Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN DASAR PROFESI (KDP)

DENGAN MASALAH GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI

DISUSUN OLEH :

HILARY VERONDISCHA EMILIA PESIRAHU

20310181

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YOGYAKARTA

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Nutrisi berasal dari kata nutrients artinya bahan gizi. Nutrisi adalah
proses tersedianyaenergi dan bahan kimia dari makanan yang penting untuk
pembentukan, pemeliharaan danpenggantian sel tubuh. Tubuh memerlukan
energi dan fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan,
fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak. Metabolisme
merupakan semua proses biokimia pada sel tubuh. Proses metabolisme dapat
berupa anabolisme (membangun) dan katabolisme (pemecahan).
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses proses dalam tubuh
manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya
dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam
tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu
tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi reaksi dan
keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit. (Wartonah,
2010)
Nutrisi juga dapat di katakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat lain
yang terkandung, aksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan
penyakit

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu memahami menerapkan proses asuhan keperawatan
dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang meliputi: peningkatan
kesehatan, pemerliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, dan pengobatan
penyakit dengan memanajemen masalah kesehatan yang terjadi
2. Tujuan Khusus.
a. Melaksanakan pengkajian kebutuhan dan masalah keperawatan yang
meliputi
 Mengidentifikasi data yang diperlukan
 Mengumpulkan data dengan menggunakan metode dan strategi
yang sesuai
 Menganalisa data yang telah diperoleh
 Menentukan masalah keperawatan yang telah diprioritaskan
b. Merencanakan asuhan keperawatan
c. Mengimplenentasikan asuhan keperawatan sesuai yang telah
direncanakan
d. Mengevaluasi tindakan keperawatan sesuai dengan standar atau acuan
yang telah ditentukan
e. Mencatat atau melaporkan data dan informasi yang tepat dan relevan
untuk meningkatkan kualitas praktik keperawatan

C. Manfaat

1. Bagi Penulis : laporan ini diharapkan dapat menambah wawasan,


pengetahuan dan pengalaman nyata dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan masalah gangguan kebutuhan nutrisi
2. Bagi Profesi Keperawatan : Sebagai sarana atau bahan pertimbangan
dalam pengembangan asuhan keperawatan secara profesional
3. Bagi Tempat praktik : Sebagai bahan pertimbangan bagi perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pada pasien dengan masalah
gangguan kebutuhan nutrisi
4. Bagi Institusi pendidikan : Sebagai bahan pertinmbangan mahasiswa
keperawatan dan menambah wawasan dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pada pasien dengan masalah gangguan kebutuhan
nutrisi
BAB II
LANDASAN TEORI

A. PENGERTIAN

Nutrient adalah zat organik dan anorganik dalam makanan yang


diperlukan tubuh agar dapat berfungsi untuk pertumbuhan dan
perkembangan, aktivitas, mencegah defisiensi,memeliharan kesehatan dan
mencegah penyakit, memelihara fungsi tubuh, kesehatanjaringan, dan suhu
tubuh, meningkatkan kesembuhan, dan membentuk kekebalan.
Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme
tubuh serta faktor-faktor yang memengaruhinya. Secara umum faktor yang
memengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untuk kebutuhan
metabolisme basal, faktor patofisiologi seperti adanya penyakit tertentu yang
mengganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhan nutrisi, faktor
sosioekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi.
Menurut Alimul (2015), nutrisi merupakan proses pemasukan dan
pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan
digunakan dalam aktivitas tubuh. Energi yang didapat dari makanan diukur
dalam bentuk kalori (cal) atau kilo kalori (kcal). Kalori adalah jumlah panas
yang diperlukan untuk meningkatkan suhu 1 C dari 1 gr air. Kilokalori adalah
jumlah panas yang diperlukan untuk meningkatkan suhu 1 C dari 1 kg air.
Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai elemen yang dibutuhkan untuk
proses dan fungsi tubuh. Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi,
seperti: karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin, dan mineral (Potter and
Perry, 2010 :275).

B. KEBUTUHAN NUTRISI MANUSIA

Struktur dan Fungsi Nutrient Nutrient digolongkan ke dalam 6


kategori, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.
1. Air
Merupakan komponen kritis dalam tubuh karena fungsi sel tergantung
pada lingkungan cairan. Air menyusun 60%-70% dari seluruh berat
badan. Prosentase seluruh air dalam tubuh lebih banyak untuk orang
kurus daripada yang gemuk karena otot terdiri dari banyak air dari pada
jaringan lain kecuali darah. Kebutuhan cairan dipenuhi oleh konsumsi
cairan, buah-buahan segar dan sayuran yang diproduksi selama oksidasi
makanan.
2. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energy utama. Setiap 1g karbohidrat
menghasilkan 4 kkal. Karbohidrat yang disimpan dalam hati dan otot
berbentuk glikogen dengan jumlah yang sangat sedikit. Glikogen adalah
sintesis dari glukosa, pecahan energi selama masa istirahat atau puasa.
Kelebihan energi karbohidrat berbentuk asam lemak. Metabolisme
karbohidrat mengandung 3 proses, yaitu :
a. Katabolisme glikogen menjadi glukosa, karbon dioksida dan air
disebut glikogenolisis.
b. Anabolisme glukosa terbentuk glikogen disebut glikogenesis.
c. Perubahan dari asam amino dan gliserol menjadi glukosa disebut
glukoneogenesis.
3. Protein
Protein memberikan sumber energy dan juga penting untuk
mensintesis/ membangun jaringan tubuh dalam pertumbuhan,
pemeliharaan, dan perbaikan. Bentuk protein yang paling sederhana
adalah asam amino. Asam amino esensial adalah yang tidak dapat
disintesis oleh tubuh tapi harus diberikan dalam diet, yang lainnya/ dapat
disintesis diklasifikasi sebagai non esensial.
Protein yang lengkap terdiri dari semua asam amino esensial dalam
kuantitas yang cukup untuk mendukung pertumbuhan dan
mempertahankan keseimbangan nitrogen, juga sebagai protein yang
bernilai biologis tinggi contoh: daging hewan ternak, susu dan telur.
Sedangkan yang tidak lengkap adalah sereal, kacang-kacangan, dan
sayuran, ini bisa dibuat lengkap dengan menambahkan sintetik asam
amino seperti sintetik lisin untuk gandum.
Protein berfungsi untuk pertumbuhan, mempertahankan dan
mengganti jaringan tubuh. Setiap 1g protein menghasilkan 4 kkal. Bentuk
sederhana dari protein adalah asam amino. Asam amino disimpan dalam
jaringan berbentuk hormone dan enzim. Asam amino esensial tidak dapat
disintesis dalam tubuh, tetapi harus didapat dari makanan.
4. Lemak

Lemak merupakan sumber energi paling besar. 1g lemak akan


menghasilkan 9 kkal. Lipid adalah lemak yang dapat membeku pada
suhu ruangan tertentu, dimana lipid tersebut terdiri atas trigliserida dan
asam lemak. Proses terbentuknya asam lemak disebut lipogenesis.
Kegiatan yang membutuhkan energi, antara lain :
a. Pernapasan, sirkulasi darah, suhu tubuh, dll.
b. Kegiatan mekanik oleh otot.
c. Aktivitas otak dan saraf.
d. Energi kimia untuk membangun jaringan, enzim, dan hormon.
e. Sekresi cairan pencernaan.
f. Absorbsi zat-zat gizi disaluran pencernaan.
g. Pengeluaran hasil metabolisme.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan energi :
a. Basal Metabolisme meningkat
b. Aktivitas tubuh
c. Faktor usia
d. Suhu lingkungan
e. Penyakit
5. Vitamin
Merupakan substansi organic dalam jumlah kecil pada makanan yang
esensial untuk metabolisme normal. Tubuh tidak mampu mensintesis
vitamin dalam jumlah yang dibutuhkan dan tergantung pada asupan diet.
Walau vitamin terkandung di banyak makanan juga dipengaruhi oleh;
proses penyimpanan/ persiapan. Kandungan tertinggi terdapat pada
makanan segar .Vitamin sebagai yang larut air dan lemak.
a. Vitamin larut air
Adalah termasuk vit C dan B compleks, yang terdiri dari 8 vitamin.
Vitamin yang larut air tidak dapat disimpan dalam tubuh/ harus
tersedia sebagai asupan makanan tiap hari. Hipervitaminosis adalah
kondisi yang disebabkan oleh asupan vitamin yang berlebihan jarang
terjadi tapi dosis berlebih vitamin C dan B6 dapat terjadi toksisitas.
Vitamin merupakan zat kimia yang digunakan sebagai katalis dalam
biokimia.
b. Vitamin larut lemak
Adalah termasuk vitamin A, D, E dan K disimpan dalam tubuh.
Kecuali vitamin D yang disediakan melalui asupan diet. Toksis dapat
terjadi karena kelebihan dosis (disengaja/ tidak ) dari vitamin
sintetik, dalam makanan, dan diet yang mengandung minyak hati
ikan. Vitamin tertentu dipertimbangkan sebagai antioksidan/
substansi yang menetralisir radikal bebas. Vitamin ini termasuk beta
karotin, vitamin A, C dan E.
6. Mineral

Mineral dikategorikan menjadi 2 :


a. Macromineral, yaitu : seseorang memerlukan setiap harinya sejumlah
lebih dari 100 mg.
Contohnya : kalsium, phosphor, sodium, potasium, magnesium, klorida,
dan sulfur.
b. Micromineral, yaitu : seseorang memerlukan setiap harinyasejumlah
kurang lebih 100 mg.
Contohnya : besi, seng, mangan, iodium, selinium, cobalt, kromium,
tembaga, dan klorida.
C. ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN
Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, esofagus, lambung, usus
halus, kolon/usus besar, dimana makanan masuk, berjalan, dan keluar tubuh,
dan organ asesoris yang berperan dalam proses pencernaan (lidah, kelenjar
saliva/ludah, gigi, hepar, pankreas, dan kandung empedu).
Mulut dilapisi membran mukosa. Lidah terdiri dari otot bertulang dan
dilapisi membran mukosa. Papila merupakan permukaan lidah yang
mengandung ujung perasa. Kelenjar saliva berada di sublingual, sub
mandibula, dan parotis. Kelenjar saliva mengeluarkan saliva yang
mengandung cairan dan enzim. Mengunyah mengurangi ukuran makanan,
dan mencampur makanan dengan saliva.
Faring terdiri dari otot yang dilapisi membrane mukosa, makanan dan
udara berjalan melewati struktur ini sebelum mencapai saluran keluar yang
tepat (epiglotis untuk makanan dan trakhea untuk udara). Epiglotis menutup
jalan napas selama menelan. Esofagus terdiri dari dinding otot yang dilapisi
membran mukosa, dan mendorong makanan dari mulut ke lambung.
Lambung dilapisi membrane mukosa dan mempunyai lapisan otot dan lapisan
luar fibroserous.
Usus halus mempunyai lapisan mukosa, 2 lapisan otot, dan lapisan luar
peritoneal viseral. Usus halus terdiri dari duodenum, yeyenum, dan ileum.
Kolon mempunyai lapisan mukosa, 2 lapisan otot, dan lebih dari beberapa
bagian, lapisan luar peritoneal viseral. Kolon terdiri dari cecum, kolon
(asenden, transversum, desenden, dan sigmoid), dan rektum.
Organ asesoris berada di luar saluran gastrointestinal, tetapi skresinya
dibawa melalui duktus. Empedu yang dihasilkan hepar dibawa melalui duktus
hepatik dan duktus kistik ke kandung empedu. Duktus empedu membawa
empedu ke duodenum. Enzim pakreas dibawa ke duodenum melalui duktus
pankreatik.
Sistem pencernaan membentuk makanan yang diubah ke zat dimana sel
tubuh dapat mengabsorbsi dan menggunakannya.
a. Mencerna
Proses memecah makanan oleh tubuh untuk pertumbuhan,
perkembangan, penyembuhan, dan pencegahan penyakit. Mencerna
meliputi proses mekanik dan kimia untuk mengubah makanan dalam
bentuk yang bisa dicerna. Proses mekanik meliputi mengunyah,
menelan, mencampur dan menggerakkan makanan ke lambung dan
duodenum. Dalam usus, makanan diaduk dan dicampur dengan enzim
pencernaan, dan diabsorbsi mukosa usus halus. Peristaltik membawa
makanan ke dalam kolon untuk disimpan sampai dikeluarkan dari
tubuh. Proses kimia mengubah komposisi makanan yang masuk.
Karbohidrat, lemak, dan protein harus dipecah secara kimia untuk
diabsorbsi. Pencernaan karbohidrat meliputi hidrolisis polisakarida
(kecuali selulosa dan fiber) menjadi disakarida oleh enzim amilase.
Disakarida dihidrolisis menjadi monosakarida oleh enzim sukrase,
maltase, dan laktase yang disekresi oleh usus halus. Pencernaan lemak
dilakukan oleh emulsi lemak yang difasilitasi oleh empedu. Emulsi
memecah lemak menjadi lemak yang lebih kecil dan diurai menjadi
solution. Enzim lipase pankreas menghidrolisis lemak kecil menjadi
asam lemak dan gliserol. Pencernaan protein meliputi hidrolisis protein
menjadi asam amino oleh enzim protease (pepsin dari cairan gaster,
tripsin, dan protease lain dari cairan pankreas, dan peptidase dari cairan
usus halus).
b. Absorbsi
Absorbsi adalah proses mencerna protein, lemak, karbohidrat, vitamin,
mineral, dan air yang secara aktif dan pasif dibawa melalui mukosa
usus halus ke darah atau sirkulasi limfatik. Asam amino, monosakarida
diabsorbsi ke aliran darah melalui kapiler usus halus. Gliserol dan asam
lemak diabsorbsi ke sistem limfatik melalui kapiler limfatik di vili usus
halus. Beberapa lemak netral yang diemulsi diabsorbsi tanpa dicerna ke
kapiler.
c. Metabolisme
Metabolisme adalah proses kimia kompleks yang terjadi di sel yang
digunakan untuk energi, untuk pertumbuhan dan perbaikan sel.
Katabolisme adalah proses memecah zat kompleks menjadi zat simpel
(misalnya, memecah jaringan), dan anabolisme adalah proses
mengubah zat sederhana menjadi sesuatu yang lebih kompleks
(misalnya, perbaikan jaringan). Sel hepar merubah glukosa menjadi
glikogen oleh insulin. Proses anabolisme ini disebut glikogenesis.
Glikogen disimpan di hepar dan jaringan otot, kemudian diubah
kembali menjadi glukose oleh proses katabolisme yang disebut
glikogenolisis. Simpanan glukose oleh insulin dalam bentuk deposit
lemak (jaringan adiposa). Jika glukosa yang masuk sel tidak cukup
untuk kebutuhan sel, glukoneogenesis (bentuk glukosa dari protein dan
lemak di hepar) terjadi. Proses katabolisme menghasilkan energi 4
kcal/g. Lemak diubah menjadi jaringan adiposa dan disimpan di deposit
lemak tubuh. Simpanan deposit lemak membuat sumber energi paling
besar. Katabolisme lemak menghidrolisis lemak menjadi gliserol dan
asam lemak. Asam lemak diubah oleh reaksi kimia yang disebut
ketogenesis menjadi keton. Dalam jaringan sel, keton diubah oleh siklus
asam sitras menjadi energi, karbon dioksida, dan air. Gliserol diubah
oleh glukoneogenesis menjadi glukosa. Lemak menghasilkan energi 9
kcal/g. Anabolisme protein membangun jaringan, menghasilkan
antibodi, membentuk sel darah, dan memperbaiki jaringan. Protein
disimpan di hepar dan jaringan otot atau diubah menjadi lemak.
Katabolisme protein menghidrolisis protein sel menjadi asam amino di
jaringan sel. Asam amino dipecah menjadi amoniak dan ketoacid.
Proses ini terjadi di sel hepar untuk membentuk glukosa dan urea.
d. Ekskresi
Organ ekskretori (ginjal, kelenjar keringat, kulit, paru, dan usus)
mengeluarkan produk pembuangan dari tubuh. Air, toksin, garam, dan
nitrogen diekskresikan melalui ginjal, kulit, dan kelenjar keringat.
Karbon dioksida dan air diekskresikan melalui paru. Pembuangan
pencernaan diekskresikan melalui usus dan rektum.

D. KEBUTUHAN NUTRISI BERDASARKAN USIA


Berikut ini adalah nilai kecukupan energi dan kecukupan protein seseorang
perhari rata-rata ketika dalam aktivitas sedang. Jika sering melakukan
aktivitas berat seperti olahraga berat, kuli bangunan, menggarap sawah,
pekerja lapangan, dan lain sebagainya perlu ditambahkan asupan energi dan
protein yang cukup.

No Rentang usia Kebutuhan Nutrisi


1. Neonatus Kecukupan energi: 550 kkal
Kecukupan protein: 10 gram
2. Bayi Kecukupan energi: 650 kkal
Pada bayi pencernaan dan Kecukupan protein: 16 gram
absorbsi masih sederhana
sampai 6 bulan. Nutrisi yang
cocok adalah ASI.
3. Toddler Kecukupan energi: 650 kkal
Kecukupan protein: 16 gram
4. Pra sekolah Kecukupan energi: 1800 kkal
Kecukupan protein: 45 gram
5. Usia anak sekolah (6- 12 tahun) Laki-laki
- Kecukupan energi: 2050 kkal
- Kecukupan protein: 50 gram
Perempuan
- Kecukupan energi: 2050 kkal
- Kecukupan protein: 50 gram
6. Remaja (13 – 21 tahun) Laki-laki
Kebutuhan kalori, protein, - Kecukupan energi: 2600 kkal
mineral, dan vitamin sangat - Kecukupan protein: 65 gram
tinggi berkaitan dengan proses Perempuan
pertumbuhan. Lemak tubuh - Kecukupan energi: 2200 kkal
meningkat akan - Kecukupan protein: 55 gram
mengakibatkanobesitas
sehingga akan menimbulkan
stress pada body image.
7. Dewasa (23- 45 tahun) Laki-laki
Kebutuhan nutrisi berkaitan - Kecukupan energi: 2550 kkal
dengan proses pemeliharaan - Kecukupan protein: 60 gram
dan perbaikan tubuh. Masa Perempuan
dewasa merupakan masa - Kecukupan energi: 1900 kkal
produktif khususnya terkait - Kecukupan protein: 50 gram
dengan aktivitas fisik.
8. Lansia Laki-laki
- Kecukupan energi: 2250 kkal
- Kecukupan protein: 60 gram
Perempuan
- Kecukupan energi: 1750 kkal
- Kecukupan protein: 50 gram

E. MASALAH-MASALAH GANGGUAN NUTRISI


Alimul, Aziz (2015) menuliskan secara umum, gangguan kebutuhan
nutrisi terdiri atas kekurangan dan kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi,
diabetes militus, hipertensi, jantung coroner, kanker, dan anoreksia nervosa.
1. Kekurangan Nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam
keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal)
atau risiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi
untuk kebutuhan metabolisme.
2. Kelebihan Nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang
mempunyai risiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan
metabolisme secara berlebih.
3. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai
lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi
kebutuhan metabolisme karena kelebihan asupan kalori dan penurunan
dalam penggunaan kalori.
4. Malnutrisi
Malnutrisi adalah masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi
pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi
yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh.
5. Diabetes Melitus
Diabetes mellitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai
dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan
insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
6. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh
berbagai masalah pemenuhan kebutuhan seperti penyebab dari obesitas,
serta asupan kalsium, natrium dan gaya hidup yang berlebihan.
7. Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung coroner merupakan gangguan nutrisi yang sering
disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok.
Gangguan ini sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup
yang tidak sehat, obesitas, dan lain-lain.
8. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
konsumsi lemak secara berlebihan.
9. Anoreksia Nervosa
Anoreksia Nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak
dan berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan
badan, nyeri abdomen, kedinginan, letargi, dan kelebihan energi.

F. ETIOLOGI
1. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat
mempengaruhi pola konsusmsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan
oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam
memahami kebutuhan gizi.
2. Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambah dengan
cepat hal ini sehubungan dengan factor pertumbuhan dan perkembangan
yang cepat pada usia tersebut. Setelah usia 20 tahun energy basal relative
konstan.
3. Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar di bandingkan
dengan wanita pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg BB/jam dan
pada wanita 0,9 kkal/kgBB/jam.
4. Tinggi dan berat badan
Tinggi dan berat badan berpaengaruh terhadap luas permukaan tubuh,
semakin luas permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran panas
sehingga kebutuhan metabolisme basal tubuh juga menjadi lebih besar.
5. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena
penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak
sedikit. Oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian tinggi
biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan
masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.
6. Status kesehatan
Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat . Anoreksia (kurang
nafsu makan) biasanya gejala penyakit atau karena efek samping obat.
7. Faktor Psikologis serti stress dan ketegangan
Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang dan persepsi
individu tentang diet merupakan pengaruh yang kuat. Makanan
mempunyai nilai simbolik yang kuat bagi banyak orang (mis. Susu
menyimbolkan kelemahan dan daging menyimbulkan kekuatan).

G. PATOFISIOLOGI
Kondisi fisiologis yang mempengaruhi status nutrisi termasuk tingkat
aktivitas, keadaan penyakit, kemampuan daya beli dan menyiapkan makanan
serta prosedur dan pengobatan yang dilakukan. Bergantung pada tingkat
aktivitas, maka nutrisi dan kilokalori diperlukan untuk meningkatkan,
sehingga tingkat aktivitas akan meningkat atau menurun. Sementara, status
penyakit dan prosedur atau pengobatan yang dilakukan mempunyai dampak
pada asupan makanan, pencernaan, absorbsi, metabolisme dan ekskresi.
Beberapa kondisi fisiologis dapat menyebabkan menurunnya zar
makanan tertentu, dan suatu saat akan meningkat. Penyakit ginjal dapat
menurunkan kebutuhan protein oleh karena protein di ekskresi oleh ginjal.
Penyakit-penyakit fisik biasanya meningkatkan kebutuhan zat makanan.
Biasanya terjadi pada penyakit-penyakit saluran cerna.
Gangguan fisik dapat terjadi di sepanjang saluran pencernaan yang
menyebabkan menurunnya asupan nutrisi. Gangguan absrobsi, gangguan
tranportasi, atau penggunaan yang tidak sepantasnya. Luka pada mulut dapat
menyebabkan menurunnya asupan nutrisi akibat nyeri saat makan. Diare
dapat menurunkan absorbsi nutrisi karena didorong lebih cepat. Terhadap
penyakit pada kandung empedu, di mana kandung empedu tidak berfungsi
secara wajar, empedu yang berfungsi untuk mencerna lemak menjadi tidak
efektif.
H. PENILAIAN STATUS NUTRISI
1. Pengukuran Atropometri
a. Berat Badan ideal: (Tinggi Badan-100)±10%
b. Lingkaran Pergelangan tangan
c. Lingkaran lengan atas (MAC/ Mid Aid Cirmumtance)
- Nilai normal wanita: 28.5 cm
- Nilai normal pria: 28,3 cm
- Tabel ukuran lingkungan lengan atas untuk remaja dan dewasa
Lingkar Lengan Atas (LLA)

Usia 100% (standar) 85% 80%

Laki-laki perempuan laki-laki perempuan laki-laki perempuan

15-16 25,0 24,5 21,0 20,5 20,0 19,5

16 26,0 24,5 22,0 21,0 20,5 19,5

17 27,0 25,0 23,0 21,5 21,5 20,0

Dewasa 29,5 28,5 25,0 23,5 23,5 23,0

d. Lipatan Kulit pada otot trisep (TSP/Tricep Skin Fold)


- Nilai normal wanita: 16,5-18 cm
- Nilai normal pria: 12,5-16,5 cm
e. Penilaian IMT (Indeks Massa Tubuh)

IMT = Berat badan ATAU IMT = Berat badan (lb) x


(kg) 704,5
Tinggi badan Tinggi badan
(m)2 (in)2

Tabel kategori ambang batas IMT untuk Indonesia


katagori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat ringan <17,0
Kekurangan berat badan tingkat berat 17,0-18,5
Normal >18,5-25,0
Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0-27,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0

2. Pengukuran Biokimia
a. Albumin (Normal:4-4,5 mg/100ml)
b. Transferin (Normal: 170-250 mg/100ml)
c. Hemoglobin/ Hb (Normal:12 mg%)
d. BUN (Normal: 10-20 mg/100ml)
e. Eskresi kreatinin untuk 24 jam (Normal: laki-laki:0,6-13
mg/100ml, perempuan:0,5-1,0 mg/100ml)
3. Pengukuran Tanda Klinis Status Nutrisi

I. PENATALAKSANAAN
1. Penyuluhan masalah nutrisi pada pasien dan keluarga
2. Penanganan focus pada penyebab masalah pola nutrisi
3. Pemberian asupan nutrisi : Oral
4. Kolaborasi : Pemasanan NGT dan Pemberian Nutrisi melalui NGT
5. Pemberian obat pada penyebab masalah pola nutrisi

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Riwayat keperawatan dan diet
a. Anggaran makan, makan kesukaan, waktu makan.
b. Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus?
c. Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama
periode waktunya?
d. Adakah toleransi makan/minum tertentu?

2. Faktor yang memengaruhi diet


a. Status kesehatan.
b. Kultur dan kepercayaan.
c. Status social ekonomi.
d. Faktor psikologis.
e. Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet.
3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan fisik: apatis, lesu.
b. Berat badan: obesitas, kurus (underweight).
c. Otot: flaksia/lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu bekerja.
a) Sistem saraf: bingung, rasa terbakar, paresthesia, reflek menurun.
b) Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, flatulensi,
pembesaran liver/lien.
c) Kariovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 kali/menit, irama abnormal,
tekanan darah rendah/tinggi.
d) Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-patah.
e) Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak disubkutan tidak ada.
f) Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membrane
mukosa pucat.
g) Gusi: pendarahan, peradangan.
h) Lidah: edema, hiperemis.
i) Gigi: karies, nyeri, kotor.
j) Mata: konjungtiva pucat, kering, exotalmus, tanda-tanda infeksi.
k) Kuku: mudah patah.
l) Pengukuran antropometri:
- Berat badan ideal : (TB-100) ± 10%
- Lingkar pergelangan tangan
- Lingkar lengan atas (MAC):
Nilai normal Wanita : 28,5 cm
Pria : 28,3 cm

- Lipatan kulit pada otot trisep (TSF):


Nilai normal Wanita : 16,5-18 cm
Pria : 12,5-16,5 cm
Atau dapat dilakukan dengan metode “A, B, C, D” yakni sebagai berikut:
a. Anthropometric measurement
Tujuan pengukuran ini adalah mengevaluasi pertumbuhan dan
mengkaji status nutrisi serta ketersediaan energi tubuh.Pengukuran
anthopometrik terdiri atas:

1. Tinggi badan
Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan alita dilakukan
dalamposisi berdiri tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi pada
posisi terbaring. Satuan tinggi badan adalah cm atau inchi.
2. Berat badan
Alat ukur berat badan yang lazim digunakan adalah timbangan
manual, meskipun ada alat ukur yang mengunakan sistem digital
elektrik. berat badan yang ideal: (TB-100)± 10% atau 0.9 x (tinggi
badan – 100). Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengukur
berat badan:
a) Alat ukur skala ukur yang digunakan tetap sama setiap kali
menimbang
b) Menimbang tanpa alas kaki
c) Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya
setiap kali menimbang
d) Waktu (jam) penimbangan relatif sama, misalnya sebelum
dan sesudah makan.
3. Tebal lipatan kulit
Bertujuan untuk menentukan presentase lemak pada tubuh,
mengkaji kemungkinan malnutrisi, berat badan normal, atau
obesitas. Area yang sering digunakan untuk pengukuran ini adalah
lipatan kulit trisep (trisep skinfold [TSF] skapula, dan
suprailiaka.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran
antara lain:
a) Anjuran klien unutk membuka baju guna mencegah
kesalahan pada hasil pengukuran.
b) Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien
c) Dalam pengukuran TSF, utamakan lengan klien yang tidak
dominan
d) Pengukuran TSF dilakukan pada titik tengah lengan atas,
antara akronim dan olekranon
e) Klien dianjurkan untuk rileks saat pengukuran
f) Alat ukur yang digunakan adalah kapiler.
g) Nilai normal wanita           : 16,5-18 cm
   Pria               : 12,5-16,5cm

h) Lingkar Tubuh
Umumnya area tubuh yang digunakan untuk pengukuran
ini kepala, dada, dan otot bagian lengan atas (LILA).
b. Biochemical data
Pengkajian status nutrisi klien ditunjang dengan pemeriksaan
laboratorium. Klien diperiksa darah dan urinnya yang meliputi
pemeriksaan hemoglobin, hemaktokrit, albumin. Albumin berfungsi
untuk memelihara kesembangan cairan dan elektrolit serta untuk
transportasi nutrisi dan hormone.

1. Hemoglobin normal
Pria            : 13-16 g/dl

Wanita       : 12-14 g/dl

2. Hematokrit normal
Pria            : 40-48 vol %

Wanita       : 37-43 vol%

3. Albumin normal
Pria dan wanita: 4-5,2 g/dl

c. Clinical sign of nutrional status


Klien dengan maslah nutrisi akan memperhatikan tanda-tanda
abnormal tersebut bukan saja pada organ-organ fisiknya tetapi juga
fisiologisnya. Tanda-tanda klinik untuk mengetahui status individu:

No Bagian Tubuh Tanda klinik Kemungkinan


kekurangan

1 Tanda umum Penurunan berat badan dehidrasi, Kalori,Air, dan vitamin A


haus pertumbuhan terhambat

2 Rambut Kekuningan Protein

kekurangan pigmen,kusut

3 Kulit Deatitis Niasin, riboflavin, biotin

Dermatosis pada bayi Lemak

Petechial hemorrhages Asam askorbat


Eksema

4 Mata Photopobia Riboflavin

Rabun senja Vitamin A

5 Mulut Stomatitis Riboflavin

Glositis Niasin, asam folik,


vitamin B12, zat besi

6 Gigi Karies Flour

7 Neuromoskuler Kejang otot Vitamin D

Lemah otot

8 Tulang Riketsia Vitamin D

9 Gastrointestinal Anoreksia Mual dan muntah Thiamin, garam dapur,


NaCl

10 Endokrin Gondok Iodium

11 Kardipovaskuler Pendarahan peny, Jantung, anemia Vitamin K, thiamin,


pyridoxine, zat besi

12 Sistem saraf Kelainan mental dan saraf Vitamin B12

Clinikal sign gangguan nutrisi di golongkan sebagai berikut:

1. Protein calorie malnutrision (PCM/PEM)


Suatu kondisi status nutrisi buruk akibat kekurangan
kualitas dan kuantitas konsumsi nutrisi, dengan kateggori sebagai
berikut:

a. PCM/PEM ringan
BB kurang dari  80% dari BB normal sesuai umur

b. PCM/PEM sedang
60% dari BB normal sesuai umur Sd 80% dari BB normal

c. PCM/PEM berat
BB kurang dari 60% dari BB normal sesuai umur

2. Kwashior
Malnutrisi yang terjadi akibat diet protein yang tidak
adekuat pada bayi ketika sudah tidak mendapatkan ASI. Defisiensi
protein dapat berakibat: retardasik metal, kemunduran, apatis,
edema, otot-otot tidak tumbuh dll. Tanda klinis kwashiokor:

a. Edema
b. Gangguan pertumbuhan
c. Perubahan kejiwaan
d. Otot tumbuh terlihat lemah
3. Maramus
Sindrom akibat defisiensi calorie d protein. Defisiensi
kalori dan protein berakibat: kelaparan, hilangnya jaringan-
jaringan tubuh, BB < dari normal, diarePCM juga berakibat kurang
baiknya penanganan klien selama menjalani proses perawatan di
berbagai fasilitas kesehatan

4. Obesitas
Status obesitas dapat ditegakkan apabila berat badan lebih
dari normal (20-30%>normal)

5. Over weight
Suatu keadaan berat badan 10% melebihi berat badan ideal

d. Dietery history
Masyarakat pada umumnya pernah melakukan diet. Akan tetapi
cara ini hanya merangsang pengeluaran cairan, bukan perubahan kebiasaan
makanan (Moore Courney, Mary, 1997). Pola makan dan kebiasaan makan
dipengaruhi oleh budaya, latar belakang, status sosial ekonomi, aspek
psikologi. Faktor yang perlu dikaji dalam riwayat konsumsi nutrisi/diet
klien:

Pola diet/makan Vegetarian, tidak makan ikan laut, dll

Pengetahuan tentang Penentuan tingkat pengetahuan klien


nutrisi mengenai kebutuhan nutrisi

Kebiasaan Makanan MI melihat bersama-sama, makan sambil


mendengarkan musik, makan sambil melihat
televisi

Makanan kesukaan Suka makan lalap, suka sambel, suka coklat,


suka roti

Pemasukan cairan Jumlah cairan tiap hari yang diminum, jenis


minuman, jarang minum

Problem diet Sukar menelan, kesulitan mengunyah

Tingkat aktivitas Jenis pekerjaan, waktu bekerja siang/malam,


perlu makanan tambahan atau tidak

Riwayat kesehatan/ Adanya riwayat penyakit diabetus melitus,


pengkomsumsian obat adanya alergi
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosis keperawatan yang mungkin terjadi pada masalah kebutuhan
nutrisi, sebagaimana menurut SDKI adalah sebagai berikut:

a. Perubahan pola eliminasi normal (diare, konstipasi) berhubungan dengan


defisit nutrisi atau ketidakmampuan menggunakan nutrisi yang dicerna.
b. Defisit self care : makan berhubungan dengan intake nutrien rendah.
c. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan status nutrisi.
d. Penyembuhan luka tertunda berhubungan dengan penurunan status nutrisi.
e. Kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan kurang
nutrisi.
f. Defisit volume cairan berhubungan dengan malnutrisi berat.
g. Aktivitas intoleran atau defisit self care berhubungan dengan kelemahan.
h. Kurang pengetahuan terhadap diet baru (klien dengan DM atau masalah
jantung), terapi nutritional (enteral, parenteral).
i. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan.
j. Kerusakan body image
k. Kerusakan harga diri.
l. Isolasi sosial.
Diagnosa Utama gangguan nutrisi
No Diagnosis Faktor yang Berhubungan (Etiologi/E) Batasan Karakteristik (Data Subjektif/Objektif/Symptom/S)
. Keperawatan
(Problem/P)
Defisit nutrisi  Ketidakmampuan menelan makanan a. Data mayor
 Ketidakmampuan mencerna makanan - Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal

 Ketidakmampuan mengobsorbsi nutrien b. Data minor

 Peningkatan kebutuhan metabolisme - Cepat kenyang setelah makan


- Kram/nyeri abdomen
 Faktor ekonomi (finansial tidak cukup)
- Nafsu makan menurun
 Faktor psikologis (stres, keengganan
- Bising usus hiperaktif
untuk makan)
- Otot pengunyah lemah
- Otot menelan lemah
- Membran mukosa pucat
- Sariawan
- Serum albumin turun
- Rambut rontok berlebihan
- Diare

Berat badan lebih  Kurang aktivitas fisik harian a. Data mayor


 Kelebihan konsumsi gula - IMT > 25 kg/m2 (pada dewasa) atau berat dan panjang
 Gangguan kebiasaan makan badan lebih dari presentil 95 (pada anak 2-18 tahun)

 Gangguan persepsi makan b. Data minor

 Kelebihan konsumsi alkohol - Tebal lipatan kulit trisep >25 mm

 Penggunaan energi kurang dari asupan


 Sering mengemil
 Sering makan makanan
berminyak/berlemak
 Faktor keturunan
 Asupan kalsium rendah (pada anak-anak)
 Berat badan bertambah cepat

Resiko berat badan  Kurang aktivitas fisik harian


lebih  Kelebihan konsumsi gula
 Gangguan kebiasaan makan
 Gangguan persepsi makan
 Kelebihan konsumsi alkohol
 Penggunaan energi kurang dari asupan
 Sering mengemil
 Sering makan makanan berminyak/berlemak
 Faktor keturunan
 Asupan kalsium rendah (pada anak-anak)
 Berat badan bertambah cepat
 Makanan padat sebagai sumber utama makanan utama pada usia < 5 bulan
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

N DIAGNOSA NOC (NURSING OUTCOME NIC (NURSING INTERVENTION


RASIONAL
O KEP CLASIFICTION) CLASIFICTION)
Defisit Nutrisi Setelah dilakukan asuhan keperawatan  Buat tujuan berat badan minimum D. Perbaikan status nutrisi
… x 24 jam diharapkan masalah dan kebutuhan nutrisi harian. meningkatkan kemampuan berpikir
keperawatan defisit nutrisi dapat teratasi dan kerja psikologis
dengan kriteria hasil:  Gunakan pendekatan konsisten. E. Komentar apapun yang dapat
1. Adanya peningkatan berat badan Duduk dengan pasien saat makan, terlihat sebagai paksaan
sesuai dengan tujuan sediakan dan buang makanan tanpa memberikan focus pada makanan.
2. Berat badan ideal sesuai dengan persuasi dan/atau komentar Bila staf berespons secara
tinggi badan tingkatkan lingkungan yang nyaman konsisten, pasien dapat mulai
3. Mampu mengidentifikasi kebutuhan dan catat masukan. memepercayai respons staf.
nutrisi  Buat pilihan menu yang ada dan F. Pasien yang meningkat
4. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi diizinkan pasien untuk mengontrol kepercayaan dirinya dan merasa
5. Menunjukkan peningkatan fungsi pilihan sebanyak mungkin. mengontrol    lingkungan lebih
pengecapan dari menelan suka menyediakan makanan untuk
6. Tidak terjadi penurunan berat badan  Sadari pilihan – pilihan makanan makan.
yang berarti rendah kalori/minuman, menimbun G. Pasien akan mencoba menghindari
makanan, membuang makanan mengambil makanan bila tampak
dalam berbagai tempat seperti saku mengandung banyak kalori dan
atau kantung pembuangan. mau makan lama untuk
 Pertahankan jadwal penimbangan menghindari makan.
berat badan teratur , seperti Minggu,
Rabu, Jumat sebelum makan pagi H. Memberikan catatan lanjut
pada pakaian yang sama, dan penuruanan dan/atau peningkatan
gamnbaran hasilnya. berat badan yang akurat. Juga
 Berikan terapi nutrisi dalam program menurunkan obsesi tentang
pengobatan rumah sakit sesuai peningkatan dan/atau penurunan.
indikasi. I. Pengobatan masalah dasar tidak
terjadi tanpa perbaikan status
nutrisi. Perawatan di rumah sakit
memberikan control lingkungan
dimana masukan makanan,
 Libatkan pasien dalam muntah/eliminasi ,obat , dan
penyusunan /melakukan program aktivitas dapat dipantau.
perubahan prilaku. Berikan J. Memberikan situasi terstuktur
penguatan untuk peningkatan berat untuk makan sementara
badan seperti dinyatakan oleh memungkinkan pasien mengontrol
penentuan individu ; abaikan beberapa pilihan. Perubahan
penurunan perilaku dapat efektif pada kasus
ringan atau untuk peningkatan
berat badan jangka pendek.
2. Berat badan Setelah dilakukan asuhan keperawatan  Buat rencana makan dengan pasien.  Sementara tak ada dasar untuk
lebih … x 24 jam diharapkan masalah menganjurkan diet yang satu dari
keperawatan berat badan lebih dapat yang lain, penurunan diet yang
teratasi dengan kriteria hasil: baik harus berisi makanan dari
1. Pasien menyadari masalah berat semua dasar kelompok makanan
badan dengan focus masukan rendah
2. Pasien mengungkapkan secara lemak. Ini membantu
verbal keinginan untuk menurunkan mempertahankan rencana semirip
berat badan mungkin dengan kebiasaan pasien.
3. Berpartisipasi dalam program Catatan :Penting mempertahankan
penurunan berat badan masukan protein adekuat untuk
4. Berpartisipasi dalam program latihan mencegah kehilangan massa otot.
 Tekankan pentingnya menghindari  Hilangkan kebutuhan komponen
yang teratur
diet berlemak
5. Menahan diri untuk tidak makan yang dapat menimbulkan
banyak dalam satu waktu tertentu ketidakseimbangan metabolic,
6. Mengalami asupan kalori, lemak, misalnya penurunan karbohidrat
karbohidrat, vitamin, mineral, zat berlebihan yang dapat
besi dan kalsium yang adekuat, menimbulkan kelemahan, sakit
tetapi tidak berlebihan kepala, ketidakstabilan, dan
kelemahan, asidosis metabolic
(ketosis) mempengaruhi
keefektifan program penurunan
BB.
 Diskusikan tambahan tujuan nyata
untuk penurunan berat badan  Penurunan berat badan beralasan
mingguan. (1-2 lg/minggu) mengakibatkan
efek lebih sedikit berefek.
Penurunan berlebihan/cepat dapat
mengakibatkan kelemahan dan
mudah terangsang dan akhirnya
mengakibatkan kegagalan dalam
mencapai tujuan untuk penurunan
berat badan.
 Diskusikan pembatasan masukan
garam dan obat diuretic bila  Retensi air dapat menjadi masalah
digunakan karena meningkatkan masukan
cairan juga mengakibatkan
metabolisme lemak.
 Konsul dengan ahli diet untuk
menentukan kalori/kebutuhan nutrisi  Pemasukan individu dapat
untuk penurunan berat badan  dikalkulasi dengan berbagai
individu.
perhitungan berbeda, tetapi
penurunan berat badan berdasarkan
kebutuhan basal kalori selama 24
jam, tergantung pada jenis kelamin,
usia, berat badan saat ini/yang
diinginkan dan lama waktu yang
diperkirakan mencapai berat badan
yang diinginkan.
D. EVALUASI

Intervensi keperawatan sehubungan dengan nutrisi membantu


sekali jika perawat dan klien setuju bahwa perkembangan telah dibuat untuk
mengidentifikasi kriteria hasil. Perkembangan diukur dari kriteria hasil yang
ditetapkan pada fase perencanaan.

Tujuan umum diidentifikasi pada kriteria hasil klien, meskipun tujuan dan
kriteria hasil selalu bersifat individual. Perawat dan klien akan memutuskan
apakah tujuan awal disesuaikan, menetapkan tujuan baru, atau tujuan
diakhiri.

1. Tujuan: klien akan menggunakan intake diet nutrisi untuk memenuhi


kebutuhan tubuh dan meningkatkan kesehatan. Kriteria hasil:
a. Dalam 24 jam, klien menggambarkan diet yang memberikan
pemenuhan nutrisinya menggunakan piramida petunjuk makanan;
b. Dalam 3 hari, klien menjelaskan penggunaan seleksi makanan
sehari-hari secara tepat dari piramida petunjuk makanan;
c. Klien makan diet secara sehat dengan membatasi intake lemak jenuh,
gula halus, dan garam, yang disaksikan oleh pemberi pelayanan
selama 5 hari ke depan;
d. Kulit dan kuku klien menunjukkan tidak adanya tanda klinik
defisiensi atau kelebihan nutrisi;
e. Selama hospitalisasi, gula darah klien, albumin, dan kadar yang
lainnya membaik dalam batas normal dan ditunjukkan dalam tes
laboratorium.
2. Tujuan: klien akan mempertahankan intake diet adekuat untuk
mencukupi pengeluaran energi tubuh. Kriteria hasil:
a. Dalam 24 jam, klien atau pemberi pelayanan menggambarkan
perubahan diet yang diperlukan untuk memenuhi intake kalori yang
adekuat jika kebutuhan meningkat (hamil, menyusui, dewasa,
trauma, atau pembedahan);
b. Klien latihan/aktivitas selam 30 menit tiap hari;
c. Dalam 1 bulan, klien menggunakan suplemen nutrisi (suplemen
protein, vitamin) selama periode kebutuhan meningkat.

3. Tujuan: klien akan menunjukkan pengetahuan adekuat untuk menaati


resep/terapi diet untuk meningkatkan kesehatan. Kriteria hasil:
a. Setelah selesai pembelajaran, klien membuat daftar makanan atau
diet spesial (rendah garam, rendah lemak);
b. Sebelum pulang, klien menggambarkan bagaimana untuk memilih
gaya hidup (makan di restaurant, menyiapkan makan) untuk
memenuhi pembatasan diet;
c. Sebelum pulang, klien mendiskusikan penggunaan dukungan
keluarga dan komunitas secara realistik untuk memastikan nutrisi
adekuat setelah pulang;
d. Sebelum pulang, klien atau pemberi perawatan menunjukkan
bagaimana cara memberi makan melalui tube atau NGT secara
aman.

4. Tujuan: klien akan menerima dan mempertahankan berat badan yang


diinginkan. Kriterian hasil:
a. Dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh klien, yaitu berat badan
spesifik yang dicapai;
b. Klien mengekspresikan kepuasan dengan makanan; c. jika berat badan
overweight, klien mencapai 10% pengurangan berat badan selama 6
bulan;
c. Klien kehilangan berat badan sekitar 1 – 2 lb/minggu dalam 6 bulan;
d. Klien mengkombinasi diet yang sehat kalori rendah, meningkatkan
aktivitas fisik, dan terapi perilaku ke dalam gaya hidup;
e. Jika berat badan underweight, klien meningkatkan berat badan pada
tujuan yang spesifik dengan menetapkan periode waktu;
f. Klien mampu untuk menelan makanan tanpa nyeri atau tidak nyaman.
DAFTAR PUSTAKA

Harnanto M, Rahayu.S. 2016 Kebutuhan Dasar Manusia 2. Edisi 2.


Jakarta: Kemenkes RI

Hidayat, A. Aziz Alimul.2015. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia,


Edisi 2 Buku Jakarta:Salemba Medika

Nanda NIC-NOC.2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis EdisiRevisi Jilid 1. Jakarta: ECG

Nanda NIC-NOC.2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis Edisi Revisi Jilid 2. Jakarta: ECG

Potter & Perry. 2010. Fundamental of Nursing Fundamental


Keperawatan, Buku 3 Edisi 7.Jakarta: Elsevier

Tarwoto dan Wartanah.(2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses


Keperawatan Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan


Indonesia : definisi dan indikator diagnostik. Jakarta Selatan : DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai