Anda di halaman 1dari 39

ANALISIS KIMIA DASAR

(LARUTAN)
Aprilia Utama, ST.
Faradilla Syani, M.Si.
Silabus Pembelajaran Analisis Kimia Dasar (Larutan)

1. Pengertian Larutan
2. Konsentrasi Larutan
3. Pelabelan
4. Matrikulasi (Penimbangan, Pemipetan, Melarutkan, Penggunaan
Buret, dan Titrasi)
5. Praktikum Pembuatan Larutan
6. Materi Standarisasi, Titrasi, Bahan Baku Primer dan Sekunder
Pengertian Larutan

• Larutan merupakan campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat berbeda
jenis.
1. Larutan yang tersusun dari 2 jenis dikenal dengan larutan biner
2. Larutan yang tersusun dari 3 jenis dikenal dengan larutan terner
3. Larutan yang tersusun dari 4 jenis dikenal dengan larutan kuartener

• Dimana terdapat dua komponen utama pembentuk larutan yaitu zat terlarut (solute)
dan zat pelarut (solvent).
• Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau
solute.
• Sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam
larutan disebut pelarut atau solvent.
Larutan Berdasarkan
Daya Hantar Listrik

Larutan Elektrolit Larutan Non Elektrolit


LARUTAN ELEKTROLIT
Larutan Elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Larutan
Elektrolit dibagi menjadi 2:

1. Elektrolit Kuat
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar listrik yang kuat,
karena zat terlarutnya didalam pelarut (umumnya air), seluruhnya berubah menjadi ion-
ion (alpha = 1).

Asam-asam kuat, seperti : HCl, HCl03, H2SO4, HNO3 dan lain-lain.


Basa-basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, seperti:
NaOH, KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.
Garam-garam yang mudah larut, seperti: NaCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain
2. Elektrolit Lemah
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya lemah dengan
harga derajat ionisasi sebesar: O < alpha < 1.

Asam-asam lemah, seperti : CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S dan lain-lain


Basa-basa lemah seperti : NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain
Garam-garam yang sukar larut, seperti : AgCl, CaCrO4, PbI2dan lain-lain
LARUTAN NON ELEKTROLIT

Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik,
karena zat terlarutnya di dalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion-ion (tidak
mengion).

Tergolong ke dalam jenis ini misalnya:


– Larutan urea
– Larutan sukrosa
– Larutan glukosa
– Larutan alkohol dan lain-lain
Larutan Asam Basa

Larutan asam adalah larutan yang mengandung ion H+ dan memiliki pH <7

Contoh: Asam Sulfat, Asam Nitrat, Asam Klorida, dll

Larutan Basa adalah larutan yang mengandung ion OH- dan memiliki pH >7

Contoh: Natrium Hidroksida, Kalium Hidroksida, dll


Molaritas
Molalitas
Normalitas
Fraksi Mol
Konsentasi Larutan % v/v
% b/b
% b/v
Volume Pekat (M dan N)
Konsentrasi Pekat (M dan N)
Ppm dan ppb
MOLARITAS

Satuan konsentrasi molaritas disimbolkan dengan M.


Molaritas didefinisikan sebagai 1 mol suatu zat terlarut dalam 1 liter larutan atau 1
mmol zat terlarut dalam 1 ml larutan.

Keterangan :
M : Molaritas (M)
Mr : Berat Molekul (gr/mol)
Gram : Berat zat (gr)
V : Volume (mL)
Contoh:

Tentukan Molaritas dari 10 gram NaOH (Mr= 40 gr/mol) yang dilarutkan dalam akuades sehingga volume
larutan menjadi 250 mL!

Jawab: 10 𝑔𝑟𝑎𝑚 1000


𝑀= 𝑥
Diketahui :
40 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙 250 𝑚𝐿
Gram : 10 gram
Mr : 40 gr/mol 10.000
𝑀=
V : 250 mL 10.000
Ditanya: M= 1
M…..?

Dijawab:
Contoh:

Berapa gram KOH (Mr = 56 gr/mol) yang dibutuhkan untuk membuat 250 mL larutan
KOH 0,5 M
𝑔𝑟 1000
Jawab: 0,5 = 𝑥
40 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙 250 𝑚𝐿
Diketahui :
M : 0,5 M 0,5 𝑥 56 𝑥 250
g𝑟 =
Mr : 56 gr/mol 1000
V : 250 mL
gr = 7
Ditanya:
gr…..?

Dijawab:
MOLALITAS

Satuan konsentrasi molaritas disimbolkan dengan m.


Molalitas didefinisikan sebagai 1 mol suatu zat terlarut dalam 1000 g pelarut.

Keterangan :
m : Molalitas (m)
Mr : Berat Molekul (gr/mol)
Gram : Berat zat
p : Berat Pelarut (gr)
Contoh:

Berapa molal konsentrasi C11H22O11 (Gula) yang dilarutkan dalam 500 mL akuades dengan
berat 34,2 gr (Mr = 342)
34,2 𝑔𝑟 1000
Jawab: m= 𝑥
342 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙 500 𝑔𝑟
Diketahui :
gr : 34,2 gr m = 0,2
Mr : 342 gr/mol
p : 500 mL

Ditanya:
m…..?

Dijawab:
Contoh:

Berapa gram KOH (Mr = 56 gr/mol) yang dibutuhkan untuk membuat 500 mL larutan
KOH 0,25 m
𝑔𝑟 1000
Jawab: 0,25 = 𝑥
56 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙 500
Diketahui :
m : 0,25 m 0,25 𝑥 56 𝑥 500
g𝑟 =
Mr : 56 gr/mol 1000
p : 500
gr = 7
Ditanya:
gr…..?

Dijawab:
NORMALITAS

Satuan konsentrasi normalitas disimbolkan dengan N.


Normalitas didefinisikan sebagai 1 gram ekuivalen suatu zat terlarut dalam 1000 L
larutan.

𝑔𝑟 1000
N= 𝑥
𝐵𝐸 𝑉

Keterangan :
N : Normalitas (N) CATATAN :
BE : Berat Ekuivalen
Gram : Berat zat (gr) BE= Mr / H+ atau OH-
V : Volume (mL)
Contoh:

Hitunglah normalitas larutan Ba(OH)2 yang mengandung 21 gram Ba(OH)2 dalam 250 mL
larutan!
21 𝑔𝑟 1000
Jawab: N= 𝑥
85,65 250
Diketahui :
gr : 21 gr N = 0,98
BE : 171,3 / 2 = 85,65
V : 250

Ditanya:
N…..?
𝑔𝑟 1000
Dijawab: N= 𝑥
𝐵𝐸 𝑉
Fraksi Mol

Fraksi mol adalah perbandingan jumlah mol zat terlarut terhadap jumlah
total mol seluruh zat penyusun larutan tersebut (zat terlarut dan pelarut).
Fraksi mol disimbolkan dengan X.

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒐𝒍 𝒛𝒂𝒕 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕


𝑭𝒓𝒂𝒌𝒔𝒊 𝒎𝒐𝒍 𝒛𝒂𝒕 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕 =
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒐𝒍 𝒛𝒂𝒕 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕 + 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒐𝒍 𝒑𝒆𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒐𝒍 𝒛𝒂𝒕 𝒑𝒆𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕


𝑭𝒓𝒂𝒌𝒔𝒊 𝒎𝒐𝒍 𝒑𝒆𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕 =
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒐𝒍 𝒛𝒂𝒕 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕 + 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒐𝒍 𝒑𝒆𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕

Catatan: Jumlah kedua fraksi mol (zat terlarut dan pelarut) sama dengan satu
Contoh:

4,5 gram NaOH dimasukkan ke dalam 16 gram air. Hitung fraksi mol masing-masing zat
penyusun larutan tersebut !

Jawab :
𝑔𝑟 𝑔𝑟 0,11
m𝑜𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻 = m𝑜𝑙 𝑎𝑖𝑟 = XNaOH = = 0,11
𝑀𝑟 𝑀𝑟 0,11:0,89

4,5 𝑔𝑟 16 𝑔𝑟 0,89
m𝑜𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻 = m𝑜𝑙 𝑎𝑖𝑟 = Xair = = 0,89
40 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙 18 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
0,11:0,89

m𝑜𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻 = 0,11 mol m𝑜𝑙 𝑎𝑖𝑟 = 0,89 mol


Persen Volume per Volume (% v/v)

Persen volum per volume adalah perbandingan volume zat terlarut dalam tiap 100 mL
larutan.

𝒗 𝑽𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 𝒛𝒂𝒕 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕


% = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝒗 𝑽𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 𝒛𝒂𝒕 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕 + 𝑽𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 𝒑𝒆𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕
Contoh:

25 mL alcohol dicampurkan dengan 75 mL air menghasilkan larutan dengan volume 98,6 mL.
Hitung % volume masing-masing komponen tersebut !

Jawab :

25
% 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑙𝑘𝑜ℎ𝑜𝑙 = x 100% = 25,35%
98,6

75
% 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑖𝑟 = x 100% = 76,1%
98,6
Persen Berat per Berat (% b/b)

Persen berat per berat adalah perbandingan jumlah gram zat terlarut dalam tiap 100 gram
larutan.

𝒃 𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒛𝒂𝒕 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕


% = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝒃 𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒛𝒂𝒕 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕 + 𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒑𝒆𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕
Contoh:

Berapa % berat KCl dalam suatu larutan yang dibuat dengan cara melarutkan 10 gram KCl
dalam 40 gram air?

Jawab :
10
% 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐾𝐶𝑙 = x 100% = 20%
10:40

Berapa gram NaCl yang terdapat dalam 250 gram larutan NaCl 15%?
Jawab :

15% 𝑥 250
Berat NaCl = = 37,5 gram
100%
Persen Berat per Volume (% b/v)

Persen berat per volume adalah perbandingan jumlah gram zat terlarut dalam tiap 100 mL
larutan.

𝒃 𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒛𝒂𝒕 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕


% = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝒗 𝑽𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕𝒂𝒏
Contoh:

Berapa gram NaCl yang diperlukan untuk membuat larutan infus sebanyak 250 mL dengan
konsentrasi 1,5% (b/v)?

Jawab :

1,5% 𝑥 250
Berat NaCl = = 375 gram
100%
Volume Pekat ( M dan N)

Volume pekat umumnya digunakan untuk menghitung jumlah yang berwujud cair untuk
membuat suatu larutan dari zat pekatnya. Volume pekat dibagi atas dua rumus pengukuran
yaitu Molaritas dan Normalitas.

𝑀 . 𝑀𝑟 . 𝑉 𝑁 . 𝐵𝐸 . 𝑉
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃𝑒𝑘𝑎𝑡 𝑀 = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃𝑒𝑘𝑎𝑡 𝑁 =
% . 𝜌 . 10 % . 𝜌 . 10
Keterangan :
M : Molalitas (M)
N : Normalitas (N)
Mr : Berat Molekul (gr/mol)
BE : Berat Ekuivalen (grek)
V : Volume larutan (mL)
% : Konsentrasi Pekat (%)
𝝆 : Massa jenis (gr/mL)
Contoh:

Berapa Volume pekat yang harus dipipet untuk membuat larutan H2SO4 0,5 M sebanyak
250 mL dari H2SO4 98% dengan massa jenis 1,49 gr/mL !
𝑀 . 𝑀𝑟 . 𝑉
Jawab: 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃𝑒𝑘𝑎𝑡 =
Diketahui : % . 𝜌 . 10
M : 0,5 M 0,5 . 98 .250
Mr : 98 gr/mol 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃𝑒𝑘𝑎𝑡 =
98 . 1,49 . 10
V : 250 mL
% : 98 % 12250
𝝆 : 1,49 gr/mL 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃𝑒𝑘𝑎𝑡 =
1460,2
Ditanya : V pekat 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃𝑒𝑘𝑎𝑡 = 8,38 mL

Dijawab :
Konsentrasi Pekat ( M dan N)

Konsentrasi pekat umumnya digunakan untuk menghitung konsentrasi pekat dari zat yang
berwujud cair. Konsentrasi pekat dibagi atas dua rumus penetapan yaitu Molaritas dan
Normalitas.

% . 𝝆 .10 % . 𝜌 . 10
M= N=
𝑀𝑟 𝐵𝐸
Keterangan :
M : Molalitas (M)
N : Normalitas (N)
Mr : Berat Molekul (gr/mol)
BE : Berat Ekuivalen (grek)
% : Konsentrasi Pekat (%)
𝝆 : Massa jenis (gr/mL)
Contoh:

Berapa Konsentrasi (N) H2SO4 dari H2SO4 98% dengan massa jenis 1,49 gr/mL !

Jawab: 98 . 1,49 . 10
Diketahui : N=
49
BE : 98 /2 = 49
% : 98 % 1460,2
N=
𝝆 : 1,49 gr/mL 49

Ditanya : N ..?
N= 29,8 N

Dijawab :
Jadi konsentasi H2SO4 98% adalah 29,8 N
% . 𝝆 . 𝟏𝟎
N=
𝑩𝑬
Ppm dan ppb

Ppm atau part per million adalah bagian persejuta yang menyatakan banyaknya Jumlah
miligram zat terlarut dalam satu liter larutan.

Ppb atau part per billion adalah bagian persemiliar yang menyatakan banyaknya Jumlah
mikrogram zat terlarut dalam satu liter larutan.

𝑚𝑔 µ𝑔
ppm= ppb=
𝐿 𝐿

Keterangan :
mg : Berat zat (mg)
µ𝒈 : Berat zat (µ𝒈 )
L : Volume larutan (L)
Contoh:

Berapa ppm dan ppb dari NaOH sebanyak 0,5 gram dalam volume larutan 250 mL?

Jawab: µ𝑔
ppb=
Diketahui : 𝐿
mg : 500 mg 500000
µ𝑔 : 500000 µ𝑔 ppb=
L : 0,25 L 0,25

Ditanya : ppm dan ppb ..?


ppb= 2000000

Dijawab : Jadi konsentasi NaOH 0,5 gram


𝑚𝑔 500 sebanyak 250 mL dalam ppm sebesar
ppm= ppm= ppm= 2000 2000 ppm dan ppb sebesar 2000000 ppb
𝐿 0,25
Rumus Pengenceran ( M, N dan %)

Rumus pengenceran umumnya digunakan untuk menghitung konsentrasi zat cair yang telah
diencerkan dari zat pekat atau larutan induknya. Rumus pengenceran dibagi atas tiga rumus
penetapan yaitu Molaritas, Normalitas dan Persen.

M1 .V1 = M2 .V2 N1 .V1 = N2 .V2 %1 .V1 = %2 .V2

Keterangan :
M1 : Molaritas (M) Pekat
M2 : Molaritas (M) yang akan dibuat
N1 : Normalitas (N) Pekat
N2 : Normalitas (N) yang akan dibuat
%1 : % Pekat
% : % yang akan dibuat
V1 : Volume Pekat
V2 : Volume yang akan dibuat
Contoh:

Berapa Volume pekat yang harus dipipet untuk membuat larutan H2SO4 0,5 M sebanyak
250 mL dari H2SO4 5 M ?

Jawab: 5 M . V1 = 0,5 M . 250 mL


Diketahui : 5 . V1 = 125
M1 :5M 125
M2 : 0,5 M V1 =
5
V2 : 250 mL V1 = 25 mL
Ditanya : V1
Jadi, untuk membuat larutan H2SO4 0,5 M
Dijawab : sebanyak 250 mL dari H2SO4 5 M dibutuhkan
M1 .V1 = M2 .V2
H2SO4 5 M sebanyak 25 mL
Contoh:

Berapa Volume pekat yang harus dipipet untuk membuat larutan H2SO4 0,25 N sebanyak
250 mL dari H2SO4 10 N ?

Jawab: 10 N. V1 = 0,25 . 250 mL


Diketahui : 10 . V1 = 62,5
N1 : 10 N 62,5
N2 : 0,25 N V1 =
10
V2 : 250 mL V1 = 6,25 mL
Ditanya : V1
Jadi, untuk membuat larutan H2SO4 0,25 N
Dijawab : sebanyak 250 mL dari H2SO4 10 N dibutuhkan
N1 .V1 = N2 .V2
H2SO4 10 sebanyak 6,25 mL
Contoh:

Berapa Volume pekat yang harus dipipet untuk membuat larutan H2SO4 10% sebanyak
250 mL dari H2SO4 98% ?

Jawab: 98%. V1 = 10%. 250 mL


Diketahui : 98 . V1 = 2500
%1 : 98% 2500
%2 : 10% V1 =
98
V2 : 250 mL V1 = 25,5 mL
Ditanya : V1
Jadi, untuk membuat larutan H2SO4 10%
Dijawab : sebanyak 250 mL dari H2SO4 98% dibutuhkan
%1 .V1 = %2 .V2
H2SO4 98% sebanyak 25,5 mL
Cara mengubah konsentrasi

Konsentrasi suatu larutan dapat diubah menjadi konsentrasi yang lain. Larutan dalam
Konsentrasi Normalitas dapat diubah menjadi konsensentrasi Molaritas dan Larutan dalam
Konsentrasi Molaritas dapat diubah pula menjadi konsensentrasi Normalitas.

𝑵
N=M. a M=
𝒂

Keterangan : CATATAN
M : Molaritas (M)
N : Normalitas (N)
a : ekivalen zat Ekivalen :
Untuk asam banyaknya jumlah ion H+
sedangkan basa banyaknya jumlah ion OH-
Contoh:

Berapa Normalitas dari larutan H2SO4 0,25 M?

Jawab:
Diketahui : N = 0,25 .2
M : 0,25 M N = 0,5
a :2

Ditanya : N Jadi, Normalitas dari larutan H2SO4 0,25 M


adalah 0,5 N
Dijawab :

N=M. a
Contoh:

Berapa Molaritas dari larutan Ba(OH)2 8N?

Jawab: 8
Diketahui : M=
2
N :8
a :2 M=4

Ditanya : M Jadi, Molaritas dari larutan Ba(OH)2 8N adalah


4M
Dijawab :
𝑵
M=
𝒂
BE : Jika tidak ada ion H+ atau OH- dari larutan yang diketahui maka dapat digantikan
dengan valensi dari unsur pertama pada larutan.

Contoh :
CuSO4 : Cu memiliki valensi 2 maka BE CuSO4 : 159,5 / 2 = 79,75
K2Cr2O7 : K memiliki valensi 1, akan tetapi dikarenakan K berjumlah 2 maka valensi
dikalikan dengan jumlah dari unsurnya, maka K bervalensi 2 jadi
BE dari K2Cr2O7 : 294 / 2 = 147

Anda mungkin juga menyukai