Anda di halaman 1dari 1

Percobaan yang dilakukan berikut ini yaitu pembangkit listrik tenaga pikohidro menggunakan

gravitational water vortex. Piko Hidro merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan
potensi energi air dengan head sangat rendah (1–3 meter) dengan debit yang besar. Piko
Hidro menggunakan turbin sederhana dan mudah dipasang. Selain itu, Piko Hidro mudah
dalam pengoperasian dan perawatan. Pembangkit listrik gravitational water vortex adalah
teknologi ramah lingkungan yang menghasilkan listrik dari sumber energi alternatif atau
terbarukan. Di pembangkit listrik pusaran, air dimasukkan ke dalam cekungan melingkar
secara tangensial yang menciptakan pusaran bebas dan energi diekstraksi dari pusaran bebas
dengan menggunakan turbin. Keunggulan utama pembangkit jenis ini adalah dapat
menghasilkan listrik dari tekanan hidrolik ultra rendah dan juga ramah lingkungan. Karena
kebutuhan ketinggian hidrolik serendah 1m, pembangkit listrik jenis ini dapat dipasang di
sungai atau sungai untuk menghasilkan listrik untuk beberapa rumah. Ini adalah teknologi
baru dan belum berkembang dengan baik untuk memanen listrik dari sumber energi air
bertekanan rendah.
Pada percobaan yang dilakukan kali ini aliran yang digunakan untuk menggerakkan turbin
merupakan aliran dari sebuah kolam yang dilewatkan pada sebuah saluran. Alat yang
digunakan pada percobaan ini yaitu saluran air kanal dan basin jenis gravitational water
vortex. turbin propeller dengan variasi baling-baling 1,5 cm dan 3 cm, generator magnet
permanen jenis Neodymium Iron Boron dan jenis X, lampu DC 20 Watt (4 buah), meteran (1
buah), tachometer (1 buah), R-Shunt (1 buah), multimeter (1 buah), stopwatch (2 buah), dan
laptop yang dilengkapi aplikasi PZEM (1 buah). Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui
potensi daya pembangkitan pada pembangkit listrik tenaga pikohidro, mengetahui besar
tegangan keluaran AC pada generator saat kondisi rangkaian terbuka, serta mengetahui
perbandingan daya keluaran pada generator pembangkit listrik tenaga pikohidro antara variasi
kerapatan baling-baling turbin 1,5 cm dan 3 cm. Pada percobaan kali ini belum digunakan R-
Shunt serta aplikasi PZEM. Prosedur yang dilakukan dalam menjalankan percobaan ini yaitu
dimulai dengan merangkai turbin dan generator yang digunakan. Pada saat merangkai turbin
harus diperhatikan dalam pemasangan baut yang digunakan yaitu baut dipastikan dipasang
dengan kuat, serta penempatan antara generator dan turbin harus dipasang secara presisi.
Setelah turbin dan generator terpasang secara presisi, perangkat tersebut diletakkan ke dalam
lubang yang terdapat di basin yang mana akan menjadi tempat terbentuknya pusaran air
(vortex) untuk menggerakkan turbin. Kemudian, kabel yang terdapat pada generator
dihubungkan ke controller sesuai dengan warna yang sama untuk mengetahui besar tegangan
AC yang dihasilkan dari putaran turbin.

Anda mungkin juga menyukai