Dokter Pembimbing :
dr. Irwan Syafril, Sp.B
Disusun oleh :
Galang Rizqi Pradana
H2A012062
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2018
HALAMAN PENGESAHAN
B. Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoalamnesis dan alloanamnesis di
bangsal Dahlia RSUD Tugurejo Semarang didukung catatan medis
1. Keluhan Utama : BAB darah
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RSUD Tugurejo Semarang dengan keluhan
BAB berdarah. Darah dari BAB pasien dirasakan sejak ± 2 bulan yang
lalu. Darah berwarna merah segar, keluar sesaat sebelum feces serta
bersamaan dengan feces. Ketika BAB pasien juga merasakan nyeri
pada perut. Nyeri dirasakan seperti ditusuk pada perut terutama perut
bagian bawah. Nyeri juga dirasakan hilang timbul.
Selain itu, pasien juga mengeluhkan pusing yang dirasakan
bersamaan sejak BAB berdarah. Pusing semakin hari dirasakan
semakin sering, disertai mual (+) dan muntah (+). Mual dan muntah
sering dirasakan terutama setelah makan. Pasien lemas (+) dan
mengeluhkan adanya penurunan berat badan sejak terjadi keluhan.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Riwayat penyakit serupa disangkal
b. Riwayat Hipertensi disangkal
c. Riwayat Penyakit Ginjal disangkal
d. Riwayat Diabetes Mellitus disangkal
e. Riwayat Penyakit Jantung disangkal
f. Riwayat Alergi disangkal
4. Riwayat Penyakit Keluarga
a. Riwayat penyakit serupa disangkal
b. Riwayat Hipertensi disangkal
c. Riwayat Diabetes Mellitus disangkal
d. Riwayat Alergi disangkal
e. Riwayat Penyakit Jantung disangkal
5. Riwayat Pribadi
a. Kebiasaan konsumsi jamu disangkal
b. Pasien jarang berolahraga
c. Jarang konsumsi air putih
6. Riwayat Ekonomi dan Sosial
Pasien merupakan ibu rumah tangga dan ibu dari 4 orang anak.
Pasien tinggal dengan suami dan anak. Pasien tidak bekerja, suami
bekerja sebagai wiraswasta. Pasien berobat dengan BPJS PBI.
Kesan ekonomi cukup.
C. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan di bangsal Anggrek RSUD Tugurejo
Semarang
1. Keadaan Umum : tampak sakit
2. Kesadaran : compos mentis
3. Tanda Vital : tekanan darah : 112/72 mmHg
: nadi : 82x/ menit
: pernapasan : 20x/ ment
: suhu : 36,8oC
4. Status Gizi : berat badan : 43kg
: tinggi badan : 154cm
: IMT : 18,1kg/m2 (underweight)
5. Status Generalis
a. Kepala : mesosefal, distribusi rambut merata
b. Mata : konjungtiva anemis (+/+), sclera ikterik (-/-), pupil
breath (-)
f. Leher : pembesaran kelenjar tiroid (-), otot bantu napas (-), JVP
meningkat (-)
g. Kulit : pucat (+), hipopigmentasi (-), hiperpigmentasi (-),
kering (-)
h. Thorax : Cor : inspeksi : ictus cordis tidak tampak
: palpasi : ictus cordis teraba 2cm di medial
parasternal sinistra
Kiri bawah ICS V linea
midclavicula sinistra
2cm ke medial
Pinggang ICS III linea
parasternal sinistra
Kanan ICS V parasternal
bawah dextra
Kesan : normal
Auskultasi : BJ I-II regular, murmur (-), gallop
(-)
Pulmo
PULMO DEXTRA SINISTRA
Depan
1. Inspeksi
Bentuk dada Datar Datar
Hemitoraks Simetris statis dinamis Simetris statis dinamis
Sama dengan kulit Sama dengan kulit
Warna
sekitar sekitar
2. Palpasi
Nyeri tekan - -
Stem fremitus (+) normal (+) normal
sonor seluruh lapang sonor seluruh lapang
3. Perkusi
paru paru
4. Auskultasi
Suara dasar Vesikuler Vesikuler
Suara tambahan
Wheezing - -
Ronki kasar - -
Ronkhi basah
- -
halus
Stridor - -
Belakang
1. Inspeksi
Sama dengan kulit Sama dengan kulit
Warna
sekitar sekitar
2. Palpasi
Nyeri tekan - -
Stem Fremitus
(+) normal (+) normal
3. Perkusi
sonor seluruh lapang sonor seluruh lapang
Lapang paru
paru paru
4. Auskultasi
Suara dasar Vesikuler Vesikuler
Suara tambahan
Wheezing - -
Ronki kasar - -
Ronkhi basah
- -
halus
Stridor - -
i. Abdomen : inspeksi : permukaan datar, warna kulit sama
dilakukan
j. Ekstrimitas Superior Inferior
Warna kulit Normal, sama dengan Normal, sama dengan
kulit sekitar kulit sekitar
Oedem -/- -/-
Nyeri -/- -/-
Gerak aktif +/+ +/+
Gerak pasif +/+ +/+
CRT <2detik <2detik
Akral dingin -/- -/-
Sianosis -/- -/-
6. Status Lokalis
a. Abdomen
1) Inspeksi
Warna kulit sama dengan sekitar, normal.
2) Auskultasi
Bising usus (+) melemah
3) Perkusi
Timpani seluruh regio abdomen
4) Palpasi
Nyeri tekan abdomen, terutama perut bagian bawah. Palpasi
tidak dapat dilakukan
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Hematologi
Darah Lengkap dan Kimia Klinik
Darah Lengkap Hasil Satuan Nilai normal
Lekosit 13.26 (H) 10^3/uL 3.6 – 11
Eritrosit 2.49 (L) 10^6/uL 3.8 – 5.2
Hemoglobin 6.70 (L) g/dl 11.7 – 15.5
Hematokrit 20.70 (L) % 35 – 47
MCV 85.10 fL 80 – 100
MCH 30.10 Pg 26 – 34
MCHC 35.40 g/dl 32 – 36
Trombosit 135 (L) 10^3/uL 150 – 440
Eosinofil 0.20 (L) % 2–4
Basofil 0.40 % 0–1
Neutrofil 79.80 (H) % 50 – 70
Limfosit 14.90 (L) % 25 – 40
Monosit 5.30 % 2–8
Kimia Klinik Hasil Satuan Nilai normal
Glukosa sewaktu 79 mg/dl <125
SGOT 43 (H) U/L 0 – 35
SGPT 39 (H) U/L 0 – 35
Ureum 32.6 mg/dl 10.0 – 50.0
Kreatinin 1.75 (H) mg/dl 0.60 – 0.90
Kalium 3.43 (L) mmol/L 3.5 – 5.0
Natrium 138.0 mmol/L 135 – 145
Chloride 99.1 mmol/L 95.0 – 105
Albumin 2.8 (L) g/dL 3.2 – 5.2
2. USG Abdomen
Kesan:
Struktur hepar, kandung empedu, pancreas, limpa, ginjal, dan VU baik.
Penebalan usus regio rectosygmoid.
3. Kolonoskopi
Kolon:
Anus : normal
Rectum : normal
Sigmoid : massa
menutupi lumen
Descending: tidak dapat
dinilai
Kesan:
Massa rapuh berdarah pada
rectosigmoid, menutupi lumen.
Biopsy konfirmasi PA.
E. Diagnosis Kerja
Carsinoma recto-sigmoid
F. Initial Plan
1. Initial Plan Terapi
a. Infuse
b. Lanzoprazole 2x1 kap
c. Cefixime 100mg 3x1 kap
d. Oscal 0,5mcg 3x1kap
2. Initial Plan Monitoring
a. Monitoring keadaan umum dan tanda vital
b. Monitoring perdarahan
3. Initial Plan Edukasi
a. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit yang
diderita
b. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
G. Prognosis
Secara keseluruhan 5-year survival rates untuk kanker rektal adalah
sebagai berikut :
Stadium I - 72%; Stadium II - 54%; Stadium III - 39%; Stadium IV - 7%
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Carsinoma Rekti adalah kanker yang terjadi pada rektum. Rektum terletak
junction terletak pada bagian akhir mesocolon sigmoid. Bagian sepertiga atasnya
tidak mengikuti aturan baku proliferasi yang terdapat dalam tubuh (proliferasi
c. Metaplasia adalah perubahan dari satu jenis tipe sel yang membelah
menjadi tipe yang lain, biasanya dalam kelas yang sama tapi kurang
terspesialisasi.
termasuk dalam hal ini terdiri dari bertambahnya mitosis, produksi dari
sel abnormal pada jumlah besar dan tendensi untuk tidak teratur.
Secara anatomi rektum terbentang dari vertebre sakrum ke-3 sampai garis
dikelilingi oleh muskulus levator ani dan fasia coli dari fasia supra-ani. Bagian
ampula terbentang dari sakrum ke-3 ke difragma pelvis pada insersi muskulus
levator ani. Panjang rektum berkisar 10-15 cm, dengan keliling 15 cm pada
rectosigmoid junction dan 35 cm pada bagian ampula yang terluas. Pada orang
dewasa dinding rektum mempunyai 4 lapisan : mukosa, submukosa, muskularis
kelanjutan dari a. mesenterika inferior, arteri ini bercabang 2 kiri dan kanan.
Arteri hemoroidalis merupakan cabang a. iliaka interna, arteri hemoroidalis
inferior cabang dari a. pudenda interna. Vena hemoroidalis superior berasal dari 2
inferior dan seterusnya melalui v. lienalis menuju v. porta. Vena ini tidak berkatup
rektum dapat menyebar sebagai embolus vena ke dalam hati. Vena hemoroidalis
inferior mengalirkan darah ke v. pudenda interna, v. iliaka interna dan sistem vena
kava.
simpatik berasal dari pleksus mesenterikus inferior yang berasal dari lumbal 2, 3,
dan 4, serabut ini mengatur fungsi emisi air mani dan ejakulasi. Serabut
parasimpatis berasal dari sakral 2, 3, dan 4, serabut ini mengatur fungsi ereksi
2. ANGKA KEJADIAN
sering terjadi dan nomor dua sebagai penyebab kematian di negara berkembang.
Tahun 2005, diperkirakan ada 145,290 kasus baru kanker kolorektal di USA,
104,950 kasus terjadi di kolon dan 40,340 kasus di rektal. Pada 56,300 kasus
jenis kanker. 1, 4
Diseluruh dunia dilaporkan lebih dari 940,000 kasus baru dan terjadi
kematian pada hampir 500,000 kasus tiap tahunnya. (World Health Organization,
2003). Menurut data di RS Kanker Dharmais pada tahun 1995-2002, kanker rektal
menempati urutan keenam dari 10 jenis kanker dari pasien yang dirawat di sana.
Kanker rektal tercatat sebagai penyakit yang paling mematikan di dunia selain
bisa dicegah.1,3,4
Dari selutruh pasien kanker rektal, 90% berumur lebih dari 50 tahun.
Hanya 5% pasien berusia kurang dari 40 tahun. Di negara barat, laki – laki
3. ETIOLOGI
Etiologi karsinoma rektum sama seperti kanker lainnya yang masih belum
makan. Masyarakat yang dietnya rendah selulosa tapi tinggi protein hewani dan
pada flora feces dan perubahan degradasi garam-garam empedu atau hasil
pemecahan protein dan lemak, dimana sebagian dari zat-zat ini bersifat
karsinogenik. Diet rendah serat juga menyebabkan pemekatan zat yang berpotensi
karsinogenik dalam feses yang bervolume lebih kecil. Selain itu, masa transisi
feses meningkat. Akibatnya kontak zat yang berpotensi karsinogenik dengan
perubahan genetik yang mengganggu proses diferensiasi dan maturasi dari sel-sel
tersebut yang dimulai dengan inaktivasi gen adenomatous polyposis coli (APC)
akibat replikasi tak terkontrol tersebut akan menyebabkan terjadinya mutasi yang
akan mengaktivasi K-ras onkogen dan mutasi gen p53, hal ini akan mencegah
5. FAKTOR RESIKO
sekitar 1% dari pasien yang memiliki riwayat kronik ulseratif kolitis. Risiko
perkembangan kanker pada pasien ini berbanding terbalik pada usia terkena
kolitis dan berbanding lurus dengan keterlibatan dan keaktifan dari ulseratif
kolitis. Risiko kumulatif adalah 2% pada 10 tahun, 8% pada 20 tahun, dan 18%
dengan kolitis yang durasinya lebih dari 8 tahun. Strategi yang digunakan
dilakukan dengan segera sangat esensial untuk semua pasien yang didiagnosa
dengan displasia yang berhubungan dengan massa atau lesi, yang paling penting
pada pengumpulan sampling spesimen dan variasi perbedaan pendapat antara para
ulseratif kolitis. Keseluruhan insiden dari kanker yang muncul pada penyakit
crohn’s sekitar 20%. Pasien dengan striktur kolon mempunyai insiden yang tinggi
dari adenokarsinoma pada tempat yang terjadi fibrosis. Adenokarsinoma
juga bahwa squamous sel kanker dan adenokarsinoma meningkat pada fistula
Sekitar 15% dari seluruh kanker kolon muncul pada pasien dengan riwayat
kanker kolorektal dua kali lebih tinggi bila dibandingkan dengan seseorang yang
menuju mukosa kolon yang maligna. Sekitar setengah dari seluruh karsinoma dan
adenokarsinoma yang besar berhubungan dengan mutasi. Langkah yang paling
penting dalam menegakkan diagnosa dari sindrom kanker herediter yaitu riwayat
kanker pada keluarga. Mutasi sangat jarang terlihat pada adenoma yang lebih
kecil dari 1 cm. Allelic deletion dari 17p ditunjukkan pada ¾ dari seluruh kanker
kolon, dan deletion dari 5q ditunjukkan lebih dari 1/3 dari karsinoma kolon dan
adenoma yang besar.2 Dua sindrom yang utama dan beberapa varian yang utama
dari sindrom ini menyebabkan kanker kolorektal telah dikenali karakternya. Dua
Gen yang bertanggung jawab untuk FAP yaitu gen APC, yang berlokasi
pada kromosom 5q21. Adanya defek pada APC tumor supresor gen dapat
sampai 50 tahun. Pada FAP yang telah berlangsung cukup lama, didapatkan polip
aman dan adekuat; ketika hal ini terjadi, direkomendasikan untuk melakukan
banyak polip yang dapat ditangani dengan aman. Prosedur pembedahan elektif
harus dimulai pada saat usia muda. Pasien dengan FAP yang diberi 400 mg
celecoxib, dua kali sehari selama enam bulan mengurangi rata rata jumlah polip
sebesar 28%. Tumor lain yang mungkin muncul pada sindrom FAP adalah
dan medulloblastomas otak. Varian dari FAP termasuk gardner’s syndrom dan
turcot’s syndrom.13,15
Pola autosomal dominan dari HNPCC termasuk lynch’s sindrom I dan II.2
Generasi multipel yang dipengaruhi dengan kanker kolorektal muncul pada umur
yang muda (±45 tahun), dengan predominan lokasi kanker pada kolon kanan.
bertanggung jawab pada defek eksisi dari abnormal repeating sequences dari
dari endometrium, ovarium, kandung kemih, ureter, lambung dan traktus biliaris.
yang mirip crohn’s (nodul lymphoid, germinal centers, yang berlokasi pada
tumor. Karsinogenesis yang terakselerasi muncul pada HNPCC, pada keadaan ini
adenoma kolon yang berukuran kecil dapat menjadi karsinoma dalam 2-3 tahun,
kanker kolorektal pada umur yang sangat muda, dan screening harus dimulai pada
umur 20 tahun atau lebih dini 5 tahun dari umur anggota keluarga yang pertama
pasien dengan HNPCC yang didiagnosa menderita kanker kolorektal pada umur
44 tahun, dibandingkan dengan pasien kontrol yang menderita kanker kolorektal
pada umur 68 tahun. Prognosis dari pasien HNPCC terlihat lebih baik daripada
pasien dengan sporadic kanker kolon. Dari penelitian menunjukkan bahwa pasien
5.3. Diet
Masyarakat yang diet tinggi lemak, tinggi kalori, daging dan diet rendah
hubungan antara serat dan kanker kolorektal. Ada dua hipotesis yang menjelaskan
mekanisme hubungan antara diet dan resiko kanker kolorektal. Teori pertama
insulin diikuti dengan peningkatan level insulin, trigliserida dan asam lemak tak
jenuh pada sirkulasi. Faktor sirkulasi ini mengarah pada sel epitel kolon untuk
pertahanan lokal epitel disebabkan kegagalan diferensiasi dari daerah yang lemah
akibat terpapar toksin yang tak dapat dikenali dan adanya respon inflamasi fokal,
karakteristik ini didapat dari bukti teraktifasinya enzim COX-2 dan stres oksidatif
dengan lepasnya mediator oksigen reaktif. Hasil dari proliferasi fokal dan
foci. Proses ini dapat dihambat dengan (a) demulsi yang dapat memperbaiki
permukaan lumen kolon; (b) agen anti-inflamasi; atau (c) anti-oksidan. Kedua
mekanisme tersebut, misalnya resistensi insulin yang berperan melalui tubuh dan
kegagalan pertahanan fokal epitel yang berperan secara lokal, dapat menjelaskan
Pria dan wanita yang merokok kurang dari 20 tahun mempunyai risiko tiga
kali untuk memiliki adenokarsinoma yang kecil, tapi tidak untuk yang besar.
Sedangkan merokok lebih dari 20 tahun berhubungan dengan risiko dua setengah
obesitas dan asupan energi dengan kanker kolorektal. Pada percobaan terhadap
Interaksi antara obesitas dan aktifitas fisik menunjukkan penekanan pada aktifitas
5.5. Usia
Proporsi dari semua kanker pada orang usia lanjut (≥ 65 thn) pria dan
wanita adalah 61% dan 56%. Frekuensi kanker pada pria berusia lanjut hampir 7
kali (2158 per 100.000 orang per tahun) dan pada wanita berusia lanjut sekitar 4
kali (1192 per 100.000 orang per tahun) bila dibandingkan dengan orang yang
berusia lebih muda (30-64 thn). Sekitar setengah dari kanker yang terdiagnosa
pada pria yang berusia lanjut adalah kanker prostat (451 per 100.000), kanker
paru-paru (118 per 100.000) dan kanker kolon (176 per 100.000). Sekitar 48%
kanker yang terdiagnosa pada wanita yang berusia lanjut adalah kanker payudara
(248 per 100.000), kanker kolon (133 per 100.000), kanker paru paru (118 per
kolorektal pada sebagian besar populasi. Risiko dari kanker kolorektal meningkat
bersamaan dengan usia, terutama pada pria dan wanita berusia 50 tahun atau
lebih, dan hanya 3% dari kanker kolorektal muncul pada orang dengan usia
dibawah 40 tahun. Lima puluh lima persen kanker terdapat pada usia ≥ 65 tahun,
angka insiden 19 per 100.000 populasi yang berumur kurang dari 65 tahun, dan
337 per 100.000 pada orang yang berusia lebih dari 65 tahun.13
Di Amerika seseorang mempunyai risiko untuk terkena kanker kolorektal
kolorektal adalah pada usia diatas 40 tahun. Seseorang dengan usia dibawah
kurang dari 10%. Dari tahun 2000-2003, rata-rata usia saat terdiagnosa menderita
tahun sebesar 0,0%, 20-34 tahun sebesar 0,9%, 35-44 tahun sebesar 3,5%, 45-54
tahun sebesar 10,9%, 55-64 tahun sebesar 17,6%, 65-74 tahun sebesar 25,9%, 75-
6. MANIFESTASI KLINIK
6.1. Histologi
derajat differensiasi yang berbeda-beda, tidak hanya dari tumor yang satu dengan
tumor yang lain tetapi juga dari area ke area pada tumor yang sama, mereka
mucinous (17%), signet ring cell carcinoma (2-4%), dan sarcoma (0,1-3%).
bermetastase pada saat terdiagnosa, signet ring cell carcinoma banyak ditemukan
dengan derajat differensiasi buruk dan telah bermetastase jauh pada saat
terdiagnosa, lain pula pada carcinoid tumor dan sarcoma yang sering dengan
sedangkan small cell carcinoma tidak memiliki derajat differensiasi dan sering
dan signet ring cell carcinoma 11 (5,47%). Jika dari hasil penelitian di RSKD
differensiasi sedang (38,80%), maka lain halnya dengan penelitian yang dilakukan
Tanda dan gejala yang mungkin muncul pada kanker rektal antara lain ialah :
1,2,5,7,8,12
Perubahan pada kebiasaan BAB atau adanya darah pada feses, baik itu darah
Diare, konstipasi atau merasa bahwa isi perut tidak benar benar kosong saat
BAB
Keluhan tidak nyama pada perut seperti sering flatus, kembung, rasa penuh
Pada tahap lanjut dapat muncul gejala pada traktus urinarius dan nyeri pada
daerah gluteus.
6.3. Metastase
Metastase ke kelenjar limfa regional ditemukan pada 40-70% kasus pada
saat direseksi. Invasi ke pembuluh darah vena ditemukan pada lebih 60% kasus.
ovarium dan tulang. Metastase ke otak sangat jarang, dikarenakan jalur limfatik
dan vena dari rektum menuju vena cava inferior, maka metastase kanker rektum
lebih sering muncul pertama kali di paru-paru. Berbeda dengan kolon dimana
jalur limfatik dan vena menuju vena porta, maka metastase kanker kolon pertama
7.1. Diagnosis
Ada beberapa tes pada daerah rektum dan kolon untuk mendeteksi kanker rektal,
Antigen) dan Uji faecal occult blood test (FOBT) untuk melihat perdarahan
di jaringan
Ada 2 gambaran khas dari pemeriksaan colok dubur, yaitu indurasi dan
yaitu suatu plateau kecil dengan permukaan yang licin dan berbatas
tegas.
c. suatu bentuk khas dari ulkus maligna dengan tepi noduler yang
menonjol dengan suatu kubah yang dalam (bentuk ini paling sering)
bentuk cincin
a. Keadaan tumor: ekstensi lesi pada dinding rektum serta letak bagian
mukosa vagina di atas tumor tersebut licin dan dapat digerakkan atau
apakah ada perlekatan dan ulserasi, juga untuk menilai batas atas dari
lesi anular. Penilaian batas atas ini tidak dapat dilakukan dengan
digerakkan pada lapisan otot dinding rektum. Pada lesi yang sudah
anterior uterus.
fiksasi lesi.
3) Dapat pula dengan Barium Enema,. yaitu Cairan yang mengandung barium
dan sigmoid apakah terdapat polip kakner atau kelainan lainnya. Alat
Gambar 9. Sigmoidoskopi
5) Colonoscopy yaitu sebuah prosedur untuk melihat bagian dalam rektum dan
6) Biopsi. Jika ditemuka tumor dari salah satu pemeriksaan diatas, biopsi harus
paling sering yaitu sekitar 90 sampai 95% dari kanker usus besar. Jenis
7.2. Staging
1. Stadium 0
Pada stadium 0, kanker ditemukan hanya pada bagian paling dalam rektum.yaitu
2. Stadium I
muskularis dan melibatkan bagian dalam dinding rektum tapi tidak menyebar
kebagian terluar dinding rektum ataupun keluar dari rektum. Disebut juga Dukes
A rectal cancer.
3. Stadium II
Pada stadium II, kanker telah menyebar keluar rektum kejaringan terdekat namun
4. Stadium III
Pada stadium III, kanker telah menyebar ke limfonodi terdekat, tapi tidak
5. Stadium IV
Pada stadium IV, kanker telah menyebar kebagian lain tubuh seperti hati, paru,
T3 N0 M0 B2 Penyebaran transmural
8. PENATALAKSANAAN
Berbagai jenis terapi tersedia untuk pasien kanker rektal. Beberapa adalah
terapi standar dan beberapa lagi masih diuji dalam penelitian klinis. Tiga terapi
8.1. Pembedahan
untuk stadium I dan II kanker rektal, bahkan pada pasien suspek dalam stadium III
metode penentuan stadium kanker, banyak pasien kanker rektal dilakukan pre-
III. Pada pasien lainnya yang hanya dilakukan pembedahan, meskipun sebagian
besar jaringan kanker sudah diangkat saat operasi, beberapa pasien masih
Eksisi lokal : jika kanker ditemukan pada stadium paling dini, tumor dapat
kanker.
Ga
bagian dari otot levator ani dan dubur. Prosedur ini merupakan pengobatan yang
Rektum terbagi atas 3 bagian yaitu 1/3 atas, tengah dan bawah. Kanker
yang berada di lokasi 1/3 atas dan tengah ( 5 s/d 15 cm dari garis dentate ) dapat
masalah pelik. Jarak antara pinggir bawah tumor dan garis dentate merupakan
operasi ”Low anterior resection ” akan terjadi pada kanker rectum dengan jarak
bawah rectum normal 2 cm. Angka 5 cm telah diterima sebagai jarak keberhasilan
terapi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh venara dkk pada 243 kasus
menyimpulkan bahwa jarak lebih dari 3 cm dari garis dentate aman untuk
hasil operasi Ravitch dan Sabiston yang dilakukan pada kasus kolitis ulseratif.
Operasi ini dapat diterapkan pada kanker rectum letak bawah, dimana teknik
metastasis ke kelenjar getah bening. Operasi ini dapat dilakukan melalui beberapa
pararektal.
perineal anus dieksisi dan dikeluarkan seluruhnya dengan rektum melalui abdo-
men.
Reseksi anterior rendah pada rektum dilakukan melalui laparotomi dengan
rendah.
Seleksi penderita harus dilakukan dengan teliti, antara lain dengan menggunakan
1. Indikasi
histologi
2. Kontraindikasi
Sebagai mana telah disebutkan, untuk banyak kasus stadium II dan III
Peran lain radioterapi adalah sebagai sebagai terapi tambahan untuk pembedahan
pada kasus tumor lokal yang sudah diangkat melaui pembedahan, dan untuk
dan angka kematian sebesar 29%. Pada penanganan metastasis jauh, radiesi telah
berguna mengurangi efek lokal dari metastasis tersebut, misalnya pada otak.
9.3. Kemoterapi
pada pasien dimana tumornya menembus sangat dalam atau tumor lokal yang
bergerombol ( Stadium II lanjut dan Stadium III). Terapi standarnya ialah dengan
sampai dua belas bulan. 5-FU merupakan anti metabolit dan leucovorin
10%. 1,2,9
10. PROGNOSIS
Secara keseluruhan 5-year survival rates untuk kanker rektal adalah sebagai
berikut :
a. Stadium I - 72%
b. Stadium II - 54%
d. Stadium IV - 7%
Lima puluh persen dari seluruh pasien mengalami kekambuhan yang dapat berupa
kekambuhan lokal, jauh maupun keduanya. Kekambuhan lokal lebih sering terjadi
pada. Penyakit kambuh pada 5-30% pasien, biasanya pada 2 tahu pertama setelah
operasi. Faktor – faktor yang mempengaruhi terbentuknya rekurensi termasuk
kemampuan ahli bedah, stadium tumor, lokasi, dan kemapuan untuk memperoleh
batas - batas negatif tumor. 2
DAFTAR PUSTAKA