Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN

PNEUMONIA
Disusun untuk memenuhi tugas praktik klinik keperawatan I

DISUSUN OLEH :
Mahendra Dwi Hermawan
S18243 / S18e

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATARBELAKANG
Pneumonia adalah peradangan parenkim paru yang disebabkan oleh
mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur dan parasite. Pneumonia
juga disebabkan oleh bahan kimia dan paparan fisik seperti suhu dan
radiasi (Djojodibroto, 2014).
Pada profil Kesehatan 2018 jumlah presentase penderita pneumonia
pada kelompok umur 0-4 tahun sampai dengan 56,51 %.
Meskipun sudah ada kemajuan dalam bidang antibiotic, pneumonia
tetap merupakan penyebab keatian keenam di Amerika Serikat.
Munculnya orhanisme nosokomial, yang resisten terhadap antibiotic,
ditemukannya organismorganisme baru (seperti Legionella),
bertambahnya jumlah pejamu yang lemah daya tahan tubuhnya dan
adanya penyakit seperti AIDS semakin memperluas spectrum dan
derajat kemungkinan penyebab-penyebab pneumonia, dan ini juga
menjelaskan mengapa pneumonia masih merupakan masalah
kesehatan yang mencolok.Bayi dan anak kecil lebih rentan terhadap
penyakit ini karena respon imunitas mererka masih belum berkembang
dengan baik. Pneumonia pada orang tua dan orang yang lemah akibat
penyakit kronik tertentu. Pasien peminum alcohol, pasca bedah dan
penderita penyakit pernapasan kronik atau infeksi virus juga mudah
terserang penyakit ini. Hampir 60% dari pasien-pasien yang kritis di
ICU dapat mendeerita pneumonia, dan setengah dari pasien-pasien
tersebut akan meninggal.
B. TUJUAN
1. TUJUANUMUM
Untuk lebih memahami apa itu Pneumonia serta
bagaimana pengobatannya, Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Sistem Respirasi.
2. TUJUANKHUSUS
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Pneumonia
b. Untuk mengetahui bagaimana etiologi dariPneumonia
c. Untuk mengetahui apa saja klasifikasi dariPneumonia
d. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi dariPneumonia
e. Untuk mengetahui bagaimana manifestasi klinis dai
Pneumonia
f. Untuk mengetahui apa saja komplikasi dariPneumonia
g. Untuk mengetahui apasaja pemeriksaan penunjang dari
Pneumonia
h. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan dari
Pneumonia
i. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan
dariPneumonia
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. KONSEPPENYAKIT
1. DEFINISI
Pneumonia adalah peradangan parenkim paru yang disebabkan
oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur dan parasite.
Pneumonia juga disebabkan oleh bahan kimia dan paparan fisik
seperti suhu dan radiasi (Djojodibroto, 2014).
Peradangan akut parenkim paru yang biasanya berasal darisuatu
infeksi, disebut pneumonia. (Sylvia, 2013)
2. ETIOLOGI
Menurut Samuel & Andi (2014) Pneumonia dapat disebabkan
oleh bermacam-macam etiologi seperti:
a Bakteri penyebab pneumonia yang paling umum adalah
staphylococcus aureus, streptococus, aeruginosa, legionella,
hemophillus, influenza, eneterobacter. Bakteri-bakteri tersebut
berada pada kerongkongan manusia sehat, setelah system
pertahanan menurun oleh sakit, usia tua, atau malnutrisi, bakteri
tersebut segera memperbanyak diri dan menyebabkankerusakan.
b Virus penyebab pneumonia diantaranya yaitu virus influenza,
adenovirus,chicken-pox (cacar air). Meskipun virus-virus ini
menyerang saluran pernafasan bagian atas, tetapi gangguan ini
dapat memicu pneumonia, terutama padaanak-anak.
c Organism mirip bakteri yaituMicoplasma pneumonia.
Pneumonia jenis ini berbeda dengan pneumonia pada umumnya.
Karena itu pneumonia yang diduga disebabkan oleh virus yang
belumditemukan ini sering disebut pneumonia yang tidak tipikal.
Mikoplasma ini menyerang segala jenisusia.
d Jamur penyebab pneumonia yaitu candida albicans
3. MANIFESTASIKLINIK
Menurut Brunner & Stuart (2012) manifestasi klinik pneumonia
terbagi menjadi :
a Menggigil,demam
b Nyeridada
c Takipnea
d Bibir dan kukusianosis
e Sesaknafas
f Batuk
g Kelelahan
4. KLASIFIKASI
Secara garis besar pneumonia menurut Brunner & Stuart (2012)
dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
a Aspirasi pneumonia. Terjadi bila bayi tersedak dan ada cairan
/makanan masuk ke paruparu.Pada bayi baru lahir, biasanya
tersedak karena air ketuban atauASI.
b Pneumonia karena infeksi virus, bakteri, atau jamur
Umumnya penyebab infeksi paru adalah virus dan bakteri seperti
streptococcus pneumonia dan haemophylus influenzae. Gejala
akan muncul 1-2 hari setelah terinfeksi. Gejala yang muncul
mulai dari demam,batuk lalu sesaknafas.
c Pneumonia akibat faktor lingkungan. Polusi udara menyebabkan
sesak nafas terutama bagi yang alergi. Bila tidak segera dilakukan
pengobatan makaakan mengakibatkan bronchitis dan selanjutnya
menjadi pneumonia.
5. KOMPLIKASI
Komplikasi pneumonia menurut Brunner & Stuart (2012) adalah
sebagai berikut :
a. Efus pleura
b. Hipoksemia
c. Pneumonia kronik Bronkaltasis
d. Atelektasis (pengembangan paru yang tidak sempurna/bagian
paruparu yang diserang tidak mengandung udara dankolaps).
e. Komplikasi sistemik(meningitis)
6. PATOFISIOLOGI DAN PATHWAY
Sebagian besar pneumonia didapat melalui aspirasi partikel
infektif seperti menghirup bibit penyakit di uadara.Ada beberapa
mekanisme yang pada keadaan normal melindungi paru dari
infeksi.Partikel infeksius difiltrasi di hidung, atau terperangkap dan
dibersihkan oleh mukus dan epitel bersilia di saluran napas. Bila
suatu partikel dapat mencapai paru paru, partikel tersebut akan
berhadapan dengan makrofag alveoler, dan juga dengan
mekanisme imun sistemik, dan humoral. Setelah mencapai
parenkim paru, bakteri menyebabkan respons inflamasi akut yang
meliputi eksudasi cairan, deposit fibrin, dan infiltrasi leukosit
polimorfonuklear di alveoli yang diikuti infitrasi makrofag. Cairan
eksudatif di alveoli menyebabkan konsolidasi lobaris yang khas
pada foto toraks.Virus, mikoplasma, dan klamidia menyebabkan
inflamasi dengan dominasi infiltrat mononuklear pada struktur
submukosa dan interstisial.Hal ini menyebabkan lepasnya sel-sel
epitel ke dalam saluran napas, seperti yang terjadi padabronkiolitis.
7. PENATALAKSANAAN (MEDIS DAN KEPERAWATAN)
a Medis
1) Sinar X: mengidentifikasikan distribusi struktural (misal:
lobar, bronchial); dapat juga menyatakan abses)
2) Pemeriksaan gram/kultur, sputum dan darah.
3) Pemeriksaan serologi: membantu dalam membedakan
diagnosis organismekhusus.
4) Pemeriksaan fungsi paru: untuk mengetahui paru-paru,
menetapkan luas berat penyakit dan membantu diagnosis
keadaan.
5) Biopsi paru: untuk menetapkandiagnosis
6) Spirometrik static: untuk mengkaji jumlah udara yangdiaspirasi
7) Bronkostopi: untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat
benda asing
8) Beberapa contoh pemberian antibiotic seperti:
 Penicillin G: untuk infeksi pneumoniastaphylococcus.
 Amantadine, rimantadine: untuk infeksi pneumoniavirus
 Eritromisin, tetrasiklin, derivat tetrasiklin: untuk infeksi
pneumonia mikroplasma.
b Keperawatan
Menurut SLKI (2019) penatalaksanaan keperawatan terbagi
menjadi :
1) Pemantauanrespirasi
2) Terapioksigen
3) Edukasi batukefektif
4) Edukasi fisioteraapidada
5) Dukunganventilasi
B. ASUHAN KEPERAWATAN(TEORI)
1. PENGKAJIAN
Data – data yang perlu dikaji pada asuhan keperawaran pasien
dengan gangguan eliminasi antara lain :
a. Identitas klien
Meliputi nama, jenis kelamin, alamat, umur, agama/kepercayaan,
status perkawinan, pendidikan, pekerjaan.
b. Keluhan utama
Pada masalah pneumonia keluhan yang sering muncul adalah
dipsnea.
c. Riwayat penyakit sekarang
Memuat tentang perjalanan penyakit sekarang sejak timbul
keluhan,usaha yang telah dilakukan untuk mengatasi keluhan
d. Riwayat penyakit dahulu
Adakah penyakit yang berhubungan dengan pneumonia,penyakit
kronis yang pernah diderita.
e. Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada penyakit keturunan dari salah satu anggota keluarga
yang menderita penyakit pneumonia, atau penyakit lain.
f. Pola fungsi Gordon
Meliputi 11 pola fungsi yaitu :
1) Pola Persepsi Kesehatan : mengenai persepsi klien/ keluarga
terhadap konsep sehat sakit dan upaya klien/ keluarga
dalambentuk pengetahuan, sikap dan perilaku yang menjadi
gaya hidup klien/keluarga untuk mempertahankan kondisisehat
2) Pola Nutrisi/Metabolik : mengenai kebiasaan klien dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi baik intake makanan maupun
cairan sebelum sakit sampai dengan saat sakit yang meliputi :
frekuensi makan, jenis makanan, porsi makan yang dihabiskan,
adakah makanan selingan, adakah makanan pantangan dan
keluhan yang dirasakan. Pengkajian pola nutrisi sendiri harus
meliputi A (antropometri), B (biomechanical), C (clinical sign),
D(diet)
3) Pola Eliminasi : mengenai eliminai alvi dan urine yang
digambarkan sebelum dan saat sakit. Dan dilengkapi dengan
Analisa keseimbangan cairan danelektrolit. Bising usus adalah
peningkatan atau penurunan, adanya nyeri tekanan abdomen,
adanya ketidaknormalan perkusi, adanya ketidaknormalan
palpasi dan ginjal.
4) Pola aktifitas dan latihan : mengenai aktivitas rutin yang
dilakukan klien dari bangun tidur sampai tidur kembali.
Pemeriksaan kekuatan otot dan membandingkan dengan
ekstermitas yang lainya, adakah nyeri persendian.
Pola aktivitas dan latihan serta keterangan skala dari 0-4 yaitu :
0 : mandiri
1 :dibantu sebagian
2 :dibantu orang lain
3 :dibantu orang dan peralatan
4 :ketergantungan atau tidak mampi
Aktifitas 0 1 2 3 4
Makan
Mandi
Berpakaian
Eliminasi
Mobilisasi ditempat tidur
Berpindah
Ambulasi
Naik tangga

Nilai-nilai normal kemampuan aktivitas sebagai berikut :


Tingkat Kategori
aktivitas /
mobilisasi
Tingkat 0 Mampu merawat diri sendiri secara penuh
Tingkat 1 Memperlukan pengunaan alat
Tingkat 2 Memperlukan bantuan atau pengawasan
orang lain dan peralatan
Tingkat 3 Memperlukan bantuan, pengawasan
orang laindan peralatan
Tingkat 4 Sangat tergantung dan tidak dapat
melakukan atau berpatisipasi dalam
perawatan

5) Pola istirahat dan tidur : mengenai kulitas dan kuantitas tidur


sebelum dan saat sakit yang meliputi : jumlah jam tidur,
pengantar tidur, gangguan tidur, perasaan waktubangun.
6) Pola kognisi dan perseptual : mengenai kemampuan klien
berkomunikasi, status mental, orientasi dan
kemampuanpengindraan.
7) Pola konsep diri : mengenai ungkapan perasaan klien yang
berhungan dengan kesadaran akan dirinya meliputi : gambaran
diri, ideal diri, harga diri, peran diri dan identitasdiri.
8) Pola seksual dan seksualitas : pada anak usia 0-12 tahun
dengan tugas perkembangan psikoseksual. Pada usia remaja
dewasa lansia dikaji berdasarkan jeniskelaminnya.
9) Pola peran dan hubungan : menganai hubungan pasien terhadap
keluarga ataupun kepada tim kesehatan yang menanganipasien.
10) Pola manajemen dan koping stress:mengenai mekanisme
koping yang digunakan ketika pasien menghadapi masalah/
konflik/ stress/ kecemasan.
11) System nilai dan keyakinan : mengenai nilai klien
terhadap sesuatu yang dapat mempengaruhi kesehatan klien.
Termasuk keyakinan klien dalam agama dan bagaimana
pemenuhan ibadah klien selama sebelum sakit dan saat sakit.
g. Pemeriksaan fisik
1). Pemeriksaan kepala inspeksi
a) bentuk kepala (bulat/lonjong/benjol, besar/kecil, simetris/tidak)
b) posisi kepala terhada tubuh (tegak lurus dan digaris tengah
tubuh/tidak)
c) kulit kepala ( ada luka atau tidak, bersih atau kotor, berbau atau
tidak, ada ketombe/tidak, ada kutu/tidak)
d) rambut pasien
 Penyebaran/pertumbuhan (rata/tidak)
 Keadaan rambut (rontok,kusam)
 Warna rambut (hitam,merah,beruban, atau menggunakan
cat rambut)
e) wajah pasien
 Warna kulit wajah (pucat, kemerahan, kebiruan)
 Struktur wajah (simetris/tidak, adaluka/tidak, ada ruam
pembengkakan/tidak, ada kesan sembab/tidak, ada
kelumpuhan otot-otot fasialis/tidak)
2). Kepala Palpasi
a) ubun-ubun (datar/cekung/cembung)
b) raba dan rasakan (ada/tidak, nyeri tekanan, benjolan, tumor
c) palpasi apakah ubun-ubun sudah menutup/belum
3). Pemeriksaan mata inspeksi
a) kelengkapan dan kesimetrisan mata pasien (lengkap/tidak,
simetris/tidak)
b) alis mata dan bulu mata pertumbuhan (lembat/rontok)
c) kelopak mata (ad/tidak) : lesi, edema, peradangan, benjoln,
ptosis
d) tarik kelopak mata bagian bawah dan amati konjugtiva
(pucat/tidak), seklera (kuning/tidak), dan adakah peradangan
pada konjungtiva (warna kemerahan)
e) pupil : bagaimana reflek pupil terhadap cahaya (baik / tidak),
besar pupil kanan-kiri (sama / tidak), pupil mengecil / melebar
f) Kornea dan iris : peradangan (ada / tidak), bagaimana gerakan
bola mata (normal / tidak)
g) Lakukan test ketajaman penglihatan. Periksa visus Okuli Dekstra
(OD) dan Okuli Sinistra (OS)
 Dengan grafik alfabet Snellen di jarak 5 – 6 meter. 5/5 atau
6/6 = normal
 1/ 60 = (Normal) Mampu melihat dengan hitung jar
 1/300 = (Normal) Mampu melihat dengan lambaian tangan
 1/ ~ = (Normal) Mampu melihat gelap dan terang
 0 = Tidak mampu melihat
h) Ukur tekanan bola mata pasien dengan menggunakan
tonometer. Nilai normal tekanan intra okuli 11 – 21 mmHg
(rata – rata 16 ± 2,5 mmHg).
4) pemeriksaan telingan inspeksi dan palpasi
a) Telinga : bentuk (simetris / tidak), ukuran (lebar / sedang /
kecil), nyeri (ada / tidak)
b) Lubang telinga, kalau perlu gunakan otoskop (periksa ada /
tidak) : serumen, benda asing, perdarahan
c) Membran telinga (utuh / tidak)
d) Kalau perlu lakukan test ketajaman pendengaran. Periksa telinga
kanan dan kiri
 Dengan bisikan pada jarak 4,5 – 6 m dalam ruang kedap
suara.
 Dengan arloji dengan jarak 30 cm
 Dengan garpu tala:
Pemeriksaan rinne :
Pemeriksaan Rinne merupakan pemeriksaan
pendengaran menggunakan garpu tala untuk
membandingkan hantaran melalui udara dan hantaran
melalui tulang pada telinga yang diperiksa.
Pemeriksaan weber :
Pemeriksaan Weber merupakan pemeriksaan
pendengaran menggunakan garpu tala untuk
membandingkan hantaran tulang telinga kiri dengan telinga
kanan.
Pemeriksaan schwabach :
Pemeriksaan Schwabach merupakan pemeriksaan
pendengaran menggunakan garpu tala untuk
membandingkan hantaran tulang orang diperiksa dengan
pemeriksa yang pendengarannya normal. Syarat utama
dilakukannya pemeriksaan ini adalah pemeriksa harus
dipastikan terlebih dahulu memiliki pendengaran yang
normal.
6) Pemeriksaan hidung
a) Bentuk tulang hidung dan posisi septum nasi (adakah
pembengkokan / tidak)
b) Lubang hidung, kalau perlu gunakan spekulum hidung
dan sumber cahaya yang kuat yang diarahkan dengan
lampu kepala :
 Ada sekret / tidak
 Ada sumbatan / tidak
 Ada inflamasi / tidak
 Selaput lendir : kering / basah / lembab
7) Pemeriksaan mulut
a) Bibir pasien : sianosis / tidak, kering / basah, ada luka /
tidak, sumbing / tidak
b) Gusi dan gigi. Anjurkan pasien untuk membuka mulut :
 Normal / tidak (apa kelainannya)
 Sisa – sisa makanan (ada / tidak)
 Ada caries / tidak (jelaskan lebarnya, keadaanya,
sejak kapan)
 Ada karang gigi / tidak (jelaskan banyaknya,
lokasinya
 Ada perdarahan / tidak
 Ada abses / tidak (jelaskan penyebabnya,
lokasinya
c) Lidah : normal / tidak, kebersihan (bercak putih / bersih /
kotor), warna merata / tidak
d) Rongga mulut. Kalau perlu tekan dengan menggunakan
spatel lidah yang telah dibalut dengan kasa :
 Bau nafas (berbau / tidak)
 Ada peradangan / tidak, Ada luka / tidak
 Perhatikan Uvula (simetris / tidak), Tonsil
(radang / tidak, besar / tidak), Selaput lendir
(kering / basah), Ada benda asing / tidak
8) Pemeriksaan leher
a) Bentuk leher (simetris / tidak). Periksa (ada / tidak) :
lesi, peradangan, massa
b) Periksa kemampuan pergerakan leher secara antefleksi-
dorsifleksi, rotasi kanan-kiri, lateral fleksi kanan-kiri
c) Ada pembesaran kelenjar tiroid / tidak. Letakkan tangan
pemeriksa pada leher pasien, palpasi pada fossa
suprasternal dengan jari telunjuk dan jari tengah, pasien
diminta untuk menelan. Bila teraba kelenjar tiroid,
tentukan menurut bentuk, ukuran, konsistensi, dan
permukaannya.
d) Ada pembesaran kelenjar limfe / tidak (terutama pada
leher, submandibula, dan sekitar telinga)
e) Ada pembesaran vena jugularis / tidak. Nilai normal
Jugular Venous Pressure (JVP) adalah 2– 5 cmHg
f) Kaji kemampuan menelan pasien dengan kepala sedikit
mendongak
g) Perhatikan adakah perubahan suara dan cari
penyebabnya
9) Pemeriksaan integumen kuku
a) Amati kebersihan kulit pasie
b) Amati adanya kelainan pada kulit seperti : Eritema,
papula, vesikula, pustule, ulkus, crusta, excoriasi,
fissure, cicatrix, ptechie, hematoma, naevus
pigmentosus, vititigo, tattoo, hemangioma, spider nevi,
lichenifikasi, striae, anemi, sianosis, ikterus
c) Amati adanya Clubbing Fingers
d) Periksa kehangatan, kelembaban, dan tekstur kulit
e) Amati turgor kulit dengan cara mencubit perut atau
punggung tangan, kondisi normal jika bekas cubitan
kembali kurang dari 3 detik
f) Amati pengisian darah kapiler / capillary Refill Time
(CRT) dengan cara menekan ujung jari. Kondisi normal
Jika warnanya kulit kembali kurang dari 3 detik.
10) Pemeriksaan thoraks
Paru Inspeksi
a) Bentuk thorax : normal / ada kelainan
b) Ukuran dinding dada, kesimetrisan
c) Keadaan kulit, ada luka atau tidak
d) Klavikula, fossa supra dan infraklavikula, lokasi
costa dan intercosta pada kedua sisi
e) Ada bendungan vena atau tidak
f) Pemeriksaan dari belakang perhatikan bentuk atau
jalannya vertebra, bentuk scapula
g) Amati pernafasan pasien
h) Frekuensi pernafasan, dan gangguan frekuensi
pernafasan :-Takipnea : frekuensi pernafasan yang
jumlahnya meningkat di atas frekuensi pernafasan
normal
-Bradipnea : frekuensi pernafasan yang jumlahnya
menurun di bawah frekuensi pernafasan normal
i) Ada tidaknya penggunaan otot bantu pernafasan
(tanda sesak nafas) : Retraksi intercosta, Retraksi
suprasternal, pernafasan cuping hidung(pada bayi)
j) Adanya nyeri dada
k) Adanya batuk atau tidak. Suara batuk produktif atau
kering. Sputum mengandung darah / tidak
l) Amati adanya gangguan irama pernafasan :
m) Pernafasan Cheyne-Stokes : siklus pernafasan yang
amplitudonya mula-mula dangkal, makin naik
kemudian semakin menurun dan berhenti. Lalu
pernafasan dimulai lagi dengan siklus yang baru
n) Pernafasan Biot : Pernafasan yang amplitudonya rata
dan disertai apnea
o) Pernafasan Kussmaul : Pernafasan yang jumlah dan
kedalamannya meningkat dan sering melebihi
20x/menit.
Paru palpasi
a) Gerakan diafragma normal bila costa depan bagian
bawah terangkat pada waktu inspirasi
b) Tentukan daerah asal nyeri (jika ada). Dengan
menggunakan ujung ibu jari tangan kanan tekanlah
dengan perlahan costa atau ICS dari luar menuju
tempat asal nyeri
c) Rasa nyeri akan bertambah akibat tekanan ibu jari.
Nyeri dapat disebabkan fraktur tulang iga, fibrosis
otot antar iga, pleuritis local dan iritasi akar syaraf
d) Palpasi posisi costa
e) Palpasi Vertebra
f) Palpasi getaran suara paru (Traktil / Vokal
Fremitus)
Perkusi paru-paru
a) Batas paru
Atas : Supraskapularis (seluas 3-4 jari di pundak)
Bawah : Setinggi vertebra torakal X di garis
skapula Kiri : ICS VII – VIII
Kanan : ICS IV – V

Auskultasi
a) Bronchial / tubular : pada trachea/leher
b) Bronco Vesikuler : pada daerah percabangan
bronkus trachea ( sekitar sternum)
c) Vesikuler : pada semua lapang paru
Dengarkan ada tidaknya suara tambahan nafas :
d) Rales : bunyi merintik halus, tidak hilang setelah
klien disuruh batuk
e) Ronchi : nada rendah, sangat kasar, akibat dari
terkumpulnya mucus pada trachea/bronkus
besar. Terdengar pada fase inspirasi dan
ekspirasi. Suara menghilang setelah klien batuk
f) Wheezing : bunyi ngiiikkkk…..ngiiikkkk. terjadi
karena eksudat lengket tertiup aliran udara atau
penyempitan bronkus. Terdengar pada fase
inspirasi dan ekspirasi
g) Pleural friction rub : bunyi yang terdengar
“kering” seperti suara gosokan amplas pada kayu
11) Precordium
Inspeksi palpasi
a) Tentukan letak ictus cordis di ICS V garis
midklavikula kiri. Untuk mempertajam getaran
gunakan jari ke-2 dan ke-3 tangan kanan
b) Ictus cordis disebabkan karena
denyuta
dinding thorax karena pukulan pada ventrikel
kiri, normalnya berada ICS V midclavicula
sinister sebesar 1 cm.
palpasi
a) Pemeriksaan batas jantung
Auskultasi
a) Mendengarkan BJ 1, II, III (Murmur / bising
jantung)
12) Ketiak dan payu dara
Inspeksi
a) Ukuran payudara, bentuk, kesimetrisan, dan
adakah pembengkakan. Normalnya melingkar
dan simetris dengan ukuran kecil, sedang atau
besar.
b) Kulit payudara, warna, lesi,
vaskularisasi,oedema.
c) Areola : Adakah perubahan warna, pada wanita
hamil lebih gelap.
d) Putting : Adakah cairan yang keluar, ulkus,
pembengkakan
e) Adakah pembesaran pada kelenjar limfe axillar
dan clavikula
Palpasi
a) Adakah nyeri, adakah nyeri tekan, dan
kekenyalan

b) Adakah benjolan massa atau tidak

13) Pemeriksaan abdomen

a) Inspeksi (permukaan perut, bentuk perut,


gerakan dinding perut,

b) auskultasi (sumber suara abdomen, dengarkan


disetiap kuadran dengan stetoskop, dengarkan
suara vaskuler )

c) perkusi (abdomen dapat ditentukan, bunyi


resistensinya

d) palpas ( tahap awal dengan satu tangan,


tegangan otot, konsistensinya, ukuran massa)

14) pemeriksaan muskuloskeletal

a) inspeksi (penampilan umum ketegapan, cara


bergerak, simetris tubuh, anggota gerak, warna
kulit,

b) palpasi (kaji rom)

15) pemeriksaan neurologis

16) pemeriksaan tingkat kesadaran (composmentis, apatis,


delirium, somnolen, stupor, coma)

17) nervuscranialis

18) pemeriksaan fisiologis (reflek biseps, triseps,


brachioradialis, patella, glabela, rahang bawah, achiles)

19) pemeriksaan reflek patologis (reflek babinski, tanda


kerning, burdzinski, chaddok, schaeffer, gordon)

20) pemeriksaan genetalia dan anus

pria : ( inspeksi rambut pubis, kulit dan ukuran penis,


kepala penis, inspeksi skortum, palpasi permukaan kulit
skortum, palpasi skortum dan testis dengan jempol dan tiga
jari pertama, palpasi penis nyeri/tidak,palpasi anus dan
rektum)
wanita : (inspeksi rsmbut pubis, inspeksi labia mayora,
inspeksi perineum, inspeksi anus, palpasi anus dan rektum
2. DIAGNOSAKEPERAWATAN
a.Gangguan pertukaran gas b/d perubahan membrane alveolus
kapiler (D.0003)
b.Bersihan jalan napas tidak efektif b/d proses infeksi (D.0001)
c.Pola napas tidak efektif b/d hambatan upaya napas (D.0005)
d.Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis (infeksi) (D. 0077)
e.Intoleransi aktivitas b/d imobilisasi(D.0056)

3. PERENCANAAN KEPERAWATAN (TUJUAN, KRITERIA


HASIL, DAN TINDAKANKEPERAWATAN)
N Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
o.
D
x
a Setelah dilakukan tindakan Pemantauan respirasi (I.01014)
keperawatan 3x24 jam
pertukaran gas (L.01003) O:
meningkat dengan kriteria  monitor frekuensi, irama,
hasil : kedalaman, dan upaya
1. Tingkat kesadaran napas
meningkat  Monitor polanafas
2. Pola nafasmembaik  Monitor kemampuan
3. Bunyi nafas batukefektif
tambahanmembaik  Monitor adanya produksi
4. Gelisahmenurun sputum
2
5. PCO sedang T:
2
6. PO sedang  atur interval pemantauan
7. Sianosismembaik respirasi sesuai kondisi
pasien
E:
 Jelaskan tujuan
danprosedur pemantauan
 Informasikan hasil
Pemantauan
b Setelah dilakukan tindakan Latihan batuk efektif (I.01006) :
keperawatan 3x24 jam
bersihan jalan nafas O:
(L.01001) meningkat  identifikasi kemampuan
dengan criteria hasil : batuk
1. Batuk  Monitor adanya retensi
efektif meningkat sputum
2. Produksi T:
sputum berkurang  atur posisi semi-fowler atau
3. Wheezingmenurun flower
4. Frekuensi  Pasang perlak dan bengkok
nafas membaik dipangkuan pasien
5. Pola nafasmembaik  buang secret pada
tempatsputum
E:
 Jelaskan tujuan dan
prosedur batuk efektif
 Anjurkan tarik nafas dalam
melalui hidung selama 4
detik, ditahan selama 2
detik, kemudian keluarkan
dari mulut dengan bibir
mecucu selama 8detik
 anjurkan mengulangi tarik
nafas dalam hingga 3x
 Anjurkan batuk dengan
kuat langsung setelah tarik
nafas dalam yang ke-3
K:
 kolaborasi pemeberian
mukolitik atau
ekspektoran
c Setelah dilakukan tindakan Manajemen jlan nafas (I.01011) :
keperawatan 3x24 jam pola O:
nafas membaik (L.01004)  monitor pola nafas
dengan kriteria hasil :  Monitor sputum
1. Dispneasedang T:
2. Penggunaan otot  posisikan semi flower
bantu nafasmenurun atauflower
3. Pemanjangan fase  Lakukan fisiotrapi dada
ekspirasisedang E:
4. Frekuensi nafas  ajarkan teknik batuk efekif
membaik
K:
5. Kedalaman nafas
 kolaborasi pemberian
sedang
bronkodiator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
d Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri (I.08238) :
keperawatan selama 3x24 jam O:
maka Tingkat Nyeri (L.08066)  identifikasi lokasi,
menurun dengan kriteria hasil: karakteristik, durasi,
1. Keluhan nyerisedang frekuensi, kualitas,
2. Meringissedang intensitasnyeri
3. Sikap protektif cukup  Identifikasi skala nyeri
menurun T:
4. Gelisah cukup menurun  berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
E:
 Jelaskan penyebab.
Periode, pemicu nyeri
 Jelaskan strategi
meredakannyeri
K:
 kolaborasi pemberian
Analgetic
e Setelah dilakukan keperawatan Manajemen energi (I.05178)
selama 3x24jam maka toleransi
aktivitas (L.05047) O:
1. Frekuensi nadi  Identifikasi gangguan
membaik fungsi tubuh yang
2. Saturasi oksigen mengakibatkan kelelahan
membaik T:
3. Keluhan Lelah  Sediakan lingkungan
menurun nyaman dan rendah
4. Dispnea saat stimulus
beraktivitas sedang E:
 Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
K:
 Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan
asupan makanan
4. Evaluasi
Evaluasi menurut Suprajitno dalam Wardani 2011, evaluasi disusun
menggunakan SOAP dimana :
S : ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subjektif
oleh pasien ataupun keluarga setelah diberikan implementasi
keperawatan.
O : keadaan objektif yang dapat di identifikasi oleh perawat
menggunakan pengamatan yang objektif.
A : analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan
objektif.
P : perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan
analisis.
DAFTAR PUSTAKA

Ackley, B.J., Ladwig, G. B., & Makic. B. F. (2017). Nursing Diagnosis


Handbook An Evidence-Based Guide to planning Care. 11 Ed.
St.Louis: Elsevier.
Berman, A., Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s
Fundamentals of Nursing (10 ed). USA: pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedure (9
ed).
UK: The Royal Marsden NHS Fundation Trust.
Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2014). Nursing Diagnosis
Definiatitions and clasification 2015-2017 10 Ed. Oxford: wiley
Blackwell.
Samuel Andi, 2014. Bronkopeneumonia on pediatric patient. Vol 1 no 2.
Lampung : J. Agromed
Brunner & Suddart. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8
volume
2. Jakarta, EGC.
PPNI, 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Cetakan ke III.
Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat NasionalIndonesia
PPNI, 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Cetakan ke II.
Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat NasionalIndonesia
PPNI, 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Cetakan ke II. Jakarta
: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat NasionalIndonesia

Anda mungkin juga menyukai