Anda di halaman 1dari 3

MEMBEDAKAN MIMPI

Langit begitu gelap karena sedang mendung. Aku berjalan sepulang dari sekolah. Hari ini
merupakan hari yang sangat melelahkan, sehari ada 2 ulangan. Pekerjaan rumah pun sudah
menumpuk. Jalan yang kulalui ini sangat sepi tidak seperti biasanya, tidak ada orang yang berlalu-
lalang maupun mobil yang melintas. Saat sedang berjalan tiba-tiba aku merasa ada yang aneh
dengan kedua kakiku.

“Hah! Kakiku kenapa begini? Kenapa tidak mau bergerak kedepan ya?” ucapku sambil terus
mencoba untuk menggerakkan kedua kakiku.

“Aduh! Kakiku berat sekali,” rintihku.

“Haahhhh,” teriakku.

“Hah? Ternyata cuman mimpi. Kenapa aku sering mengalami seperti ini?” aku terbangun
dengan terkejut.

Setelah terbangun aku pergi ke kamar mandi karena ingin buang air kecil. Aku masih
terbayang mimpi yang tadi, rasanya begitu nyata. Sampai-sampai aku merasa ketakutan dan
langsung kembali ke kamar dengan berlari untuk tidur lagi. Tanpa sadar aku pun tertidur kembali.
Setelah tidur aku akhirnya terbangun. Sehabis bangun aku langsung berwudhu untuk melaksanakan
salat subuh. Kemudian aku mandi dan bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Karena aku tinggal
sendiri, tidak ada orang yang harus aku pamiti. Aku pun berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki.
Aku merasa aneh dengan jalan di sekitarku mengapa begitu sepi, hal yang sama seperti yang ada di
dalam mimpi. Tiba-tiba dari belakang oleh seseorang. Aku tidak berani untuk menoleh ke belakang
karena merasa ketakutan. Aku pun mempercepat langkahku.

“Orang itu, dari tadi sepertinya dia mengikutiku,” ucapku dalam hati.

“Perasaanku tidak enak karena mimpi yang kualami kemarin....”

“Eh? Kenapa begini lagi?” kakiku tiba-tiba terasa berat lagi.

Lelaki yang mengikutiku sejak tadi makin mendekat ke arahku. Tiba-tiba ada pisau yang
ditodongkan ke depan mukaku. Aku pun terkejut dan merasa ketakutan.

“Mati kau anak muda,” kata pria itu sambil menodongkan pisau.

“Hah? Ternyata mimpi lagi. Kenapa hal ini terjadi berulang kali?” aku terbangun dari mimpi
yang begitu aneh.

Aku pun langsung mandi dan mengganti baju sekolah. Sambil memakai baju aku terus
memikirkan mimpi-mimpiku. Aku berharap ini bukan mimpi lagi.

“Kenapa mimpi bisa seperti itu sih? Membuat perasaanku tidak enak saja dan aku menjadi
sangat ketakutan,” pikirku.

Setelah selesai bersiap-siap aku pun langsung berangkat. Selama di perjalanan aku masih
merasa aneh dengan semua mimpi yang aku alami.

Aku pun berpikir “Apa akhir-akhir ini aku terlalu stres? Atau karena banyak tugas yang
menumpuk? Sehingga aku mengalami semua mimpi ini.”
Aku jadi menjadi orang yang paranoid karena mimpi yang kualami. Aku ingin sekali semua ini
berhenti.

“Padahal ini jalan yang selalu kulewati setiap hari untuk berangkat ke sekolah, tapi gara-gara
mimpi yang kualami aku jadi berprasangka buruk dan memikirkan hal-hal aneh,” ucapku dalam hati.

“Kenapa aku terus-menerus mimpi di dalam mimpi? Apakah kali ini aku sedang bermimpi
atau ini kehidupan nyata. Ahhhh bagaimana ini?”

Tiba-tiba kakiku terasa sangat ringan dan aku bisa berlari dengan sangat cepat. Karena bisa
berlari sangat cepat aku pun sudah tiba sekolah. Setelah itu, aku pun berlari dengan sangat cepat
menuju kelas. Karena tidak memperhatikan jalan aku menabrak sebuah pohon yang sangat besar.

Lalu aku pun terbangun “Hah? Mimpi lagi? Kapan semua ini akan berhenti?”

“Sudah jam 6.30 aku harus cepat-cepat berangkat ke sekolah, aku tidak ingin terlambat,”
ucapku.

Di perjalanan aku memastikan ini sebuah mimpi atau bukan. Aku melihat sekelilingku untuk
mengetahui hal ini. Aku juga memeriksa keadaan kakiku, karena tidak ada hal yang aneh aku bisa
meyakinkan kalau ini bukan mimpi lagi. Aku tidak ingin bermimpi aneh seperti itu lagi.

“Sepertinya kakiku kali ini tidak apa-apa.”

Tiba-tiba hal aneh terjadi lagi. Tubuhku perlahan melayang dan akhirnya aku terbang di
langit. Aku bisa melihat seisi kota dari atas sini. Aku yakin kalau ini hanyalah mimpi.

“Sudah kuduga ini adalah mimpi lagi. Tapi keren juga sih bisa terbang seperti ini, aku harus
memanfaatkannya dengan berkeliling ke seluruh kota.”

Kekuatan terbangku tiba-tiba terasa hilang dan aku pun terjatuh dari langit.

“Uwaaaaaaa!!!” teriakku.

“Benar kan ini hanya mimpi lagi. Aku mulai bisa membedakan mana mimpi dan mana
kehidupan asli,” pikirku.

“Aku bisa gila kalau hal ini terjadi terus. Bagaimana cara untuk menghentikannya?
Bagaimana juga cara membedakan mimpi dan kehidupan nyata?”

Setelah terbangun dari mimpi yang begitu membingungkan, walaupun aku tidak tahu kalau
aku sudah bangun atau ini masih sebuah mimpi. Aku pun bersiap-siap pergi ke sekolah untuk yang
kesekian kalinya. Kemudian aku pun berangkat ke sekolah. Di perjalanan menuju sekolah aku
bertemu teman satu sekolahku dan satu organisasi yaitu Nico.

“Hei Lewis! Tunggu aku, ayo kita berangkat bersama,” teriaknya dari sudut jalan yang lain.

“Hai Nic. Ayo berangkat bersamaku,” jawabku

“Kamu kenapa terlihat begitu lemas dan sangat stres? Apa kamu sedang ada masalah?”
tanya Nico.

“Eh, iya Nic. Akhir-akhir ini aku selalu bermimpi di dalam mimpi dan itu sangat aneh. Aku
menjadi stres saat ini.”

“Kau hanya butuh liburan dan bersenang-senang akhir minggu ini,” katanya.

Anda mungkin juga menyukai