Uas Mankes Ruminan
Uas Mankes Ruminan
SI
Air
Protein
Karbohidrat
Lemak
Mineral
Vitamin
BB
Jenis kelamin
Umur
Pertumbuhan rata2
Fase produksi
Bahan kering: tanpa kandungan air
Protein kasar: yang mengandung nitrogen
(N)
Energi: pati, lemak, selulosa, protein
Serat: karbohidrat yang terdapat dalam
tanaman
Mineral: makro dan mikro
Vitamin: larut dalam air, larut dalam lemak
Daya hidup
Pertumbuhan
Reproduksi
Laktasi
Ransum harus mengandung semua nutrisi
dalam kuantitas dan kualitas serta
perbandingan yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi ternak
Ransum: pakan yang diberikan pada ternak
dalam selama 24 jam
Dapat diberikan 1x atau beberapa kali
Palatabilitas tinggi
Nilai gizi cukup
Harga terjangkau
Mudah didapat
Tidak beracun
Pakan beragam
Tersedia sepanjang waktu
Kebutuhan bahan kering > 3% BB
Total Digestibel Nutrien (TDN) 60-70% BB ->
energi
Protein kasar 9%
Status fisiologi dan BB ternak
Data kebutuhan nutrisi
Bahan pakan yang akan digunakan
Data komposisi nutrisi
Hitung ransum dengan seimbang
Analisa kesesuaian susunan pakan dengan
kebutuhan
Rumput gajah
Rumput raja
Rumput benggala
Rumput lapang
Jerami padi
Pucuk tebu
Tebon jagung
Alang-alang
Daun lamtoro
Daun gamal
Daun turi
Daun kaliandra
Daun kelor
Daun paitan
Jerami kacang tanah
Jerami kedelai
Daun ketela pohon
Daun pisang
Kulit coklat
Daun waru
Kulit kopi
Daun akasia
Isi rumen
Kulit pisang
Kulit nangka
Hijauan Segar
Rumput 4-10% BB (umur potong tua-muda)
Limbah pertanian 4% BB
Leguminosa (tinggi protein) 20-60%
Konsentrat
Buatan pabrik 1-1,5% (kandungan: BK>88%,
PK>12%, LK<6%, SK 12-17%, TDN>64%,
Abu<10%)
Limbah pertanian: dedak padi 100%, bungkil
kedelai 25%, bungkil kelapa 20%, ampas sagu
15% dari konsentrat
Perbandingan hijauan:kosentrat
50%:50%, 40%:60%, 30%:70%, 20%:80%
Hijauan semakin sedikit semakin bagus, lebih
bagus lagi jika sudah dilayukan dan
dikeringkan
Asam propionat akan meningkat pada hijauan
kering untuk pembentung daging
Berdasarkan BCS ternak
BCS: digunakan untuk mengetahui performa
reproduksi dan estimasi kebutuhan nutrisi
Evaluasi BCS dilakukan ketika: dimulainya
program fattening, awal kawin, sapih,
melahirkan
Amati sekitar anus dan pangkal ekor (cekung
atau terisi)
Palpasi pelvis (terisi lemak atau tidak)
Palpasi tulang panggul (berbatas jelas atau
tidak)
Palpasi tulang duduk (berbatas jelas atau tidak)
Amati dan palpasi tulang belakang (terlihat jelas
dan teraba atau tidak)
Amati dan palpasi tulang torak (terlihat atau
tertutupi lemak)
Badan Litbang Pertanian. 2013. Formulasi Ransum Pada Usaha Ternak Sapi
Penggemukan. Agroinovasi. Sinar Tani.
Priya Anugera S. 2019. Penyusunan Pakan Ternak Ruminansia (Sapi, Kambing,
Domba). Pengawas Mutu Pakan Ternak Ahli. Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Blitar.
I Gusti Lanang Oka Cakra. Teknis Penentuan BCS pada Ternak Sapi. Fakultas
Peternakan Universitas Udayana. Denpasar
PENYUSUNAN RANSUM (PAKAN)
PAKAN SEIMBANG
PAKAN YANG DIBERIKAN SELAMA 24 JAM
YANG MENGANDUNG SEMUA NUTRIEN
DALAM KUANTITAS, KUALITAS SERTA
PERBANDINGAN YANG CUKUP UNTUK
MEMENUHI KEBUTUHAN NUTRIEN YANG
DIPERLUKAN TERNAK SESUAI DENGAN
TUJUAN PEMELIHARAAN atau STATUS
FISIOLOGIS.
PAKAN RUMINANSIA
4
Bahan Pakan Penyusun Konsentrat
1. Sumber Energi
Contoh: bekatul, onggok, gaplek, kulit ari
coklat
kulit ari kopi afval
2. Sumber roti, afval mie dll
Protein
Contoh : bungkil sawit, bungkil kopra afval
wijen
susu afkir bubuk, bungkil k.kedelai, ampas
kecap
3. Sumber Mineral
kalsit dan zeolit,mutiara,
5
4. Sumber Vitamin
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEBUTUHAN NURIEN:
• JENIS TERNAK
• JENIS KELAMIN
• BOBOT BADAN
• TARAF PERTUMBUHAN = status fisiologi
• TINGKAT PRODUKSI
• JENIS PRODUKSI
NUTRIEN YANG DIBUTUHKAN
TERNAK RUMINANSIA:
• Hijauan 70 %🡪70/100x10,5Kg=7,35 Kg BK
• Hijauan Segar 🡪100/20x7,35 Kg=36,75 Kg
1. PALATABILITAS
2. NILAI GIZI
3. HARGA MURAH (harga mutrien)
4. MUDAH DIPEROLEH
5. TIDAK BERACUN
6 KERAGAMAN PAKAN
7 TERSEDIA SEPANJANG WAKTU
JENIS HIJAUAN dan LIMBAH
PERTANIAN SUMBER ENERGI UTK
RUMINANSIA
• Rumput Gajah
• Rumput Raja
• Rumput Benggala
• Rumput lapang
• Jerami padi
• Pucuk tebu
• Tebon jagung
• Alang-alang
JENIS HIJAUAN dan LIMBAH
PERTANIAN SUMBER PROTEIN UTK
RUMIANASIA
• Daun Lamtoro
• Daun Gamal
• Daun Turi
• Daun Kaliandra,
• Daun kelor
• Daun Dadap
• Daun Paitan
• Jerami kacang tanah
• Jerami kedelai
• Daun ketela pohon
PAKAN ALTERNATIF
• Daun pisang
• Daun waru
• Daun akasia
• Kulit pisang
• Kult nangka
• Ampas bir
• Kulit Edamame
• Kulit coklat
Bahan pakan penyusun konsentrat
Dedak, onggok,
pollard,
Sumber molases , bekatul,
energi jagung,
Ketela pohon
Konsentrat
Sumber Bk kapok, bk kedelai
protein bk kelapa, ampas
Tahu. Tepung ikan dll
FORMULA KONSENTRAT KUALITAS
BAIK
KOMPOSISI
BAHAN BAKU FORMULA PK TDN
PK TDN
Polard 15 68 30 4,5 20,4
Katul 10 58 15 1,5 8,7
Empok jagung 8 75 10 0,8 7,5
Gaplek 3 65 5 0,2 3,3
B. Kopra 22 75 10 2,2 7,5
B. Kapuk 26 75 10 2,6 7,5
B. Kacang 48 77 10 4,8 7,7
Kulit coklat 8 55 5 0,4 2,8
Tetes 4 70 3 0,1 2,1
Mineral 0 0 2 0 0
17,1 67,4
FORMULA KONSENTRAT SEDERHANA
(KUALITAS SEDANG)
KOMPOSISI
BAHAN FORMU PK TDN
BAKU PK TDN
LA
Polard 15 68 35 5,3 23,8
Katul 10 58 35 3,5 20,3
B. Kopra 22 75 13 2,9 9,8
B. Kapuk 26 75 15 3,9 11,3
Mineral 0 0 0 0 0
15,5 65,1
TERIMA KASIH
Contoh Soal Ternak Sapi Potong:
• Menghilangkan Penyebut :
• I. Persamaan Protein (x100)🡪 10 X + 51,5 Y = 56
• II. Persamaan Energi 🡪 3,76 X + 3,22 Y = 4,57
Protein Tabel Protein NEm. Tabel NEm NEg Tabel NEg bahan
Berat (%) Bahan (Mcal/Kg) bahan (Mcal/Kg) kol.1 X kol
Bahan kol 1 X kol.1 x .6 (Mcal)
(Kg) kol 2 kol.4
(Kg) (Mcal)
Oleh :
Dr. Dra. Med.Vet. Herawati, MP.
Sarana yang harus disediakan untuk pemerahan terdiri dari :
a. Peralatan susu misalnya gelas pemerahan (strip cup), ember dan milk can
b. Kain lap untuk pemerahan. Sehelai kain lap untuk satu ekor sapi.
c. Kain blacu, kain tetra, atau kain popok berwarna putih berukuran 60 x 60 cm
untuk menyaring susu
d. Sikat
e. Keranjang
f. Ember untuk kain lap yang kotor
g. Bahan kimia :
- Sabun untuk mencuci peralatan
- Desinfektan untuk suci hama peralatan susu, kain lap dan kain saring
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur
Jenderal Peternakan Nomor 17
Tahun 1983, peralatan susu yang digunakan
untuk mewadahi,
menampung dan mengangkut susu harus
memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
a. Kedap air
b. Terbuat dari bahan yang tidak berkarat
(baja, stainless steel, aluminium)
c. Tidak mengelupas bagian-bagiannya
d. Tidak bereaksi dengan susu
e. Tidak merubah warna, bau dan rasa susu
f. Mudah dibersihkan dan disucihamakan
Sudut-sudut bagian dalam peralatan
susu harus melengkung sehingga
mudah disikat atau dibersihkan.
Keuntungan melakukan
sucihama puting :
- Walaupun lubang atau mulut
puting terbuka, mikroba tidak
dapat masuk ke dalam puting.
Dengan kondisi ini, mastitis
dapat dihindari
Jika terlambat melaksanakan
pemberantasan hama
puting :
-Mikroba yang berada diluar tidak dapat
masuk akibat terhalang lapisan
desinfektan.
-Akan tetapi mikroba yang sudah berada di
dalam puting akan dapat tumbuh dan
berkembang.
PENCATATAN PRODUKSI SUSU
mudah didaurulang
Airnya dimanfaatkan kembali
LUMPUR (SLUDGE)
Air Limbah
Bahan padat
Air (99,9%)
(0,1%)
Organik
Protein (65%) Anorganik
Karbohidrat (25%) garam dan mineral
Lemak (10%)
BEBAN LIMBAH PETERNAKAN
TERHADAP LINGKUNGAN
Pertumbuhan
populasi
Pendapatan Permintaan
Limbah
per kapita barang dan jasa
Pertumbuhan meningkat meningkat
Teknologi
industri
Kebutuhan pangan (khususnya
produk ternak) meningkat
Perkembangan Industri
Peternakan meningkat
Pemeliharaan
Permintaan hasil Limbah
Ternak
Ternak meningkat terkonsentrasi
terkonsentrasi
PENANGANAN LIMBAH YANG TIDAK TERARAH
Produksi
PAKAN TERNAK
KOMPOS, BIOGAS
DAMPAK NEGATIF
LIMBAH TERNAK
Membahayakan kesehatan manusia
(penyakit)
Merugikan secara ekonomi:
merusak benda/bangunan, tanaman
maupun ternak
Mengganggu kehidupan makhluk air
(aquatik) : ikan dan mikroflora
Merusak keindahan (estetika), bau
busuk dan merusak pemandangan
Gangguan terhadap Kesehatan
Masyarakat
“water born diseases” : thypoid,
salmonelosis, disentri dll.
Rekreasi
Pemancingan : tercemar limbah ternak
DO rendah, ikan butuh DO sektar 6 ppm
Pemandian umum
Mengandung bakteri patogen
Perairan umum
N dan P penyuburan eutrofikasi
Algae bloom evapotranspirasi naik
sumberdaya air berkurang, estetika
menurun (sering dinggap bernilai tinggi)
Peraturan Perundangan