BAHAN KULIAH : 30 Nopember 2020

FISIKA KUANTUM

Bab 6

TEORI PERTURBASI

2.Sistem Tak Berdegenerasi ( Lanjutan ! )

Contoh :

Pengaruh medan listrik statik pada tingkat-tingkat energi suatu atom disebut efek
Stark. Interaksi antara medan listrik dan elektron dianggap sebagai gangguan.
Dalam hal atom Hidrogen interaksi ini adalah

H (1) =e E r cosθ .
^

Dalam hal ini e adalah muatan elektron, E adalah medan listrik, dan r cosθ adalah
arah medan listriknya ( sumbu-z ). Fungsi gelombang keadaan dasar atom Hidrogen
ψ (01 s) adalah tidak berdegenerasi dengan fungsi-fungsi keadaan yang lainnya.
Tentukan energi dan fungsi gelombang keadaan dasar atom Hidrogen hingga
koreksi orde-1 oleh karena gangguan ini.

Penyelesaian :

Koreksi hingga orde-1 energi dan fungsi gelombang keadaan dasar atom Hidrogen
adalah

-Energi
(0) ^ (1)
1 + E 1 =E 1 + H 11 .
E1=E(0) (1)

¿
^ (1)
Di sini H
(0)
^ (1) ψ (0)
11 =∫ ψ 1 s H 1 s dV .

-Fungsi Gelombang

(0 ) (1) (0)
^ (1)
H k1
ψ 1=ψ + ψ =ψ + ∑
1s 1s 1s (0) (0 )
ψ(0)
k .
k≠1 E −E
1 k

¿
^ (1)
Di sini H
(0)
k 1 =∫ ψ k H
^ (1) ψ (0)
1 s dV .

Dalam kasus ini dibatasi k =2 , yang berarti gangguan hanya diberikan oleh fungsi-
fungsi gelombang satu tingkat di atas keadaan dasar. Karena itu diperoleh

H (1)
^ ^
H (1)
2p 1
^ (12 p) 1
H ^
H (1)
2p 1
(0 ) 2s1 (0) (0) (0)
ψ 1=ψ +1s (0) (0)
ψ +
2s (0)
z

(0 )
ψ 2 pz + (0)
x

(0)
ψ 2 px + (0 )
y

(0)
ψ (02 p) .
E −E
1 2 E −E
1 2 E −E
1 2 E −E
1 2
y

^ (1)
Karena itu akan ditentukan H ^ (1) ^ (1 ) ^ (1) ^ (1)
11 , H 2 s 1 , H 2 p 1 , H 2 p 1 , dan H 2 p 1 . z x y
Untuk dapat melakukan perhitungan ini terlebih dahulu perlu mengetahui fungsi
gelombang keadaan dasar dan fungsi-fungsi gelombang satu tingkat di atas
keadaan dasar. Fungsi-fungsi gelombang ini dapat diperoleh dari rumusan pada
teori kuantum atom Hidrogen atau dapat juga dilihat dari tabel. Mereka adalah
−r
1 a0
ψ (01 s)= 3
e =Ψ 100
2
√π a 0

−r
1 r 2a
ψ (02 s)=
4 √2 π a
( 3
2
0
2−
a0 )
e =Ψ 200
0

−r
1 r 2a
ψ (02 p) = 3
e cosθ=Ψ 210
0

z
2
a0
4 √2 π a 0

−r
(0 ) 1 r 2a
ψ 2 px = 3
e sinθ cosφ
0

2
a0
4 √2 π a 0

−r
(0 ) 1 r 2a
ψ 2 py = 3
e sinθ sinφ .
0

2
a0
4 √2 π a 0

^
H (1)
11

−2 r ∞ −2r π 2π
1 a0
( eEr cosθ ) r 2 dr sinθdθ dφ= eE3 ∫ r 3 e a0
¿
^
H (1) (0) ^ (1) (0)
11 =∫ ψ 1 s H ψ 1 s dV = 3 ∭ e dr ∫ sinθ cosθdθ ∫ dφ .
π a0 π a0 0 0 0

Dalam hal ini

∞ −2 r
3 a0 3! 6 3
I =∫ r e dr=¿ 4
= a04= a40 ¿
0 2 16 8
( )
a0
π π
1 1
II=∫ sinθ cos θ d θ=¿∫ sinθ dsinθ=¿ ( si n2 π −si n2 0 )= ( 0−0 )=0 ¿ ¿
0 0 2 2
2π
III =∫ dφ= (2 π−0 )=2 π .
0

Sebagai akibatnya

eE 3 4
H (1)
^ 11 =
π a30 8 ( )
a0 ( 0 )( 2 π )=0 .
^
H (1)
2s1

¿
1
H (1) (0 )
^ 2 s 1=∫ ψ 2 s H
^ (1) ψ (0)
1 s dV = ¿¿
4 √ 2 π a30

Dalam hal ini

∞ −3r
3 2 a0 3! 6 32
I 1=∫ r e dr= 4
=¿ 16 a 40= a40 ¿
0 3 81 27
( )
2 a0
π
II 1=∫ sinθ cosθ dθ=0
0

2π
III 1=∫ dφ=2 π
0

∞ −3 r
2 a0 4! 24 256 5
I 2=∫ r 4 e dr= = 32 a50 = a
0 3 5
243 81 0
( )
2 a0
π
II 2=∫ sinθ cosθ dθ=0
0

2π
III 2=∫ dφ=2 π .
0

Sebagai akibatnya

eE 32 4 1 256 5 eE
H (1)
^ 2 s 1= 3
4 √ 2 π a0
2
27 [( )
a0 ( 0 ) ( 2 π ) −
a 0 81 (
a0 ( 0 )( 2 π ) =) ]
4 √2 π a30
( 0−0 )=0 .

^
H (1)
2p 1
z

−3 r ∞ −3 r π
¿
1 2a eE 2a
^ e r cosθ ( eEr cosθ ) r 2 dr sinθdθ dφ= r 4 e dr ∫ co s2 θ s
(0) ^ ❑ (0)
H (1)
2 p 1=∫ ψ 2 p H ψ 1 s dV =¿ 4∭
0
4∫
0

z z
4 √ 2 π a0 4 √ 2 π a0 0 0

Dalam hal ini

∞ −3 r
4 2 a0 4! 24 256 5
I =∫ r e dr = = 32a 50= a
0 3 5
243 81 0
( )
2 a0
 π π
−1 ( 1 2
II=∫ co s θ sinθdθ=−∫ co s 2 θ dcosθ=
2
co s 3 π−co s 3 0 )=−¿ (−1−1 )= ¿
0 0 3 3 3
2π
III =∫ dφ=2 π .
0

Sebagai akibatnya

eE 256 5 2
H (1)
^ 2 p 1=
z
4 √ 2 π a0 81
4 (
a0
3 )( )
( 2 π )=0,745 eE a0 .

^
H (1)
2p 1
x

−3 r ∞ −3 r π
¿
1 2a eE 2a
^ e r sinθcosφ ( eEr cosθ ) r 2 dr sinθdθ dφ=¿ r 4 e dr ∫ si
(0 ) ^ (1) (0)
H (1)
2 p 1 =∫ ψ 2 p H ψ 1 s dV = 4∭
0
4∫
0

x x
4 √ 2 π a0 4 √ 2 π a0 0 0

Dalam hal ini

∞ −3 r
4 2 a0 4! 24 256 5
I =∫ r e dr = = 32a 50= a
0 3 5
283 81 0
( )
2 a0
π π
1 1
II=∫ si n2 θ cosθdθ=∫ sin 2 θ dsinθ=¿ ( si n3 π −sin3 0 ) = ( 0−0 )=0¿
0 0 3 3
2π
III =∫ cosφdφ=¿ ( sin2 π−sin 0 )=( 0−0 )=0¿ .
0

Sebagai akibatnya

eE 256 5
H (1)
^ 2 p 1=
x
4 √2 π a0 81
4 ( )
a 0 ( 0 ) ( 0 )=0 .

^
H (1)
2p 1
y

−3 r ∞ −3 r π
¿
1 2a eE 2a
^ e r sinθ sinφ ( eEr cosθ ) r 2 dr sinθdθ dφ= r 4 e dr ∫ si
(0) ^ (1) (0)
H (1)
2 p 1 =∫ ψ 2 p H ψ 1 s dV =¿ 4∭
0
4∫
0

y y
4 √2 π a0 4 √ 2 π a0 0 0

Dalam hal ini

∞ −3 r
2 a0 256 5
I =∫ r 4 e dr = a
0 81 0
π
II=∫ si n2 θ cosθdθ=0
0
 2π
III =∫ sinφdφ=−( cos 2 π−cos 0 )=¿−( 1−1 )=0 ¿ .
0

Sebagai akibatnya

eE 256 5
H (1)
^ 2 p 1=
y (
4 √ 2 π a0 81
4 )
a0 ( 0 )( 0 )=0 .

Dengan hasil-hasil ini maka dapat diperoleh koreksi hingga orde-1 untuk energi dan
fungsi gelombang keadaan dasar.

-Koreksi hingga orde-1 energi ( Energi hingga koreksi orde-1 )

E1=E(0) ^ (1) (0) (0 )

1 + H 11 =E1 +0=E1 .

Koreksi orde-1 belum memberikan pengaruh pada energi keadaan dasar.

-Koreksi hingga orde-1 fungsi gelombang (Fungsi gelombang hingga koreksi orde-1)

^ (1)
H ^
H (1)
2p 1 0,745 eE a 0
k1
ψ 1=ψ (01 s)+ ∑ ψ(0)=¿ψ (0) ψ(0) (0)
(0) (0 ) k 1s + (0)
z

(0 ) 2 p =ψ 1 s + (0 ) (0)
ψ(0)
2p . ¿
k ≠1 E −Ek
1 E −E
1 2
z
E −E
1 2
z

Koreksi orde-1 sudah memberikan pengaruh pada fungsi gelombang keadaan dasar
(0 )
dan kontribusi diberikan oleh fungsi gelombang ψ 2 p . z

--------------------