Anda di halaman 1dari 9

PRA JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

“DESTILASI SEDERHANA”

PERCOBAAN KE 1

Hari dan Tanggal Percobaan : Kamis,10 Juni 2021

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK GRUP A

NAUFAL RAFIF KURNIAWAN

2043057015

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITA 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

2020
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Destilasi ataupun disebut dengan distilasi (penyulingan) ialah sebuah metode yang
dipakai memisahkan bahan kimia menurut perbedaan kecepatan ataupun kemudahan menguap
maupun volatilitas bahan. Pada proses penyulingan ini, zat bercampur akan didihkan agar
menguap dan uap itu berikutnya akan di didihkan lagi ke bentuk cairan. Sedangkan zat yang
mempunyai titik didih lebih sedikit juga akan menguap terlebih dahulu.

Destilasi merupakan cara pemisahan antara zat cair terhadap campurannya menurut
perbedaan titik didih ataupun kemampuan zat guna menguap. Destilasi sederhana digunakan
untuk memisahkan zat cair yang titik didih nya rendah, atau memisahkan zat cair
dengan zat padat atau miniyak. Proses ini dilakukan dengan mengalirkan uap zat cair tersebut
melalui kondensor lalu hasilnya ditampung dalam suatu wadah, namun hasilnya tidak
benar-benar murni atau bias dikatakan tidak murni karena hanya bersifat memisahkan
zat cair yang titik didih rendah atau zat cair dengan zat padat atau minyak. Destilasi sederhana
adalah salah satu cara pemurnian zat cair yang tercemar oleh zat padat/zat cair lain dengan
perbedaan titik didih cukup besar, sehingga zat pencemar/pengotor akan tertinggal
sebagai residu. Destilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran cair-cair,
misalnya air-alkohol, air-aseton, dll. Alat yang digunakan dalam proses destilasi ini antara lain,
labu destilasi, penangas, termometer, pendingin/kondensor leibig, konektor/klem, statif, adaptor,
penampung, pembakar, kaki tiga dan kasa.

TUJUAN

1. Mengenal beberapa cara destilasi


2. Mengerti prinsip masing-masing destilasi
3. Memahami kegunaan masing-masing destilasi.
BAB II.

TEORI

Destilasi merupakan cara pemisahan antara zat cair terhadap campurannya menurut
perbedaan titik didih ataupun kemampuan zat guna menguap.

Destilasi adalah suatu metode pemisahan campuran yang didasarkan pada perbedaan tingkat

volalitas ( kemudahan suatu zat untuk menguap ) pada suhu dan tekanan tertentu. Destilasi

merupakan proses fisika dan tidak terjadi adanya reaksi kimia selama proses berlangsung.

Dasar utama pemisahan dengan cara destilasi adalah perbedaan titik didih cairan pada

tekanan tertentu. Proses destilasi biasanya melibatkan suatu penguapan campuran dan diikuti

dengan proses pendinginan dan pengembunan.

Aplikasi destilasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu skala laboratorium dan skala

industry. Perbedaan utama destilasi skala laboratorium dan industri adalah sistem

ketersinambungan. Pada skala laboratorium, destilasi dilakukan sekali jalan. Dalam artian pada

destilasi skala laboratorium, komposisi campuran dipisahkan menjadi komponen fraksi yang di

urutkan berdasarkan volatilitas, dimana zat yang paling volatile akan dipisahkan terlebih dahulu.

Dengan demikian, zat yang paling tidak volatile akan tersisa pada bagian paling bawah. Proses

ini dapat diulangi ketika campuran ditambahkan dan memulai proses

destilasi dari awal.


Pada destilasi skala industry, senyawa asli(campuran), uap, dan destilat tetap dalam

komposisi konstan. Fraksi yang di inginkan akan dipisahkan dari sistem secara hati-hati, dan

ketika bahan awal habis maka akan ditambahkan lagi tanpa menghentikan proses destilasi.

Destilasi mempunyai peranan yang sangat banyak dalam kehidupan manusia. Destilasi

adalah kunci utama dalam pemisahan fraksi-fraksi minyak.


Prinsip kerja destilasi ialah:” bila suatu zat pada larutan tak sama-sama menguap, berarti uap

larutan akan mempunyai komponen yang beda dengan larutan yang aslinya”. Jika salah satu dari

zat menguap, berarti pemisahannya akan terjadi secara sempurna. Tapi jika kedua zat itu

menguap, proses pemisahannya hanya terjadi secara sebagian tapi destilat ataupun produk akan

memiliki kaya dapa dari komponen dibandingkan larutan aslinya.

Tujuan destilasi ialah untuk memurnikan bentuk cair di titik didihnya serta memisahkan
cairan terhadap zat padatnya. Uap tersebut akan dikeluarkan terhadap campurannya sebagai uap
bebas. Adapun konsentrat yang jatuh juga sebagai destilat serta bagian cair yang tak menguap
merupakan residu. Bila yang diinginkan dibagian campuran yang tak teruapkan, berarti proses
tersebut disebut menjadi pengentalan dengan evaporasi.

Jenis destilasi yang pertama adalah destilasi biasa ataupun destilasi sederhana. Jenis
destilasi sederhana umumnya dengan cara menaikan suhu, sehingga tekanan uapnya ada diluar
cairan ataupun tekanan atmosfer ataupun titik didih normal.
Dalam destilasi biasa ini, dasar pemisahannya merupakan perbedaan titik didihnya yang jauh
ataupun salah satu komponennya bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan, komponen yang
mempunyai titik didih yang lebih rendah juga akan menguap lebih dulu. Disamping perbedaan
titik didih tersebut, ada pula perbedaan kevolatilan yakni kecendrungan suatu substansi menjadi
gas. Proses destilasi ini dapat dilakukan terhadap tekanan atmosfer. Proses distilasi tersebut juga
digunakan guna memisahkan antara campuran air dengan alkohol.

Destilasi Bertingkat
Fungsi destilasi fraksionasi ataupun destilasi bertingkat/ destilasi berfraksi. Jenis destilasi ini
nantinya akan memisahkan komponen cair, sebanyak dua ataupun lebih dari larutannya menurut
perbedaan titik didihnya. Proses destilasi ini juga sapat digunakan sebagai campuran dengan
beda titik didih yang kurang 20°C serta bekerja di tekanan atmosfer ataupun dengan tekanan
rendah. Teknis destilasi tersebut dapat di aplikasikan pada industri minyak mentah yakni untuk
memisahkan antara komponen yang berada pada minyak mentah.
Beda antara destilasi fraksionasi dengan destilasi biasa ialah ada kolom fraksionasi. Di kolom
tersebut akan terjadi pemanasan yang bertahap pada suhu yang beda pula pada setiap platnya.
Proses pemanasan yang beda bertujuan memurnikan distilat lebih dari plat yang ada dibawahnya.
Destilasi Uap

Proses destilasi ini digunakan terhadap campuran senyawa dan titik didih 200°C hingga lebih.
Jenis destilasi ini akan menguapkan senyawa pada suhu yang mendekati 100°C pada tekanan
atmosfer disertai uap ataupun air yang mendidih. Sifat fundamental pada jenis destilasi ini ialah
bisa mendistilasi campuran senyawa yang ada dibawah titih didih setiap senyawa campuran.
Disamping itu, distilasi itu juga dapat digunakan sebagai campuran yang tak terlarut kedalam air
pada seluruh temperatur, tapi dapat didistilasi dengan air.Jenis destilasi ini biasanya
pengaplikasiannya ialah untuk mengekstrak sejumlah produk alami. Contohnya ialah minyak
sitrus yang berasal dari jeruk ataupun lemon, kemudian minyak ecalyptus yang berasal dari
ecaluyptus serta minyak parfum yang berasal dari tumbuhan.Kemudian campuran akan
dipanaskan oleh uap air yang telah dialirkan pada campuran serta kemungkinan besarnya akan
ditambah dengan pemanasan. Sehingga uap campuran akan naik menuju kondensor sehingga
masuk pada labu distilat.

Destilasi Azetrop
Yang terakhir ada destilasi azetrop yang menguapkan berbentuk zat cair tanpa ada perubahan
komposisinya. Itulah pembahasan mengenai destilasi secara lengkap
Kalibrasi termometer adalah proses pembuatan skala pada sebuah termometer.
Berikut ini merupakan beberapa langkah melakukan kalibrasi termometer

1. Siapkan termometer air raksa atau termometer alkohol tanpa skala

2. Siapkan es secukupnya.

3. Siapkan air secukupnya

4. Siapkan pemanas air yang bisa digunakan untu memanaskan air hingga mendidih.

5. Masukkan es dan air kedalam sebuah wadah ( air dan es mempunyai masa dan sama)

6. Setelah itu masukkan termometer kedalam wadah yang berisi air dan es

Karenanya termometer dikalibrasi ditempat yang tekanan udaranya berbeda akan memberikan
hasil yang berbeda. Termometer raksa yang biasanya digunakan di kalibrasi pada tekanana udara
1 atmosfer sehingga suhu titik beku air adalah 0 derajat celcius dan suhu titik didih adalah 100
derajat celcius. Termometer biasanya seperti termometer raksa atau termometer alkohol,biasanya
bersifat terbatas termometer tersebut tidak bisa digunakan untuk mengukur suhu yang sangat
rendah ( lebih rendah dari 0 derajat celcius) atau suhu yang sangat tinggi (lebih tinggi dari 100
derajat celcius ).
BAB III.
ALAT dan BAHAN

Alat dan Bahan


Alat Bahan
1. Termometer 1. Aquades
2. Alat destilasi lengkap 2. Alkohol
3. Labu erlenmeyer 3. Pelarut
4. Gelas kimia besar organik/Etanol/Aset
on
5. Tabung reaksi
4. CuSO4
6. Pemanas/Heating mantle
5. Es batu, garam
dapur
6. Kertas saring

IV. Prosedur Kerja

Kalibrasi termometer
a) Kalibrasi titik nol
- Siapkan gelas kimia berisi es dan garam dapur.
- Masukkan akuades ke dalam tabung reaksi.
- Celupkan termometer ke dalam tabung tersebut.
- Masukkan tabung reaksi ke dalam gelas kimia berisi es.
- Amati temperatur pada saat air mulai membeku sampai semua air
membeku.
- Ulangi lima kali dan gunakan haga rata-rata untuk perhitungan.
b) Kalibrasi titik seratus
- Pasang alat destilasi sederhana. Gunakan termometer yang akan
dikalibrasi.
- Masukkan sejumlah aquades ke dalam labu destilasi, tambahkan batu
didih, panaskan!
- Catat suhu pada saat tetesan destilat mulai keluar.
- Amati suhu selama tiga menit. Catat apakah terjadi perubahan suhu!
- Ukur tekanan dan suhu ruang pada waktu anda melakukan percobaan.
- Lakukan koreksi titik didih terhadap tekanan

c) Destilasi Sederhana o Ganti akuades yang digunakan pada percobaan B dengan


pelarut organik yang disediakan.
o Lakukan destilasi dan catat temperatur pada waktu destilat mulai keluar.
o Gunakan faktor koreksi termometer (dari percobaan A dan B) untuk
menghitung berapa sebenarnya temperatur yang ditunjuk termometer anda
dan bandingkan dengan literatur untuk pelarut yang sama. o Ganti isi
labu dengan campuran air ditambah alkohol. o Lakukan destilasi!
o Uji kemurnian alkohol yang diperoleh
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada percobaan destilasi yang dilakukan dihasilkan terjadi perubahan warna asalyang berwarna
coklat menjadi bening pada warna destilat. Pada percobaan ini yang menguap terlebih dahulu
adalah air dibandingkan dengan teh dikarenakan titik didih air lebih tinggi dibandingkan dengan
titik didih teh.
Destilasi sederhana adalah teknik pemisahan zat cair dari campurannyadengan zat padat atau zat
cair yang terlarut. Dengan prinsip kerjanya memisahkancampuran berdasarkan perbedaan titik
yang berjauhan antara larutan pelarut danzat terlarutnya. Perbedaan titik didih zat yang
dipisahkan, sangat mempengaruhihasil yang didapatkan.
Jika zat- zat yang dipisahkan mempunyai perbedaan titik didih yang jauh berbeda, dapat
dingunakan metode isolasi biasa. Zat yang memiliki titik didihrendah akan cepat terdestilasi
daripada zat yang bertitik didih tinggi. Uap zat yang bersifat volatil dan memiliki titik didih
yang rendah akan masuk kedalam pipa pada kondensator (terjadi proses pendinginan) sehingga
akan turun berupa tetesan – tetesan yang turun ke dalam penampung atau diebut juga destilat.
Proses destilasi diawali dengan tahap pemanasan, sehingga zat yangmemiliki titik didih lebih
rendah akan menguap, dan uap tersebut akan bergerakmenuju kodensor (pendingin). Proses
pendinginan terjadi karena kita mengalirkanair ke dinding (bagian luar kondensor), sehingga uap
yang dihasilkan akankembali cair. Proses ini berjalan terus-menerus dan akhirnya kita
dapatmemisahkan semua senyawa-senyawa yang ada dalam campuran homogeny tersebut
Destilasi sederhana ini dilakukan jika campuran zat tersebut atau sampeltersebut mempunyai
perbedaan titik didih yang cukup tinggi. Sehingga pada suhutertentu cairan akan mengandung
lebih banyak komponen yang lebih banyakmenguap tersebut akan diembunkan di dalam suatu
kondensor (pendingin) danakan ditampung dalam suatu wadah, sehingga kedua campuran
tersebut akan terpisah.
Batu didih berfungsi sebagai penyaluran kalor dari ke zat cair yang akan didestilasi dengan
teratur, agar pada saat pemanasan zat cair, zat yang dipanaskantidak mengalami bumping
(meledak-ledak)

Kesimpulan
Dari percobaan Destilasi Sederhana yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa terjadi perbedaan
warna. Dan penggunaan batu didih yang berfungsi agar larutan tidak bumping sangat
berpengaruh pada titik didih sampel
Daftar Pustaka
Soebagio, dkk. 2005. Kimia Analitik II . UM Press: Malang
Syukri.2007. Kimia Dasar 2 . Penerbit ITB. Bandung
Wahyu.2013. Laporan Praktikum Kimia Analitik (www.himkah.blogspot.com).

Anda mungkin juga menyukai