TB RO
• Peningkatan kualitas tata laksana dan keputusan klinis dalam
manajemen pasien TB RO.
• Melakukan intervensi segera, baik dalam hal manajemen klinis
maupun program berdasarkan kondisi pasien (temuan audit).
• Identifikasi kesenjangan ilmu terkait manajemen klinis TB RO
untuk perencanaan kebutuhan pelatihan di fasyankes.
• Berbagi ilmu dan pembelajaran atau praktik terbaik antar
sejawat dalam penatalaksanaan TB RO.
• Validasi / kelengkapan data pasien, baik data pada formulir
manual maupun SITB.
Audit klinis?
• Audit klinis ialah kegiatan telaah sistematis
terkait tata laksana klinis pasien TB RO,
mulai dari pemeriksaan diagnosis
(bakteriologis TB RO) sampai manajemen
ESO/komorbid pasien.
• Proses telaah klinis (clinical review)
menggunakan Formulir Audit Klinis TB RO
dan melibatkan tim ahli klinis eksternal
atau Pokja TB RO Nasional.
• Audit klinis merupakan salah satu kegiatan
dalam upaya peningkatan kualitas layanan
dan hasil pengobatan TB RO.
Rekap Audit Klinis 14 RS
Rekap Audit Klinis di 14 RS
Rata2 pasien Jumlah RS yang
NO PERMASALAHAN YANG DITEMUKAN yang mengalami
mengalami masalah pada lebih
masalah dari 80% pasiennya
1 Pencatatan pelaporan 97 % pasien 14/14 (100%) RS
2 Hasil pemeriksaan baseline dan lab monitoring pengobatan tidak 73 % pasien 8/14 (57,1%) RS
tersedia
3 Kontak Investigasi : tidak dilakukan atau tidak ada feedback ke RS 69 % pasien 7/14 (50%) RS
4 Hasil pemeriksaan Diagnosis tidak tersedia (BTA/Biakan / TCM / SL LPA) 56 % pasien 6/12 (42,8%) RS
5 Paduan pengobatan : inisiasi pengobatan atau perubahan dosis dsb 49 % pasien 4/14 (28,5%) RS
6 Manajemen ESO : tatalaksana ESO belum adekuat atau laporan KTD 37 % pasien 2/14 (14,2%) RS
tidak tersedia
7 Durasi pengobatan tidak sesuai 24 % pasien 1/14 RS (7%) RS
Catatan : Hasil penilaian thd pasien LFU dan meninggal tidak termasuk karena tidak dapat dibandingkan
Kelompok 1 TOTALS %
Jumlah pasien (per kelompok) 15 15 15
1. Tidak ada temuan klinis (2-8) 0 0 0%
2. Hasil diagnosis tidak tersedia 3 3 20%
2a. BTA dan kultur 2 2 13%
2b. TCM 0 0 0%
2c. SL LPA 3 3 20%
2d. Uji kepekaan 3 3 20%
3. Paduan pengobatan 8 8 53%
3a. Paduan awal tidak sesuai 8 8 53%
3b. Perlu perubahan obat 1 1 7%
3c. Perlu penyesuaian dosis 1 1 7%
4. Durasi tidak sesuai 8 8 53%
4a. Fase intensif 6 6 40%
4b. Durasi total 3 3 20%
5. Lab awal dan f/u tidak tersedia 10 10 67%
5a. BTA 7 7 47%
5b. Biakan 7 7 47%
5c. Darah 1 1 7%
5d. Audiometri (obat injeksi) 0 0 0%
5e. Rontgen dada 4 4 27%
5f. EKG 2 2 13%
5g. Berat badan 3 3 20%
5h. HIV 0 0 0%
6. Manajemen ESO perlu perbaikan 3 3 20%
7. Komorbid perlu tata laksana 5 5 33%
8. Pasien meninggal 2 2 13%
9. Pasien putus berobat 4 4 27%
10. Masalah pencatatan & pelaporan 15 15 100%
Foto: Audit Klinis di RSUD Saiful Anwar Malang, 2019 11. Kontak investigasi 3 3 20%
Kegiatan Peningkatan Kualitas Layanan TB RO
Periode dan tempat
Kegiatan Pelaksana Pihak lain yang perlu dilibatkan
pelaksanaan
MICA Pengelola Program TB ▪ Perawat atau manajer kasus Setiap bulan di dinas
dinas kesehatan kab/kota atau data officer dari kesehatan kab/kota
fasyankes TB RO
▪ Tim komunitas
Penilaian mandiri Tim TB RO fasyankes dan ▪ Manajemen fasyankes TB RO Setiap 6-12 bulan di
layanan TB RO dinkes setempat ▪ Dinas kesehatan provinsi fasyankes TB RO
▪ Subdit TB
▪ Tim komunitas
Mini-cohort review Tim TB RO fasyankes – Setiap bulan di fasyankes
TB RO
Audit klinis TB RO Tim TB RO fasyankes dan ▪ Manajemen fasyankes TB RO Setiap 6 bulan di fasyankes
dinkes setempat ▪ Dinas kesehatan provinsi TB RO
▪ Pokja TB RO
▪ Subdit TB
TERIMA KASIH