Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rochmatul Chasanah

NIM : D0119101

Prodi : Ilmu Administrasi Negara

Kelas : C/2019

1. Bowman menyebutkan ada tiga kompetensi yang harus dikuasai pejabat publik untuk
dapat memenuhi integritas pelayanan publik yaitu kompetensi teknis, kompetensi
leadership dan kompetensi etis. Penguasaan kompetensi teknis dan leadership yang
handal tanpa ditopang kompetensi etis tidak bisa menjamin integritas pelayanan publik.
Jelaskan mengapa kompetensi etis sangat penting dalam membangun integritas pelayanan
publik?
Jawab : Untuk membangun integritas pelayanan publik, aparatur penyedia layanan
publik dituntut untuk mengetahui kompetensi apa yang diperlukan dalam memenuhi
kewajiban integritas dan akuntabilitas publik. Salah satu kompetensi yang penting untuk
dimiliki seorang pejabat adalah kompetensi etis, di mana kompetensi etis lebih sering
dianalogikan dengan moralitas atau penalaran moral. Diketahui bahwa setiap orang akan
menanggapi dilema moral secara berbeda-beda, tanggapan seseorang dalam menghadapi
dilema moral tersebut menunjukkan tingkat kesadaran moral seseorang.
Pentingnya kompetensi etis dalam membangun integritas pelayanan publik dapat
ditunjukkan bahwa dengan kompetensi etis dapat memberi informasi yang memadai bagi
pejabat publik untuk mengambil keputusan sesuai dengan etika publik. Di mana dalam
mengambil keputusan dapat mengacu apakah berpijak pada kepentingan individu,
keluarga, teman dekat, kelompok, kepentingan umum, atau bersedia berkorban untuk
kepentingan bersama. Jika semakin tinggi kompetensi etis yang dimiliki, maka akan
semakin peduli pada kesejahteraan bersama. Selain itu, jika pejabat memiliki kompetensi
etis, maka sebagai penyedia layanan akan mampu mengambil keputusan secara tepat dan
mengimplementasikannya secara benar serta bertindak sesuai etika publik. Oleh karena
itu, tuntutan terhadap penerapan kompetensi etis dalam pelayanan publik kian mendesak
dibutuhkan. Terutama dalam menghadapi degradasi kepercayaan publik yang kian
menurun. Dengan demikian, dengan memiliki kompetensi etis maka pejabat publik akan
mengambil keputusan sesuai dengan etika publik dan akan mampu mengarah pada
konsep integritas pelayanan publik yaitu untuk memprioritaskan kepentingan publik di
atas kepentingam sektor pribadi di sektor publik.
2. Kalian baca link berita ini : https://www.merdeka.com/sumut/ditetapkan-tersangka-ini-
motif-pelaku-kasus-alat-rapid-test-bekas-bandara-kualanamu.html?page=2
Analisis kasus tersebut dari aspek pentingnya kompetensi etis untuk mengembangkan
integritas pelayanan publik sebagaimana dijelaskan oleh Bowman.
Jawab : Berdasarkan artikel berita tersebut, diketahui bahwa terdapat 5 pejabat publik
tersangka atas kasus alat rapid test bekas yang telah didaur ulang. Hal tersebut
menunjukkan bahwa pejabat publik tidak memiliki integritas dalam pelayanan publik, di
mana dalam kasus tersebut diketahui bahwa pejabat publik telah mengabaikan konsep
dari integritas pelayanan publik sendiri, yang mana sumberdaya yang telah dipercayakan
kepada mereka tidak dipergunakan secara efektif, efisien, dan jujur.
Selain itu, kasus tersebut menunjukkan bahwa pejabat publik belum menunjukkan
profesionalisme dalam kompetensi etis. Padahal pada hakikatnya, kompetensi etis dalam
pelayanan publik itu untuk mengarahkan pengambilan keputusan para pejabat publik
dalam menyediakan layanan publik sesuai dengan etika publik. Dalam kasus tersebut
menunjukkan bahwa tingkat kesadaran moral yang rendah, karena tersangka dalam
mengambil keputusan tersebut yaitu mengacu pada kepentingan pribadi untuk
memperoleh keuntungan. Selain itu, dalam kasus tersebut tidak menunjukkan adanya
ketrampilan etika yang dibutuhkan dalam pelayanan publik, di mana dengan melakukan
kasus tersebut menunjukkan bahwa tersangka tidak memiliki kemampuan untuk menolak
perilaku yang berlawanan dengan etika dan tersangka tidak mampu menerapkan teori-
teori etika.
Dengan demikian, jika melihat kasus tersebut, maka sangat penting para pejabat
publik untuk memiliki kompetensi etis, karena dengan kompetensi etis para pejabat
publik dalam mengambil keputusan akan sesuai dengan etika publik sehingga akan
mampu mencapai konsep dari integritas pelayanan publik sendiri, di mana para pejabat
publik yang telah dipercayai akan menjalankan tugasnya secara efektif, efisien, serta
menerapkan nilai-nilai kejujuran dan dengan menerapkan nilai-nilai etika, maka pejabat
publik akan jarang melakukan penyelewengan-penyelewengan, dalah satunya seperti
dalam kasus artikel berita tersebut. Selain itu, dengan memiliki kompetensi etis secara
professional, para pejabat publik akan memiliki tingkat kesadaran moral tinggi yang
menjadikan semakin pedulinya pada kesejahteraan bersama sehingga para pejabat publik
tidak akan melakukan kecurangan seperti kasus tersebut yang hanya berorientasi pada
kepentingan pribadi dan akan mampu menegakkan dan memprioritaskan kepentingan
bersama di atas kepentingan pribadi di sektor publik, di mana hal tersebut memang sudah
menjadi konsep integritas pelayanan publik yang harus dikembangkan.

Anda mungkin juga menyukai