Anda di halaman 1dari 14

SketsaPortal :

4500

5000 5000 5000

Gambar.I.1. TampakDepanBangunan

Data yang diketahui :


 Jarak antar rangka : 5m
 Panjang bangunan : 4x6m
 MutuBeton (fc’) : 30 MPa
 Mutu Baja (fy) : 400 Mpa

1
Gambar I.2 Denah Bangunan
b2 b2 b2

6000 L2 b3 1 b4 2 b4 1 b3

b1 b1 b1

6000 L2 b3 3 b4 4 b4 3 b3

b1 b1 b1

6000 L2 b3 3 b4 4 b4 3 b3

b1 b1 b1

6000 L2 b3 1 b4 2 b4 1 b3

b2 b2 b2

L1 L1 L1

5000 5000 5000

PERENCANAAN DIMENSI
ITEM DIMENSI S ATUAN
KOLOM 350 × 350 mm
BALOK 250 × 500 mm

2
BAB I
PERENCANAAN PELAT

Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah, atau
agergat - agregat lain yang dicampur menjadi satu dengan pasta yang terbuat dari
semen dan air. Beton memiliki kuat tekan yang tinggi dan kuat tarik yang sangat
lemah. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan batangan baja yang
digunakan secara bersama, dimana tulangan baja berfungsi menyediakan kuat tarik
yang tidak dimiliki beton. Oleh karena itu desain struktur elemen beton bertulang
dilakukan berdasarkan prinsip yang berbeda dengan perencanaan desain satu bahan.

Plat lantai beton bertulang umumnya dicor ditempat, bersama-sama balok


penumpu dan kolom pendukungnya. Dengan demikian akan diperoleh hubungan yang
kuat yang menjadi satu kesatuan, hubungan ini disebut jepit-jepit. Pada plat lantai
beton dipasang tulangan baja pada kedua arah, tulangan silang, untuk menahan
momen tarik dan lenturan. Untuk mendapatkan hubungan jepit-jepit, tulangan plat
lantai harus dikaitkan kuat pada tulangan balok penumpu.
Perencanaan dan hitungan plat lantai dari beton bertulang harus mengikuti
persyaratan yang tercantum dalam buku SNI Beton 1991.
Dalam merencanakan tebal pelat, semua table pelat diambil sama, dengan
tidak menghitung lendutan yang terjadi. Maka dari itu harus dipenuhi syarat-syarat
tebal minimum.
Pelat - pelat diatas adalah pelat dua arah sehingga Ln diambil dari polos ke
pelat. Untuk menentukan tebal pelat dua arah, harus ditentukan balok yang memenuhi
persyaratan lendutan.

3
I.1.1 Pengecekan Balok T
BALOK B1

be

t
160

h= 500

250
bw

Menentukan perbandingan kekakuan relative balok memanjang terhadap plat .


Langkah perhitungan :
1. Menentukan lebar efektif pertama dengan menggunakan rumus be = bw + 2 ( h – t )
2. Menentukan lebar efektif kedua dengan menggunakan rumus be = bw + 8 x t
3. Lebar efektif (be) diambil yang terkecil
4. Menentukan kekakuan balok dengan rumus :
t 2 be 3
be t t t

k=
1+ ( bw
−1
h)( )[ ( ) ( ) (
4−6
h
+4
h
+
bw
−1
h)( ) ] = Kekakuan Balok
be t
1+ ( −1 )( )
bw h
3
bw x h
5. Menghitung inersia balok dengan rumus i b=k
12
L2 x t 3
6. Menghitung inersia balok dengan menggunakan rumus i s=
12
7. Menentukan perbandingan kekakuan balok terhadap kekakuan plat

b I
dengan rumus α 1= I
s

4
Perhitungan balok B1
be = bw + 2 ( h – t ) be = bw + 8 ( t )
be = 250 + 2 ( 500 – 160 ) be = 250 + 8 ( 160 )
be = 930 mm be = 1530 mm

Lebar efektif be ( terkecil )


be 930
= =3,72 mm
bw 250

t 160
= =0,32 mm
h 500

t 2 be 3
be t t t

k=
1+ ( bw
−1
h)( )[ ( ) ( ) (
4−6
h
+4
h
+
bw
−1
h )( ) ]
be t
1+ ( −1 )( )
bw h

1+ (3,72−1 )( 0,32 ) [ 4−6 ( 0,32 )+ 4 ( 0,32 )2 + ( 3,72−1 ) ( 0,32 )3 ]


k=
1+ ( 3,72−1 )( 0,32 )
K = 1,735 mm

bw x h3
i b=k
12
250 x 5003 9
i b=1,735 =4,517 x 10 mm4
12

L2 x t 3
i s=
12
6000 x 1603 9
i s= =2,048 x 10 mm4
12

Ib
α 1=
Is

5
4,517 x 109
α 1= = 2,21
2, , 048 x 109

BALOK B1

be

t
160

h= 500

250
bw

pengecekan balok B1
L1 = 5000 mm
bentang
L2 = 6000 mm
panjang balok bw = 250 mm
tinggi balok h = 500 mm
tebal plat asumsi t = 160 mm
= 930 mm
lebar efektif be
= 1530 mm
lebar efektif
be = 930 mm
digunakan
be/bw = 3,72 -
bandingan
t/h = 0,32 -
kekakuan k = 1,735 -
Ib = 4,517 ×10 9 mm
4
inersia
IS = 2,048 ×10 9 mm
4

lendutan α1 = 2,21 -

6
BALOK B4

be

t
160

h= 500

250
bw

pengecekan balok B4
L1 = 5000 mm
bentang
L2 = 6000 mm
panjang balok bw = 250 mm
tinggi balok h = 500 mm
tebal plat asumsi t = 160 mm
= 930 mm
lebar efektif be
= 1530 mm
lebar efektif
be = 930 mm
digunakan
be/bw = 3,72 -
bandingan
t/h = 0,32 -
kekakuan k = 1,735 -
Ib = 4,517 ×10 9 mm
4
inersia
IS = 1,7 ×10 9 mm
4

lendutan α4 = 2,65 -

7
II.1.1 Pengecekan Balok L
BALOK B3

be

t
160

h= 500

250
bw

Menentukan perbandingan kekakuan relative balok memanjang terhadap plat .


Langkah perhitungan :
1. Menentukan lebar efektif pertama dengan menggunakan rumus be = bw +( h – t )
2. Menentukan lebar efektif kedua dengan menggunakan rumus be = bw + 4 x t
3. Lebar efektif (be) diambil yang terkecil
4. Menentukan kekakuan balok dengan rumus :

t 2 be 3
be t t t

k=
1+ ( bw
−1
h )( )[ ( ) ( ) (
4−6
h
+4
h
+
bw
−1
h )( ) ] = Kekakuan Balok
be t
1+ ( −1 )( )
bw h
bw x h3
5. Menghitung inersia balok dengan rumus i b=k
12
L1 x t 3
6. Menghitung inersia balok dengan menggunakan rumus i s=
12
7. Menentukan perbandingan kekakuan balok terhadap kekakuan plat

b I
dengan rumus α 1= I
s

be = bw + ( h – t )
be = bw + 4 x t
Dimana :
be = Lebar efektif
bw = Panjang balok
h = Tinggi balok

8
t = Tebal plat asumsi

Perhitungan balok B3
be = bw + ( h – t ) be = bw + 4 ( t )
be = 250 + ( 550 – 160 ) be = 250 + 4 ( 160 )
be = 590 mm be = 890 mm
Lebar efektif be ( terkecil )
be 590
= =2,36 mm
bw 250
t 160
= =0,32 mm
h 500
t 2 be 3
be t t t

k=
1+
bw(−1
h
4−6
h)( )[ ( ) ( ) (
+4
h
+
bw
−1
h )( ) ]
be t
1+ ( −1 )( )
bw h

1+ (2,36−1 ) ( 0,32 ) [ 4−6 ( 0,32 ) +4 ( 0,32 )2+ ( 2,36−1 ) ( 0,32 )3 ]


k=
1+ ( 2,32−1 ) ( 0,32 )
K = 1,465 mm
bw x h3
i b=k
12
250 x 5003 9
i b=1,465 =3,816 x 10 mm4
12
L1 x t 3
i s=
12
5000 x 1603 9
i s= =1,7 x 10 mm4
12
Ib
α 1=
Is

3,816 x 109
α 1= = 2,24
1,7 x 109

9
BALOK B3

be

t
160

h= 500

250
bw

pengecekan balok B3
L1 = 5000 mm
bentang
L2 = 6000 mm
panjang balok bw = 250 mm
tinggi balok h = 500 mm
tebal plat asumsi t = 160 mm
= 590 mm
lebar efektif be
= 890 mm
lebar efektif
be = 590 mm
digunakan
be/bw = 2,36 -
bandingan
t/h = 0,32 -
kekakuan k = 1,465 -
Ib = 3,816 ×10 9 mm
4
inersia
IS = 1,7 ×10 9 mm
4

lendutan α3 = 2,24 -

10
BALOK B2

be

t
160

h= 500

250
bw

pengecekan balok B2
L1 = 5000 mm
bentang
L2 = 6000 mm
panjang balok bw = 250 mm
tinggi balok h = 500 mm
tebal plat asumsi t = 160 mm
= 590 mm
lebar efektif be
= 890 mm
lebar efektif
be = 590 mm
digunakan
be/bw = 2,36 -
bandingan
t/h = 0,32 -
kekakuan k = 1,465 -
Ib = 3,816 ×10 9 mm
4
inersia
IS = 2,0 ×10 9 mm
4

lendutan α2 = 1,86 -

11
I.2 tebal plat berdasarkan lendutan
tebal plat berdasarkan lendutan
1,86 1,86 1,86

2,24 1 2,65 2 2,65 1 2,24

2,21 2,21 2,21

2,24 3 2,65 4 2,65 3 2,24

2,21 2,21 2,21

2,24 3 2,65 4 2,65 3 2,24

2,21 2,21 2,21

2,24 1 2,65 2 2,65 1 2,24

1,86 1,86 1,86

Tebal Plat Berdasarkan Lendutan

αm Tinjau Panel 1

1
αm = (2,21+2,65+1,86 +2,24) = 2,238
4

αm Tinjau Panel 2

1
αm = (2,21+1,86+ 2,65+2,65) = 2,341
4

αm Tinjau Panel 3

1
αm = (2,21+2,65+ 2,21+ 2,24) = 2,324
4

αm Tinjau Panel 4

1
αm = (265+ 2,21+ 265+2,21) = 2,426
4

Harga βs Tiap Panel

Harga βs Panel 1 Harga βs Panel 2


2 3
= 0,5 = 0,75
4 4

12
Harga βs Panel 3 Harga βs Panel 4
3 4
= 0,75 =1
4 4

harga ℓn = bentang terpanjang - lebar balok


ℓn = 6000 – 250
ℓn = 5750

peninjauan panel
panel tinjauan lendut αm harga β s ℓn
1 2,238 0,5 5750
2 2,341 0,75 5750
3 2,324 0,75 5750
4 2,426 1 5750

KOREKSI TEBAL PLAT

Menentukan tebal plat berdasarkan persyaratan lendutan

- Tinjau Panel 1

Tebal Plat tidak boleh kurang dari

fy
(
l n 0,8+
1500 )
h=
1
[
36+5 βs αm−0,12 1+ ( βs )]
400
5750(0,8+ )
1500
h= = 150,72 mm
1
[
36+5 0,5 2,234−0,12 1+ ( 0,5 )]
Tebal Plat tidak perlu kurang dari

fy
h= (
ln 0,8+
1500 )
36+ 9 βs

400
h= (
5750 0,8+
1500 ) = 151,44 mm
36+ 9(0,5)

Tebal Plat tidak lebih dari

fy
h= (
ln 0,8+
1500 )
36
13
400
h= (
5750 0,8+
1500 ) = 170,37 mm
36

koreksi tebal plat (t) →→→→→→→→ 160 bandingan dengan plat


panel tidak kurang dari tidak perlu kurang dari tidak lebih lebih dari asumsi
1 150,72 151,44 170,37 OK
2 140,26 143,47 170,37 OK
3 140,47 143,47 170,37 OK
4 130,69 136,30 170,37 OK

14

Anda mungkin juga menyukai