Anda di halaman 1dari 7

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN RADIASI


DI TEMPAT KERJA

Lembar Praktikum
Mata Kuliah Praktikum Hygiene Industri
Doni Hikmat Ramdhan S.KM., M.KKK., Ph.D.

Disusun oleh:

Halimatuzzahra
1806206220

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
DEPOK
2021
BAB I
PENDAHULUAN

Perkembangan industri yang begitu pesat dalam era globalisasi telah memicu persaingan
bisnis yang sangat ketat. Persaingan bisnis juga memberikan pengaruh yang begitu besar pula
terhadap perkembangan ilmu teknologi, khususnya di bidang industri. Pemanfaatan ilmu
teknologi yang
tinggi bertujuan untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi, baik kualitas atau kuantitas
hasil produksi maupun keefektifan waktu kerja yang dibutuhkan dalam proses produksi. Salah
satu ilmu teknologi tinggi yang digunakan adalah pengunaan tenaga nuklir atau sinar radioaktif
dalam industri yang dapat menimbulkan dampak terhadap masyarakat.
Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk panas,
partikel atau gelombang elektromagnetik (foton* dari sumber radiasi. dan beberapa sumber
radiasi yang kita kenal di sekitar kehidupan kita, contohnya adalah televisi, lampu penerangan,
alat pemanas makanan (microwave oven), komputer, dan lain-lain. Radiasi dalam bentuk
gelombang elektromagnetik atau disebut juga dengan foton adalah jenis radiasi yang tidak
mempunyai massa dan muatan listrik, misalnya adalah gamma dan sinar X, dan juga termasuk
radiasi tampak seperti sinar lampu, sinar matahari, gelombang microwave, radar dan handphone.
Menurut Permenakertrans Nomor Per.13/Men/X/2011 Tahun 2011 Tentang Nilai Ambang
Batas Faktor Fisika Dan Faktor Kimia Di Tempat Kerja menjelaskan bahwa definisi dari Nilai
Ambang Batas yang selanjutnya disingkat NAB adalah standar faktor bahaya di tempat kerja
sebagai kadar/intensitas rata-rata tertimbang waktu (time weighted average) yang dapat diterima
tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan, dalam pekerjaan
sehari-hari untuk waktu tidak melebihi ) jam sehari atau >40 jam seminggu. Berikut di bawah ini
adalah tabel berisi mengenai nilai ambang batas pada beberapa jenis radiasi, diantaranya sebagai
berikut:
BAB II
TUJUAN

1. Mengetahui alat dan bahan yang digunakan untuk pengukuran radiasi di tempat kerja
2. Mengetahui langkah kerja pengukuran radiasi di tempat kerja
3. Mengetahui hasil pengukuran radiasi di tempat kerja
4. Mengetahui cara mengukur radiasi di tempat kerja
BAB III
ALAT DAN BAHAN

1. Electromagnetic Field Radiation 3. Kalkulator


Tester

4. Alat tulis

2. Timer
BAB IV
LANGKAH KERJA
1. Persiapan

● Pastikan alat pengukur dalam keadaan hidup “on”


● Pastikan baterai electromagnetic field radiation tester dalam keadaan penuh dan
tidak dalam daya rendah
2. Sampling
● Nyalakan alat dengan menggeser tombol ke 20ɰT
● Arahkan sensor ke objek sejauh 5cm
● Perhatikan angka yang paling sering muncul dalam durasi 1 menit
● Lakukan pencatatan hasil pengukuran
3. Kalibrasi dan Pengendalian Kualitas
● Kalibrasi alat dengan kalibrator, sehingga alat pada monitor sesuai
dengan angka kalibrator.
● Pastikan electromagnetic field radiation tester berada di angka 0 pada awal
pengukuran
4. Perhitungan
● Lakukan evaluasi berdasarkan tabel nilai ambang batas Permenakertrans Nomor
Per.13/Men/X/2011 Tahun 2011 Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika Dan
Faktor Kimia Di Tempat Kerja
BAB V
REFERENSI.

Permenakertrans Nomor Per.13/Men/X/2011 Tahun 2011 Tentang Nilai Ambang Batas Faktor
Fisika Dan Faktor Kimia Di Tempat Kerja

Suma’mur. 2014. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: CV. Sagung Seto

Anda mungkin juga menyukai