Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN KASUS

FRAKTUR FEMUR PADA Tn. A DI


RUANGAN POLI ORTHOPEDI

OLEH

NAMA : ISMA KRISDAYANTI

NIM : N2011197

CI Lahan CI Institusi

Rusli Taher, S.Kep.,Ns.,M.Kes

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKESGRAHA EDUKASI

MAKASSAR

2021
A. Definisi Fraktur atau patah tulang

adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan

yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Kapita Selekta

Kedokteran, 2000 : 36). Defenisi fraktur femur Rusaknya kontinuitas

tulang pangkal paha yang dapat disebabkan oleh trauma langsung,

kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi tulang /

osteoporosis.

B. Etiologi

Fraktur patologis; fraktur yang diakibatkan oleh trauma minimal

atau tanpa trauma berupa yang disebabkan oleh suatu proses. yaitu :

Osteoporosis Imperfekta Osteoporosis Penyakit metabolic Trauma

Dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Trauma langsung, yaitu benturan pada tulang. Biasanya penderita

terjatuh dengan posisi miring dimana daerah trokhanter mayor

langsung terbentur dengan benda keras (jalanan).

2. Trauma tak langsung, yaitu titik tumpuan benturan dan fraktur

berjauhan, misalnya jatuh terpeleset di kamar mandi pada orangtua

C. Tanda dan gejala

Nyeri hebat di tempat fraktur tak mampu menggerakkan

ekstremitas bawah rotasi luar dari kaki lebih pendek diikuti tanda

gejala fraktur secara umum, seperti : fungsi berubah, bengkak,

kripitasi, sepsis pada fraktur terbuka, deformitas.


D. Patofisiologi

Pada kondisi trauma, diperlukan gaya yang besar untuk

mematahkan batang femur individu dewasa. Kebanyakan fraktur ini

terjadi pada priaa muda yang mengalami kecelakaan bermotor atau

jatuh dari ketinggian, biasanya klien mengalami trauma multiple yang

menyertainya. Kondisi degenerasi tulang (osteoporosis) atau

keganasan tulang paha yang menyebabkan fraktur patologis tanpa

riwayat trauma, memadai untuk mematahkan tulang femur. Kerusakan

neurovascular menimbulkan manifestasi peningkatan risiko syok, baik

syok hipovolemik karena kehilangan darah banyak ke dalam jaringan

maupun syok neurogenik karena nyeri yang sangat hebat yang dialami

klien (Arif Muttaqin, 2013).

E. Klasifikasi Ada 2 type dari fraktur femur, yaitu :

1. Fraktur Intrakapsuler femur yang terjadi di dalam tulang sendi,

panggul dan Melalui kepala femur (capital fraktur) Hanya di

bawah kepala femur Melalui leher dari femur

2. Fraktur Ekstrakapsuler; Terjadi di luar sendi dan kapsul, melalui

trokhanter femur yang lebih besar/yang lebih kecil /pada daerah

intertrokhanter. Terjadi di bagian distal menuju leher femur tetapi

tidak lebih dari 2 inci di bawah trokhanter kecil.

F. Penatalaksanaan Fraktur Femur


Pada fraktur femur terbuka harus dinilai dengan cermat untuk mencari

ada tidaknya :

1. Kehilangan kulit

2. Kontaminasi luka

3. Iskemia otot

4. Cedera pada pembuluh darah dan saraf

a. Intervensi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut

1) Profilaksis antibiotic

2) Debridement, pembersihan luka dan debridement harus

dilakuakn dengan sesedikit mungkin penundaan. Jika

terdapat kematian jaringan atau kontaminasi yang jelas,

luka harus diperluas dan jaringan yang mati dieksisi dengan

hati-hati. Luka akibat penetrasi fragmen tulang yang tajam

juga perlu dibersihkan dan dieksisi, tetapi cukup dengan

debridemen terbatas saja

3) Stabilisasi, Dilakukan pemasangan fiksasi interna atau

fiksasi

4) Penundaan penutupan.

5) Penundaan rehabilitasi

6) Fiksasi eksterna

b. Penatalaksanaan fraktur batang femur tertutup adalah sebagai

berikut.

1) Terapi Konservatif
a) Traksi kulit merupakan pengobatan sementara sebelum

dilakukan terapi definitive untuk mengurangi spasme

otot.

b) Traksi tulang berimbang dengan bagian pearson pada

sendi lutut. Indikasi traksi terutama fraktur yang bersifat

komunitif dan segmental.

c) Menggunakan cast brasting yang dipasang setelah

terjadi union fraktur secara klinis.

d) Terapi operatif

e) Pemasangan plate dan screw (Helmi, 2014 : 515).

G. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan radiologi untuk memastikan daerah fraktur dengan 2

arah (antero-posterior dan lateral).

2. Pemeriksaan laboratorium

H. Komplikasi

1. Perdarahan, dapat menimbulkan kolaps kardiovaskuler. Hal ini

dapat dikoreksi dengan transfusi darah yang memadai.

2. Infeksi, terutama jika luka terkontaminasi dan debridemen tidak

memadai.

3. Non-union, lazim terjadi pada fraktur pertengahan batang femur,

trauma kecepatan tinggi dan fraktur dengan interposisi jaringan

lunak di antara fragmen. Fraktur yang tidak menyatu memerlukan

bone grafting dan fiksasi interna.


4. Malunion, disebabkan oleh abduktor dan aduktor yang bekerja

tanpa aksi antagonis pada fragmen atas untuk abduktor dan

fragmen distal untuk aduktor. Deformitas varus diakibatkan oleh

kombinasi gaya ini.

5. Trauma arteri dan saraf jarang, tetapi mungkin terjadi


DAFTAR PUSTAKA

Doenges M.E. (1989) Nursing Care Plan, Guidlines for Planning Patient

Care (2 nd ed ). Philadelpia, F.A. Davis Company. Long; BC and Phipps

WJ (1985) Essential of Medical Surgical Nursing : A Nursing Process

Approach St. Louis. Cv. Mosby Company.


RESUME KEPERAWATAN DENGAN KASUS
FRAKTUR FEMUR PADA Tn. A DI
RUANGAN POLI ORTHOPEDI

OLEH

NAMA : ISMA KRISDAYANTI

NIM : N2011197

CI Lahan CI Institusi

Ns. Sri Indrayani , S.Kep, M.Kep Rusli Taher, S.Kep.,Ns.,M.Kes

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKESGRAHA EDUKASI

MAKASSAR

2021
FORMAT PEMERIKSAAN FISIK
( PSYSYCAL ASSASSMENT )

BIODATA PASIEN

1. Nama : Tn.A
2. Umur : 76 Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. No. Register ; 124467
6. Alamat : Malewang
7. Status : Menikah
8. Keluarga terdekat : Anak kandung
9. Diagnosa Medis : Fracture femur

1. ANAMNESE
A. Keluhan Utama (Alasan MRS) :
Saat Masuk Rumah Sakit : Klien mengatakan nyeri di bagian
paha
Saat Pengkajian : Klien mengatakan nyeri, susah
tidur dan susah untuk bergerak
B. Riwayat Penyakit Sekarang

PQRST :

a. P : Penyebab nyeri biasanya terjadi karena luka itu sendiri


b. Q : Seperti tertusuk-tusuk
c. R : Nyeri terjadi dibagian paha
d. S : 7-8
e. T : Hilang timbul
C. Riwayat Penyakit Yang lalu : Tidak ad
D. Riwayat Kesehatan Keluarga : Tidak ada yang menderita
penyakit

2. POLA PEMELIHARAAN KESEHATAN


a. Pola Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

No Pemenuhan Di Rumah Di Rumah Sakit


Makan/Minum
1 Jumlah/Waktu Pagi : 2 x , 2 gelas Pagi : 1x , ½ gelas
Siang : 1 x, 3 gelas Siang : -
Malam : 1x, 2 gelas Malam : 1x, 2 gelas
2 Jenis Nasi : padat Nasi : lunak
Lauk : ikan Lauk : telur/ikan
Sayur : lain-lain Sayur : bayam, labu
Minum : air putih/teh Minum/Infus : air
putih/RL
3 Pantangan Makan yang padat
4 Kesulitan Makan -
Minum
5 Usaha-usaha Perbanyak makan
mengatasi buah-buahan dan
masalah sayuran

b. Pola Eliminasi

No Pemenuhan Di Rumah Di Rumah Sakit


Eliminasi BAB/BAK
1 Jumlah/Waktu Pagi : Pagi :
Siang : Siang :
Malam : Malam :
2 Warna
3 Bau
4 Konsistensi
5 Masalah Eliminasi
6 Cara Mengatasi
Masalah

c. Pola Istirahat tidur

No Pemenuhan istirahat tidur Di Rumah Di Rumah Sakit


1 Jumlah/Waktu Pagi : Pagi :
Siang : Siang :
Malam : Malam :
2 Gangguan tidur
3 Upaya Mengatasi Gangguan
tidur
4 Hal Yang mempermudah tidu
5 Hal yang mempermudah
bangun

d. Pola kebersihan diri/personal Hygiene :


No Pemenuhan personal Hygiene Di Rumah Di Rumah Sakit
1 Frekuensi mencuci rambut
2 Frekuensi mandi
3 Frekuensi gosok gigi
4 Keadaan kuku

3. RIWAYAT SOSIAL EKONOMI


a. Latar belakang social, budaya dan spiritual klien
Kegiatan kemasyarakatan :
Ketaatan klien dalam menjalankan agamanya :
Teman dekat yang senantiasa siap membantu :
b. Ekonomi
Siapa yang membiayai perawatan klien selama dirawat :

4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital
1. Tensi : 130/80 mmHg
2. Nadi : 100×/menit
3. RR : 22×/menit
4. Suhu : 36×/menit
5. BB : 65 Kg
6. TB : 150 Cm
b. Keadaan Umum
Klien nampak meringis

5. PEMERIKSAAN INTEGUMENT, RAMBUT DAN KUKU


1. Integument
Inspeksi : adanya lesi , dan adanya jaringan parut
Warna kulit : sawo matang,
Palpasi : Tekstur kasar, Turgor/Kelenturan jelek, struktur keriput,
lemak subcutan tipis, nyeri tekan (+)
2. Pemeriksaan Rambut
a. Inspeksi dan palpasi :
Penyebaran (tidak), Rontok (-), Warna putih, Alopesia (-).
3. Pemeriksaan kuku
Inspeksi dan palpasi, warna pucat, bentuk datar, bersih

6. PEMERIKSAAN KEPALA, WAJAH DAN LEHER


a. Pemeriksaan kepala
Inspeksi : bentuk kepala brakhiocephalus, simetris kiri dan kanan,
tidak ada luka, tidak ada darah, trepanasi (-).
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
b. Pemeriksaan mata
Inspeksi :
a. Kelengkapan dan kesimetrisan mata (+)
b. Kelopak mata/palpebra : oedem (-), ptosis (-),peradangan (-),
luka (-), benjolan (-).
c. Bulu mata : tidak rontok
d. Konjunctiva dan sclera : anemis, tidak ada perubahan warna
e. Pemeriksaan lapang pandang : normal
c. Pemeriksaan telinga
Insoeksi dan palpasi
Bentuk telinga luar : normal
Ukuran : sedang
Lesi : tidak ada
Tidak ada nyeri tekan
Tidak ada peradangan
4. Pemeriksaan hidung
a. Inspeksi dan palpasi
Bentuk hidung simetris, tidak ada perdarahan, tidak ada
pembengkakan, polip (-)
5. Pemeriksaan Mulut dan Faring
Inspeksi dan palpasi
Tidak ada kelainan konginetal, warna bibir pucat, bibir pecah (+),
gigi bersih, lidah bersih, tidak ada kotoran, tidak ada perdarahan.

7. PEMERIKSAAN ABDOMEN
a. Inspeksi
Bentuk abdomen : datar
Massa/benjolan (-), kesimetrisan (+),
Bayangan pembuluh darah vena (+)
b. Palpasi
Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran, perabaan lunak.
8. PEMERIKSAAN ANUS
a. Inspeksi
Atresia ani (+), tumor (-), haemorroid (+), perdarahan (+),
perineum : jahitan (+), benjolan (-)
b. Palpasi
Nyeri tekan pada daerah anus (+).
Keluhan lain yang dirasakan terkait dengan Px. Anus : Nyeri
E. RIWAYAT PSIKOLOGIS
a. Status Nyeri :
1. Menurut Skala Intensitas Numerik

2. Menurut Agency for Helath Care Policy and Research

NO Identitas Nyeri Diskripsi


1 Tidak Nyeri Pasien mengatakan tidak merasa nyeri
2 Nyeri Ringan Pasien mengatakan sedikit nyeri atau ringan
Pasien nampak gelisah
3 Nyeri Sedang Pasien mengatakan nyeri masih bisa ditahan
atau sedang
Pasien nampak gelisah
Pasien mampu sedikitg berparsitipasi dalam
perawatan
4 Nyeri berat Passien mengatakan nyeri tidak dapat
ditahan atau berat.
Pasien san gat gelisah
Fungsi mobilitas dan perilaku pasien
berubah
5 Nyeri Sangat berat Pasien mentakan nyeri tidak tertahankan
atau sangat berat
Perubahan ADL yang mencolok
(ketergantungan), putus asa
ANALISA DATA

N DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH

O
1 DS : Klien mengatakan nyeri Trauma patologis, Nyeri Akut

pada pagian paha Degenerasi,

DO : Klien nampak meringis Spontan

a. P : Nyeri apabila paha Diskontinuitas

klien tidak sengaja di jaringan

sentuh

b. Q : Sedang Fraktur

c. R : Pada bagian paha

d. S : 5 (Skala) Nyeri akut

e. T : Nyeri saat klien duduk

lama atau berdiri terlalu

lama

2 DS : Klien mengatakan susah Trauma patologis, Gangguan pola

untuk melakukan aktivitas Degenerasi, tidur

seperti biasanya Spontan


DO : Klien nampak lemas

TTV : Diskontinuitas

TD : 110/70 jaringan

Nadi : 70x/mnt

RR : 18x/mnt Fraktur

Nyeri

Gangguan pola

tidur
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan


INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC


1 Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Pemberian obat

berhubungan dengan tindakan keperawatan 2. Kaji tingkat

agen injuri fisik 1x24 jam, diharapkan intensitas dan

nyeri akut dapat frekuensi nyeri

berkurang dengan 3. Manajemen

kriteria hasil : Lingkungan ;

Skala Kenyamanan

1. Berat 4. Pengurangan

2. Cukup berat kecemasan

3. Sedang 5. Observasi TTV

4. Ringan

5. Tidak ada

a) 160502

Mengenali

kapan nyeri

terjadi sari

skala 4 ke skala

b) 160501
Menggambarka

n faktor

penyebab daari

skala 5 menjadi

skala 3

c) 160503

Menggunakan

tindakan

pencegahan

dari skala 4 ke

skala 3

d) 160505

Menggunakan

analgesik yang

direkomendasik

an dari skala 2

ke skala 1
2 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan 1. Rencanakan

berhubungan dengan tindakan keperawatan periode istrahat

kelemahan 1x24 jam, diharapkan yang cukup

Intoleransi aktivitas 2. Berikan latihan

dapat membaik dengan aktivitas secara

kriteria hasil : bertahap

Skala 3. Bantu pasien


1. Berat dalam

2. Cukup berat memenuhi

3. Sedang kebutuhan

4. Ringan 4. Setelah latihan

5. Tidak ada dan aktivitas

a) 210705 kaji respon

Tingkat pasien

kelelahan dari

skala 3 menjadi

skala 4

b) 210701

Isthahat dari

skala 2 menjadi

skala 3

c) 210706

Tingkat

ketidaknyaman

an dari skala 2

ke skala 3
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

D Hari/Jam Implementasi Evaluasi

X
I Selasa, 1. Memberian obat S : Klien mengatakan

11;00 2. Mengkaji tingkat nyeri berkurang

intensitas dan frekuensi O : Klien nampak

nyeri membaik

3. Memanajemen A: Masalah belum

Lingkungan ; teratasi

Kenyamanan P: Intervensi dilanjutkan

4. Mengurangi kecemasan di rumah

5. Mengobservasi TTV

II Selasa 1. Merencanakan periode S : Klien mengatakan

11.00 istrahat yang cukup sudah mulai bisa

2. Memberikan latihan berjalan sendiri

aktivitas secara bertahap O : Klien nampak tenang

3. Membantu pasien dalam A : Masalah belum

memenuhi kebutuhan teratasi

Setelah latihan dan P : Intervensi

aktivitas kaji respon dilanjutkan di rumah

pasien

Anda mungkin juga menyukai