DOSEN PENGAMPU :
Iva Milia H.R., S.Kep., Ns., M.Kep.
DISUSUN OLEH :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan rahmat-Nya, hanya dengan
karunia-Nya penulisan makalah ini yang berjudul Asuhan Keperawatan NAPZA dan
HIV/AIDS dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Ada beberapa kendala yang menghambat
terselesainya karya tulis ini diantaranya keterbatasan pengetahuan serta sumber yang kami
miliki.
Kami menyadari bahwa tugas makalah ini tidak akan dapat diselesaikan tanpa adanya
bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada dosen
pengampu yaitu Ibu Iva Milia H.R., S. Kep., Ns., M. Kep.
Kami menyadari bahwa penulisan tugas makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca. Semoga tugas makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi kami dan pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN........................................................................................................6
A. TINJAUAN TEORITIS...................................................................................................6
2.1 Definisi..........................................................................................................................6
2.2 Epidemiologi.................................................................................................................6
2.3 Demografi......................................................................................................................7
2.4 Komorbiditas.................................................................................................................7
2.5 Jenis-Jenis Narkotika dan Psikotropika.........................................................................7
2.6 Penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika..............................................................10
2.7 Efek/Akibat Pemakaian Zat........................................................................................16
2.8 Faktor Penyebab Penggunaan Narkoba.......................................................................18
2.9 Upaya Pencegahan dan Penanggulangan....................................................................19
B. HIV/AIDS......................................................................................................................20
C. ASUHAN KEPERAWATAN........................................................................................22
BAB 3 PENUTUP................................................................................................................27
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................27
3.2 Saran...............................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................28
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 RUMUSAN MASALAH
a. Apa definisi dari NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif) ?
b. Apa saja jenis-jenis dari NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif) ?
c. Bagaimana Epidemiologi , Demografi dan Komobiditas dari pengguna NAPZA ?
d. Bagaimana Penyalahgunaan dari NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat
adiktif) ?
e. Efek Dan dampak apa saja yang ditimbulkan dari pemakaian NAPZA (Narkotika,
Psikotropika dan Zat adiktif) ?
f. Faktor apa saja yang menjadi penyebab penggunaan NAPZA (Narkotika,
Psikotropika dan Zat adiktif) ?
g. Bagaimana Penanggulangan dan pencegahan yang dilakukan ?
h. Apa yang dimaksud HIV/AIDS?
i. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada klien dengan penggunaan NAPZA?
1.3 TUJUAN
a. Mengetahui definisi dari NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif)
b. Mengetahui jenis-jenis dari NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif)
c. Mengetahui Epidemiologi , Demografi dan Komobiditas dari pengguna NAPZA .
d. Mengetahui Penyalahgunaan dari NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat
adiktif)
e. Mengetahui dan memahami Efek Dan dampak apa saja yang ditimbulkan dari
pemakaian NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif)
f. Mengetahui Faktor apa saja yang menjadi penyebab penggunaan NAPZA
(Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif)
g. Memahami dan dapat mengaplikasikan Penanggulangan dan pencegahan yang
dilakukan terhadap NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif)
h. Memahami asuhan keperawatan pada klien dengan NAPZA
i. Memahami ilmu tentang HIV/AIDS
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. TINJAUAN TEORITIS
2.1 DEFINISI
Narkotika adalah suatu zat atau obat yg berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintetis maupun semisintetis yg dpt menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri,
dan dapat menimbulkan ketergantungan ( Undang-undang RI No.22 thn 1997 ttg
Narkotika)
Psikotropika adalah suatu zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
2.2 EPIDEMIOLOGI
Di Amerika, prevalensi :
Di Indonesia, prevalensi 0,065% pada tahun 1971 Bakilah dan hasil penelitian 10x lebih
besar. Jumlah pecandu sampai sekarang ± 3.800.000 orang
6
2.3 DEMOGRAFI
o Usia : 18- 25 tahun
o Jenis kelamin : laki-laki > wanita
o Ras dan etnik : kulit hitam > kulit putih
o Daerah padat pendudukmetropolitan lebih tinggi
o Daerah barat > timur
2.4 KOMORBIDITAS
o Ditemukan 76% laki-laki dan 65% wanita
o Paling sering penggunaan alcohol dan zat lain
o Gangguan kepribadian atau autisosial
o Depresi dan bunuh diri
A. Golongan Narkotika
1. Narkotika Golongan I :
7
menimbulkan ketergantungan. Contoh narkotika golongan 1 heroin/putauw,
kokain, ganja .
2. Narkotika Golongan II :
B. Golongan Psikotropika
1. Psikotropika Golongan I :
Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan
dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi amat kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan. (Contoh : ekstasi, shabu, LSD).
2. Psikotropika Golongan II :
4. Psikotropika Golongan IV :
8
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam
terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan sindrom ketergantungan (Contoh : diazepam, bromazepam,
Fenobarbital, klonazepam, klordiazepoxide, nitrazepam, seperti pil BK, pil Koplo,
Rohip, Dum, MG).
Yang dimaksud disini adalah bahan/zat yang berpengaruh psikoaktif diluar yang
disebut Narkotika dan Psikotropika, meliputi :
1. Minuman berakohol
2. Inhalansia
Yaitu gas yang dihirup dan solven (zat pelarut) mudah menguap berupa senyawa
organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor, dan
sebagai pelumas mesin. Yang sering disalahgunakan adalah : Lem, Tiner,
Penghapus Cat Kuku, Bensin.
3. Tembakau
9
2.6 PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA & PSIKOTROPIKA
Golongan Narkotika
OPIOID (OPIAD)
Opioid atau opiat berasal dari kata opium, jus dari bunga opium, Papaver
somniverum, yang mengandung kira-kira 20 alkaloid opium, termasuk morfin. Nama Opioid
juga digunakan untuk opiat, yaitu suatu preparat atau derivat dari opium dan narkotik sintetik
yang kerjanya menyerupai opiat tetapi tidak didapatkan dari opium. opiat alami lain atau
opiat yang disintesis dari opiat alami adalah heroin (diacethylmorphine), kodein (3-
methoxymorphine), dan hydromorphone (Dilaudid).
Konstraksi pupil ( atau dilatasi pupil karena anoksia akibat overdosis berat )
dan satu ( atau lebih ) tanda berikut, yang berkembang selama , atau segera setelah
pemakaian opioid, yaitu mengantuk atau koma bicara cadel ,gangguan atensi atau
daya ingat.
Perilaku maladaptif atau perubahan psikologis yang bermakna secara klinis misalnya:
euforia awal diikuti oleh apatis, disforia, agitasi atau retardasi psikomotor, gangguan
pertimbangaan, atau gangguan fungsi sosial atau pekerjaan ) yang berkembang
selama, atau segera setelah pemakaian opioid.
10
temperatur, termasuk pipotermia dan hipertermia.
Seseorang dengan ketergantungan opioid jarang meninggal akibat putus opioid,
kecuali orang tersebut memiliki penyakit fisik dasar yang parah, seperti penyakit
jantung. Gejala residual seperti insomnia, bradikardia, disregulasi temperatur, dan
kecanduan opiat mungkin menetap selama sebulan setelah putus zat. Pada tiap waktu
selama sindroma abstinensi, suatu suntikan tunggal morfin atau heroin menghilangkan
semua gejala. Gejala penyerta putus opioid adalah kegelisahan, iritabilitas, depresi,
tremor, kelemahan, mual, dan muntah.
a. Candu
b. Morfin
c. Heroin ( putaw )
Heroin mempunyai kekuatan yang dua kali lebih kuat dari morfin dan
merupakan jenis opiat yang paling sering disalahgunakan orang di Indonesia pada
akhir - akhir ini . Heroin, yang secara farmakologis mirip dengan morfin
menyebabkan orang menjadi mengantuk dan perubahan mood yang tidak menentu.
Walaupun pembuatan, penjualan dan pemilikan heroin adalah ilegal, tetapi
11
diusahakan heroin tetap tersedia bagi pasien dengan penyakit kanker terminal karena
efek analgesik dan euforik-nya yang baik.
d. Codein
Codein termasuk garam / turunan dari opium / candu. Efek codein lebih lemah
daripada heroin, dan potensinya untuk menimbulkan ketergantungaan rendah.
Biasanya dijual dalam bentuk pil atau cairan jernih. Cara pemakaiannya ditelan dan
disuntikkan.
e. Demerol
Nama lain dari Demerol adalah pethidina. Pemakaiannya dapat ditelan atau
dengan suntikan. Demerol dijual dalam bentuk pil dan cairan tidak berwarna.
f. Methadon
g. Kokain
Kokain adalah zat yang adiktif yang sering disalahgunakan dan merupakan zat
yang sangat berbahaya. Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman
belukar Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika Selatan, dimana daun dari
12
tanaman belukar ini biasanya dikunyah-kunyah oleh penduduk setempat untuk
mendapatkan efek stimulan.
Saat ini Kokain masih digunakan sebagai anestetik lokal, khususnya untuk
pembedahan mata, hidung dan tenggorokan, karena efek vasokonstriksifnya juga
membantu. Kokain diklasifikasikan sebagai suatu narkotik, bersama dengan morfin
dan heroin karena efek adiktif dan efek merugikannya telah dikenali. Nama lain untuk
Kokain : Snow, coke, girl, lady dan crack ( kokain dalam bentuk yang paling murni
dan bebas basa untuk mendapatkan efek yang lebih kuat ).
Golongan Psikotropika
a. Ecstasy
b. Shabu-Shabu
13
Shabu-shabu berbentuk kristal, biasanya berwarna putih, dan dikonsumsi
dengan cara membakarnya di atas aluminium foil sehingga mengalir dari ujung
satu ke arah ujung yang lain. Kemudian asap yang ditimbulkannya dihirup
dengan sebuah Bong (sejenis pipa yang didalamnya berisi air). Air Bong tersebut
berfungsi sebagai filter karena asap tersaring pada waktu melewati air tersebut.
Ada sebagian pemakai yang memilih membakar Sabu dengan pipa kaca karena
takut efek jangka panjang yang mungkin ditimbulkan aluminium foil yang
terhirup.
Sabu sering dikeluhkan sebagai penyebab paranoid (rasa takut yang berlebihan),
menjadi sangat sensitif (mudah tersinggung), terlebih bagi mereka yang sering
tidak berpikir positif, dan halusinasi visual. Masing-masing pemakai mengalami
efek tersebut dalam kadar yang berbeda. Jika sedang banyak mempunyai
persoalan / masalah dalam kehidupan, sebaiknya narkotika jenis ini tidak
dikonsumsi. Hal ini mungkin dapat dirumuskan sebagai berikut: MASALAH +
SABU = SANGAT BERBAHAYA. Selain itu, pengguna Sabu sering mempunyai
kecenderungan untuk memakai dalam jumlah banyak dalam satu sesi dan sukar
berhenti kecuali jika Sabu yang dimilikinya habis. Hal itu juga merupakan suatu
tindakan bodoh dan sia-sia mengingat efek yang diinginkan tidak lagi bertambah
(The Law Of Diminishing Return). Beberapa pemakai mengatakan Sabu tidak
mempengaruhi nafsu makan. Namun sebagian besar mengatakan nafsu makan
berkurang jika sedang mengkonsumsi Sabu. Bahkan banyak yang mengatakan
berat badannya berkurang drastis selama memakai Sabu.
14
Bila dikonsumsi lebih banyak lagi, akan muncul efek sebagai berikut : merasa
lebih bebas lagi mengekspresikan diri, tanpa ada perasaan terhambat menjadi
lebih emosional ( sedih, senang, marah secara berlebihan ) muncul akibat ke
fungsi fisik - motorik, yaitu bicara cadel, pandangan menjadi kabur,
sempoyongan, inkoordinasi motorik dan bisa sampai tidak sadarkan diri.
Kemampuan mental mengalami hambatan, yaitu gangguan untuk
memusatkan perhatian dan daya ingat terganggu, mulut rasanya kering. Pupil
mata membesar dan jantung berdegup lebih kencang. Mungkin pula akan
timbul rasa mual. Bisa juga pada awalnya timbul kesulitan bernafas (untuk itu
diperlukan sedikit udara segar). Jenis reaksi fisik tersebut biasanya tidak
terlalu lama. Selebihnya akan timbul perasaan seolah-olah kita menjadi hebat
dalam segala hal dan segala perasaan malu menjadi hilang. Kepala terasa
kosong, rileks dan "asyik". Dalam keadaan seperti ini, kita merasa
membutuhkan teman mengobrol, teman bercermin, dan juga untuk
menceritakan hal-hal rahasia. Semua perasaan itu akan berangsur-angsur
menghilang dalam waktu 4 sampai 6 jam. Setelah itu kita akan merasa sangat
lelah dan tertekan.
b. Nikotin
Adalah obat yang bersifat adiktif, sama seperti Kokain dan Heroin.
Bentuk nikotin yang paling umum adalah tembakau, yang dihisap dalam bentuk
rokok, cerutu, dan pipa. Tembakau juga dapat digunakan sebagai tembakau
sedotan dan dikunyah (tembakau tanpa asap).
Walaupun kampanye tentang bahaya merokok sudah menyebutkan betapa
berbahayanya merokok bagi kesehatan
tetapi pada kenyataannya sampai saat ini masih banyak orang yang terus
merokok. Hal ini membuktikan bahwa sifat adiktif dari nikotin adalah sangat
kuat.
c. Desainer
Zat Desainer adalah zat-zat yang dibuat oleh ahli obat jalanan. MEreka
membuat obat-obat itu secara rahasia karena dilarang oleh pemerintah. Obat-
obat itu dibuat tanpa memperhatikan kesehatan. Mereka hanya memikirkan
uang dan secara sengaja membiarkan para pembelinya kecanduan dan
menderita. Zat-zat ini banyak yang sudah beredar dengan nama speed ball,
Peace pills, crystal, angel dust rocket fuel dan lain-lain.
Adalah jenis NAPZA yang dapat merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan
kegairahan kerja. Jenis ini membuat pemakainya menjadi aktif, segar dan
bersemangat. Zat yang termasuk golongan ini adalah : Amfetamin (shabu, esktasi),
Kafein, Kokain.
3. Golongan Halusinogen
16
Adalah jenis NAPZA yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang bersifat
merubah perasaan dan pikiran dan seringkali menciptakan daya pandang yang
berbeda sehingga seluruh perasaan dapat terganggu. Golongan ini tidak digunakan
dalam terapi medis. Golongan ini termasuk : Kanabis (ganja), LSD, Mescalin.
Namun, secara umum dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis
maupun sosial seseorang.diantaranya :
1. Dampak Fisik:
Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut
otot jantung, gangguan peredaran darah
Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat,
pengecilan hati dan sulit tidur
Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik
secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan
HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya
Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu
konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis
bisa menyebabkan kematian
17
2. Dampak Psikologi:
18
beberapa anggota kelompok yang berpengaruh pada kelompok itu menggunakan
narkotik, maka biasanya anggota yang lain baik secara terpaksa atau tidak
terpaksa akan ikut menggunakan narkotik itu agar merasa seperti keluarga senasib
sepenanggungan.
3. Menghilangkan rasa sakit
Seseorang yang memiliki suatu penyakit atau kelainan yang dapat menimbulkan
rasa sakit yang tidak tertahankan dapat membuat orang jadi tertarik jalan pintas
untuk mengobati sakit yang dideritanya yaitu dengan menggunakan obat-obatan
dan zat terlarang.
4. Coba-coba / penasaran
Dengan merasa tertarik melihat efek yang ditimbulkan oleh suatu zat yang
dilarang, seseorang dapat memiliki rasa ingin tahu yang kuat untuk mencicipi
nikmatnya zat terlarang tersebut. Jika iman tidak kuat, maka seseorang dapat
mencoba ingin mengetahui efek dari zat terlarang. Tanpa disadari dan diinginkan
orang yang sudah terkena zat terlarang itu akan ketagihan dan akan melakukannya
lagi berulang-ulang tanpa bisa berhenti.
5. Menyelesaikan Masalah
Orang yang dirudung banyak masalah dan ingin lari dari masalah dapat terjerumus
dalam pangkuan narkotika, narkoba atau zat adiktif agar dapat tidur nyenyak atau
jadi gembira ria dan kemudian merasa masalahnya terselesaikan sejenak.
6. Mencari Tantangan / Kegiatan Beresiko
Bagi orang-orang yang senang dengan kegiatan yang memiliki resiko tinggi dalam
menjalankan aksinya ada yang menggunakan obat terlarang agar bisa menjadi
yang terhebat, penuh tenaga dan penuh percaya diri.
19
pihak keamanan, pengawasan obat-obatan illegal dan melakukan tindakan-
tindakan lain yang bertujuan untuk mengurangi atau meniadakan kesempatan
terjadinya penyalahgunaan Narkoba.
b. Represif (penindakan), yaitu menindak dan memberantas penyalahgunaan
narkoba melalui jalur hokum, yang dilakukan oleh para penegak hukum atau
aparat kemananan yang dibantu oleh masyarakat. Jika masyarakat mengetahui
harus segera melaporkan kepada pihak berwajib dan tidak boleh main hakim
sendiri.
c. Kuratif (pengobatan), bertujuan penyembuhan para korban baik secara medis
maupun dengan media lain. Di Indonesia sudah banyak didirikan tempat-tempat
penyembuhan dan rehabilitas pecandu narkoba seperti Yayasan Titihan Respati,
pesantren-pesantren, yayasan Pondok Bina Kasih dll.
d. Rehabilitatif (rehabilitasi), dilakukan agar setelah pengobatan selesai para
korban tidak kambuh kembali “ketagihan” Narkoba. Rehabilitasi berupaya
menyantuni dan memperlakukan secara wajar para korban narkoba agar dapat
kembali ke masyarakat dalam keadaan sehat jasmani dan rohani. Kita tidak
boleh mengasingkan para korban Narkoba yang sudah sadar dan bertobat,
supaya mereka tidak terjerumus kembali sebagai pecandu narkoba.
Upaya ini terutama dilakukan untuk mengenali remaja yang mempunyai resiko
tinggi untuk menyalahgunakan NAPZA, setelah itu melakukan intervensi
terhadap mereka agar tidak menggunakan NAPZA.
Upaya pencegahan ini dilakukan sejak anak berusia dini, agar faktor yang dapat
menghabat proses tumbuh kembang anak dapat diatasi dengan baik.
20
B. HIV/AIDS
AIDS singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome merupakan kumpulan
dari gejala dan infeksi atau biasa disebut sindrom yang diakibatkan oleh kerusakan sistem
kekebalan tubuh manusia karena virus HIV, sementara HIV singkatan dari Human
Immunodeficiency Virus merupakan virus yang dapat melemahkan kekebalan tubuh pada
manusia. Meningkatnya angka penularan HIV/AIDS secara seksual terutama melalui
hubungan seks, telah menggantikan posisi penularan lewat jarum suntik di kalangan
pengguna napza suntik, sebagai jalur utama penularan HIV. Meningkatnya angka
penularan melalui kelompok heteroseksual menyebabkan semakin rentannya penularan
kepada kelompok resiko rendah seperti ibu rumah tangga dan bayi.
Penyakit HIV /AIDS menimbulkan beberapa permasalahan yang cukup serius bagi
penderitanya. Secara fisik menimbulkan kerentanan terhadap beberapa penyakit seperti
munculnya penyakit TB, Infeksi pada mulut dan tenggorokan oleh jamur, pembengkakan
kelenjar getah bening, muncul herpes zoster berulang dan muncul bercak gatal diseluruh
tubuh Banyak dampak negative yang ditimbulkan dari HIV AIDS bukan hanya bagi
penderitanya tetapi juga dampak negative bagi Negara yang disebabkan oleh penyakit ini.
HIV/AIDS memperlambat pertumbuhan ekonomi dengan menghancurkan jumlah
manusia dengan kemampuan produksi (human capital), tanpa nutrisi yang baik, fasilitas
kesehatan dan obat yang ada dapat meruntuhkan ekonomi dan daerah. Di daerah yang
terinfeksi berat, epidemic telah banyak meninggalkan anakanak yatim piatu yang dirawat
oleh kakek dan neneknya yang telah tua. Semakin tingginya tingkat kematian (mortalitas)
di suatu daerah akan menyebabkan mengecilnya populasi pekerja dan mereka yang
berketerampilan.
Penggunaan narkoba (NAPZA) suntikan dan alcohol adalah faktor besar dalam
penyebaran infeksi HIV. Di luar Afrika, penggunaan narkoba suntikan bertanggung jawab
untuk sepertiga infeksi HIV yang baru. Alat-alat yang dipakai secara bergantian untuk
memakai narkoba dapat membawa HIV dan Hepatitis virus, dan penggunaan narkoba dan
alkohol juga dikaitkan dengan hubungan sex secara tidak aman.
Penggunaan narkoba dan alcohol juga dapat berbahaya untuk orang yang memakai
terapi-terapi antiretroviral (ART) . kepatuhan pada pengobatan tampaknya lebih sulit
untuk pengguna narkoba, dan narkoba jalanan dapat berinteraksi secara gawat dengan
21
obat antiretriviral (ARV). Terapi pemulihan ketergantungan narkoba dan alcohol dapat
mengurangi resiko terinfeksi HIV.
C. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Tahap pengkajian terdiri atas kumpulan data yang meliputi data biologis,
psikologis, social, dan spiritual. Adapun hal-hal yang perlu dikaji adalah sebagai
berikut :
a. Kaji situasi kondisi penggunaan zat
- Kapan zat digunakan
- Kapan zat menjadi lebih sering digunakan/mulai menjadi masalah
- Kapan zat dikurangi/dihentikan, sekalipun hanya sementara
d. Kaji hal baik/buruk tentang penggunaan zat maupun tentang kondisi bila tidak
menggunakan
22
2. Pohon Masalah
Resti Menciderai Diri
(CP)
HDR
4. Intervensi
Strategi Pertemuan 1- klien :
a. Mendiskusikan dampak penggunaan NAPZA bagi kesehatan, cara
meningkatkan motivasi berhenti, dan cara mengontrol keinginan.
b. Melatih cara meningkatkan motivasi dan cara mengontrol keinginan
c. Membuat jadwal latihan
Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perawat untuk membantu klien
mengatasi craving / nagih (keinginan untuk menggunakan kembali NAPZA) adalah
sebagai berikut:
a. Identifikasi rasa nagih muncul
b. Ingat diri sendiri, rasa nagih normal muncul saat kita berhenti
c. Ingatlah rasa nagih seperti kucing lapar, semakin lapar, semakin diberi makan
semakin sering muncul
d. Cari seseorang yang dapat mengalihkan dari rasa nagih
e. Coba menyibukkan diri saat rasa nagih dating
23
f. Tundalah penggunaan sampai beberapa saat
g. Bicaralah pada seseorang yang dapat mendukung
h. Lakukan sesuatu yang dapat membuat rileks dan nyaman,
i. Kunjungi teman-teman yang tidak menggunakan narkoba
j. Tontonlah video, ke bioskop atau dengar musik yang dapat membuat rileks
k. Dukunglah usaha anda untuk berhenti sekalipun sering berakhir dengan
menggunakan lagi
l. Bicara pada teman-teman yang berhasil berhenti
m. Bicaralah pada teman-teman tentang bagaimana mereka menikmati hidup atau
rilekslah untuk dapat banyak ide.
24
mengajarkan keluarga mengenal ciri-ciri klien memakai NAPZA lagi (misalnya
memaksa minta uang, ketahuan berbohong, ada tanda dan gejala intoksikasi);
ajarkan keluarga untuk membantu klien menghindar atau mengannkan perhatian
dari keinginan untuk memakai NAPZA lagi, anjurkan keluarga memberikan
pujian bila klien dapat berhenti walaupun 1 hari, 1 minggu atau 1 bulan; dan
anjurkan keluarga mengawasi klien minum obat.
Sp 2-P
1) Mendiskusikan cara menyelesaikan masalah
2) Mendiskusikan cara hidup sehat
3) Latihan cara menyelesaikan masalah
4) Latihan cara hidup sehat
5) Mendiskusikan tentang obat
b. Keluarga
Sp1-K
1) Mendiskusikan masalah yang dialami
2) Mendiskusikan tentang NAPZA
3) Mendiskusikan tahapan penyembuhan
4) Mendiskusikan cara merawat
5) Mendiskusikan kondisi yang perlu dirujuk
6) latihan cara merawat
25
Sp2-K
1) Mendiskusikan cara meningkatkan motivasi
2) Mendiskusikian pengawasan dalam minum obat
(Sumber: Keliat dkk, 2006).
5. Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan dari klien adalah sebagai berikut :
a. Klien mengetahui dampak NAPZA
b. Klien mampu melakukan cara meningkatkan motivasi untuk berhenti
menggunakan NAPZA
c. Klien mampu mengontrol kemampuan keinginan menggunakan NAPZA
kembali
d. Klien dapat menyelesaikan masalahnya dengan koping yang adaptif
e. Klien dapat menerapkan cara hidup yang sehat
f. Klien mematuhi program pengobatan
Evaluasi yang diharapkan dari keluarga adalah sebagai berikut :
a. Keluarga mengetahui masalah yang dialami klien
b. Keluarga mengetahui tentang NAPZA
c. Keluarga mengetahui tahapan proses penyembuhan klien
d. Keluarga berpartisipasi dalam merawat klien
e. Keluarga memberikan motivasi pada kilien untuk sembuh
f. Keluarga mengawasi klien dalam minum obat
26
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Masalah penyalahguanaan NARKOBA / NAPZA khususnya pada remaja
adalah ancaman yang sangat mencemaskan bagi keluarga khususnya dan suatu bangsa
pada umumnya. Pengaruh NAPZA sangatlah buruk, baik dari segi kesehatan
pribadinya, maupun dampak sosial yang ditimbulkannya.
Masalah pencegahan penyalahgunaan NAPZA bukanlah menjadi tugas dari
sekelompok orang saja, melainkan menjadi tugas kita bersama. Upaya pencegahan
penyalahgunaan NAPZA yang dilakukan sejak dini sangatlah baik, tentunya dengan
pengetahuan yang cukup tentang penanggulangan tersebut.
3.2 SARAN
- Kita sebagai generasi penerus bangsa seharusnya sadar akan pentingnya bahaya
narkoba di lingkungan sekitar kita.
27
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A.A.A. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi, Konsep, dan Proses
Keperawatan. Jakarta: Salemba.
Kusumawaati, Farida, 2010, Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Salemba Medika
Keliat, Budi ana, 2006, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi 2, EGC, Jakarta
Depkes. (2002). Keputusan Menteri kesehatan RI tentang pedoman penyelenggaraan sarana
pelayanan rehabilitasi penyalahgunaan dan ketergantungan narkotika, psikotropika dan zat
adiktif lainnya (NAPZA). Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Depkes. (2001). Buku pedoman tentang masalah medis yang dapat terjadi di tempat
rehabilitasi pada pasien ketergantungan NAPZA. Jakarta: Direktorat Kesehatan Jiwa
Masyarakat
http://www.bnn.go.id
http://repository.unimus.ac.id/1895/3/BAB%201.pdf diakses pada 21 April 2021
https://www.academia.edu/19575765/Asuhan_Keperawatan_pada_pasien_ketergantungan_o
bat_obatan_NAPZA diakses pada 21 April 2021
28