Anda di halaman 1dari 19

PENGKAJIAN PADA NY.

“S” UMUR 37 TAHUN DENGAN


DIAGNOSA MEDIS GASTROENTERITIS AKUT DENGAN
MASALAH GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI
DI RUANG RAWAT INAP DEWASA
PUSKESMAS PETERONGAN

Disusun Oleh:
ISASIH JIYESTHI EKIGANIARTI
NIM : 2018.01.0004

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA


PROGRAM STUDI D-IIIKEBIDANAN
JOMBANG
2019

i
LEMBAR PENGESAHAN

Pengkajian Pada Ny ”R” Dengan Diagnosa Medis Vomitting Dengan


Masalah Gangguan Rasa Nyaman Nyeri Di Ruang Rawat Inap Dewasa
Puskesmas Peterongan
Dibuat sebagai laporan praktek klinik oleh :
Nama : Isasih Jiyesthi Ekiganiarti
Nim : 2018010004
Telah diperiksa dan disahkan pada :
Hari : Senin
Tanggal : 16 September 2019

Mengetahui

Pembimbing Akademik Pembimbing Praktek

ARDIYANTI HIDAYAH, SST, M.Kes. ARIFUDINDWI TAYANTO


NIP. 011105090 NIP. 198604052011011004

Kepala Ruangan

ARIFUDIN DWI TAYANTO


NIP. 198604052011011004

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Kebutuhan Dasar Manusia (Nutrisi)


1. Definisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan
dengan kesehatan dan penyakit termasuk keseluruhan proses dari
tubuh manusia untuk menerima makanan dan bahan-bahan tersebut
untuk aktifitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya.
(Tarwono Wartonah, 2003; 22)
2. Elemen nutrisi
1. Karbohidrat
Merupakan sumber energi utama. Setiap 1 kg karbohidrat
menghasilkan kkal. Karbohidrat yang disimpan dalam hati dan
otot berbentuk glikogen dengan jumlah yang sangat sedikit.
Glikogen adalah sistensis dari glukosa, pemecahan energi selama
masa puasa atau istirahat. Kelebihan energi karbohidrat berbentuk
asam lemak.
Penyerapan karbohidrat dalam 3 bentuk :
a. Polisakarida
b. Disakarida
c. Monosakarida
Disakarida dan monosakarida mempunyai sifat mudah larut dalam
air, sehingga dapat diserap melewati dinding usus meliputi dinding
usus osmosis dan tidak memerlukan tenaga serta langsung
memasuko pembuluh darah.
Metabolisme karbohidrat mengandung 3 proses :
a. Katabolisme glikogen  ginkosa, karbondioksida dan air
disebut glikgenesis.
b. Anabolisme glukosa ke bentuk glikogen disebut glikogenesis.

1
c. Perubahan dari asam amino dan gliserol menjadi glukosa
disebut glukoneogenesis.
2. Protein
Protein berfungsi untuk pertumbuhan, mempertahankan dan
menggnati jaringan tubuh, setiap 1 gram protein menghasilkan 4
kkal. Bentuk sederhana dari protein adalah asam amino. Asam
amino disimpan dalam jaringan berbentuk enzim dan hormon.
Asam amino essensial tidak dapat disintesis dalam tubuh tetapi
harus didapat dalam makanan.
3. Lemak
Lemak merupakan energi sangat besar, satu gram lemak akan
menghasilkan 9 kkal. Lipid adalah lemah yang dapat membeku
yang suhu ruangan tertentu, dimana lipid tersebut tersendiri atas
trighserida dan asam lemak. Proses terbentuknya lemak disebut
lipogenesis.
4. Vitamin
Proses penyerapan vitamin dapat dilakukan dengan difusi
sederhana. Vitamin yang larut dalam lemak diserap oleh sistem
transportasi aktif yang membawa lemak ke seluruh tubuh. Sedang
vitamin yang larut dalam air mempunyai beberapa variasi
mekanisme transport aktif
Jenis Vitamin Fungsi
Vitamin A Membantu dalam pertumbuhan sel tubuh,
penglihatan, rambut kulit yang sehat,
integritas membran epitel, mencegah
xerophtaimia
Vitamin B 1 Metabolisme karbohidrat, membantu
(Thiamin) kelancaran sistem persyarafan mencegah
beri-beri
Vitamin B 2 Membantu dalam pembentukan enzim,
(Ribofalvin) pertumbuhan, membantu adaptasi cahaya
dalam mata
Vitamin B 3 Metabolisme karbohidrat, lemak dan
Jenis Vitamin Fungsi
(Niasin) protein, komponen enzim, mencegah
menurunnya nafsu makan
Vitamin B 6 Membantu kesehatna gusi dan gigi,
(Piridoksin) pembentukan sel darah merah, metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein

Vitamin B 12 Kesehatan tulang, gigi dan gusi,


(Sianokobalamin) kesembuhan jaringan dan tulang,
memudahkan penyerapan zat besi dan asam
folat
Vitamin D Penyerapan kalsium dan fosfor, mencegah
rakhitis
Vitamin E Pembentukan sel darah merah, melindungi
asam amino utama
Vitamin K Produksi protrombin

5. Mineral
Mineral tidak membutuhkan pencernaan, mineral diserap dengan
mudah melalui dinding usus halus secara difusi pasif maupun
transport aktif. Mekanisme transport aktif terjadi jika kebutuhan
tubuh meningkat atau diet yang rendah kadar mineralnya.
Mekanisme transport aktif ini diatur oleh hormon.
6. Air
Air merupakan zat gizi yang paling mendasar. Tubuh manusia
terdiri atas kira-kira 50 – 70%. Asupan air secara teratur sangat
penting dibandingkan asupan nutrisi lain. (Tarwoto Wartonah,
2003; 27 – 32)
3. Fungsi zat gizi atau nutrisi
1. Menghasilkan energi bagi fungsi organ, gerakan dan kerja fisik.
2. Sebagai bahan dasar untuk pembentukan dan perbaikan jaringan
sel-sel dalam tubuh.
3. Sebagai pelindung dan pengatur suhu tubuh.
(Tarwono Wartonah, 2003; 22)
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi
1. Pengetahuan
Rendahnya pengetahuan tentang manfaat makanan bergizi, dapat
mempengaruhi pola konsumsi makan, sehingga dapat terjadi
kesalahan pemenuhan kebutuhan gizi.
2. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan yang
bernilai gizi tinggi, dapat mempengaruhi status gizi seseorang.
3. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang buruk atau pantangan terhadap makanan
tertentu dapat juga mempengaurhi status gizi.
4. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat
mengakibatkan kurangnya variasi makanan.
5. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gas,
penyediaan makanan bergizi, membutuhkan dana yang sedikit
karena perubahan status gizi dipengaruhi oleh status ekonomi.
(Musrifatul Uliyah, 2006; 35)
5. Gangguan atau masalah yang berhubungan dengan nutrisi
1. Obesitas
Merupakan peningkatan BB yang melebihi 20% batas normal BB
seseorang. Obesitas terjadi karena adanya kelebihan asupan kalori
dari kebutuhan normal dan diiringi dengan penurunan penggunaan
kalori (kurang aktifitas fisik), status nutrisinya adalah melebihi
kebutuhan metabolisme, karena adanya kelebihan asupan kalori
dan penurunan dalam penggunaan kalori.

2. Malnutrisi
Merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan gizi
pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan
yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya
adalah BB rendah meskipun asupan makanannya cukup atau
kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan
penurunan energi. Kulit pucat, konjungtiva dll.
(Musrifatul Uliyah, 2006; 35)
6. Tindakan untuk mengatasi masalah nutrisi
1. Pemberian nutrisi melalui oral
Merupakan tindakan yang dilakukan jika pasien yang tidak
mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara mandiri. Tindakan
yang dilakukan adalah dengan cara membantu memberikan makan
atau nutrisi melalui oral. Tujuannya adalah untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi pasien dan membangkitkan selera makan pasien.
2. Pemberian nutrisi melalui pipa penduga atau lambung
Merupakan tindakan yang dilakukanp ada pasien yang tidak
mampu memenuhi kebutuhan nutrisi seara oral dengan cara
memberi makanan melalui pipa lambung atau pipa penduga.
Tujuannya adlaah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
(Musrifatul Uliyah, 2006; 36 – 37)

BAB II
TINJAUAN KASUS
Tanggal MRS : 19 Agustus 2019 Jam :11.45 WIB
Tanggal pengkajian : 19 Agustus 2019 Jam : 12.00 WIB
No. Registrasi : 019819
Ruang : Rawat Inap Dewasa
Diagnosa : Gastroenteritis Akut dengan masalah gangguan kebutuhan
nutrisi
Pengkajian
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama pasien : Ny. S
Umur : 37 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Budug Rt 05 Rw 02
Status : Kawin
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT

Nama Suami : Tn. S


Umur : 45 Tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Alamat : Budug Rt 05 Rw 02
Status : Kawin
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pedagang
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Pasien mengatakan perut terasa sakit, diare sudah lebih dari 5x
sehari dan muntah-muntah sejak pagi lebih dari 3x.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien dibawa ke UGD puskesmas peterongan dengan keluhan
nyeri perut, diare dan munta. Hasil pemeriksaan kesadaran
Composmentis, GCS 456 kemudian pasien di TTV TD: 100/70
mmhg, S: 36 ºC, N:86x/menit, RR: 20x/menit, kemudian
diberikan injeksi Ampicilin 3x1, injeksi Ranitidin 2x1, obat
oral Attapulgit 3x1, obat oral zinc 1x20 mg, obat oral
Domperidone 3x1 dan inful RL. Kemudian pasien dipindahkan
keruang rawat inap dewasa puskesmas peterongan.
c. Riwayat kesehatan yang lalu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah dirawat dirumah
sakit dan belum pernah menderita penyakit yang sama.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan keluargan pasien tidak ada yang menderita
penyakit menular seperti (paru-
paru,HIV,AIDS,TBC,hepatitis), penyakit menurun seperti
darah tinggi, darah rendah dan penyakit menahun seperti asma,
jantung, ginjal.
3. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Persepsi terhadap kesehatan
Pemakaian rokok/tembakau : pasien mengatakan pasien tidak
pernah merokok.
Pemakaian alkohol : pasien mengatakan pasien tidak pernah
mengkonsumsi alkohol.
Pemakaian obat-obatan : pasien mengatakan pasien tidak pernah
pernah mengkonsumsi obat-obatan terlarang.

b. Pola istirahat dan tidur


Sebelum sakit
Pasien mengatakan pasien tidur teratur, pasien tidur nyenyak,
pasien tidur malam dari jam 21.00-04.30, pasien terbangun jika
ingin BAB/BAK dan pasien tidur siang jam 12.00-14.00WIB.
Saat pengkajian
Pasien mengatakan pasien bisa tidur dari jam 21.00- 04.30, pasien
terbangun jika ingin BAB/BAK dan waktu injeksi dan tensi dan
pasien sering tertidur antara jam 06.00-10.00 terbangun jika ingin
BAB/BAK atau injeksi dan tensi.
c. Pola nutrisi
Sebelum sakit
Pasien mengatakan pasien makan 3x sehari porsi sedang 22
sendok makan= 22 gram = 400 kkolx3=1200kkal. Telur 1
butir=75kkal, tempe+tahu=90kkal, ikan 2 potong=180 kkal, sayur
½ mangkok= 220 kkal, jika total jumlah kalori perhari 1765 kkal
tidak ada alergi terhadap makan, minum= 2000cc/hari
Saat pengkajian
Pasien mengatakan belum memakan apapun sejak masuk ke ruang
rawat inap hanya meninum air putih saja.
d. Pola eliminasi
Sebelum sakit
Pasien mengatakan BAB lancar 2x/hari,warna kuning, bau khas,
dan konsistensi padat.BAK lancar
5x/hari, warna kuning bau khas.

Saat pengkajian
Pasien mengatakan setelah masuk ke ruang rawat inap
dipuskesmas dan mendapatkan tindakan
pasien sudah tidak BAB cair lagi.

e. Pola personal hygiene


Sebelum sakit :Mandi 2x/hari, gosok gigi 2x sehari ,ganti baju
2x/hari, keramas 7x/minggu, potong kuku
1x/minggu.
Saat sakit :
Pasien mengatakan setelah masuk ke ruang rawat inap di
puskesmas pasien belum mandi, beluk sikat gigi dan
belum ganti.
f. Pola hubungan dan peran
Sebelum pengkajian
Pasien mengatakan pasien berhubungan baik dengan suami, anak
dan lingkungan
Saat pengkajian
Pasien mengatakan masih berhubungan baik dengan suami, anak
dan lingkungan.

g. Pola persepsi dan konsep diri


Sebelum sakit
Pasien mengatakan bahwa pasien bahagia dengan hidupnya.
Saat pengkajian
Pasien mengatakan pasien merasa sedih dengan keadaan seperti
ini.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan fisik umum
Keadaan umum : Lemas
Kesadaran : Composmentis
GCS : 456
TTV : Tensi : 100/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36oC
RR : 20 x/menit

2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Kepala : Bersih, rambut hitam, lurus.
Mata : Simewtris, sklera putih, konjungtiva pucat,
tidak ada strabismus.
Hidung : Bersih,simetris,tidak ada lesi, tidak ada
pernafasan cuping hidung
Mulut : Mukosa bibir kering, tidak ada peradangan
gusi , tidak ada labioschizis, tidak ada
caries, tidak ada palatoskizis.
Telinga : Simetris, tidak ada lesi, tidak ada kelainan
tulang, tidak ada kelainan pendengaran.
Leher : Bersih, tidak ada lesi.
Axilla : Simetris, tidak ada pembesaran limfe, tidak
ada lesi.
Dada : Tidak ada lesi, bentuk dada simetris.
Abdomen : Tidak ada lesi, tidak ada bekas operasi dan
simetris.
Punggung : Tidak lordosis, tidak ada lesi.
Genetalia : Bersih, tidak ada kelainan genetalia.
Ekstremitas atas : Simetris, tidak ada kelainan gerak, tidak
polidaktil, tidak sindaktil, tidak
brakhidaktil, terpasang cairan infus RL 20
tetes/menitdi tangan kiri.
Ekstremitas bawah : Simetris, tidak ada kelainan gerak, tidak
polidaktil, tidak brakhidaktil.
b. Palpasi
Kepala : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.
Mata : Tidak ada oedem lesi, tidak ada benjolan.
Hidung : Tidak ada benjolan simetris.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,
tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan.
dada : Tidak ada nyeri tekan.
Abdomen : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan.
Ekstremitas : Tidak ada oedem, tidak ada nyeri tekan.
c. Auskultasi
Dada : Tidak ada wheezing.
Abdomen : Bising usus kurang lebih40x/menit.
d. Perkusi
Ekstremitas bawah : Reflek patella +/+.
Abdomen : kembung
PEMERISKAAN PENUNJANG
LABORATORIUM
HASI HASI
PEMERIKSAAN L NILAI NORMAL PEMERIKSAAN L NILAI NORMAL
HEMATOLOGI KIMIA KLINIK
DARAH
LENGKAP Glukosadarahpuasa 70-100 mg/dl
Hemoglobin 11,5-16,5 g/dl Glukosadarah 2 jpp <140 mg/dl
L:2-13mm/jam P:2-
LED 20mm/jam Glukosadarahacak <180 mg/dl
Hematrokit 35-55 %
Eritrosit 3,5-5,5 jt/cmm PROFIL LIPID
Lekosit 3.500-10.000/cmm Cholesterol Total <200 mg/dl
Diffcount : Trigliserida <200 mg/dl
Eosinofil 1-3 %
LFT (LIVER
Basofil 0-1% FUNTION TES)
N. stab 3,50% SGOT 31-35 U/l
N. segmen 35-80% SGOT 31-41 U/I
Limphosit 15-50%
RFT (RENAL
Monosit 2-15% FUNTION TES)
Trombosit 100000-400000/cmm Ureum 20-35 mg/dl
L:0,7-1,3 P:0,6-1,1
Creatinin mg/dl
FAAL L:3,5-7,2 P:2,6-6,0
HEMOSTASIS Uric Acid mg/dl
Waktuperdarahan 1-6 menit
Waktupembekuan 6-15 menit IMSER
Golongandarah
ABO Teswidal Negatif
Titer O Negatif
Malaria Titer H Negatif
Titer PA Negatif
URINE
LENGKAP Titer PB Negatif
PH 6 4,6-8,0 HIV Negatif
Beratjenis 1,02 1,010-1,020 HBS-Ag Negatif
Protein Siphylis Negatif
Reduksi
Bilirubin MIKROBIOLOGI
Urobilin Prep. Gram
Keton Prep. Go
Nitrit Prep. BTA sputum
Sedimen Sewaktu
Eritrosit 0-1 0 - 1 /lp pagi
Lekosit 1–2 0 - 2 /lp sewaktu
Epithel 2-3 0 - 2/lp pep.BTAkusta
Kristal Prep. Candida
Lain-lain
TES
KEHAMILAN
Plano tes
TERAPI tanggal 19 Agustus 2019
1.Memberikan infus RL 20 TPM.
2.Injeksi Ranitidin 2x1 ampul/IV
3. Injeksi Ampicilin 3x1 gr/IV skintes
4. Obat Attapulgit 3x1 tab K/P
5. Obat Zinc 1x20mg
6. Domperidone 3x1tab K/P
LABORATORIUM
HASI
PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL PEMERIKSAAN L NILAI NORMAL
HEMATOLOGI KIMIA KLINIK
DARAH Glukosadarahpuas
LENGKAP a 70-100 mg/dl
Glukosadarah 2
Hemoglobin 11,1 11,5-16,5 g/dl jpp <140 mg/dl
L:2-13mm/jam P:2-
LED 20mm/jam Glukosadarahacak <180 mg/dl
Hematrokit 35-55 %
Eritrosit 3,5-5,5 jt/cmm PROFIL LIPID
Lekosit 8.600 3.500-10.000/cmm Cholesterol Total <200 mg/dl
Diffcount : Trigliserida <200 mg/dl
Eosinofil 1-3 %
LFT (LIVER
Basofil 0-1% FUNTION TES)
N. stab 3,50% SGOT 31-35 U/l
N. segmen 35-80% SGOT 31-41 U/I
Limphosit 15-50%
RFT (RENAL
Monosit 2-15% FUNTION TES)
290.00
Trombosit 0 100000-400000/cmm Ureum 20-35 mg/dl
L:0,7-1,3 P:0,6-1,1
Creatinin mg/dl
FAAL L:3,5-7,2 P:2,6-6,0
HEMOSTASIS Uric Acid mg/dl
Waktuperdarahan 1-6 menit
Waktupembekuan 6-15 menit IMSER
Golongandarah
ABO Teswidal Negatif
Titer O Negatif
Malaria Titer H Negatif
Titer PA Negatif
URINE LENGKAP Titer PB Negatif
PH 4,6-8,0 HIV Negatif
Beratjenis 1,010-1,020 HBS-Ag Negatif
Protein Siphylis Negatif
Reduksi
Bilirubin MIKROBIOLOGI
Urobilin Prep. Gram
Keton Prep. Go
Nitrit Prep. BTA sputum
Sedimen Sewaktu
Eritrosit 0-1 0 - 1 /lp pagi
Lekosit 0-2/lp 0 - 2 /lp sewaktu
Epithel 0-2/lp 0 - 2/lp pep.BTAkusta
Kristal Prep. Candida
Lain-lain
TES KEHAMILAN
Plano tes

TERAPI tanggal 20 Agustus 2019


1.Memberikan infus RL 20 TPM.
2.Injeksi Ranitidin 2x1 ampul/IV
3.Injeksi Ampicilin 3x1 gr/IV skintes
4.Obat Attapulgit 3x1 tab K/P
5.Obat Zinc 1x20mg
6.Domperidone 3x1tab K/P
Interpretasi Data Dasar

Tanggal 19 Agustus 2019


Masalah : .Gangguan kebutuhan nutrisi
S : pasien mengatakan diare dan muntah-muntah
O : keadaanpasientampaklemas
Kesadarancomposmentis
ObservasiTTV :Tensi : 100/70 mmHg
Nadi : 80/menit
Suhu : 36 oC
RR : 20x/menit

Pemeriksaan fisik :
Inspeksi
Mata : Simewtris, sklera putih, konjungtiva pucat,
tidak ada strabismus.
Mulut : Mukosa bibir kering, tidak ada peradangan
Ekstremitas atas : Simetris, tidak ada kelainan gerak, tidak
polidaktil, tidak sindaktil, tidak
brakhidaktil, terpasang cairan infus RL 20
tetes/menitdi tangan kiri.
Auskultasi
Abdomen : Bising usus kurang lebih40x/menit.
Perkusi
Abdomen : kembung
A : masalah belum teratasi, intervensi dilanjutkan.
P :
- menganjurkan ibu untuk mencuci tangan setelah BAB/BAK dan
sebelum makan.
- Menganjurkan ibu untuk menghundari membeli makanan sembarang
dan memasak air sampai mendidih
- Menganjurkan ibu untuk menghindari mengkonsumsi makanan
seperti,pedas,asam dan bersantan.
- Menganjurkan ibu untuk perbanyak mengkonsumsi buah-buahan
(setelah tidak diare) untuk meningkatkan imunitas
- Melanjutkan terapi sesuai dengan atviksi dokter.

Anda mungkin juga menyukai