MASSAGE OLAHRAGA
Disusun Oleh:
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FIP)
UNIVERSITAS HAMZANWADI
2020
DAFTAR ISI
Daftar Isi……….………………………………………………………........................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………....……………….…………...………
1.2 Rumusan Masalah…………………………...…………….…………..………............……
1.3 Tujuan Permasalahan……………………...……………..…………...………..……………
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Massage di Dunia dan di Indonesia…………………..…………………………....
DAFTAR PUSTAKA…………………...........................……………………...……….............
BAB I
PENDAHULUAN
Pada zaman sekarang massage telah menjadi bagian yang penting dalam pembinaan
olahragawan, terutama dalam membina kondisi fisik ternasuk di dalamnya upaya mempercepat
pemulihan, mencegah dan merawat cidera serta menambah kamampuan motorik yang semuanya
itu sekarang menjadi perhatian ilmu massage. Selain itu, massage mulai merambah ke dalam
dunia bisnis, dimana banyak salon, panti pijat yang memberikan layanan massage. Dari contoh
tersebut, membuktikan bahwa massage sangat penting untuk dipelajari karena fungsinya yang
sangat penting dalam pemulihan kondisi tubuh.
Massage adalah suatu penyembuhan yang menggunakan gerakan tangan atau alat terhadap
anggota tubuh yang lunak. Massage bertujuan memperbaiki sirkulasi, membantu absorbsi,
sekresi, mempelancar distribusi energi dan nutrisi kedalam jaringan, serta dapat memperbaiki
tonus otot dan fungsi syaraf. Massage umumnya dianjurkan setelah bekerja berat karena sangat
besar manfaatnya dalam membantu mengembalikan tubuh kepada keadaan pulih. Massage
membantu menghilangkan kelelahan dengan segala gejala yang menyertainya, seperti rasa pegal,
kaku, nyeri ataupun perasaan lemas.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1.3 Tujuan Permasalahan
Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini, yaitu sebagai
berikut:
Sejak ribuan tahun sebelum masehi, massage telah dikenal oleh manusia. Massage
diprediksi berasal dari kebiasaan manusia yang suka mengelus-elus, menggosok-gosok atau
mengurut-urut bagian tubuh yang sakit atau kurang enak. Dengan cara tersebut, ternyata rasa
sakit atau tidak enak itu berkurang atau hilang sama sekali. Dari pengalaman inilah lahir cara
penyembuhan yang dinamakan massage dan telah terdapat di berbagai belahan dunia, seperti:
1) Bangsa India Kuno yang telah mengenal massage dengan hygiene seperti mandi, menggosok
badan dan senam. Hal ini terdapat dalam kitab suci veda.
2) Tiongkok telah mengenal massage dalam kitab Kong Fu (2700 SM) terdapat tulisan yang
berhubungan dengan massage dan senam penyembuhan. Pada saat itu telah dikenal pemijatan
(petrissage) dan gossokkan (frictions).
3) Bangsa Mesir dan Persia kuno telah mengenal massage dan senam dengan bukti peninggalan
pada benda-benda relief, tetapi peninggalan dalam bentuk tulisan tidak ditemukan.
4) Bangsa Yunani Kuno telah mengenal massage dan senam penyembuhan. Massage yang mereka
lakukan pada umum nya berhubungan dengan mandi yang mereka anggap mempunyai unsur-
unsur penyembuhan.
Pada permulaan tahun 1975, massage dikembangkan lagi oleh seorang ahli bedah bangsa
prancis yaitu Ambroise paree, tetapi belum menggunakan dasar ilmiah. Pada abad ke 17, seiring
berkembangnya ilmu pengetahuan Anatomi dan Pisiologi, massage telah mempunyai dasar
ilmiahnya.
Pada permulaan abad ke 19 banyak dokter Prancis diantaranya Laisne, Se’e , Estradore,
Delpech, Gerrard dan Heidelbrand berusah mengembangkan massage. Oleh karena itu, banyak
kata-kata bahasa Prancis yang digunakan dalam istilah-istilah massage.
Sedangkan sejarah massage di indonesia yaitu ketika sebelum perang dunia ke II sudah ada
orang indonesia yang belajar massage dari orang belanda. Terutama dari serdadu belanda bagian
kesehatan. Pada jaman merdeka, terdorong oleh penyelenggara Asian Games yang banyak
membutuhkan tenaga ahli Massage, telah diadakan pendidikan khusus ahli massage di Surakarta,
Bandung, dan Semarang.
Massage adalah suatu penyembuhan yang menggunakan gerakan tangan atau alat terhadap
anggota tubuh yang lunak. Gerakan tangan dalam massage disebut manipulasi atau pegangan
massage. Manipulasi-manipulasi tadi dapat berupa Urutan pijatan, dan lain-lain yang dipilih dan
disusun secara sistematis berdasarkan prinsip-prinsip Fisiologi dan Anatomi, serta disesuaikan
dengan kondisi jaringan.
2) Tujuan Massage
3) Pengaruh Massage
Setiap manipulasi atau pegangan massage mempunyai pengaruh tertentu terhadap jaringan
tubuh. Selain itu tekanannya, arah gerakan, jumlah ulangan dan iramanya turut menentukan
pengaruh tersebut. Keberhasilan massage juga ditentukan oleh kecakapan pengalaman masseur
sendiri.
a) Efek Mekanis
b) Efek Reflektoris
Massage menimbulkan pacuan terhadap syaraf peredaran darah yang menimbulkan proses
vasso konstrisi yang diikuti dengan vasso dilatasi lokal sehingga memperlancar peredaran darah.
Selain itu syaraf motorik yang terangsang meningkatkan tonus otot.
c) Efek Khemis
Massage menyebabkan terbebasnya suatu zat sejenis histamin yang memberi efek dilatasi
terhadap pembuluh darah kapiler.
Disamping ketiga efek itu tadi secara psikilogis massage memberikan perasaan nyaman
dan segar serta percaya diri.
Massage dewasa ini telah merupakan bagian yang penting dalam pembinaan olahragawan,
terutama dalam membina kondisi fisik ternasuk di dalamnya upaya mempercepat pemulihan,
mencegah dan merawat cidera serta menambah kamampuan motorik yang semuanya itu
sekarang menjadi perhatian ilmu massage. Di dalam pembinaan olahragawan massage
dipergunakan dalam masa latihan, sebelum pertandingan atau latihan berat, pada masa
pertandingan dan setelah pertandingan.
Dalam masa latihan massage perlu diberikan, berhubung dengan meningkatnya kebutuhan
penyesuaian organ-organ tubuhterhadap kerja. Dalam kegiatan latihan yang intensif sangat
diperlukan kerja sama antara fungsi-fungsi pokok organisme seperti sirkulasi, respirasi dan
distribusi energi kedalam jaringan dalam irama dan debit ynag meningkat dan dalam waktu yang
lama. Gerkurangnya kerjasamaberakibat menurunya kemampuan, berkurangnya tenaga dan
datangnya kelelahan. Ini terjadi pada permulaan masa latihan dimana fungsi-fungsi tadi dirsakan
sangat lambat dan cepat menurun. Massage berguna dalam menbantu meningkatkan fungsi-
fungsi pokok organisme serta pada akhir laihan membantu mempercepat dam menyempurnakan
pemilihan.
Dalam masa latihan, massage digunakan terhadap bagian badan atau anggota yang
dipandang perlu sehingga sifatnya itu lokal. Dalam hal demikian ada baiknya bila olahragawan
sendiri mampu melakukanya sendiri dengan auto massage. Bila dilakukan juga massage general
maka waktunya tidak boleh terlalu dekat dengan acara latihan berikutnya, mengingat massage
juga mempunyani efek melemaskan, sehingga dapat mengurangi kemampuan. Perlu tidaknya
seseorang dimassage harus bergantung kepada petunjuk pelatih atau dokter. Massage general
dapat segera dilakukan setelah selesai latihan atau sete;ah diberikan cukup istirahat bila diketahui
bahwa pasien sangat lelah. Manipulasi yang digunakan perasaan dengan tekanan agak dalam
tetapi halus seperti effleurage rolling, petrissage dan frictions ditambah vibrasi dan shaking.
Setelah massage general perlu diberikan istirahat seperlunya. Massage general dapat berlangsung
satu jam. Oleh karena itu seorang masseur mungkin hanya mampu melakukanya terhadap dua
orang berturut-turut. Massage lokal biasanya berlangsung sekitar 10 sampai 15 menit.
Aktifitas olahraga yang sangat intensif yang berlangsung dalamwaktu yang cukup lama
mungurus segala kemampuan akan menimbulkan fenomena kelelahan yang panjang dan kelainan
fungsional lainnya. Massage setelah pertandingan berusaha membantu proses pemulihan yang
lebih cepat dan sempurna dan menghilangkan bermacam gejala yang biasa menyertai kelelahan
seperti peresaan lesu, pegal, linu, nyeri, dll. Massage sebaiknya diberikan segera setelah
berkurangnya kerja organisme yang ditandai dengan kembalinya denyut nadi ke keadaan normal.
Tetapi dalam hal kelelahan yang berlebihan atau kepayahan maka massage ditangguhkan sampai
menurunnya kelelahan akut dalam waktu yang cukup lama. Massage diberikan terutama terhadap
otot-otot besar. Perlu diberikan dengan tekanan dalam, hati-hati, tenang dan halus. Dengan
massage ini sekresi dan sirkulasi dikembalikan ke kedaaan normal dan otot-otot yang tegang
dikendurkan. Vibrasi dan shaking diberikan untuk mengembalikan fungsi syaraf dan
memperbaiki tonus otot.
Dalam kegiatan olahraga sering terjadi kelainan atau cedera baik yang barat dengan banyak
kerusakan jaringan maupun yang ringan dengan sedikit kerusakan jaringan seperti teregangnya
tendon, memar sedikit baik pada otot maupun sekitar sendi atau dislokasi ringan yang mudah
dikembalikan. Tujuan perawatan dengan massage ialah:
c) Mampercepat penyerapan.
Cedera yang berat selalu disertai oleh robeknya jaringan, ligament dan pembuluh darah,
rusaknya urat syaraf dan mungkin juga tulang patah.
Perubahan fungsi garak mungkin terjadi pincang dan lain-lain yang disebabkan oleh over
stretching otot, tendon maupun ligament. Atau karena berubahnya latak sendi seperti pada
dislokasi. Beberapa trauma yang sering tarjadi dalam olahraga ialah:
1) Kejang otot.
Sesungguhnya kejang otot tidak merupakan kelainan yang berat, seyogyanya olahragawan
dan pelatih sudah harus paham cara pertolongannya. Berdasarkan pengalaman dengan
manipulasi yang berat tetapi halus kekejangan dapat disembuhkan, misalnya dengan effleurage,
petrissage, rolling yang kemudian diakhiri dengan vibrasi dan shaking untuk menenangkan. Bila
kekejangan terjadi akibat kepayahan, berikan manipulasi yang halus dan hati-hati. Yang penting
ialah otot yang berkontraksi itu parlu diulur dahalu perlahan-lahan dengan jalan tarikan.
Mengenai kekejangan yang disebabkan oleh pengaruh pusat ada dua pendapat. Ada yang
berpendapat bahwa massage jangan diberikan, teteapi ada juga yang berpendapat boleh diberikan
karena akan mengurangi keadaan itu.
2) Contussion / distorsion.
Kontussi atau memar adalah trauma dengan sedikit kerusakan jaringan, biasanya diikuti
dengan bengkakan. Dalam keadaan ringan massage dapat setelah satu sampai dua hari. Cedera
demikian umumnya terjadi pada persendian.
b) Diberikan pada bagian proksimal dari persendian dengan effleurage, frictions, petrissage.
c) Diberikan sekeliling persendian dengan frictions dan stroking yang halus untuk mengurangu
rasa sakit.
Pada kejadian yang lebih parah sering diikuti dengan pendarahan dan sobekan kapsula
sendi. Jika demikian masage harus ditangguhkan sementara, tetapi jangan terlalu lama untuk
menghindarkan pembekuan darah yang dapat menjadi perlekatan atau penumbuhan diantara otot
dan jaringan. Jika keadaan ini sidah sembuh, masssage diberikan untuk mempebaiki sirkulasi.
3) Luxasio / dislocation.
Keseleo sehingga letak atau posisis tulang berubah, dalam hal ini perlu dilakukan reposisi.
Luksasi ini biasanya diikuti sobeknya kapsula sendi. Massage diberikan setelah perawatan taga
atau empat hari untuk membantu penyerapan. Massage pasa bagian otot dapat mempengaruhi
tegangan pada kapsula sendi sehingga resesi cairan intra articular dapat diperbanyak. Luksasi
pada articulatio cubiti, musculus brachialis internus perlu dimassage. Luksasi yang agak parah
dapat disembuhkan dalam dua sampai empat minggu. Walaupun demikian biasanya masih
terdapat keluhan.
4) Fraktura.
Terhadap patah tulang ini mssage diberikan sesudah sembuh, yaitu meneruskan pekerjaan
dokter. Massage perlu diberikan untuk memperbaiki sirkulasi, menghilangakn lengketan kulit
dan menyembuhkan otot yang atrophi (kaku). Manipulasi yang dipergunakan ialah : effleurage,
petrissage, rolling dan frictions pada persendian. Di ssamping itu kita laksanakan pula latihan
persendian (joint movement exercises prosedure).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sejak ribuan tahun sebelum masehi, massage telah dikenal oleh manusia. Massage
diprediksi berasal dari kebiasaan manusia yang suka mengelus-elus, menggosok-gosok atau
mengurut-urut bagian tubuh yang sakit atau kurang enak. Dengan cara tersebut, ternyata rasa
sakit atau tidak enak itu berkurang atau hilang sama sekali. Dari pengalaman inilah lahir cara
penyembuhan yang dinamakan massage. Massage adalah suatu penyembuhan yang
menggunakan gerakan tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak. Massage umumnya
dianjurkan setelah bekerja berat karena sangat besar manfaatnya dalam membantu
mengembalikan tubuh kepada keadaan pulih. Massage membantu menghilangkan kelelahan
dengan segala gejala yang menyertainya, seperti rasa pegal, kaku, nyeri ataupun perasaan
lemas. Teknik massage Manipulasi massage, Pelaksanaan massage, Posisi pasien, dan
Penggunaan alat-alat massage.
Massage telah merupakan bagian yang penting dalam pembinaan olahragawan, terutama
dalam membina kondisi fisik ternasuk di dalamnya upaya mempercepat pemulihan, mencegah
dan merawat cidera serta menambah kamampuan motorik yang semuanya itu sekarang menjadi
perhatian ilmu massage. Dalam olahraga sering terjadi kelainan atau cedera baik yang barat
dengan banyak kerusakan jaringan maupun yang ringan dengan sedikit kerusakan jaringan
seperti teregangnya tendon, memar sedikit baik pada otot maupun sekitar sendi atau dislokasi
ringan yang mudah dikembalikan.
3.2 Saran-saran
Massage merupakan suatu penyembuhan yang menggunakan gerakan tangan atau alat
terhadap anggota tubuh yang lunak. Anggota tubuh yang lunak sebaiknya diolesi dengan baby oil
atau hand body sebelum dilakukannya massage, agar kulit terasa licin dan mudah untuk di
manipulasi pada massage.
DAFTAR PUSTAKA
Janah, Nurul, et al. Pengaruh Massage Dan Contrasbath Terhadap Pemulihan Kelelahan Pada Anak
Setelah Olahraga. Diss. Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013.
Purnomo, Ardhi Mardiyanto Indra. "Manfaat Swedish Massage Untuk Pemulihan Kelelahan Pada
Atlet." Efektor 3.1 (2016).
Darni, Darni, and Wilda Welis. "Peningkatan Keterampilan Masase Cedera Olahraga Guru Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan di Kecamatan Padang Utara." JURNAL STAMINA 1.1 (2018): 415-
424.
Sugiyanto, Sugiyanto, and Santun Sihombing. "Efektifitas Terapi Massage Terhadap Cedera Olahraga
Nyeri Tumit Dan Nyeri Otot Tibialis Pada Atlet Futsal SMPN 18 Kota Bengkulu." SPORT GYMNASTICS:
Jurnal Ilmiah Pendidikan Jasmani 1.2 (2020): 10-15.