Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

TOTAL PARENTERAL NUTRISI

Dosen pembimbing:

Ns. Syalvia Oresti M.Kep


Mata Kuliah : Keperawatan Anak 2

DISUSUN
O
L
E
H
kelompok 7:
Lara Sagita (1914201068)
Sintia wahyuni ( 1914201085)
Viona haliamhtusadiah (1914201092)
Nolla Okta Dinasti (1914201077)
Alfatiatir Rahmi(1914201053)
Nur Merdu Hapiza(1914201078)
Delvi Afri Dilni(1914201052)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG


Tahun 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, atas karunia-Nya sehingga
kelompok kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Total Parenteral Nutrisi”
makalah ini dapat kami selesaikan untuk memenuhi tugas pada Keperawatan Medikal Bedah 2.
Makalah ini juga diharapkan dapat memberi penjelasan dan pengetahuan kepada mahasiswa
keperawatan tentang total parenteral nutrisi.
Kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dalam makalah ini dan
makalah-makalah kami selanjutnya.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang
membacanya dan mampu menambah wawasan dalam bidang ilmu keperawatan.

Tarusan 7 Juni 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... 1

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 2

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................. 3

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 4


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
C. Tujuan ..................................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Medis

1. Defenisi tpn ............................................................................................................. 6

2. Langkah-langkah tpn .............................................................................................. 7

3. Kondisi Anak Dengan tpn....................................................................................... 8

4. Kebutuhan dan Perhitungan Cairan Pada Bayi dan anak ........................................ 9

6. Kebutuhan dan Perhitungan Energi Pada Bayi dan anak........................................ 10

7. Kecepatan infuse glukosa dan perhitungan pada BBL ............................................ 11

8. kecepatan infuse lipid dan perhitungan pada BBL .................................................. 12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 19
B. Saran ....................................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 21

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk membentuk
energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal
setiap organ dan jaringan tubuh (Rock CL, 2004).Status nutrisi normal menggambarkan
keseimbangan yang baik antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi (Denke, 1998; Klein S,
2004). Kekurangan nutrisi memberikan efek yang tidak diinginkan terhadap struktur dan fungsi
hampir semua organ dan sistem tubuh (Suastika,1992).

Nutrisi Parenteral adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan langsung melalui
pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernaan. Para peneliti sebelumnya menggunakan
istilah hiperalimentasi sebagai pengganti pemberian makanan melalui intravena, dan akhirnya
diganti dengan istilah yang lebih tepat yaitu Nutrisi Parenteral Total, namun demikian secara
umum dipakai istilah Nutrisi Parenteral untuk menggambarkan suatu pemberian makanan
melalui pembuluh darah. Nutrisi parenteral total (TPN) diberikan pada penderita dengan
gangguan proses menelan, gangguan pencernaan dan absorbsi (Bozzetti, 1989; Baron, 2005;
Shike 1996; Mahon, 2004;Trujillo,2005).

Pemberian nutrisi parenteral hanya efektif untuk pengobatan gangguan nutrisi bukan untuk
penyebab penyakitnya.Status nutrisi basal dan berat ringannya penyakit memegang peranan
penting dalam menentukan kapan dimulainya pemberian nutrisi parenteral. Sebagai contoh pada
orang-orang dengan malnutrisi yang nyata lebih membutuhkan penanganan dini dibandingkan
dengan orang-orang yang menderita kelaparan tanpa komplikasi.

1.2 TUJUAN
1. Mengetahui defenisi tpn
2. Mengetahui lagkah langkah tpn
3. Mengetahui kondisi anak dengan tpn
4. Mengetahui kebutuhan dan perhitungan cairan pada bayi dan anak
5. Mengetahui kebutuhan dan perhitungan energy pada bayi dan anak

4
6. Mengetahui kecepatan infuse glukosa dan perhitungan BBL
7. Mengetahui kecepatan infuse lipid dan perhitungan BBL
1.3 RUMUSAN MASALAH
1. Apa defenisi tpn
2. Bagaimana langkah langkah tpn
3. Bagaimana kondisi anak dengan tpn
4. Bagaimana Mengetahui kebutuhan dan perhitungan cairan pada bayi dan anak
5. Bagaimana Mengetahui kebutuhan dan perhitungan energy pada bayi dan anak
6. Bagaimana Mengetahui kecepatan infuse glukosa dan perhitungan BBL
7. Bagaimana Mengetahui kecepatan infuse lipid dan perhitungan BBL

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFENISI TPN

total Parenteral Nutrition (TPN) atau Total Nutrition Admixture (TNA) merupakan terapi
pemberian nutrisi secara intravena kepada pasien yang tidak dapat makan melalui mulut.
Tujuannya adalah mengganti dan mempertahankan nutrisi-nutrisi penting tubuh melalui infus
intravena ketika (dan hanya ketika) pemberian makanan secara oral bersifat kontraindikasi
atau tidak mencukupi. TPN digunakan ketika diperlukan saja dikarenakan oleh risiko yang
terkait dengan terapi ini dan tingginya biaya untuk melakukan terapi ini.TPN diberikan pada
keadaan-keadaan sebagai berikut:

1. Pasien yang sangat kekurangan gizi tanpa asupan oral lebih dari 1 minggu
2. Pankreatitis berat
3. Radang usus berat (Crohn’s disease dan ulcerative colitis)
4. Operasi usus yang ekstensif
5. Obstruksi usus kecil
6. Kehamilan (pada kasus mual dan muntah yang berat)
7. Pasien dengan cedera di kepala
2.2 LANGKAH-LANGKAH TPN
• Cara pemberian nutrisi parenteral
Berdasarkan cara pemberian nutrisi parenteral dibagi menjadi 2 yaitu :
1.Nutrisi parenteral sentral ( untuk nutrisi parenteral total ) :
Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena dimana kebutuhan nutrisi
sepenuhannya melalui cairan infuse karena keadaan saluran pencernaan klien tidak dapat
digunakan. Cairan yang dapat digunakan adalah cairan yang mengandung karbohidrat
seperti Triofusin E 1000, cairan ini yang mengandung asam amino seperti Pan Amin G,
dan cairan yang mengandung lemak seperti intralipid
2.Nutrisi parenteral perifer ( untuk nutrisi Parenteral Parsial )

6
Merupakan pemberian sebagian kebutuhan nutrisi melalui intravena. Sebagian
kebutuhan nutrisi harian pasien masih dapat dipenuhi melalui enteral. Cairannya yang
biasa digunakan dalam bentuk dekstrosa atau cairan asam amino.

• Hal yang harus diperhatikan selama pemberian


Pemberian nutrisi parenteral umumnya dimulai pada hari ke III pasca-bedah/trauma. Jika
keadaan membutuhkan koreksi nutrisi cepat, maka pemberian paling cepat 24 jam pasca-
trauma/bedah. Jika keadaan ragu-ragu dapat dilakukan pemeriksaan kadar gula. Jika
kadar gula darah < 200 mg/dl. pada penderita non diabetik, nutrisi parenteral dapat
dimulai.
Nutrisi parenteral tidak diberikan pada keadaan sebagai berikut:
• 24 jam pasca-bedah/trauma
• gagal napas
• shock
• demam tinggi
• brain death (alasan cost-benefit)
Vena perifer yang dipilih sebaiknya pada lengan, oleh karena pemberian melalui vena
tungkai bawah resiko flebitis dan trombosis vena dalam lebih besar. Seperti telah
dijelaskan diatas bahwa karbohidrat diperlukan sebagai sumber kalori. Dalam pemenuhan
kalori adalah suatu keharusan dan multak ada dekstrose, sehingga mengurangi proses
glukoneogenesis. Sebagai sumber kalori lain adalah emulsi lemak. Jika akan diberikan
emulsi lemak sebaiknya terbagi sama banyak dalam hal jumlah kalori. Misalnya
dibutuhkan jumlah kalori 1200 maka perhitungannya sebagai berikut:
• 600 kcal = glukosa 150 gram
• 600 kcal = fat 70 gram
Kombinasi ini menghindari keadaan hiperosmolar dan hiperglikemia. Pemberian emulsi
lemak harus hati-hati dan sebaiknya diberikan seminggu sekali. Lebih baik jika dilakukan
pemeriksaan fungsi hepar secara teratur.
Contoh:
Hari I : (masa stabilisasi) cukup diberikan kristaloid (RL atau Ringer Asetat)
Hari II : Triofusin 500 sebanyak 1500 cc + intrafusin 3,5% 500 cc maka:

7
Cairan : 2000 cc
Asam amino : 17,5 gram
Energi : 870 kcal
Na+ : 30,8 mEq
K+ : 15 mEq
Osmolaritas : 745 mOsm
Data ini menunjukan kekurangan natrium dan kalium. Untuk itu dapat ditambahkan Kcl
15-20 cc (15-20 mEq) atau sesuai data laboratorium, sedangkan natrium dapat
ditambahkan NaCl 3% 200 cc yang mengandung 105 mEq Na+. NaCl 3%=513 mEq
Na+/L

Hari III : Triofusin 500 sebanyak 1500 cc + intrafusin 3,5% 1000 cc + Ivelip 10%
100 cc.
Contoh ini dapat dimodifikasi dengan mudah sesuai kebutuhan. Perlu diingat larutan
yang mengandung dektrose harus diberikan terus-menerus. Dengan demikian dapat
dipergunakan stop-cock sehingga cairan lain yang daat diberikan selang seling.
Ketrampilan kita dalam pemberian nutrisi ini perlu disertai dengan komposisi berbagai
jenis cairan yang ada dipasaran termasuk osmolaritasnya.

2.3 KONDISI ANAK DENGAN TPN

Secara umum, indikasi pemberian nutrisi parenteral adalah untuk pasien malnutrisi dan
berisiko mengalami malnutrisi yang kontraindikasi/ tidak dapat menerima makanan melalui
saluran cerna. Selain itu, juga bagi pasien yang kebutuhan nutrisinya tidak dapat tercukupi hanya
dengan pemberian nutrisi melalui saluran cerna. Penentuan kondisi malnutrisi dan risiko
malnutrisi dapat melalui perhitungan Nutritional Risk Screening (NRS) 2002. Beberapa kondisi
yang berisiko mengalami malnutrisi dan mungkin memerlukan nutrisi secara intravena antara
lain:

• Gangguan penyerapan atau kehilangan nutrisi


Contohnya adalah sindrom usus pendek (short bowel syndrome), pengeluaran cairan fistula

8
saluran cerna >500 ml/hari, serta gangguan mukosa usus halus yang disebabkan oleh radiasi
atau kemoterapi, enteropati akibat autoimun, atau diare pada bayi yang sulit sembuh.
• Obstruksi usus mekanis
Sumbatan lumen usus dapat terjadi karena penyempitan, perlekatan, inflamasi, kanker
peritoneum, serta superior mesenteric artery syndrome (penekanan duodenum oleh aorta dan
arteri superior mesenteric). Oleh karena itu, pasien dengan obstruksi usus mekanis akan
mengalami muntah berulang dan terbatas dalam menerima asupan secara oral.
• Pembatasan asupan oral atau enteral
Kondisi ini terjadi apabila pasien dengan iskemik usus dan pankreatitis berat.
• Gangguan motilitas
Gangguan motilitas dapat terjadi pada ileus berkepanjangan, pseudo-osbtruction, dan
gangguan perlekatan usus yang berat.
• Ketidakmampuan mempertahankan akses enteral
Kondisi ini dapat terjadi pada pasien yang mengalami perdarahan aktif saluran cerna, atau
pada bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
• Pasien kritis
Society of Critical Care Medicine (SCCM) dan American Society for Parenteral and Enteral
Nutrition (A.S.P.E.N.) merekomendasikan pemberian nutrisi parenteral segera pada pasien
ICU yang kontraindikasi dengan pemberian nutrisi enteral, mengalami malnutrisi berat, atau
termasuk kategori high nutrition risk (NRS >3). Selain itu, rekomendasi pemberian nutrisi
parenteral sebagai tambahan nutrisi enteral juga untuk pasien yang tidak dapat mencapai
setidaknya 60% kebutuhan energi dan protein setelah 7-10 hari perawatan di ICU.
Rekomendasi waktu pemberian nutrisi secara intravena sebagai tambahan tidak bersifat
mutlak, bergantung pada keparahan penyakit dan risiko malnutrisi pada pasien.
• Pasien kanker
Ketika pemberian makanan secara oral atau enteral tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi dan kalori. Contohnya pada pasien enteritis radiasi yang berat, mengalami malabsorpsi
berat, obstruksi usus kronis, atau kanker peritoneum.pemberian nutrisi parenteral merupakan
kontraindikasi bagi pasien dengan saluran cerna yang dapat berfungsi dengan baik untuk
mengabsorpsi makronutrien dan mikronutrien secara adekuat. Kontraindikasi relatif lainnya

9
adalah akses vena yang sulit, risiko pemberiannya lebih besar dari manfaatnya, dan kondisi
pasien tidak memungkinkan untuk menerima dukungan nutrisi secara agresif.
Secara umum, indikasi pemberian nutrisi parenteral adalah untuk pasien malnutrisi
dan berisiko mengalami malnutrisi yang kontraindikasi/ tidak dapat menerima makanan
melalui saluran cerna. Selain itu, juga bagi pasien yang kebutuhan nutrisinya tidak dapat
tercukupi hanya dengan pemberian nutrisi melalui saluran cerna. Penentuan kondisi
malnutrisi dan risiko malnutrisi dapat melalui perhitungan Nutritional Risk Screening (NRS)
2002. Beberapa kondisi yang berisiko mengalami malnutrisi dan mungkin memerlukan
nutrisi secara intravena antara lain:2
• Gangguan penyerapan atau kehilangan nutrisi
Contohnya adalah sindrom usus pendek (short bowel syndrome), pengeluaran cairan
fistula saluran cerna >500 ml/hari, serta gangguan mukosa usus halus yang disebabkan
oleh radiasi atau kemoterapi, enteropati akibat autoimun, atau diare pada bayi yang sulit
sembuh.
• Obstruksi usus mekanis
Sumbatan lumen usus dapat terjadi karena penyempitan, perlekatan, inflamasi, kanker
peritoneum, serta superior mesenteric artery syndrome (penekanan duodenum oleh aorta
dan arteri superior mesenteric). Oleh karena itu, pasien dengan obstruksi usus mekanis
akan mengalami muntah berulang dan terbatas dalam menerima asupan secara oral.
• Pembatasan asupan oral atau enteral
Kondisi ini terjadi apabila pasien dengan iskemik usus dan pankreatitis berat.
• Gangguan motilitas
Gangguan motilitas dapat terjadi pada ileus berkepanjangan, pseudo-osbtruction, dan
gangguan perlekatan usus yang berat.
• Ketidakmampuan mempertahankan akses enteral
Kondisi ini dapat terjadi pada pasien yang mengalami perdarahan aktif saluran cerna,
atau pada bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
• Pasien kritis
Society of Critical Care Medicine (SCCM) dan American Society for Parenteral and
Enteral Nutrition (A.S.P.E.N.) merekomendasikan pemberian nutrisi parenteral segera
pada pasien ICU yang kontraindikasi dengan pemberian nutrisi enteral, mengalami

10
malnutrisi berat, atau termasuk kategori high nutrition risk (NRS >3). Selain itu,
rekomendasi pemberian nutrisi parenteral sebagai tambahan nutrisi enteral juga untuk
pasien yang tidak dapat mencapai setidaknya 60% kebutuhan energi dan protein setelah
7-10 hari perawatan di ICU. Rekomendasi waktu pemberian nutrisi secara intravena
sebagai tambahan tidak bersifat mutlak, bergantung pada keparahan penyakit dan risiko
malnutrisi pada pasien.
• Pasien kanker
Ketika pemberian makanan secara oral atau enteral tidak adekuat untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi dan kalori. Contohnya pada pasien enteritis radiasi yang berat,
mengalami malabsorpsi berat, obstruksi usus kronis, atau kanker peritoneum.pemberian
nutrisi parenteral merupakan kontraindikasi bagi pasien dengan saluran cerna yang dapat
berfungsi dengan baik untuk mengabsorpsi makronutrien dan mikronutrien secara
adekuat. Kontraindikasi relatif lainnya adalah akses vena yang sulit, risiko pemberiannya
lebih besar dari manfaatnya, dan kondisi pasien tidak memungkinkan untuk menerima
dukungan nutrisi secara agresif.
Secara umum, indikasi pemberian nutrisi parenteral adalah untuk pasien
malnutrisi dan berisiko mengalami malnutrisi yang kontraindikasi/ tidak dapat menerima
makanan melalui saluran cerna. Selain itu, juga bagi pasien yang kebutuhan nutrisinya
tidak dapat tercukupi hanya dengan pemberian nutrisi melalui saluran cerna. Penentuan
kondisi malnutrisi dan risiko malnutrisi dapat melalui perhitungan Nutritional Risk
Screening (NRS) 2002. Beberapa kondisi yang berisiko mengalami malnutrisi dan
mungkin memerlukan nutrisi secara intravena antara lain:2
• Gangguan penyerapan atau kehilangan nutrisi
Contohnya adalah sindrom usus pendek (short bowel syndrome), pengeluaran cairan
fistula saluran cerna >500 ml/hari, serta gangguan mukosa usus halus yang disebabkan
oleh radiasi atau kemoterapi, enteropati akibat autoimun, atau diare pada bayi yang sulit
sembuh.
• Obstruksi usus mekanis
Sumbatan lumen usus dapat terjadi karena penyempitan, perlekatan, inflamasi, kanker
peritoneum, serta superior mesenteric artery syndrome (penekanan duodenum oleh aorta

11
dan arteri superior mesenteric). Oleh karena itu, pasien dengan obstruksi usus mekanis
akan mengalami muntah berulang dan terbatas dalam menerima asupan secara oral
• Pembatasan
Kondisi ini terjadi apabila pasien dengan iskemik usus dan pankreatitis berat.
• Gangguan motilitas
Gangguan motilitas dapat terjadi pada ileus berkepanjangan, pseudo-osbtruction, dan
gangguan perlekatan usus yang berat.
• Ketikmampuan mempertahankan akses enteral
Kondisi ini dapat terjadi pada pasien yang mengalami perdarahan aktif saluran cerna,
atau pada bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).

2.4 KEBUTUHAN DAN PERHITUNGAN CAIRAN PADA BAYI DAN ANAK

Air merupakan komponen utama dalam tubuh. Pada orang dewasa sekitar total cairan sekitar
60%, sementara pada bayi dan anak total komposisi air dalam tubuh lebih tinggi daripada dewasa
yakni sekitar 70-80%.

Dalam tubuh manusia sel-sel yang mempunyai konsentrasi air paling tinggi antara lain adalah
sel-sel otot dan organ-organ seperti paru-paru atau jantung, sedangkan organ yang memiliki
konsentrasi air paling rendah adalah sel-sel tulang atau gigi. Cairan dan elektrolit sangat
diperlukan agar kondisi tubuh manusia tetap sehat.

Cairan tubuh merupakan larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut)
sedangkan elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang
disebut ion jika berada dalam larutan.

Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lain, jika terjadi
gangguan keseimbangan baik cairan dan elektroli dapat mengakibatkan masalah seperti
dehidrasi, overhidrasi, hipeanatermia, hipokalemia, hiperkalemia dan hipokalsemi, sehingga
dapat dikatakan kebutuhan cairan dan elektrolit merupakan kebutuhan vital manusia.

Bayi memiliki proporsi air yang lebih daripada orang dewasa. Semakin tua umur seseorang,
maka proporsi air tubuhnya semakin berkurang. Kebutuhan air akan makin meningkat jika

12
terjadi peningkatan kehilangan misalnya berkeringat, muntah, diare, atau adanya gejala-gejala
dehidrasi. Berikut ini kebutuhan cairan pada bayi dan anak sesuai umur.

Kebutuhan cairan bayi dan anak

Umur Rata-rata berat Jumlah air dalam 24 jam Jumlah air per kilogram berat badan dalam 24
badan (ml) jam (ml)
3 hari 3,0 250-300 80-100
10 hari 3,2 400-500 125-150
3 bulan 5,4 750-850 140-160
6 bulan 7,3 950-1100 130-155
9 bulan 8,6 1100-1250 125-145
1 tahun 9,5 1150-1300 120-135
2 tahun 11,8 1350-1500 115-125
4 tahun 16,2 1600-1800 100-100
6 tahun 20,0 1800-2000 90-100
10 28,7 2000-2500 70-85
tahun
14 45,0 2200-2700 50-60
tahun
18 54,0 2200-2700 40-50
tahun
Kebutuhan cairan dan elektrolit merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan untuk metabolisme
tubuh. Dalam pemenuhan kebutuhan cairan diatur oleh sistem atau organ di dalam tubuh seperti
ginjal, kulit, paru dan gastrointestinal. Keseimbangan cairan diatur oleh sistem atau mekanisme
rasa haus, sistem hormonal yakni ADH (ani diuretik hormon), sistem aldosteron, prostaglandin,
dan glukokortikoid.

Menghitung Balance cairan anak tergantung tahap umur, untuk menentukan Air Metabolisme,
menurut Iwasa M, Kogoshi S dalam Fluid Tehrapy Bunko do (1995) dari PT. Otsuka
Indonesia yaitu:

UsiaBalita(1–3tahun) :8cc/kgBB/hari

13
Usia 5 –7tahun : 8 – 8,5cc/kgBB/hari

Usia7–11tahun :6–7cc/kgBB/hari

Usia12–14tahun :5–6cc/kgBB/hari

Untuk IWL (Insensible Water Loss) pada anak = (30 – usia anak dalam tahun) x
cc/kgBB/hari

Jika anak mengompol menghitung urine 0,5 cc – 1 cc/kgBB/hari

CONTOH :

AnX(3tahun)BB14Kg,dirawataharikeduadenganDBD,keluhanpasienmenurutibunya:―rewel,
tidaknafsumakan;malasminum,badannyamasihhangat;gusinyatadimalamberdarahǁ
Berdasarkanpemeriksaanfisikdidapatdata:Keadaanumumterlihatlemah,kesadaran
composmentis,TTV:HR100x/menit;T37,3°C;petechiedikeduatungkaikaki,Makan/24jam
hanya6sendokmakan,Minum/24jam1000cc;BAK/24jam:1000cc,mendapatInfusAsering1000
cc/24jam.HasilpemeriksaanlabTrterakhir:50.000.Hitunglahbalancecairananakini!

Inputcairan:Minum : 1000cc

Infus : 1000 cc

AM :112cc + (8ccx14kg)

————————-

2112cc

Out putcairan: Muntah : 100cc

Urin : 1000cc

IWL : 378 cc + (30-3 tahun) x 14kg

1478cc

Balancecairan=Intakecairan–OutputCairam 2112cc–1478cc

14
+ 634 cc

Sekarang hitung balance cairannya jika suhu An x 39,8 °C !

yang perlu diperhatikan adalah penghitungan IWL pada kenaikan suhu gunakan rumus:

IWL+200(SuhuTinggi–36,8°C)36,8°Cadalahkonstanta.

IWLAnX=378+200(39,8°C–36,8°C)

378+200(3)

378 + 600

978c

Maka output cairan An X= Muntah : 100cc

Urin : 1000cc

IWL : 978 cc+

————————-

2078ccJadi Balance cairannya=2112cc–2078cc

+34cc

2.5 KEBUTUHAN DAN PERHITUNGAN ENERGI PADA BAYI DAN ANAK

Kebutuhan energy sehari anak pada tahun pertama kurang lebih 100-120 kkal/kg berat badan.
Untuk tiap 3 tahun pertambahan umur kebutuhan energy turun kurang lebih 10 kkal/kg berat
badan. Pedoman umum : 1.000 kkal + 100 kkal/tiap tahun umur.

Penggunaan energy dalam tubuh adalah sebagai berikut :

1. 50 % untuk Metabolisme Basal (MR), atau sebanyak ± 55 kkal/ kg berat badan sehari.
Setiap kenaikan suhu tubuh sebesar 1ºC menyebabkan kenaikan MR sebesar 10 %.
2. 5 – 10 % untuk Specific Dynamic Action (SDA)
3. 12 % untuk pertumbuhan

15
4. 25 % untuk aktivitas fisik atau sebanyak 15-25 kkal/kg berat badan sehari
5. 10 % terbuang melalui feses.
Kebutuhan energi seseorang tergambar pada jumlah ‘kalori’ yang dibutuhkan per unit berat
badan. Kilokalori merupakan ukuran energi yang disediakan makanan bagi tubuh. Secara teknis,
1 kilokalori merupakan jumlah energi (berupa panas) yang dibutuhkan untuk meningkatkan suhu
1 kilogram air sebanyak 10C8. Indikator umum yang menunjukkan bahwa bayi mendapatkan
kilokalori per hari yang cukup adalah pertambahan panjang badan, berat badan, dan lingkar
kepala. Kebutuhan kilokalori bayi 0-1 tahun secara garis besar kurang lebih 100–120
kkal/kg/hari9.
Perkiraan kebutuhan kalori berdasar umur secara teknis dihitung berdasarkan umur dan berat
badan, sebagai berikut4:
• 0-3 bulan = (89 x BB dalam kg – 100) + 175
• 4-6 bulan = (89 x BB dalam kg – 100) + 56
• 7-12 bulan = (89 x BB dalam kg – 100) + 22
• 13-35 bulan = (89 x BB dalam kg – 100) + 20

Saat awal bayi mulai perkenalan MPASI, sumber kalori utama adalah ASI kemudian berangsur
berkurang dan mendekati 24 bulan sumber kalori utama bayi adalah makanan. Intake kalori yang
direkomendasikan (recommended calorie intakes) untuk bayi menetek adalah sebagai berikut 4:

Umur Perkiraan kebutuhan kalori per Kalori dari ASI Kalori dari
hari MPASI
6-8 bulan 682 486 196
9-11 bulan 830 375 455
12-24 bulan 1.092 313 779

Perkiraan kebutuhan kalori pada bayi adalah sebagai berikut:

• Bayi laki-laki

16
Umur (bulan) Perkiraan Berat Badan Perkiraan Kebutuhan Kalori
(kg) (kCal/hari)
1 4,4 472
2 5,3 567
3 6,0 572
4 6,7 548
5 7,3 596
6 7,9 645
7 8,4 668
8 8,9 710
9 9,3 746
10 9,7 793
11 10 817
12 10,3 844

• Bayi perempuan
Umur (bulan) Perkiraan Berat Badan Perkiraan Kebutuhan Kalori
(kg) (kCal/hari)
1 4,2 438
2 4,9 500
3 5,5 521
4 6,1 508
5 6,7 553
6 7,2 593
7 7,7 608
8 8,1 643
9 8,5 678
10 8,9 717
11 9,2 742
12 9,5 768

17
2. BALITA
• Penentuan BBI (Berat badan Ideal)
Usia lebih dari 12 bulan : (usia dalam tahun X 2) + 8 kg
• Estimasi Kebutuhan Energi dan Zat Gizi total per hari
a. Energi:
• 1000 + (100 X usia dalam tahun)
• Usia 1-3 tahun : 100 kalori/ kg BBI
• Usia 4-6 tahun : 90 kalori/ kg BBI

2.6 KECEPATAN INFUSE GLUKOSA DAN PERHITUNGAN PADA BBL


Konsentrasi glukosa neonatus berhubungan sangat erat dengan kecepatan infus
glukosa.Glucose Infusion Rate (GIR) secara istilah menunjukkan seberapa banyak glukosa
dalam mili gram (mg) per kilogram berat badan neonatus (kg) per menitnya
(mg/kg/menit).GIR dapat dihitung menggunakan salah satu rumus dibawah ini:
1. GIR(m/kg/menit)=%dekstrose yang sedang dipakai infus xkebutuhan cairan (ml/jam)
dibagi berat badan(Kg)x6
2. GIR =kebutuhancairan(ml/kg/hari)x%dekstroseyangdiinfusdibagi144
3. GIR =kebutuhancairan(ml/kg/hari)x%dekstoreyangdiinfusx0,007
Untuk menghitung menggunakan metode1 (sama dengan metode2).Pertama,tentukan
kebutuhan cairan neonatus perharinya dalam ml/kgBB/hari (24 jam) dan dikonversi kedalam
ml/kg/menit dengan membaginya dengan1440.
Apabila dekstrose 10% yang digunakan,kalikan hasil diatas dengan 100 untuk mendapatkan
GIR(untuk rumus 2)dalam mg/kg/menit.Dimana untuk D10%,D5% dst berlaku:

• D10%, didalamya terdapat 100mg/mldekstrose


• D5%, didalamnya terdapat 50mg/mldekstrose
• D7,5%, didalamya terdapat 75mg/mldekstrose

18
Bayi Cukup Bulan Bayi Kurang Bulan
Hari 1: Hari 1-3:
Dextrose10% 60-80ml/kg/hari, GIR 6-7 Kebutuhan cairan:

mg/kg/menit >1500gr : 60-80 mL/kg/hari


Belum perlu Kalium dan Natrium 1000-1500gr: 80-100 mL/kg/hari
<1000gr :
- Dengan radiant warmer: 100-200
mL/kg/hari
- Double walled humidified
Hari 2-7:
Target urin output 1-2ml/kg/jam incubators: 50-80 mL/kg/hari

Cairan: Glukosa: D5% atau D7.5% untuk mencegah

Dextrose 10% atau 12,5% 80- hiperglikemia


120ml/kg/hari, bisa dinaikan hingga 120- Natrium: Tidak dibutuhkan pada hari 1-3
160mL/kg/hari GIR 6-8mg/kg/menit, kehidupan, biasanya dimulai hari 3-5.
glukosa dipertahankan >60ml/dL Pertahankan kadar serum Na 135-140
mEq/L

Contoh 1 :
Neonatus dengan kebutuhan cairan 80 ml/kgBB/hari.Maka apabila dikonversikan kedalam
ml/kg/menit sehingga dibagi 1440 hasilnya adalah 0,055ml/kg/menit.Apabila D10% yang
dipakai sebagai cairan infusnya maka GIR nya adalah 0,055x100 =5,5mg/kg/menit.

2.7 KECEPATAN INFUSE LIPID DAN PERHITUNGAN PADA BBL


• Kecepatan infus = 1400 / 24 x 14 = 4 ml / kg / jam
• Tambahkan Na = 28 meq / hari
• Tambahkan K = 28 meq / hari

19
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Nutrisi Parenteral adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan langsung melalui
pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernaan. Nutrisi parenteral tidak bertujuan
menggantikan kedudukan nutrisi enteral lewat usus yang normal. Segera jika usus sudah
berfungsi kembali, perlu segera dimulai nasogastric feeding, dengan sediaan nutrisi enteral yang
mudah dicerna. Nutrisi parenteral dapat diberikan dengan aman jika megikuti pedoman yang
tepat. Karena tubuh penderita perlu waktu adapatasi terhadap perubahan mekanisme baru maka
selama penyesuaian tersebut jangan memberi beban yang berlebihan. Nutrisi parenteral tidak
bertujuan menggantikan kedudukan nutrisi enteral lewat usus yang normal. Segera jika usus
sudah berfungsi kembali, perlu segera dimulai nasogastric feeding, dengan sediaan nutrisi enteral
yang mudah dicerna. Nutrisi parenteral dapat diberikan dengan aman jika megikuti pedoman
diatas.

3.2 SARAN

Untuk pemberian nutrisi melalui nutrisi parenteral harus berhati-hati dan sesuai dengan
prosedur yang berlaku dan mengikuti pedoman yang baik. Nutrisi parenteral dapat diberikan
dengan prosedur yang baik tanpa membahayakan si pasien atau si penerima. Gunakan
pengetahuan yang ada dengan sebaik mungkin demi terciptanya nutrisi parenteral yang baik.

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Etika R. Nutrisi Parenteral Pada Neonatus (Clincer Practise). Divisi Neonatologi


Bag./SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/RSU Dr. Soetamo Surabaya.)
2. Rahardjo E : dukungan kombinasi Nutrisi Enteral-Parenteral, 2nd Syamposium life
support & Critical Care on Trauma & Emergeney Patients Surabaya.
3. Hartono A. Terapi Gizi dan diet rumah sakit Jakarta : EGC

21

Anda mungkin juga menyukai