Anda di halaman 1dari 4

Tasya Devi Aryatika

1710110603
Proses Penelitian: Masalah Penelitian serta Tinjauan Teoritis & Penyusunan Hipotesis
2.1 Arti Pentingnya Masalah dan Klasifikasi serta Kriteria Masalah.
Masalah berkaitan dengan suatu kondisi yang mengancam, mengganggu,menghambat,
menyulitkan, yang menunjukkan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih masalah :
a. Masalah tersebut layak atau tidaknya untuk diteliti, tergantung pada :
- Ada/ tidaknya sumbangan terhadap teori dan ada/tidaknya teori yang relevan dengan
itu
- Ada/tidaknya kegunaan untuk pemecahan masalah-masalah praktis
b. Managebility, yaitu Cukup dana, Cukup waktu, Cukup alat, Cukup bekal kemampuan
teoritis, dan cukup penguasaan metode yang diperlukan.
2.2 Sumber Masalah
Masalah dapat diperoleh dari sumber-sumber sebagai berikut :
a. Bacaan, terutama bacaan yang berisi laporan penelitian
b. Seminar, diskusi dan lain-lain pertemuan ilmiah
c. Penyataan pemegang otoritas
d. Pengamatan sepintas
e. Pengalaman pribadi
f. Perasaan intuitif
2.3 Metoda Penemuan Masalah
Kegiatan untuk menemukan masalah penelitian biasanya didahului dengan melakukan
survay ke perpustakaan untuk menjajagi perkembangan pengetahuan dalam bidang yang akan
diteliti, terutama yang diduga mengandung permasalahan. Penemuan masalah penelitian dapat
diperoleh dengan sendirinya atau dicari secara mandiri oleh peneliti. Berdasarkan cara
mendapatkan masalah penelitian, penemuan masalah dibagi menjadi dua macam, yaitu
(Muhammadi, 2004):

A. Penemuan Pasif adalah penelitian dengan temuan masalah yang telah ada atau penelitian
yang datang berdasarkan autoritas. Misalnya permintaan penelitian yang datang dari
pimpinan suatu lembaga penelitian atau penelitian pesanan dari suatu sponsor. Untuk hal
semacam itu masalah penelitian sudah ada dengan sendirinya, sehingga sebagai peneliti
kita tinggal merumuskan obyeknya dan meneruskan tahap-tahap penelitian selanjutnya.
B. Penemuan Aktif. Adalah penemuan masalah yang dieksplorasi secara mandiri oleh
peneliti, dalam menemukan fenomena-fenomena yang dianggap penting dan harus segera
dipecahkan.

2.4 Perumusan Masalah


Perumusan masalah hendaknya :
- Dirumuskan dalam kalimat Tanya (?) yang padat dan jelas
- Memberikan petunjuk tentang kemungkinan pengumpulan data guna menjawab
pertanyaan dalam rumusan tersebut

2.5 Kebutuhan akan Tinjauan Teoritis dan Kerangka Pemikiran


Menurut Rusidi (1993), Kerangka berfikir berarti menduduk-perkarakan masalah dalam
kerangka teoritis.
Kerangka Pemikiran adalah uraian tentang bagaimana peneliti mengalirkan jalan pikiran
secara logis dalam rangka memecahkan maslah yang telah dirumuskan.
Untuk menyusun kerangka pemikiran, perhatikan hal-hal berikut ini :
- Cari teori – teori, konsep – konsep dan generalisasi – generalisasi yang relevan untuk
dijadikan landasan teoritis dalam penelitian.
Dalam Kerangka pemikiran diuraikan polapikir peneliti,dalil-dalil, hukum-hukum,
kaidah-kaidah dan ketentuan-ketentuan dari kepustakaan, dan generalisasi-generalisasi
dari hasil menurut jalan pikiran peneliti, sehingga membentuk model alur berpikir.
Sebaiknya, dalam kerangka pemikiran ini ada suatu grand theory yang membantu
menjawab permasalahan. Sumber bacaan dan hasil penelitian yang dipilih harus mutakhir
dan relevan.
2.6 Konsep dan Contruct
a. Konsep
Dalam penelitian, seorang peneliti menggunakan istilah khusus untuk menggambarkan
secara tepat tentang fenomena yang hendak ditelitinya. Hal ini yang disebut dengan
konsep, yakni : Istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak:
kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu social.
Melalui konsep peneliti diharapkan akan dapat menyederhanakan pemikirannya dengan
menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian yang berkaitan antara satu dengan
lainnya.
Menurut Sofjan Effendi,dkk1989, Konsep merupakan abstraksi mengenai suatu
fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik
kejadian,keadaan,kelompok atau individu tertentu.
Menurut Cooper dan Emory,1995, Konsep dapat diartikan sebagai : sejumlah pengertian
atau ciri yang berkaitan dengan berbagai peristiwa, obyek, kondisi,situasi, dan hal lain yang
sejenis. Konsep-konsep diciptakan dengan menggolongkan dan mengelompokan obyek-
obyek atau peristiwa-peristiwa yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Kita mengabstraksikan
pengertian-pengertian demikian dari kenyataan dan memakai kata-kata sebagai label untuk
menandai pengertian-pengertian tersebut
Peranan konsep dalam penelitian sangat besar, karena konsep menghubungkan dunia
teori dan dunia observasi, antara abstraksi dan realitas.
b. Contruct
Menurut Cooper dan Emory 1995, Konstruk merupakan suatu pemikiran yang secara
khusus diciptakan bagi suatu penelitian dan atau untuk tujuan membangun teori.
Konstruksi dibangun dengan cara mengkombinasikan konsep-konsep yang sederhana,
khususnya apabila pemikiran yang ingin dikomunikasikan tidak secara langsung dapat
diamati.
2.7 Penyusunan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap maslah penelitian. Hipotesis
diturunkan dari kerangka pemikiran (yang memuat teori-teori,dalil-dalil,hukum-hukum,dan
penemuan penemuan terdahulu) yang harus diuji secara empiris
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun hipotesis :
a. Menyatakan pertautan antara dua variable atau lebih
b. Dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan yang jelas,padat, dan spesifik.
c. Hipotesis harus dapat diuji.
REFERENSI :
1. Suryana.2010.Metodologi Penelitian. Universitas Pendidikan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai